Disusun oleh:
Muhammad Rifqi Rafa Rosyadi
Kelas 9E / 24
MTsN 1 KUDUS
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas ke hadirat Allah SWT. atas segala rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini. Karya tulis ilmiah ini
disusun guna memenuhi salah satu tugas Bahasa Indonesia.
Penulis menyadari bahwa banyak kesulitan yang tidak mampu penulis pecahkan
secara mandiri. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah memberi bimbingan, arahan, bantuan, dan motivasi. Penulis
menyampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-tinginya kepada:
1. Bapak H. Ali Musyafak, S.Ag, M.Pd.I., selaku kepala MTsN 1 Kudus.
2. Bapak dan Ibu guru yang telah banyak memberikan bimbingan dan ilmu kepada
penulis selama menempuh pendidikan.
3. Orang tua yang selalu memberikan semangat dan dukungan moral, material,
dan inspirasi.
4. Rekan-rekan kelas 9E MTsN 1 Kudus yang telah memberikan motivasi dan juga
sebagai teman berbagi rasa dalam suka dan duka atas segala bantuan dan kerja
samanya selama ini.
5. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan karya tulis ilmiah
ini.
Semoga Allah SWT. melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada semua
pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
Penulis menyadari akan segala keterbatasan isi maupun tulisan karya tulis
ilmiah ini. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis memohon maaf.
Penulis juga mengharapkan kritik dan saran yang membangun supaya karya tulis
ilmiah ini semakin baik. Semoga karya tulis ilmiah ini dapat memberikan manfaat
bagi siapa saja yang membacanya.
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
teknologi yang terjadi di suatu tempat, dengan cepat dapat diketahui oleh
masyarakat lain yang berada jauh dari tempat tersebut.
Perubahan dalam masyarakat memang telah ada sejak zaman dahulu. Namun
dewasa ini perubahan-perubahan tersebut berjalan dengan sangat cepatnya,
sehingga membingungkan manusia yang menghadapinya. Perubahan-perubahan
sering berjalan secara konstan. Ia tersebut memang terikat oleh waktu dan tempat.
Akan tetapi karena sifatnya yang berantai, maka perubahan terlihat berlangsung
terus, walau diselingi keadaan di mana masyarakat mengadakan reorganisasi unsur-
unsur struktur masyarakat yang terkena perubahan.
1.3 Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini antara lain:
1. Memahami pengertian perubahan sosial budaya.
2. Memahami hubungan antara perubahan sosial dan perubahan kebudayaan.
3. Mengetahui proses perubahan sosial dan kebudayaan.
4. Mengetahui tanggapan dan kecenderungan perilaku masyarakat mengenai
perubahan sosial budaya terhadap modernisasi dan globalisasi.
5. Mengetahui cara menyikapi dampak globalisasi di bidang sosial budaya.
1.4 Manfaat
Manfaat dari penyusunan makalah ini antara lain:
1. Menambah ilmu pengetahuan dan wawasan mengenai globalisasi dan
perubahan sosial budaya.
2
2. Meningkatkan keterampilan siswa dalam penyusunan makalah.
3. Memberi dorongan kepada para siswa untuk meningkatkan belajarnya dengan
melakukan belajar di luar kelas dan menyusunnya dalam sebuah makalah yang
nantinya dapat meningkatkan mutu pendidikan.
4. Dapat menjadi referensi bagi pembaca dan penulis lain dalam penyusunan
makalah yang lebih bagus lagi dan lebih luas cakupannya.
3
BAB 2
PEMBAHASAN
4
termasuk culture, karena hal-hal itu secara langsung memenuhi kebutuhan
manusia.
4. Gillin dan gillin mengatakan perubahan-perubahan sosial sebagai suatu variasi
dari cara-cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan-perubahan
kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk ideologi maupun
karena adanya difusi ataupun penemuan-penemuan baru dalam masyarakat.
Secara singkat Samuel Koening mengatakan bahwa perubahan sosial menunjuk
pada modifikasi-modifikasi yang terjadi dalam pola-pola kehidupan manusia.
Dengan demikian, secara umum dapat disimpulkan bahwa perubahan sosial
adalah perubahan unsur-unsur sosial dalam masyarakat, sehingga terbentuk tata
kehidupan sosial yang baru dalam masyarakat. Perubahan dalam masyarakat dapat
mengenai nilai-nilai sosial, norma-norma sosial, pola-pola perilaku, organisasi,
susunan lembaga kemasyarakatan, lapisan-lapisan dalam masyarakat, kekuasaan
dan wewenang, interaksi sosial, dan lain sebagainya. Perubahan budaya adalah
perubahan unsur-unsur kebudayaan karena perubahan pola pikir masyarakat
sebagai pendukung kebudayaan. Unsur-unsur kebudayaan yang berubah adalah
sistem kepercayaan/religi, sistem mata pencaharian hidup, sistem kemasyarakatan,
sistem peralatan hidup dan teknologi, bahasa, kesenian, serta ilmu pengetahuan.
