XI MIPA 1 / 07
Biografi Tokoh Tokoh Kebangkitan Nasional
1. Douwes Dekker
Nama Lengkap : Ernest François Eugène Douwes Dekker
Nama Populer: Douwes Dekker atau Danudirja Setiabudi
Lahir: 8 Oktober 1879 Pasoeroean, Kediaman Malang, Hindia Belanda (sekarang Indonesia)
Meninggal: 28 Agustus 1950 (bersia 70) Bandung, Jawa Barat, Indonesia
Orangtua: Auguste Henri Eduard Douwes Dekker (Ayah), Louisa Margaretha Neumann (Ibu)
Pasangan: Clara Charlotte Deije, Johanna Mussel, Haroemi Wanasita
Peran Douwes Dekker dalam pergerakan nasional Indonesia adalah SEBAGAI PERINTIS
NASIONALISME sebab ia bersama dengan dua tokoh bangsa lainnya mendirikan INDISCHE
PARTIJ atau Partai Hindia yang merupakan partai politik paling pertama di wilayah Hindia
Belanda saat itu
Sumber : https://gim-bi.com/biografi-ernest-douwes-dekker/
https://brainly.co.id/tugas/28245507#:~:text=Peran%20Douwes%20Dekker%20dalam
%20pergerakan,wilayah%20Hindia%20Belanda%20saat%20itu.
2. RM. Soewardi Soerjoningrat
Nama Lengkap: Raden Mas Soewardi Soerjaningrat
Nama Panggilan: Ki Hadjar Dewantara
Tempat Tanggal Lahir: Yogyakarta, 2 Mei 1889
Meninggal: 26 April 1959, meninggal pada usia 69 tahun
Orangtua: Putra pasangan Pangeran Soerjaningrat dan juga Raden Ayu Sandiah.
Saudara: Soerjopranoto
Istri: Nyi Sutartinah
Pada masa pergerakan Nasional, para pelajar Indonesia banyak melakukan gerakan
Nasionalisme dan memperjuangkan kemerdekaan Indonesia di berbagai bidang. Ki.
Hadjar Dewanara adalah salah pelajar Indonesia yang memperjuangkan kemerdekaan
Indonesia. Dia adalah salah satu pendiri oganisasi Indische Partij. Beliau adalah tokoh
nasionalis yang memperjuangkan bangsa Indonesia di bidang Pendidikan.
Sumber : https://lifestyle.kontan.co.id/news/biografi-ki-hajar-dewantara-bapak-pendidikan-
indonesia?page=all#:~:text=Dirangkum%20dari%20laman%20resmi%20Kemendikbud,nama
%20Raden%20Mas%20Soewardi%20Soeryaningrat.&text=Ki%20Hajar%20Dewantara
%20menamatkan%20sekolah,meski%20tidak%20tamat%20lantaran%20sakit.
Biografi Singkat
Cipto Mangunkusumo dilahirkan pada 4 Maret 1886 di desa Pecangakan, Jepara, Jawa
Tengah.[1] Ia adalah putera tertua dari Mangunkusumo, seorang priyayi rendahan dalam
struktur masyarakat Jawa. Karier Mangunkusumo diawali sebagai guru bahasa Melayu di
sebuah sekolah dasar di Ambarawa, kemudian menjadi kepala sekolah pada sebuah sekolah
dasar di Semarang dan selanjutnya menjadi pembantu administrasi pada Dewan Kota di
Semarang. Sementara, sang ibu adalah keturunan dari tuan tanah di Mayong, Jepara.
Meskipun keluarganya tidak termasuk golongan priyayi birokratis yang tinggi kedudukan
sosialnya, Mangunkusumo berhasil menyekolahkan anak-anaknya pada jenjang yang tinggi.
Cipto beserta adik-adiknya yaitu Gunawan, Budiardjo, dan Syamsul Ma’arif bersekolah di
STOVIA, sementara Darmawan, adiknya bahkan berhasil memperoleh beasiswa dari
pemerintah Belanda untuk mempelajari ilmu kimia industri di Universitas Delft, Belanda. Si
bungsu, Sujitno terdaftar sebagai mahasiswa
Sumber :
https://id.wikipedia.org/wiki/Tjipto_Mangoenkoesoemo#:~:text=Cipto%20Mangunkusumo
%20dilahirkan%20pada%204,rendahan%20dalam%20struktur%20masyarakat
%20Jawa.&text=Sementara%2C%20sang%20ibu%20adalah%20keturunan,tuan%20tanah
%20di%20Mayong%2C%20Jepara.
