Anda di halaman 1dari 8

Mari Giat Belajar

Pro kontra tentang hasil ujian nasional (UN) sebagai penentu kelulusan seorang siswa memang
telah menjadi perdebatan dari dahulu. Banyak yang mengganggap tidak adil apabila proses belajar
selama tiga tahun di bangku sekolah hanya ditentukan oleh ujian tertulis selama tiga hari. Akibatnya,
tak jarang banyak siswa yang tidak bersungguh sungguh dalam menjalani proses belajar di sekolah
karena menganggap hal terpenting adalah hanya bisa mengerjakan ujian nasional (UN).

Paradigma ini memunculkan fenomena belajar ‘sistem kebut semalam’ (SKS) di kalangan pelajar
setiap kali akan menghadapi ujian. Pada tahun 2008, pemerintah akhirnya mengeluarkan peraturan
tentang kriteria kelulusan bagi siswa siswi di bangku sekolah menengah pada khususnya, yakni
memasukkan nilai rapor tiap semesternya sebagai salah satu kriteria kelulusan atau dengan kata lain
nilai rapor selama duduk di bangku sekolah ikut menjadi bobot kelulusan.

Hal tersebut tentu sedikit banyak merubah pandangan siswa siswi, di mana siswa siswi dituntut
untuk menjaga konsistensi nilai mereka di setiap semesternya. Maka dari itu, marilah kita persiapkan
bekal kelulusan kita sedini mungkin. Mulailah dengan belajar secara teratur, karena selain membantu
ketika mengerjakan soal ujian, belajar dengan teratur juga membuat pemahaman kita akan materi
yang kita pelajari lebih baik.

Selain itu, bagi siswa siswi tahun terakhir di sekolah menengah atas, belajar dengan giat merupakan
suatu hal yang wajib mengingat nilai sekolah selain menentukan kelulusan juga merupakan salah
satu kriteria yang menjadi pertimbangan dalam penerimaan mahasiswa baru lewat jalur SNMPTN
(seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri). Kriteria yang menjadi pertimbangan dalam
penerimaan mahasiswa baru jalur SNMPTN, antara lain: nilai rapor mata pelajaran yang masuk ujian
nasional, nilai per mata pelajaran yang berhubungan dengan jurusan yang dipilih, serta konsistensi
peringkat dalam kelas.

Mengingat hal hal tersebut tentu dibutuhkan usaha yang tidak hanya dibangun dalam waktu
semalam sehingga dibutuhkan konsistensi yang baik dalam belajar. Marilah kita giat belajar mulai
dari sekarang! Tidak ada kata terlambat dalam memulai, sebelum menyesal di kemudian hari.
Mari Mengukir Prestasi Sedini Mungkin
Tidak ada kata ‘terlalu dini’ dalam hal mengukir prestasi. Ungkapan tersebut nampaknya sangat
cocok dengan raihan yang diperoleh Wei Yi, yakni grand master termuda keempat di dunia. Wei Yi
mendapatkan gelar grand master-nya pada usia 13 tahun delapan bulan usai meraih norma grand
master ketiganya dii Turnamen Catur Reykjavik Open 2013, setelah mendapatkan dua norma grand
master sebelumnya pada kompetisi World Junior Championship serta Indonesia Open pada tahun
2012.

Indonesia juga memiliki grand master muda, yakni Medina Warda Aulia. Gadis kelahiran Jakarta tahun 1997
ini mendapatkan gelar grand masternya pada usia 16 tahun 2 bulan. Medina juga merupakan pemegang
rekor muri dan dunia sebagai pecatur yang mampu mengalahkan 650 pecatur lain pada kompetisi
Indosat Grand Master Chess Match. Atas prestasinya di bidang catur, Medina memperoleh penghargaan
Stya Lancana Wira Karya dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 2008 lalu.

