Anda di halaman 1dari 7

TOKOH-TOKOH YANG BERPERAN DALAM

KEBANGKITAN NASIONAL

Nama : Nur Rahmat Istianto


Kelas : VIII-i
No. Absen : 23

Madrasah Tsanawiyah Negeri 5 Sragen

Tahun ajaran 2022/2023


Tokoh-tokoh yang berperan dalam kebangkitan nasional

A. dr. Wahidin Soedirohoesodo

Nama lengkap : Wahidin Soedirohoesodo

Profesi : Pahlawan Nasional

Tempat lahir : Mlati, Sleman, Yogyakarta

Tanggal lahir : 7 Januari 1852

Wafat : 26 Mei 1917

Warga negara : Indonesia

dr. Wahidin Soedirohoesodo (lahir di Mlati, Sleman, Yogyakarta, 7 Januari 1852 –


meninggal di Yogyakarta, 26 Mei 1917 pada umur 65 tahun, EYD: Wahidin Sudirohusodo)
adalah salah seorang pahlawan nasional Indonesia. Namanya selalu dikaitkan dengan Budi
Utomo karena walaupun ia bukan pendiri organisasi kebangkitan nasional itu, beliau adalah
penggagas berdirinya organisasi yang didirikan para pelajar School tot Opleiding van
Inlandsche Artsen Jakarta.

dr. Wahidin Sudirohusodo sering berkeliling kota-kota besar di Jawa mengunjungi


tokoh-tokoh masyarakat sambil memberikan gagasannya tentang “dana pelajar” untuk
membantu pemuda-pemuda cerdas yang tidak dapat melanjutkan sekolahnya. Akan tetapi,
gagasan ini kurang mendapat tanggapan.Selain sering bergaul dengan rakyat, dokter yang
terkenal pula pandai menabuh gamelan dan mencintai seni suara, ini juga sering mengunjungi
tokoh-tokoh masyarakat di beberapa kota di Jawa. Para tokoh itu kemudian diajaknya untuk
menyisihkan sedikit uang mereka yang nantinya digunakan untuk menolong pemuda-pemuda
yang cerdas, tetapi tidak mampu melanjutkan sekolahnya. Namun sayangnya, ajakan
Sudirohusodo ini kurang mendapat sambutan.

Perjuangan Sudirohusodo tidak sampai disitu saja. Di Jakarta, Sudirohusodo mencoba


mengunjungi para pelajar STOVIA dan menjelaskan detail gagasannya. Saat itu,
Sudirohusodo menganjurkan agar para pelajar itu mendirikan organisasi yang bertujuan
memajukan pendidikan dan meninggikan martabat bangsa. Ternyata gagasan Sudirohusodo
ini mendapat sambutan baik dari para pelajar STOVIA itu. Mereka juga sependapat dan
menyadari bagaimana buruknya nasib rakyat Indonesia pada waktu itu.

2
Tokoh-tokoh yang berperan dalam kebangkitan nasional

B. dr. Sutomo

Nama lengkap : dr. Sutomo

Profesi : Pahlawan Nasional

Tempat lahir : desa Ngepeh, Nganjuk, Jawa Timur

Tanggal lahir : 30 Juli 1888

Wafat : 30 Mei 1938

Warga negara : Indonesia

Soetomo atau Bung Tomo tepatnya lahir di Desa Ngepeh, Jawa Timur. Beliau pernah
bersekolah di School tot Opleding van Indische Artsen (STOVIA) pada tahun 1903. Sekolah
tersebut merupakan Sekolah Kedokteran atas saran ayahnya. Di sekolah STOVIA, Soetomo
terkenal sebagai anak yang nakal, malas belajar dan suka menyontek. Tapi setelah tiga tahun
pendidikannya, Soetomo berubah drastis.

Perubahan tersebut semakin membaik setelah ditinggal sang ayah yang wafat pada 28
Juli 1907. Semenjak ditinggal sang ayah, kehidupan Soetomo perlahan mulai membaik. Saat
bersama teman-temannya di STOVIA, ia mendirikan sebuah organisasi bernama Budi Utomo
pada tahun 1908. Setelah lulus pada tahun 1911, ia bekerja sebagai dokter pemerintah di
berbagai daerah di Jawa dan Sumatera. Budi Utomo merupakan sebuah organisasi pergerakan
pertama di Indonesia yang berdiri pada 20 Mei 1908. Hingga saat ini, setiap tanggal 20 Mei
yang kemudian diperingati sebagai hari Kebangkitan Nasional.