4. Wahidin Soedirohoesodo
Nama : Wahidin Soedirohoesodo
Tempat Lahir : Mlati, Sleman, Yogyakarta
Lahir : Rabu, 7 Januari 1852
Warga Negara : Indonesia
Pendidkan: Sekolah Dasar di Yogyakarta Europeesche Lagere School di Yogyakarta
Karir : Dokter
Biografi Singkat
dr. Wahidin Sudirohusodo adalah salah seorang pahlawan nasional Indonesia. Beliau lahir
di Mlati, Sleman, Yogyakarta pada 7 Januari 1852 dan meninggal di Yogyakarta pada 26 Mei
1917 pada umur 65 tahun. Namanya selalu dikaitkan dengan Budi Utomo karena walaupun ia
bukan pendiri organisasi kebangkitan nasional itu, dialah penggagas berdirinya organisasi yang
didirikan para pelajar School tot Opleiding van Inlandsche Artsen Jakarta itu.
Dokter lulusan STOVIA ini sangat senang bergaul dengan rakyat biasa, sehingga tak heran bila ia
mengetahui banyak penderitaan rakyat. Ia juga sangat menyadari bagaimana terbelakang dan
tertindasnya rakyat akibat penjajahan Belanda. Menurutnya, salah satu cara untuk
membebaskan diri dari penjajahan, rakyat harus cerdas. Untuk itu, rakyat harus diberi
kesempatan mengikuti pendidikan di sekolah-sekolah. Sebagai dokter, ia sering mengobati
rakyat tanpa memungut bayaran.
Peran Wahidin Sudirohusodo : pahlawan nasional Indonesia yang punya peran penting
dalam berjalannya organisasi Budi Utomo ia tidak langsung menjadi pendiri organisasi
tersebut namun dia hanya salah satu penggagasnya.
Sumber : https://biografi-tokoh-ternama.blogspot.com/2014/02/Biografi-dr.-Wahidin-
Soedirohoesodo-Penggagas-Budi-Utomo.html#:~:text=dr.%20Wahidin%20Sudirohusodo
%20adalah%20salah,1917%20pada%20umur%2065%20tahun.
5. Soetomo
Kelahiran: 30 Juli 1888, Ngepeh
Meninggal: 30 Mei 1938, Surabaya
Organisasi didirikan: Budi Utomo, Partai Indonesia Raya
Pendidikan: Universitas Hamburg (1921–1923), LAINNYA
Orang tua: Raden Suwaji, Soedarmi Soewadjipoetro
Buku: Toward a Glorious Indonesia: Reminiscences and Observations of Dr. Soetomo
Biografi Singkat
Dr. Soetomo atau Soebroto (lahir di Ngepeh, Loceret, Nganjuk, Jawa Timur, 30 Juli 1888 –
meninggal di Surabaya, Jawa Timur, 30 Mei 1938 pada umur 49 tahun ) adalah tokoh
pendiri Budi Utomo, organisasi pergerakan yang pertama di Indonesia. Soebroto mengganti
namanya menjadi Soetomo saat masuk ke sekolah menengah.[1]
Pada tahun 1903, Soetomo menempuh pendidikan kedokteran di School tot Opleiding van
Inlandsche Artsen, Batavia. Bersama kawan-kawan dari STOVIA inilah Soetomo mendirikan
perkumpulan yang bernama Budi Utomo, pada tahun 1908. Setelah lulus pada tahun 1911,
ia bekerja sebagai dokter pemerintah di berbagai daerah di Jawa dan Sumatra. Pada tahun
1917, Soetomo menikah dengan seorang perawat Belanda.
Pada tahun 1919 sampai 1923, Soetomo mendapatkan beasiswa dan menlanjutkan studi
spesialis kedokteran di Universitas Amsterdam. Selama kuliah, Soetomo ikut berkegiatan di
Indische Vereeniging. Soetomo juga sempat dipilih menjadi ketua Indische Vereeniging
periode 1921–1922.
Pada tahun 1923, Soetomo kembali ke Indonesia dan menjadi pengajar di Nederlandsch
Artsen School (NIAS).
Pada tahun 1924, Soetomo mendirikan Indonesian Study Club (dalam bahasa Belanda
Indonesische Studie Club atau Kelompok Studi Indonesia) di Surabaya.
Pada tahun 1930, Indonesische Studie Club mengubah namanya jadi mendirikan Partai
Bangsa Indonesia dan pada tahun 1935, mendirikan Parindra (Partai Indonesia Raya).
Dr. Soetomo perannya dalam kebangkitan nasional adalah tokoh pendiri organisasi Budi
Utomo yaitu organisasi pergerakan pertama di Indonesia.
Organisasi ini awalnya dibangun karena ia bersama kawan-kawan dari STOVIA
memperkenalkan ide untuk memberikan bantuan dana bagi para pelajar pribumi
berprestasi tapi miskin.
Sehingga ide ini berkembang dengan bergabungnya sekelompok priyayi Jawa untuk
mendirikan Boedi Oetomo.
Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Soetomo#:~:text=Dr.%20Soetomo%20atau
%20Soebroto%20(lahir,saat%20masuk%20ke%20sekolah%20menengah .