5
ketimbang perubahan sosial. Masyarakat menurut Kingsley Davis adalah sistem
hubungan dalam arti hubungan antara organisasi-organisasi, dan bukan hubungan
antara sel-sel, kebudayaan dikatakanya mencakup segenap cara berpikir dan
bertingkah laku, yang timbul karena interaksi yang bersifat komunikatif seperti
menyampaikan buah pikiran secara simbolis dan bukan oleh karena warisan yang
berdasarkan keturunan.
Apabila diambil definisi kebudayaan dari Tylor yang mengatakan bahwa
kebudayaan adalah suatu kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan,
kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan setiap kemampuan serta kebiasaan
manusia sebagai warga masyarakat, maka perubahan-perubahan kebudayaan
adalah setiap perubahan dari unsur-unsur tersebut.
Perubahan-perubahan sosial dan kebudayaan mempunyai satu aspek yang sama
yaitu kedua-duanya bersangkut paut dengan suatu penerimaan cara-cara baru atau
suatu perbaikan dalam cara suatu masyarakat memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
Dewasa ini proses-proses pada perubahan-perubahan sosial dapat diketahui dari
adanya ciri-ciri tertentu antara lain:
1. Tidak ada masyarakat yang berhenti perkembangannya, karena setiap
masyarakat mengalami perubahan yang terjadi secara lambat atau secara cepat.
2. Perubahan yang terjadi pada lembaga kemasyarakatan tertentu, akan diikuti
dengan perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga sosial lainnya.
3. Perubahan-perubahan sosial yang cepat biasanya mengakibatkan disorganisasi
yang bersifat sementara karena berada di dalam proses penyesuaian diri.
Disorganisasi akan diikuti oleh suatu reorganisasi yang mencakup pemantapan
kaidah-kaidah dan nilai-nilai lain yang baru.
4. Perubahan-perubahan tidak dapat dibatasi pada bidang kebendaan atau bidang
spiritual saja, karena kedua bidang tersebut mempunyai kaitan timbal balik yang
sangat kuat.
5. Secara tipologis perubahan-perubahan sosial dapat dikategorikan sebagai:
a. Social process : the circulation of various rewards, facilities, and personnel
in an existing structure.
b. Segmentation : the proliferation of structural units that do not differ
qualitatively from existing units.
6
c. Structural change : the emerge of qualitatively new complexes of roles and
organization.
d. Changes in group structure : the shifts in the composition of groups, the
level of consciousness of groups, and the relations among the groups in
society.
7
2.3.3 Ketidakserasian perubahan-perubahan dan ketertinggalan budaya (cultural
lag)
Pada masyarakat yang sedang mengalami perubahan, tidak selalu perubahan-
perubahan pada unsur-unsur masyarakat dan kebudayaan mengalami kelainan yang
seimbang. Ada unsur-unsur yang dengan cepat berubah, akan tetapi ada pula unsur-
unsur yang sukar untuk berubah. Biasanya unsur-unsur kebudayaan kebendaan
lebih mudah berubah dari pada unsur-unsur kebudayaan rohaniah. Apabila terdapat
unsur-unsur yang tidak mempunyai hubungan yang erat, maka tak ada persoalan
mengenai tidak adanya keseimbangan lajunya perubahan-perubahan. Misalnya
suatu perubahan dalam cara bertani, tidak begitu pengaruh terhadap tarian-tarian
tradisional, akan tetapi sistem pendidikan anak-anak mempunyai hubungan yang
erat dengan diperkerjakannya tenaga-tenaga wanita pada industri, misalnya, apabila
dalam hal ini terjadi ketidakserasian, maka kemungkinan akan terjadi kegoyahan
dalam hubungan antara-antara unsur-unsur tersebut di atas, sehingga keserasian
masyarakat terganggu.
8
Sikap ini merupakan langkah pertama dalam upaya menerima pengaruh
modernisasi dan globalisasi. Sikap terbuka akan membuat kita lebih dinamis tidak
terbelenggu hal-hal lama yang bersikap kolot dan akan lebih mudah menerima
perubahan dan kemajuan zaman. Mengembangkan sikap antisipatif dan selektif
sikap ini merupakan kelanjutan dari sikap terbuka. Setelah kita dapat membuka diri
dari hal-hal baru langkah selanjutnya adalah kita harus memiliki kepekaan
(antisipatif) dalam menilai hal-hal yang akan atau sedang terjadi kaitannya dengan
pengaruh modernisasi dan globalisasi. Sikap antisipatif dapat menunjukkan
pengaruh yang timbul akibat adanya arus globalisasi dan modernisasi. Setelah kita
mampu menilai pengaruh yang terjadi, maka kita harus mampu memilih (selektif)
pengaruh mana yang baik bagi kita dan pengaruh mana yang tidak baik bagi kita.
