Nama Gue Vino Pradipta Pinannta, berseragam putih abu-bu terasa paling
mengagumi teman cewek dan cowok mulai dari yang biasa-biasa saja sampai luar
Awal memasuki masa SMA, saya selalu dihantui ketakutan luar biasa
membayangkan wajah-wajah sangar kakak kelas dan MOS yang banyak aturannya
bagi siswa baru dan lucu bagi kakak kelas yang sok kuasa, sangat dan sangat
MOS telah selesai, siswa baru bisa bernafas lega, akhirnya bisa lepas juga
dari kakak kelas yang menyebalkan. Memulai dengan serba baru, dari pakaian,
tas, sepatu sampai buku, semuanya menguras dompet yang tidak sedikit, tapi
Aku adalah salah satu murid baru tersebut, aku tidak menonjol seperti
anak-anak lainnya, yah bisa dibilang cuek dan biasa-biasa saja, itulah aku.
menyenangkan. Ada satu teman yang paling dekat denganku dan sudah aku anggap
seperti saudaraku sendiri, namanya Anas. Anas adalah sosok yang sangat
menyenangkan buatku. Dia adalah temanku dari SMP, ya walaupun agak tuli
sedikit, tetapi aku tetap senang. Segala yang menyedihkan kami, jadikan hal yang
paling lucu. Orang akan bertanya bila melihat aku sendiri karena sering bilang
dimana ada aku, disitu ada Anas, tak dapat dipisahkan. Sekolahku lumayan luas,
tidak banyak yang aku kenal bahkan mengenal aku, tidak kuharapkan itu. Hidupku
15 menit kemudian gue sama temen-temen gue udah ada didepan pintu kelas
dengan perut kenyang, tinggal ketuk pintu terus masuk ke kelas, tapi tidak
semudah itu, kita tahu kalau didalem pasti ada guru yang mengajar
nyaring jawaban semua temen-temen gue kecuali Pak Amin, pak guru gue itu
terlihat oleh kita berdua yang sedang menatap tajam kearah kita. Hening
sejenak. Tiba-tiba suara lantang pak Amin memecah keheningan. “Darimana saja
kalian ha..!?”. Semprotnya. “Da....dari kantin pak, maaf kami terlambat mengikuti
jam pelajaran bapak”. Saya mewakili teman saya, saya meminta maaf sekali lagi.
“Pak”. Kata gue sok dewasa. “Ke kantin kan bisa nanti kalau sudah masuk jamnya
membelakangi papan tulis!”. Tiba-tiba Anas menyambar “Padahal kita kana anak
Jateng, kok dikatain anak Bandung sih?, sungguh guru yang aneh!”. Gue langsung
nyahut aja “Tuh bukan Bandung tapi badung”. Kata gue sambil nahan ketawa.
berlama-lama di sekolah. Jadi menurut gue nih, kebahagiaan itu datengnya dari
diri sendiri, dan inget ya bro, temen yang baik itu adalah temen yang selalu ada