Anda di halaman 1dari 18

TUGAS MAKALAH

Globalisasi dan Perubahan Sosial Budaya

Makalah ini disusun guna memenuhi


salah satu tugas Ilmu Pengetahuan Sosial

Disusun oleh:
Muhammad Rifqi Rafa Rosyadi
Kelas 9E / 24

MTsN 1 KUDUS
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas ke hadirat Allah SWT. atas segala rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini. Karya tulis ilmiah ini
disusun guna memenuhi salah satu tugas Bahasa Indonesia.
Penulis menyadari bahwa banyak kesulitan yang tidak mampu penulis pecahkan
secara mandiri. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah memberi bimbingan, arahan, bantuan, dan motivasi. Penulis
menyampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-tinginya kepada:
1. Bapak H. Ali Musyafak, S.Ag, M.Pd.I., selaku kepala MTsN 1 Kudus.
2. Bapak dan Ibu guru yang telah banyak memberikan bimbingan dan ilmu kepada
penulis selama menempuh pendidikan.
3. Orang tua yang selalu memberikan semangat dan dukungan moral, material,
dan inspirasi.
4. Rekan-rekan kelas 9E MTsN 1 Kudus yang telah memberikan motivasi dan juga
sebagai teman berbagi rasa dalam suka dan duka atas segala bantuan dan kerja
samanya selama ini.
5. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan karya tulis ilmiah
ini.
Semoga Allah SWT. melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada semua
pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
Penulis menyadari akan segala keterbatasan isi maupun tulisan karya tulis
ilmiah ini. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis memohon maaf.
Penulis juga mengharapkan kritik dan saran yang membangun supaya karya tulis
ilmiah ini semakin baik. Semoga karya tulis ilmiah ini dapat memberikan manfaat
bagi siapa saja yang membacanya.

Kudus, 15 Desember 2019


Muhammad Rifqi Rafa Rosyadi

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i


KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah........................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 2
1.3 Tujuan ..................................................................................................... 2
1.4 Manfaat ................................................................................................... 2
BAB 2 PEMBAHASAN ........................................................................................ 4
2.1 Pengertian Perubahan Sosial Budaya .................................................. 4
2.2 Hubungan antara Perubahan Sosial dan Perubahan Kebudayaan .. 5
2.3 Proses Perubahan Sosial dan Kebudayaan .......................................... 7
2.3.1 Penyesuaian masyarakat terhadap perubahan ................................... 7
2.3.2 Saluran-saluran perubahan sosial dan kebudayaan ........................... 7
2.3.3 Ketidakserasian perubahan-perubahan dan ketertinggalan budaya
(cultural lag) ................................................................................................... 8
2.4 Tanggapan dan Kecenderungan Perilaku Masyarakat ...................... 8
2.4.1 Sikap Positif Masyarakat Menyikapi Perubahan Sosial Budaya
terhadap Globalisasi ........................................................................................ 8
2.4.2 Sikap Negatif Masyarakat Menyikapi Perubahan Sosial Budaya
terhadap Globalisasi ........................................................................................ 9
2.5 Cara Menyikapi Dampak Globalisasi di Bidang Sosial Budaya ...... 10
BAB 3 PENUTUP................................................................................................ 13
3.1 Kesimpulan ........................................................................................... 13
3.2 Saran ...................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 15