Organisasi Budi Utomo ini juga salah satu yang berpengaruh dan berperan menuju
Kemerdekaan Indonesia. Pada tahun 1919 hingga 1923, Soetomo mendapatkan beasiswa dan
melanjutkan studinya sebagai spesialis kedokteran di Universitas Amsterdam, Belanda. Pada
tahu 1923, Soetomo kembali ke tanah air dan menjadi pengajar di Nederlandsch Artsen
School (NIAS). Lalu pada tahun 1924, ia mendirikan Indonesische Studie Club (ISC) yang
merupakan tempat bagi kaum pelajar Indonesia. Kemudian pada tahun 1931, ISC berganti
nama menjadi Persatuan Bangsa Indonesia (PBI). PBI dipimpin oleh Soetomo dan mulai
berkembang pesat.

Kemudian pada Januari 1934, tekanan dari pemerintah Belanda terhadap pergerakan
Nasional semakin keras. Kemudian organisasi Budi Utomo dan PBI digabungkan menjadi
satu dengan nama Parindra pada tahun 1935. Parindra diketuai oleh Soetomo, organisasi
tersebut bergerak di bidang politik dan kedokteran serta di bidang jurnalis dan memimpin
berbagai surat kabar.

3
Tokoh-tokoh yang berperan dalam kebangkitan nasional

C. H.O.S Tjokroaminoto

Nama lengkap : Raden Hadji Oemar Said Tjokroaminoto

Profesi : Pahlawan Nasional

Tempat lahir : Desa Bukur, Madiun, Jawa Timur

Tanggal lahir : 16 Agustus 1882

Wafat : 17 Desember 1934

Warga negara : Indonesia

Raden Hadji Oemar Said Tjokroaminoto atau disingkat menjadi H.O.S.


Tjokroaminoto lahir di Desa Bukur Madiun, Jawa Timur, 16 Agustus 1882 , beliau adalah
seorang pemimpin organisasi Sarekat Islam (SI) di Indonesia kedua setelah Samanhudi.
Tjokroaminoto adalah anak kedua dari 12 bersaudara dari ayah bernama R.M.
Tjokroamiseno, salah seorang pejabat pemerintahan pada saat itu. Kakeknya, R.M. Adipati
Tjokronegoro, pernah juga menjabat sebagai Bupati Ponorogo..

Di Indonesia, dia adalah ketua dari Sarekat Islam (SI) di Surabaya. Dia mulai
bergabung dengan Sarekat Islam sejak bulan Mei 1912. Sebelum menjabat sebagai ketua SI,
dia bekerja sebagai teknisi di Pabrik Gula Rogojampi. Selain sebagai pimpinan SI, dia
dianggap guru yang patut diteladani. Ajaran dan didikannya terhadap muridnya melahirkan
beberapa tokoh nasional lain, seperti : Kartosuwiryo (berhaluan agamis), Muso Alimin
(berhaluan sosialis/komunis), dan Soekarno (berhaluan nasionalis). Soekarno, salah satu
murid H.O.S Cokroaminoto, adalah tokoh proklamator dan nasionalis yang menjabat sebagai
presiden pertama Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Sedangkan Muso merupakan
pelopor pemberontakan PKI di Madiun, Indonesia. Muridnya yang lain, Kartosuwiroyo, yang
menginginkan terbentuknya Negara Islam Indonesia menjadi dalang dari gerakan DI/TII.

Sarekat Dagang Islam merupakan perkumpulan pedagang-pedagang Islam yang


bertujuan menentang politik Belanda yang membiarkan banyaknya masuk pedagang asing
hingga menguasai perekonomian rakyat pada saat itu. Setelah Tjokroaminoto bergabung
dengan Sarekat Dagang Islam, pada tahun 1912 organisasi tersebut berubah nama menjadi
Sarekat Islam (SI). Tujuannya pun bertambah, yang awalnya bergerak di bidang ekonomi
menjadi bergerak di bidang ekonomi dan politik. Selama dipimpin oleh Tjokroaminoto,
Sarekat Islam diakui oleh pihak Belanda serta memiliki badan hukum yang jelas. Seiring
berjalannya waktu, Sarekat Islam semakin banyak memiliki pengikut. Hal ini disebabkan
karena pidato dari Tjokroaminoto mampu mempengaruhi massa.