Belum lagi kisah bocah asal Amerika, Tanishq Abraham, yang memperoleh tiga gelar sarjana di
usianya yang ke sebelas tahun. Tanishq memperoleh tiga gelar sarjana, yakni sarjana di bidang
matematika, sains, dan bahasa asing dari American River College di Sacramento, Amerika Serikat.
Sebelumnya ia juga telah mencuri perhatian publik karena berhasil lulus sekolah menengah atas pada
usia 10 tahun. Di Indonesia sendiri, tercatat sarjana kedokteran termuda, yakni Rafidah Helmi,
mahasiswi lulusan Unissula Semarang. Rafidah Helmi memperoleh gelar sarjana kedokterannya pada
usia 17 tahun pada 2016 lalu. Rafidah masuk sekolah dasar pada usia empat tahun dan selama
menempuh pendidikan SD, SMP, dan SMA, Rafidah selalu menjalani program akselerasi sehingga ia
telah terdaftar sebagai mahasiswa di usianya yang ke-14. Baginya tidak ada hal khusus untuk
mendapatkan prestasinya sekarang, ia menuturkan jika yang terpenting adalah menentukan tujuan
dari awal dan bersungguh-sungguh dalam mencapai tujuan tersebut.

Beberapa contoh pemuda pemuda berprestasi di atas setidaknya membuktikan jika tidak ada kata
terlalu dini atau terlalu cepat dalam mengukir prestasi. Prestasi tidak harus selalu sesuai dimulai
langsung dari sesuatu yang besar, mengukir prestasi dapat dimulai dari sekedar menekuni hobi
dengan serius. BIla menyukai akademik, maka berprestasilah di bidang akademik. Bila memang
tidak menonjol di bidang akademik, namun ahli di bidang olahraga, maka tekunilah. Tidak ada hal
yang lebih menenangkan dibandingkan berprestasi di bidang yang kita sukai. Terlebih lagi bagi siswa
siswa sekolah menengah atas, prestasi di luar nilai sekolah merupakan poin plus tersediri pada saat
seleksi penerimaan mahasiswa baru melalu jalur SNMPTN.

Oleh karena itu, mari kita berlomba lomba dalam mengukir prestasi mulai sejak dini. Tunjukkan jika
bangsa ini memiliki masa depan yang cerah lewat pemuda pemudinya yang berprestasi!
Mari Tingkatkan Kesadaran Terhadap Pentingnya
Pendidikan
Memiliki anak yang cerdas dengan bakat yang terasah merupakan impian bagi setiap orang tua di
dunia ini. Tentu orang tua perlu sadar betul tentang pendidikan bagi anak anaknya. Orang tua
merupakan lembaga pertama yang berkewajiban dalam menyampaikan ilmu pada anak anaknya.
Orang tua juga bertanggung jawab atas pendidikan bagi anak anaknya.

Namun meskipun orang tua merupakan guru terbaik, namun memiliki pendidikan formal juga
merupakan suatu keharusan. Mengingat ilmu pengetahuan yang semakin berkembang serta era
globalisasi yang semakin menyamarkan batasan antar negara, pendidikan sudah menjadi hal yang
penting dan tidak dapat ditawar lagi. Tingkat putus sekolah di Indonesia masih tinggi, tercatat 60
persen siswa sekolah menengah atas di Indonesia mengalami putus sekolah berdasarkan data dari
UNESCO Institute of Statistic (UIS) dan menjadikan Indonesia sebagai negara dengan tingkat putus
sekolah SMA tertinggi kedua di dunia setelah Cina. Fakta ini menyiratkan jika kesadaran akan
pendidikan di Indonesia masih kurang.

Orang tua diharapkan mampu memotivasi serta mendukung anak dalam hal mengenyam
pendidikan, mengingat pentingnya pendidikan bagi masa depan anak. Pendidikan merupakan salah
satu kunci terpenting untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Pendidikan juga dianggap
mampu memperkecil tingkat kemiskinan di Indonesia.

Di era perdagangan bebas seperti saat ini penguasaan skill dan ilmu merupakan hal yang mutlak
dimiliki agar mampu bersaing dengan sumber daya manusia asing yang berdatangan ke Indonesia.
Jangan sampai bangsa Indonesia kalah bersaing dan gagal menjadi tuan di tanah sendiri. Selain
dukungan dari orang tua terhadap generasi muda, pemerintah juga berkewajiban untuk membenahi
sistem pendidikan yang ada, serta memberikan fasilitas pendidikan yang menjangkau seluruh lapisan
masyarakat di Indonesia. Hal ini juga didasari karena generasi muda yang cerdas dan berbakat
merupakan jaminan masa depan bagi suatu bangsa. Oleh karena itu marilah kita tingkatkan kesadaran
akan pendidikan karena pendidikan merupakan kunci masa depan!
Ayo Kita Dampingi Pendidikan Formal dengan
Pendidikan Karakter
Sekolah merupakan salah satu sarana yang disediakan oleh pemerintah sebagai salah satu wadah
pendidikan formal bagi warga negaranya. Meski pun begitu, pendidikan tentu saja tidak hanya
sebatas belajar disekolah saja, hal tersebut juga harus diimbangi dengan pendidikan karakter yang
bagi anak anak. Pendidikan karakter yang paling utama didapatkan anak dari orang tua, keluarga
maupun lingkungan sekitar. Selain lewat orang orang terdekat, pendidikan dapatkan di sekolah
agama atau tempat pengajian serta tempat pengembang pendidikan agama lainnya.