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Setiap masyarakat manusia selama hidup pasti mengalami perubahan-
perubahan. Perubahan mana dapat berupa perubahan yang tidak menarik dalam arti
kurang mencolok. Ada pula perubahan-perubahan yang pengaruhnya terbatas
maupun yang luas, serta ada pula perubahan-perubahan yang lambat sekali, akan
tetapi ada juga yang berjalan dengan cepat. Perubahan-perubahan hanya akan dapat
diketemukan oleh seseorang yang sempat meneliti susunan dan kehidupan suatu
masyarakat pada suatu waktu dan membandingkannya dengan susunan dan
kehidupan masyarakat tersebut pada waktu yang lampau.
Seseorang yang tidak dapat menelaah susunan dan kehidupan masyarakat desa
di Indonesia misalnya akan berpendapat bahwa masyarakat tersebut statis, tidak
maju dan tidak berubah. Pernyataan demikian didasarkan pada pandangan sepintas
yang tentu saja kurang mendalam dan kurang teliti. Karena tidak ada suatu
masyarakat pun yang berhenti pada suatu titik tertentu sepanjang masa. Orang-
orang desa sudah mengenal perdagangan, alat-alat transpor modern, bahkan dapat
mengakui berita-berita mengenai daerah lain melalui radio, televisi, dan sebagainya
yang ke semuanya belum dikenal sebelumnya.
Para sosiologi pernah mengadakan klasifikasi antara masyarakat-masyarakat
statis dan dinamis. Masyarakat yang statis adalah masyarakat yang sedikit sekali
mengalami perubahan dan berjalan lambat. Masyarakat yang dinamis adalah
masyarakat yang mengalami berbagai perubahan dengan cepat. Jadi setiap
masyarakat, pada suatu masa dapat dianggap sebagai masyarakat yang statis.
Sedangkan pada masyarakat yang lainya, dianggap sebagai masyarakat yang
dinamis. Perubahan-perubahan bukanlah semata-mata berarti suatu kemajuan
(progres) namun dapat pula berarti kemunduran dari bidang-bidang kehidupan
tertentu.
Perubahan-perubahan yang terjadi pada masyarakat dunia dewasa ini merupakan
gejala yang normal. Pengaruhnya bisa menjalar dengan cepat ke bagian-bagian
dunia lain berkat adanya komunikasi modern. Penemuan-penemuan baru di bidang

1
teknologi yang terjadi di suatu tempat, dengan cepat dapat diketahui oleh
masyarakat lain yang berada jauh dari tempat tersebut.
Perubahan dalam masyarakat memang telah ada sejak zaman dahulu. Namun
dewasa ini perubahan-perubahan tersebut berjalan dengan sangat cepatnya,
sehingga membingungkan manusia yang menghadapinya. Perubahan-perubahan
sering berjalan secara konstan. Ia tersebut memang terikat oleh waktu dan tempat.
Akan tetapi karena sifatnya yang berantai, maka perubahan terlihat berlangsung
terus, walau diselingi keadaan di mana masyarakat mengadakan reorganisasi unsur-
unsur struktur masyarakat yang terkena perubahan.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dari penyusunan makalah ini antara lain:
1. Apakah pengertian dari perubahan sosial budaya?
2. Bagaimana hubungan antara perubahan sosial dan perubahan kebudayaan?
3. Bagaimanakah proses perubahan sosial dan kebudayaan?
4. Bagaimana tanggapan dan kecenderungan perilaku masyarakat mengenai
perubahan sosial budaya terhadap modernisasi dan globalisasi?
5. Bagaimana cara menyikapi dampak dari globalisasi di bidang sosial budaya?

1.3 Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini antara lain:
1. Memahami pengertian perubahan sosial budaya.
2. Memahami hubungan antara perubahan sosial dan perubahan kebudayaan.
3. Mengetahui proses perubahan sosial dan kebudayaan.
4. Mengetahui tanggapan dan kecenderungan perilaku masyarakat mengenai
perubahan sosial budaya terhadap modernisasi dan globalisasi.
5. Mengetahui cara menyikapi dampak globalisasi di bidang sosial budaya.

1.4 Manfaat
Manfaat dari penyusunan makalah ini antara lain:
1. Menambah ilmu pengetahuan dan wawasan mengenai globalisasi dan
perubahan sosial budaya.

2
2. Meningkatkan keterampilan siswa dalam penyusunan makalah.
3. Memberi dorongan kepada para siswa untuk meningkatkan belajarnya dengan
melakukan belajar di luar kelas dan menyusunnya dalam sebuah makalah yang
nantinya dapat meningkatkan mutu pendidikan.
4. Dapat menjadi referensi bagi pembaca dan penulis lain dalam penyusunan
makalah yang lebih bagus lagi dan lebih luas cakupannya.