4
Tokoh-tokoh yang berperan dalam kebangkitan nasional

D. Dr. Ernest Francois Eugene Douwes Dekker

Nama lengkap : Ernest Francois Eugene Douwes Dekker

Profesi : Pahlawan Nasional

Tempat lahir : Pasuruan, Jawa Timur,

Tanggal lahir : 8 Oktober 1879

Wafat : 28 Agustus 1950

Warga negara : Indonesia

Danudirja Setiabudi atau Douwes Dekker merupakan seorang anak dari pasangan
Auguste Henri Eduard Douwes Dekker dan Louisa Neumann.Ayah dari Danudirja
merupakan seorang agen di Bank Nederlandsch Indisch Escomptobank, Auguste memiliki
darah Belanda dari ayahnya. Sedangkan sang ibu, Louisa Neumann lahi di Pekalongan, Jawa
Tengah dan memiliki darah Jerman-Jawa. Danudirja Setiabudi merupakan anak ketiga dari
empat bersaudara.

Pendidikan dasar pertama yang dijalaninya yaitu di Pasuruan. Kemudian ia


melanjutkan sekolahnya di Hogere Burgerschool (HBS) di Surabaya. HBS merupakan
sekolah pendidikan menengah umum di zaman Hindia Belanda. Setelah itu, ia pindah ke
Gymnasium Koning Willem III School. Sekolah tersebut merupakan sekolah menengah
umum pertama di Batavia yang didirikan pada 15 September 1860.

Sebagai orang Indonesia, Danudirja telah banyak menyaksikan tindakan diskriminasi


yang dilakukan oleh kolonial Belanda terhadap orang Indonesia. Lalu terbentuklah organisasi
Indische Bond dan Insulinde, tapi sayangnya organisasi tersebut hanya mendapat sambutan
hangat dari kalangan kecil saja, karena sebagian dari mereka lebih menyukai status quo.
Perjuangan Danudirja tidak berhenti di sana saja, kemudian pada tahun 1912, ia bersama
dengan Cipto Mangunkusumo dan Suwardi Suryaningrat (Tiga Serangkai) mendirikan
sebuah partai nasionalis bernama Indische Partij. Hanya dengan waktu singkat, Danudirja
rekannya berhasil merekrut anggota hingga 5.000 orang dan partainya tersebut menjadi
populer dikalangan pribumi.

Tapi sayangnya, Indische Partij hanya bertahan hingga tahun 1913. Awalnya partai ini
memang sudah dicurigai, karena gagasannya yang radikal. Partai anti-kolonial dan dengan
tujuan akhir kemerdekaan Indonesia ini akhirnya dibubarkan oleh pemerintah kolonial
Belanda, karena dianggap menyebarkan kebencian terhadap pemerintah.