Pendampingan dengan pemberian pendidikan karakter penting dilakukan karena sekolah pada
umumnya lebih menekankan pada pengetahuan umum dibanding pengetahuan agama atau pun
moral. Dengan demikian, sarana pendidikan berbau agama harus didukung oleh orang tua serta
diikuti oleh siswa agar membentuk karakter yang baik. Tidak dapat di pungkiri bahwa pendidikan
bukan hanya sekedar pengetahuan alam, bahasa, sosial ataupun budaya saja. Semuanya harus siswa
imbangi dengan pengetahuan agama yang dalam yang akan menjadi benteng bagi mereka. Apalagi,
globalisasi kehidupan tentu saja akan sangat berpengaruh pada cara berfikir serta cara bertindak
siswa. Namun itu semua bisa dikendalikan dengan pendidikan karakter.

Memiliki generasi muda yang cerdas merupakan jaminan masa depan bagi suatu bangsa tapi
memiliki generasi muda yang cerdas dan bermoral merupakan jaminan bagi kemajuan suatu bangsa
ke arah yang lebih baik. Oleh karena itu, mari kita damping pendidikan formal dengan pendidikan
karakter!
tuntutlah Ilmu Setinggi Mungkin
Tidak ada istilah ‘terlalu muda’ dalam mengukir prestasi, begitu pula tidak
istilah ‘terlalu tua’ untuk menuntut ilmu. Ungkapan tersebut nampaknya
sangatlah tepat untuk menggambarkan orang orang luar biasa seperti
Shigemi Hirata. Pada usianya yang ke 96 tahun, Shigemi Hirata mampu
mendapatkan gerlar sarjananya sekaligus dinobatkan sebagai sarjana
tertua oleh Guinness World Records.

Hirata yang lahir pada 1919 silam, mulai mengerjar gelar sarjananya
ketika berusia 85 tahun setelah ia pension, dan mengambil bidang studi
seni keramik. Setelah sebelas tahun kemudian, Hirata pun akhirnya
mendapatkan gelar Bachelor of Arts dari Kyoto University of Art and
Design setelah melalui perjuangan yang panjang. Meski begitu
semangatnya dalam menuntut ilmu masih menggebu gebu, Hirata pun
mempertimbangankan untuk melanjutkan ke sekolah pasca sarjana.

Di Palestina, seorang nenek yang berusia 82 tahun juga menjadi terkenal


setelah kisahnya menjadi sarjana tersebar di dunia maya. Nenek Fatima
mendapatkan gelar Sarjana Hadist dari Aqsa University, Gaza, Palestina.
Meraih gelar sarjana merupakan impiannya yang akhirnya terwujud,
setelah sebelumnya terpaksa tertunda di kala muda karena adanya
konflik berkepanjangan di negaranya. Melihat perjuangan nenek tersebut,
banyak netizen yang memberikan dukungan positif dan apresiasi terhadap
semangat yang dimiliki nenek tersebut.