3
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Perubahan Sosial Budaya


Beberapa pakar mengemukakan pengertian perubahan sosial diantaranya
sebagai berikut:
1. Menurut Selo Soemardjan, perubahan sosial adalah perubahan-perubahan yang
terjadi pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang
mempengaruhi sistem sosialnya. Unsur-unsur yang termasuk ke dalam sistem
sosial adalah nilai-nilai, sikap-sikap dan pola perilakunya di antara kelompok-
kelompok dalam masyarakat. Selain itu Kingsley Davis mendefinisikan
perubahan sosial sebagai perubahan yang terjadi pada struktur dan fungsi
masyarakat.
2. William F Ogburn berusaha memberikan pengertian tertentu, walau tidak
memberi definisi tentang perubahan-perubahan sosial. Dia mengemukakan
ruang lingkup perubahan-perubahan sosial meliputi unsur-unsur kebudayaan
baik material maupun yang imaterial, yang ditekankan adalah pengaruh besar
unsur-unsur kebudayaan material terhadap unsur-unsur imaterial.
3. Mac Iver lebih suka membedakan antara utilitarian elements dengan cultural
elements yang didasarkan pada kepentingan-kepentingan manusia yang primer
dan sekunder. Semua kegiatan dan ciptaan manusia dapat diklasifikasikan ke
dalam kedua kategori tersebut di atas. Sebuah mesin ketik, alat pencetak, atau
sistem keuangan, merupakan utilitarian elements, karena benda-benda tersebut
tidak langsung memenuhi kebutuhan-kebutuhan manusia, tetapi dapat dipakai
untuk memenuhi kebutuhannya. Utilitarian elements disebutnya civilization.
Artinya, semua mekanisme dan organisasi yang dibuat manusia dalam upaya
menguasai kondisi-kondisi kehidupannya, termasuk di dalamnya sistem-sistem
organisasi sosial, teknik dan alat-alat material. Pesawat telepon, jalan kereta
api, sekolah, hukum dan seterusnya dimasukkan ke dalam golongan tersebut.
Cultur menurut Mac Iver adalah ekspresi jiwa yang terwujud dalam cara-cara
hidup dan berpikir, pergaulan hidup, seni kesusastraan, agama rekreasi dan
hiburan. Sebuah potret, novel, drama, film, permainan, filsafat dan sebagainya,

4
termasuk culture, karena hal-hal itu secara langsung memenuhi kebutuhan
manusia.
4. Gillin dan gillin mengatakan perubahan-perubahan sosial sebagai suatu variasi
dari cara-cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan-perubahan
kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk ideologi maupun
karena adanya difusi ataupun penemuan-penemuan baru dalam masyarakat.
Secara singkat Samuel Koening mengatakan bahwa perubahan sosial menunjuk
pada modifikasi-modifikasi yang terjadi dalam pola-pola kehidupan manusia.
Dengan demikian, secara umum dapat disimpulkan bahwa perubahan sosial
adalah perubahan unsur-unsur sosial dalam masyarakat, sehingga terbentuk tata
kehidupan sosial yang baru dalam masyarakat. Perubahan dalam masyarakat dapat
mengenai nilai-nilai sosial, norma-norma sosial, pola-pola perilaku, organisasi,
susunan lembaga kemasyarakatan, lapisan-lapisan dalam masyarakat, kekuasaan
dan wewenang, interaksi sosial, dan lain sebagainya. Perubahan budaya adalah
perubahan unsur-unsur kebudayaan karena perubahan pola pikir masyarakat
sebagai pendukung kebudayaan. Unsur-unsur kebudayaan yang berubah adalah
sistem kepercayaan/religi, sistem mata pencaharian hidup, sistem kemasyarakatan,
sistem peralatan hidup dan teknologi, bahasa, kesenian, serta ilmu pengetahuan.

