Disusun Oleh :
Kelas : VIII.G
No. Absen : 22
BIOGRAFI
Wahidin Sudirohusodo, dr. adalah salah seorang pahlawan nasional
Indonesia. Namanya Wahidin Sudirohusodo selalu dikaitkan dengan
organisani Budi Utomo karena meskipun Wahidin Sudirohusodo bukan
merupakan pendiri organisasi kebangkitan nasional itu, Wahidin
Sudirohusodo menjadi salah satu penggagas berdirinya organisasi yang
didirikan para pelajar School tot Opleiding van Inlandsche Artsen Jakarta
itu.
Pria yang lahir di Mlati, Sleman, Yogyakarta pada tanggal 7 Januari 1852 ini
menyelesaikan pendidikan sekolah dasarnya di Yogyakarta yang kemudian dia
lanjutkan dengan bersekolah di Europeesche Lagere School yang juga
berlokasi di Yogyakarta. Setelah menyelesaikan studinya di sekolah
tersebut, Sudirohusodo memutuskan untuk masuk di Sekolah Dokter Jawa
atau yang juga dikenal dengan sebutan STOVIA di Jakarta.
Selain sering bergaul dengan rakyat, dokter yang terkenal pula pandai
menabuh gamelan dan mencintai seni suara, ini juga sering mengunjungi
tokoh-tokoh masyarakat di beberapa kota di Jawa. Para tokoh itu kemudian
diajaknya untuk menyisihkan sedikit uang mereka yang nantinya digunakan
untuk menolong pemuda-pemuda yang cerdas, tetapi tidak mampu
melanjutkan sekolahnya. Namun sayangnya, ajakan Sudirohusodo ini kurang
mendapat sambutan.
PENDIDIKAN
Sekolah Dasar di Yogyakarta
Europeesche Lagere School di Yogyakarta
School tot Opleiding van Indische Artsen (STOVIA)
KARIR
Dokter
Dr Soetomo
dana bagi para pelajar pribumi berprestasi tapi miskin. Ide ini
Aksi Komite Bumi Putera mencapai puncaknya pada 19 Juli 1913, ketika
harian De Express menerbitkan artikel Suwardi Suryaningrat yang berjudul
“Ais ik Nederlands Was” (Andaikan Saya Seorang Belanda). Cipto kemudian
menulis artikel yang mendukung Suwardi keesokan harinya. Akibatnya, 30
Juli 1913 Cipto Mangunkusumo dan Suwardi dipenjara. Melihat kedua
rekannya dipenjara, Douwes Dekker menulis artikel di De Express yang
menyatakan bahwa keduanya adalah pahlawan. Pada 18 Agustus 1913, Cipto
Mangunkusumo bersama Suwardi Suryaningrat dan Douwes Dekker dibuang
ke Belanda.