Satu lagi tokoh yang patut diacungi jempol semangatnya dalam menuntut
ilmu ialah Diana Patricia Hasibuan. Nenek dari 13 cucu ini mampu meraih
gelas master di usia yang tidak lagi muda, yakni 71 tahun. Prestasi
tersebut mampu mencatatkan nama Patricia sebagai peraih gelar master
tertua di Indonesia dan tercatat di Museum Rekor Indonesia (MURI).
Awalnya karena keadaan ekonomi yang tidak mendukung, Patricia harus
rela mengubur mimpi masa mudanya menjadi seorang dokter. Meski pun
begitu, Diana lantas tak surut semangatnya dalam menuntut ilmu, ia
akhirnya mendaftarkan diri sebagai mahasiswa pada taun 1998. Kini
Patricia berniat untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang S3 untuk
mendapatkan gelar doctor, Patricia telah membuktikan jika usia bukanlah
suatu halangan dalam menuntut ilmu dan pesan inilah yang ingin ia
sampaikan pada generasi muda saat ini.
Sebagai generasi muda yang dianugerahi semangat serta kondisi yang
masih prima hendaknya kita tidak boleh kalah dari tokoh tokoh tersebut.
Pendidikan merupakan sesuatu hal yang penting dan sangat dibutuhkan
saat ini. Tidak perlu takut dengan anggapan jika mengenyam bangku
kuliah itu mahal karena sekarang banyak sekali beasiswa beasiswa yang
diberikan oleh berbagai institusi, baik pemerintah maupun swasta. Tidak
hanya kesempatan mengenyam pendidikan di Indonesia, kini kesempatan
untuk menuntut ilmu ke luar negeri juga bukanlah hal yang mustahil dan
sangat terbuka lebar saat ini. Oleh karena itu, kita hanya perlu punya niat
dan semangat yang kuat serta bersungguh sungguh dalam menuntut ilmu
untuk mendapatkan kesempatan kesempatan tersebut.

Menuntut ilmu tidak hanya dibatasi oleh gelar akademik saja, melainkan
menuntut ilmu juga dapat kita lakukan di mana saja dan kapan saja. Kita
dapat meraih ilmu dari membaca buku buku, jurnal jurnal, bahkan
dengan update tentang informasi terbaru dari berbagai situs pemberitaan
maupun surat kabar. Selain itu, berkumpul dengan orang orang yang ahli
di bidangnya maupun sekedar bertukar pikiran dengan orang orang
sekitar juga merupakan bentuk menuntut ilmu. Ilmu membuat seseorang
menjadi orang yang berguna baik bagi diri mereka sendiri maupun orang
lain, ilmu juga merupakan investasi terbaik ditengah kemajuan teknologi
yang tak terbendung seperti saat ini, sehingga ilmu mampu membawa
perubahan kehidupan kea rah yang lebih baik. Ilmu juga merupakan
benteng terkuat diri kita dari hal hal yang sifatnya mencelakaan baik baik
diri kita sendiri maupun orang lain. Oleh karena itu, tuntutlah ilmu
setinggi mungkin dan kejarlah ilmu sejauh mungkin!
Mari Wajib Belajar Sembilan Tahun

Pendidikan adalah suatu hal yang sangat penting di dunia ini. Dengan pendidikan kita bisa meraih
cita-cita dan harapan kita. Pendidikan juga lah yang akan membawa kita mengelilingi dunia yang
luas ini. Menyadari pentingnya pendidikan ini, pemerintah pun telah mengelurkan program Wajar
Sembilan tahun,atau Wajib Belajar Sembilan Tahun .

Wajib belajar Sembilan tahun ini dimulai dari tingkatan pertama yaitu sekolah dasar (SD) selam
enam tahun, kemudian dilanjutakan di sekolah menengah pertama (SMP) selama 3 tahun dan
kemudian sekolah menengah atas (SMA) selama 3 tahun pula. Marilah kita dukung program
pemerintah ini untuk membangun bangsa yang berpendidikan karena bangsa yang maju adalah
bangsa yang dipenuhi oleh warganya yang pintar.

Marilah kita ajak juga seluruh teman, keluarga, dan orang-orang di sekitar kita untuk pergi ke sekolah
untuk melaksanakan program ini karena sebenarnya pendidikan juga akan memberikan manfaat yang
baik bagi kita semua. Pendidkan yang kita dapat akan membentuk pribadi kita menjadi lebih beradab
dan pintar dalam menghadapi masa depan kita sehingga kita akan siap menjalani hidup yang semakin
sulitini .

Oleh karena itu, marilah kita melaksanakan program wajar yang telah ditetapkan oleh pemerintah dan
ayo kita ajak seluruh keluarga dan orang terdekat kita untuk mengenyam pendidikan di sekolah-
sekolah dari SD hingga SMA agar kita semua menjadi orang yang pintar.

Anda mungkin juga menyukai