2.2 Hubungan antara Perubahan Sosial dan Perubahan Kebudayaan


Teori-teori mengenai perubahan-perubahan masyarakat sering mempersoalkan
perbedaan antara perubahan-perubahan sosial dengan perubahan-perubahan
kebudayaan. Perbedaan demikian tergantung dari adanya perbedaan pengertian dari
masyarakat dan kebudayaan. Apabila perbedaan pengertian tersebut dapat
dinyatakan dengan tegas, maka dengan sendirinya perbedaan antara perubahan-
perubahan sosial dan perubahan-perubahan kebudayaan dapat dijelaskan.
Kingsley Davis berpendapat bahwa perubahan sosial merupakan bagian dari
perubahan kebudayaan. Perubahan dalam kebudayaan mencakup semua bagiannya
yaitu: kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi, filsafat dan seterusnya, bahkan
perubahan-perubahan dalam bentuk serta aturan-aturan organisasi sosial. Sebagai
contoh dikemukakannya perubahan pada logat bahasa Aria setelah terpisah dari
induknya. Perubahan-perubahan tersebut lebih merupakan perubahan kebudayaan

5
ketimbang perubahan sosial. Masyarakat menurut Kingsley Davis adalah sistem
hubungan dalam arti hubungan antara organisasi-organisasi, dan bukan hubungan
antara sel-sel, kebudayaan dikatakanya mencakup segenap cara berpikir dan
bertingkah laku, yang timbul karena interaksi yang bersifat komunikatif seperti
menyampaikan buah pikiran secara simbolis dan bukan oleh karena warisan yang
berdasarkan keturunan.
Apabila diambil definisi kebudayaan dari Tylor yang mengatakan bahwa
kebudayaan adalah suatu kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan,
kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan setiap kemampuan serta kebiasaan
manusia sebagai warga masyarakat, maka perubahan-perubahan kebudayaan
adalah setiap perubahan dari unsur-unsur tersebut.
Perubahan-perubahan sosial dan kebudayaan mempunyai satu aspek yang sama
yaitu kedua-duanya bersangkut paut dengan suatu penerimaan cara-cara baru atau
suatu perbaikan dalam cara suatu masyarakat memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
Dewasa ini proses-proses pada perubahan-perubahan sosial dapat diketahui dari
adanya ciri-ciri tertentu antara lain:
1. Tidak ada masyarakat yang berhenti perkembangannya, karena setiap
masyarakat mengalami perubahan yang terjadi secara lambat atau secara cepat.
2. Perubahan yang terjadi pada lembaga kemasyarakatan tertentu, akan diikuti
dengan perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga sosial lainnya.
3. Perubahan-perubahan sosial yang cepat biasanya mengakibatkan disorganisasi
yang bersifat sementara karena berada di dalam proses penyesuaian diri.
Disorganisasi akan diikuti oleh suatu reorganisasi yang mencakup pemantapan
kaidah-kaidah dan nilai-nilai lain yang baru.
4. Perubahan-perubahan tidak dapat dibatasi pada bidang kebendaan atau bidang
spiritual saja, karena kedua bidang tersebut mempunyai kaitan timbal balik yang
sangat kuat.
5. Secara tipologis perubahan-perubahan sosial dapat dikategorikan sebagai:
a. Social process : the circulation of various rewards, facilities, and personnel
in an existing structure.
b. Segmentation : the proliferation of structural units that do not differ
qualitatively from existing units.

6
c. Structural change : the emerge of qualitatively new complexes of roles and
organization.
d. Changes in group structure : the shifts in the composition of groups, the
level of consciousness of groups, and the relations among the groups in
society.

2.3 Proses Perubahan Sosial dan Kebudayaan


2.3.1 Penyesuaian masyarakat terhadap perubahan
Keserasian atau harmoni dalam masyarakat (social equilibrium) merupakan
keadaan yang diidam-idamkan setiap masyarakat. Dengan keserasian masyarakat
dimaksudkan sebagai suatu keadaan dimana lembaga-lembaga kemasyarakatan
yang pokok benar-benar berfungsi dan saling mengisi. Dalam keadaan demikian,
individu secara psikologis merasakan adanya ketenteraman, karena tidak adanya
pertentangan dalam norma-norma dan nilai-nilai. Setiap kali terjadi gangguan
terhadap keadaan keserasian, maka masyarakat dapat menolaknya atau mengubah
susunan lembaga-lembaga kemasyarakatannya dengan maksud menerima unsur
yang baru.