5
Tokoh-tokoh yang berperan dalam kebangkitan nasional

E. dr. Tjipto Mangunkusumo

Nama lengkap : dr. Tjipto Mangunkusumo

Profesi : Pahlawan Nasional

Tempat lahir : Pecangaan, Jepara

Tanggal lahir : 4 Maret 1886

Wafat : 8 Maret 1943

Warga negara : Indonesia

Cipto Mangunkusumo dilahirkan di desa Pecagakan, Jepara. Ia adalah putera tertua


dari Mangunkusumo, seorang priyayi rendahan dalam struktur masyarakat Jawa. Karier
Mangunkusumo diawali sebagai guru bahasa Melayu di sebuah sekolah dasar di Ambarawa,
kemudian menjadi kepala sekolah pada sebuah sekolah dasar di Semarang dan selanjutnya
menjadi pembantu administrasi pada Dewan Kota di Semarang. Sementara, sang ibu adalah
keturunan dari tuan tanah di Mayong, Jepara.
Tjipto Mangoenkoesoemo adalah seorang tokoh pergerakan kemerdekaan Indonesia.
Bersama dengan Ernest Douwes Dekker dan Ki Hajar Dewantara ia dikenal sebagai "Tiga
Serangkai" yang banyak menyebarluaskan ide pemerintahan sendiri dan kritis terhadap
pemerintahan penjajahan Hindia Belanda. Ia adalah tokoh dalam Indische Partij, suatu
organisasi politik yang pertama kali mencetuskan ide pemerintahan sendiri di tangan
penduduk setempat, bukan oleh Belanda. Pada tahun 1913 ia dan kedua rekannya diasingkan
oleh pemerintah kolonial ke Belanda akibat tulisan dan aktivitas politiknya, dan baru kembali
1917.
Terbentuknya Budi Utomo pada 20 Mei 1908 disambut baik Cipto sebagai bentuk
kesadaran pribumi akan dirinya. Pada kongres pertama Budi Utomo di Yogyakarta, jati diri
politik Cipto semakin nampak. Walaupun kongres diadakan untuk memajukan perkembangan
yang serasi bagi orang Jawa, namun pada kenyataannya terjadi keretakan antara kaum
konservatif dan kaum progesif yang diwakili oleh golongan muda. Keretakan ini sangat ironis
mengawali suatu perpecahan ideologi yang terbuka bagi orang Jawa.
Terbentuknya Budi Utomo pada 20 Mei 1908 disambut baik Cipto sebagai bentuk
kesadaran pribumi akan dirinya. Pada kongres pertama Budi Utomo di Yogyakarta, jati diri
politik Cipto semakin nampak. Walaupun kongres diadakan untuk memajukan perkembangan
yang serasi bagi orang Jawa, namun pada kenyataannya terjadi keretakan antara kaum
konservatif dan kaum progesif yang diwakili oleh golongan muda. Keretakan ini sangat ironis
mengawali suatu perpecahan ideologi yang terbuka bagi orang Jawa.

6
Tokoh-tokoh yang berperan dalam kebangkitan nasional

F. Ki Hajar Dewantara

Nama lengkap : Ki hajar Dewantara

Profesi : Pahlawan Nasional

Tempat lahir : Yogyakarta

Tanggal lahir : 2 Mei 1889

Wafat : 26 April 1959

Warga negara : Indonesia

Ki Hajar Dewantara atau Raden Mas Soewardi Soerjaningrat adalah aktivis


pergerakan kemerdekaan Indonesia, kolumnis, politisi, dan pelopor pendidikan bagi kaum
pribumi Indonesia dari zaman penjajahan Belanda. Ia adalah pendiri Perguruan Taman
Siswa, suatu lembaga pendidikan yang memberikan kesempatan bagi para pribumi jelata
untuk bisa memperoleh hak pendidikan seperti halnya para priyayi maupun orang-orang
Belanda.
Soewardi berasal dari lingkungan keluarga Keraton Yogyakarta. Ia menamatkan
pendidikan dasar di ELS (Sekolah Dasar Eropa/Belanda). Kemudian sempat melanjut ke
STOVIA (Sekolah Dokter Bumiputera), tapi tidak sampai tamat karena sakit. Kemudian ia
bekerja sebagai penulis dan wartawan di beberapa surat kabar, antara lain, Sediotomo,
Midden Java, De Expres, Oetoesan Hindia, Kaoem Moeda, Tjahaja Timoer, dan Poesara.
Pada masanya, ia tergolong penulis handal. Tulisan-tulisannya komunikatif dan tajam
dengan semangat antikolonial.
Dalam kabinet pertama Republik Indonesia, KHD diangkat menjadi Menteri
Pengajaran Indonesia (posnya disebut sebagai Menteri Pendidikan, Pengajaran dan
Kebudayaan) yang pertama. Pada tahun 1957 ia mendapat gelar doktor kehormatan
(doctor honoris causa, Dr.H.C.) dari universitas tertua Indonesia, Universitas Gadjah
Mada. Atas jasa-jasanya dalam merintis pendidikan umum, ia dinyatakan sebagai Bapak
Pendidikan Nasional Indonesia dan hari kelahirannya dijadikan Hari Pendidikan Nasional
Semboyan dalam sistem pendidikan yang dipakainya kini sangat dikenal di kalangan
pendidikan Indonesia. Secara utuh, semboyan itu dalam bahasa Jawa berbunyi ing ngarso
sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani. ("di depan memberi contoh, di
tengah memberi semangat, di belakang memberi dorongan"). Semboyan ini masih tetap
dipakai dalam dunia pendidikan rakyat Indonesia, terlebih di sekolah-sekolah Perguruan
Tamansiswa.

Anda mungkin juga menyukai