2. Adaptif
Sikap ini merupakan kelanjutan dari sikap antisipatif dan selektif. Sikap adaptif
merupakan sikap mampu menyesuaikan diri terhadap hasil perkembangan
modernisasi dan globalisasi. Tentu saja penyesuaian diri yang dilakukan bersifat
selektif artinya memiliki pengaruh positif bagi si pelaku.
3. Tidak meninggalkan unsur-unsur budaya asli
Seringkali kemajuan zaman mengubah perilaku manusia, mengaburkan
kebudayaan yang sudah ada bahkan menghilangkannya sama sekali. Kondisi ini
menyebabkan seseorang atau masyarakat kehilangan jati diri mereka kondisi ini
harus dapat dihindari. Semaju apa pun dampak modernisasi yang kita lalui, kita
tidak boleh meninggalkan unsur-unsur budaya asli sebagai identitas diri. Jepang
merupakan salah satu negara yang modern dan maju, namun tetap mempertahankan
identitas diri mereka sebagai masyarakat Jepang.
9
Sikap ini umumnya dilakukan oleh masyarakat yang telah merasa nyaman
dengan kondisi kehidupan masyarakat yang ada, sehingga mereka merasa waswas,
curiga, dan menutup diri dari segala pengaruh kemajuan zaman. Sikap seperti ini
pernah ditunjukkan oleh negara Cina dengan politik Great Wall-nya. Sikap apatis
dan menutup diri ini tentu juga kurang baik, karena sikap ini akan menjauhkan diri
dari kemajuan dan perkembangan dunia, kondisi ini akan menyebabkan masyarakat
negara lain yang terus tumbuh dan berkembang seiring dengan kemajuan zaman.
2. Acuh tak acuh
Sikap ini pada umumnya ditunjukkan oleh masyarakat awam yang kurang
memahami arti strategis modernisasi dan globalisasi. Masyarakat awam pada
umumnya tidak terlalu repot mengurusi dampak yang akan ditimbulkan oleh
modernisasi dan globalisasi. Mereka pada umumnya memercayakan sepenuhnya
pada kebijakan pemerintah atau atasan mereka (hanya sebagai pengikut saja). Sikap
ini cenderung pasif dan tidak memiliki inisiatif.
3. Kurang selektif dalam menyikapi perubahan modernisasi
Sikap ini ditunjukkan dengan menerima setiap bentuk hal-hal baru tanpa adanya
seleksi/filter. Kondisi ini akan menempatkan segala bentuk kemajuan zaman
sebagai hal yang baik dan benar, padahal tidak semua bentuk kemajuan zaman
sesuai dengan budaya masyarakat kita. Jika seseorang atau suatu masyarakat hanya
menerima suatu modernisasi tanpa adanya filter atau kurang selektif, maka unsur-
unsur budaya asli mereka sedikit demi sedikit akan semakin terkikis oleh arus
modernisasi yang mereka ikuti. Akibatnya, masyarakat tersebut akan kehilangan
jati diri mereka dan ikut larut dalam arus modernisasi yang kurang terkontrol.
10
lain tidak akan bisa menguasai diri kita. Maka keimanan dan moral kita dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara perlu dibenahi dan
ditingkatkan lagi.
2. Meningkatkan jiwa dan semangat persatuan, kesatuan, dan nasionalisme
Lunturnya sikap gotong-royong, tolong-menolong yang telah diajarkan oleh
nenek moyang kita diakibatkan kurangnya rasa persatuan. Jiwa individualisme
lebih kental pada setiap individu. Rasa kesatuan dan nasionalisme pun ikut pudar
karena lebih memilih hal-hal yang menguntungkan saja. Perlu adanya kesadaran
diri untuk memupuk dan meningkatkan rasa persatuan, kesatuan, dan nasionalisme.
3. Melestarikan kebudayaan dan adat istiadat daerah
Jika bukan kita sendiri sebagai generasi muda yang turut melestarikan warisan
budaya leluhur lalu adakah orang lain? Kebiasaan yang ada dalam masyarakat pun
mulai hilang ketika globalisasi datang. Globalisasi perlahan-lahan dapat mengikir
budaya asli. Ini sangat berbahaya. Sebagai generasi muda, kita harus melestarikan
budaya dan adat istiadat daerah bersama-sama Setelah nilai globalisasi menyatu
dengan nilai dasar budaya bangsa maka kita sebagai bangsa yang berdaulat
berkewajiban menumbuhkan rasa kebanggaan sebagai bangsa, yakni dengan cara
mendidik anak bangsa agar menjadi manusia Indonesia yang dilandasi oleh nilai-
nilai budaya bangsa dan memiliki kemampuan untuk berkompetisi dalam dunia
global. Sikap positif lain yang perlu dikembangkan untuk bisa berperan di era
globalisasi adalah sebagai berikut:
a. Berkompetisi dalam kemajuan iptek
b. Meningkatkan motif berprestasi
c. Meningkatkan kualitas atau mutu
d. Selalu berorientasi ke masa depan
Terlebih lagi kita memiliki Pancasila yang merupakan penyaring terhadap
pengaruh globalisasi. Kita sebagai warga negara Indonesia harus memiliki sikap
dan usaha untuk menghadapi pengaruh dari proses globalisasi di antaranya sebagai
berikut:
a. Selalu berusaha untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa sebagai penyaring terhadap pengaruh globalisasi yang bersifat
negatif.