2.3.2 Saluran-saluran perubahan sosial dan kebudayaan


Saluran-saluran perubahan sosial dan kebudayaan (avenue or channel of
change) merupakan saluran-saluran yang dilalui oleh suatu proses perubahan.
Umumnya saluran-saluran tersebut adalah lembaga-lembaga kemasyarakatan
dalam bidang pemerintahan, ekonomi, pendidikan, agama, rekreasi dan seterusnya.
Lembaga-lembaga kemasyarakatan tersebut di atas merupakan suatu struktur
apabila mencakup hubungan antar lembaga-lembaga kemasyarakatan yang
mempunyai pola-pola tertentu dan keserasian tertentu. Dengan singkat dapatlah
dikatakan bahwa saluran tersebut berfungsi agar sesuatu perubahan dikenal,
diterima, diakui serta dipergunakan oleh khalayak ramai, atau dengan singkat,
mengalami proses institutionalization (pelembagaan), disorganisasi (disintegrasi),
dan reorganisasi (reintegrasi).

7
2.3.3 Ketidakserasian perubahan-perubahan dan ketertinggalan budaya (cultural
lag)
Pada masyarakat yang sedang mengalami perubahan, tidak selalu perubahan-
perubahan pada unsur-unsur masyarakat dan kebudayaan mengalami kelainan yang
seimbang. Ada unsur-unsur yang dengan cepat berubah, akan tetapi ada pula unsur-
unsur yang sukar untuk berubah. Biasanya unsur-unsur kebudayaan kebendaan
lebih mudah berubah dari pada unsur-unsur kebudayaan rohaniah. Apabila terdapat
unsur-unsur yang tidak mempunyai hubungan yang erat, maka tak ada persoalan
mengenai tidak adanya keseimbangan lajunya perubahan-perubahan. Misalnya
suatu perubahan dalam cara bertani, tidak begitu pengaruh terhadap tarian-tarian
tradisional, akan tetapi sistem pendidikan anak-anak mempunyai hubungan yang
erat dengan diperkerjakannya tenaga-tenaga wanita pada industri, misalnya, apabila
dalam hal ini terjadi ketidakserasian, maka kemungkinan akan terjadi kegoyahan
dalam hubungan antara-antara unsur-unsur tersebut di atas, sehingga keserasian
masyarakat terganggu.

2.4 Tanggapan dan Kecenderungan Perilaku Masyarakat


Saat memasuki era milenium ketiga ini, tampaknya arus modernisasi dan
globalisasi tidak akan dapat dihindari oleh negara-negara di dunia dalam berbagai
aspek kehidupannya. Menolak dan menghindari modernisasi dan globalisasi sama
artinya dengan mengucilkan diri dari masyarakat internasional. Kondisi ini tentu
akan menyulitkan negara tersebut dalam menjalin hubungan dengan negara lain.
Berbagai tanggapan dan kecenderungan perilaku masyarakat dalam menghadapi
arus modernisasi dan globalisasi. Secara garis besar dapat dibedakan menjadi sikap
positif dan sikap negatif berikut ini.

2.4.1 Sikap Positif Masyarakat Menyikapi Perubahan Sosial Budaya terhadap


Globalisasi
Sikap positif menunjukkan bentuk penerimaan masyarakat terhadap arus
modernisasi dan globalisasi. Sikap positif mengandung unsur-unsur sebagai
berikut:
1. Penerimaan secara terbuka (open minded)

8
Sikap ini merupakan langkah pertama dalam upaya menerima pengaruh
modernisasi dan globalisasi. Sikap terbuka akan membuat kita lebih dinamis tidak
terbelenggu hal-hal lama yang bersikap kolot dan akan lebih mudah menerima
perubahan dan kemajuan zaman. Mengembangkan sikap antisipatif dan selektif
sikap ini merupakan kelanjutan dari sikap terbuka. Setelah kita dapat membuka diri
dari hal-hal baru langkah selanjutnya adalah kita harus memiliki kepekaan
(antisipatif) dalam menilai hal-hal yang akan atau sedang terjadi kaitannya dengan
pengaruh modernisasi dan globalisasi. Sikap antisipatif dapat menunjukkan
pengaruh yang timbul akibat adanya arus globalisasi dan modernisasi. Setelah kita
mampu menilai pengaruh yang terjadi, maka kita harus mampu memilih (selektif)
pengaruh mana yang baik bagi kita dan pengaruh mana yang tidak baik bagi kita.
2. Adaptif
Sikap ini merupakan kelanjutan dari sikap antisipatif dan selektif. Sikap adaptif
merupakan sikap mampu menyesuaikan diri terhadap hasil perkembangan
modernisasi dan globalisasi. Tentu saja penyesuaian diri yang dilakukan bersifat
selektif artinya memiliki pengaruh positif bagi si pelaku.
3. Tidak meninggalkan unsur-unsur budaya asli
Seringkali kemajuan zaman mengubah perilaku manusia, mengaburkan
kebudayaan yang sudah ada bahkan menghilangkannya sama sekali. Kondisi ini
menyebabkan seseorang atau masyarakat kehilangan jati diri mereka kondisi ini
harus dapat dihindari. Semaju apa pun dampak modernisasi yang kita lalui, kita
tidak boleh meninggalkan unsur-unsur budaya asli sebagai identitas diri. Jepang
merupakan salah satu negara yang modern dan maju, namun tetap mempertahankan
identitas diri mereka sebagai masyarakat Jepang.

2.4.2 Sikap Negatif Masyarakat Menyikapi Perubahan Sosial Budaya terhadap


Globalisasi
Berbeda dari sikap positif yang menerima terjadinya perubahan akibat dampak
modernisasi dan globalisasi, sikap negatif menunjukkan bentuk penolakan
masyarakat terhadap arus modernisasi dan globalisasi. Sikap negatif mengandung
unsur-unsur berikut ini.
1. Tertutup dan waswas (apatis)

9
Sikap ini umumnya dilakukan oleh masyarakat yang telah merasa nyaman
dengan kondisi kehidupan masyarakat yang ada, sehingga mereka merasa waswas,
curiga, dan menutup diri dari segala pengaruh kemajuan zaman. Sikap seperti ini
pernah ditunjukkan oleh negara Cina dengan politik Great Wall-nya. Sikap apatis
dan menutup diri ini tentu juga kurang baik, karena sikap ini akan menjauhkan diri
dari kemajuan dan perkembangan dunia, kondisi ini akan menyebabkan masyarakat
negara lain yang terus tumbuh dan berkembang seiring dengan kemajuan zaman.
2. Acuh tak acuh
Sikap ini pada umumnya ditunjukkan oleh masyarakat awam yang kurang
memahami arti strategis modernisasi dan globalisasi. Masyarakat awam pada
umumnya tidak terlalu repot mengurusi dampak yang akan ditimbulkan oleh
modernisasi dan globalisasi. Mereka pada umumnya memercayakan sepenuhnya
pada kebijakan pemerintah atau atasan mereka (hanya sebagai pengikut saja). Sikap
ini cenderung pasif dan tidak memiliki inisiatif.
3. Kurang selektif dalam menyikapi perubahan modernisasi
Sikap ini ditunjukkan dengan menerima setiap bentuk hal-hal baru tanpa adanya
seleksi/filter. Kondisi ini akan menempatkan segala bentuk kemajuan zaman
sebagai hal yang baik dan benar, padahal tidak semua bentuk kemajuan zaman
sesuai dengan budaya masyarakat kita. Jika seseorang atau suatu masyarakat hanya
menerima suatu modernisasi tanpa adanya filter atau kurang selektif, maka unsur-
unsur budaya asli mereka sedikit demi sedikit akan semakin terkikis oleh arus
modernisasi yang mereka ikuti. Akibatnya, masyarakat tersebut akan kehilangan
jati diri mereka dan ikut larut dalam arus modernisasi yang kurang terkontrol.