11
b. Selalu meningkatkan penghayatan dan pengamalan kita terhadap Pancasila
untuk memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa.
c. Selalu meningkatkan ilmu pengetahuan kita agar dapat menilai mana yang
dianggap baik dan benar terhadap pengaruh globalisasi.
d. Selalu meningkatkan pendidikan dan keterampilan kita agar dapat menjadi
manusia yang berkualitas sehingga mampu bersaing dengan bangsa lain.
e. Selalu meningkatkan penguasaan kita terhadap teknologi modern di segala
bidang sehingga tidak tertinggal dan bergantung pada bangsa lain.
f. Selalu mempertahankan dan melestarikan budaya lokal tradisional agar tidak
digantikan oleh budaya bangsa asing.
g. Selalu meningkatkan kualitas produk hasil produksi dalam negeri sehingga
dapat digunakan dan selalu dicintai oleh masyarakat dalam negeri. Selain itu,
produk hasil produksi dapat bersaing dan dapat merebut pasar lokal serta
internasional.
h. Selalu menumbuhkan sikap terbuka dan tanggap terhadap pembaruan sehingga
mampu menilai pengaruh yang dinilai baik bagi pembangunan. Jadi sifat-sifat
positif manusia modern sangat penting dikembang kan dalam era globalisasi.
12
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Secara umum dapat disimpulkan bahwa perubahan sosial adalah perubahan
unsur-unsur sosial dalam masyarakat, sehingga terbentuk tata kehidupan sosial
yang baru dalam masyarakat. Perubahan dalam masyarakat dapat mengenai nilai-
nilai sosial, norma-norma sosial, pola-pola perilaku, organisasi, susunan lembaga
kemasyarakatan, lapisan-lapisan dalam masyarakat, kekuasaan dan wewenang,
interaksi sosial, dan lain sebagainya. Perubahan budaya adalah perubahan unsur-
unsur kebudayaan karena perubahan pola pikir masyarakat sebagai pendukung
kebudayaan. Unsur-unsur kebudayaan yang berubah adalah sistem kepercayaan
atau religi, sistem mata pencaharian hidup, sistem kemasyarakatan, sistem peralatan
hidup dan teknologi, bahasa, kesenian, serta ilmu pengetahuan.
Kingsley Davis berpendapat bahwa perubahan sosial merupakan bagian dari
perubahan kebudayaan. Perubahan dalam kebudayaan mencakup semua bagiannya
yaitu: kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi, filsafat dan seterusnya, bahkan
perubahan-perubahan dalam bentuk serta aturan-aturan organisasi sosial. Sebagai
contoh dikemukakannya perubahan pada logat bahasa Aria setelah terpisah dari
induknya. Akan tetapi perubahan tersebut tidak mempengaruhi organisasi-
organisasi sosial masyarakatnya. Perubahan-perubahan tersebut lebih merupakan
perubahan kebudayaan ketimbang perubahan sosial. Masyarakat menurut Kingsley
Davis adalah sistem hubungan dalam arti hubungan antara organisasi-organisasi,
dan bukan hubungan antara sel-sel, kebudayaan dikatakanya mencakup segenap
cara berpikir dan bertingkah laku, yang timbul karena interaksi yang bersifat
komunikatif seperti menyampaikan buah pikiran secara simbolis dan bukan oleh
karena warisan yang berdasarkan keturunan.
Cara menyikapi dampak globalisasi di bidang sosial budaya yaitu meningkatkan
kualitas nilai keimanan dan moralitas masyarakat, meningkatkan jiwa dan semangat
persatuan, kesatuan, dan nasionalisme serta melestarikan kebudayaan dan adat
istiadat daerah.
13
3.2 Saran
Sebagai generasi muda hendaknya dapat memilah mana arus globalisasi yang
dapat kita contoh budaya yang terbaik. Penulis berharap pembaca memberikan
kritik atau saran yang bersifat membangun. Penulis menyadari bahwa makalah ini
masih belum sempurna.
14
DAFTAR PUSTAKA