2.5 Cara Menyikapi Dampak Globalisasi di Bidang Sosial Budaya


Berkaitan dengan dampaknya di bidang sosial budaya, maka sebagai generasi
muda penerus bangsa, kita harus mengambil sikap untuk menghadapi Globalisasi,
diantaranya:
1. Meningkatkan kualitas nilai keimanan dan moralitas masyarakat
Meskipun Globalisasi datang dengan setumpuk pengaruh negatif, namun dengan
perisai keimanan dan moral yang tinggi, maka pengaruh Globalisasi khususnya
yang menimbulkan sifat-sifat seperti materialistis, hedonisme, permisif, dan lain-

10
lain tidak akan bisa menguasai diri kita. Maka keimanan dan moral kita dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara perlu dibenahi dan
ditingkatkan lagi.
2. Meningkatkan jiwa dan semangat persatuan, kesatuan, dan nasionalisme
Lunturnya sikap gotong-royong, tolong-menolong yang telah diajarkan oleh
nenek moyang kita diakibatkan kurangnya rasa persatuan. Jiwa individualisme
lebih kental pada setiap individu. Rasa kesatuan dan nasionalisme pun ikut pudar
karena lebih memilih hal-hal yang menguntungkan saja. Perlu adanya kesadaran
diri untuk memupuk dan meningkatkan rasa persatuan, kesatuan, dan nasionalisme.
3. Melestarikan kebudayaan dan adat istiadat daerah
Jika bukan kita sendiri sebagai generasi muda yang turut melestarikan warisan
budaya leluhur lalu adakah orang lain? Kebiasaan yang ada dalam masyarakat pun
mulai hilang ketika globalisasi datang. Globalisasi perlahan-lahan dapat mengikir
budaya asli. Ini sangat berbahaya. Sebagai generasi muda, kita harus melestarikan
budaya dan adat istiadat daerah bersama-sama Setelah nilai globalisasi menyatu
dengan nilai dasar budaya bangsa maka kita sebagai bangsa yang berdaulat
berkewajiban menumbuhkan rasa kebanggaan sebagai bangsa, yakni dengan cara
mendidik anak bangsa agar menjadi manusia Indonesia yang dilandasi oleh nilai-
nilai budaya bangsa dan memiliki kemampuan untuk berkompetisi dalam dunia
global. Sikap positif lain yang perlu dikembangkan untuk bisa berperan di era
globalisasi adalah sebagai berikut:
a. Berkompetisi dalam kemajuan iptek
b. Meningkatkan motif berprestasi
c. Meningkatkan kualitas atau mutu
d. Selalu berorientasi ke masa depan
Terlebih lagi kita memiliki Pancasila yang merupakan penyaring terhadap
pengaruh globalisasi. Kita sebagai warga negara Indonesia harus memiliki sikap
dan usaha untuk menghadapi pengaruh dari proses globalisasi di antaranya sebagai
berikut:
a. Selalu berusaha untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa sebagai penyaring terhadap pengaruh globalisasi yang bersifat
negatif.

11
b. Selalu meningkatkan penghayatan dan pengamalan kita terhadap Pancasila
untuk memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa.
c. Selalu meningkatkan ilmu pengetahuan kita agar dapat menilai mana yang
dianggap baik dan benar terhadap pengaruh globalisasi.
d. Selalu meningkatkan pendidikan dan keterampilan kita agar dapat menjadi
manusia yang berkualitas sehingga mampu bersaing dengan bangsa lain.
e. Selalu meningkatkan penguasaan kita terhadap teknologi modern di segala
bidang sehingga tidak tertinggal dan bergantung pada bangsa lain.
f. Selalu mempertahankan dan melestarikan budaya lokal tradisional agar tidak
digantikan oleh budaya bangsa asing.
g. Selalu meningkatkan kualitas produk hasil produksi dalam negeri sehingga
dapat digunakan dan selalu dicintai oleh masyarakat dalam negeri. Selain itu,
produk hasil produksi dapat bersaing dan dapat merebut pasar lokal serta
internasional.
h. Selalu menumbuhkan sikap terbuka dan tanggap terhadap pembaruan sehingga
mampu menilai pengaruh yang dinilai baik bagi pembangunan. Jadi sifat-sifat
positif manusia modern sangat penting dikembang kan dalam era globalisasi.

12
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Secara umum dapat disimpulkan bahwa perubahan sosial adalah perubahan
unsur-unsur sosial dalam masyarakat, sehingga terbentuk tata kehidupan sosial
yang baru dalam masyarakat. Perubahan dalam masyarakat dapat mengenai nilai-
nilai sosial, norma-norma sosial, pola-pola perilaku, organisasi, susunan lembaga
kemasyarakatan, lapisan-lapisan dalam masyarakat, kekuasaan dan wewenang,
interaksi sosial, dan lain sebagainya. Perubahan budaya adalah perubahan unsur-
unsur kebudayaan karena perubahan pola pikir masyarakat sebagai pendukung
kebudayaan. Unsur-unsur kebudayaan yang berubah adalah sistem kepercayaan
atau religi, sistem mata pencaharian hidup, sistem kemasyarakatan, sistem peralatan
hidup dan teknologi, bahasa, kesenian, serta ilmu pengetahuan.
Kingsley Davis berpendapat bahwa perubahan sosial merupakan bagian dari
perubahan kebudayaan. Perubahan dalam kebudayaan mencakup semua bagiannya
yaitu: kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi, filsafat dan seterusnya, bahkan
perubahan-perubahan dalam bentuk serta aturan-aturan organisasi sosial. Sebagai
contoh dikemukakannya perubahan pada logat bahasa Aria setelah terpisah dari
induknya. Akan tetapi perubahan tersebut tidak mempengaruhi organisasi-
organisasi sosial masyarakatnya. Perubahan-perubahan tersebut lebih merupakan
perubahan kebudayaan ketimbang perubahan sosial. Masyarakat menurut Kingsley
Davis adalah sistem hubungan dalam arti hubungan antara organisasi-organisasi,
dan bukan hubungan antara sel-sel, kebudayaan dikatakanya mencakup segenap
cara berpikir dan bertingkah laku, yang timbul karena interaksi yang bersifat
komunikatif seperti menyampaikan buah pikiran secara simbolis dan bukan oleh
karena warisan yang berdasarkan keturunan.
Cara menyikapi dampak globalisasi di bidang sosial budaya yaitu meningkatkan
kualitas nilai keimanan dan moralitas masyarakat, meningkatkan jiwa dan semangat
persatuan, kesatuan, dan nasionalisme serta melestarikan kebudayaan dan adat
istiadat daerah.

13
3.2 Saran
Sebagai generasi muda hendaknya dapat memilah mana arus globalisasi yang
dapat kita contoh budaya yang terbaik. Penulis berharap pembaca memberikan
kritik atau saran yang bersifat membangun. Penulis menyadari bahwa makalah ini
masih belum sempurna.

14
DAFTAR PUSTAKA

Baharudin. 2010. Sosiologi Suatu Pengantar. Karunia Alam Semesta: Yogyakarta.


Horton dan Hunt. 1992. Sosiologi 2. Erlangga: Jakarta.
Lauer, Robert H. 2001. Perspektif tentang Perubahan Sosial Sosial. Jakarta: PT
Asdi Mahasatya.
Rusli dan Karim. 1999. Islam, Modernisasi, Industrialisasi. Pustaka Jaya: Jakarta.
Soekarno dan Soerjono. 2007. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers.

Anda mungkin juga menyukai