Anda di halaman 1dari 8

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-
Nyalah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Budi Utomo” ini tepat waktu.
Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak kesalahan-kesalahan
sehingga masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini. Apabila dalam penyususnan atau
penulisan makalah ini terdapat hal-hal yang kurang berkenan di hati pembaca, penulis
menyampaikan permintaan maaf yang sebesar-besarnya.
Akhirnya, penulis menyampaikan selamat membaca makalah yang telah penulis
persembahkan ini. Semoga makalah ini dapat berguna dan memenuhi fungsi sebagaimana
mestinya. Akhir kata penulis sampaikan terimakasih.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................. i


DAFTAR ISI.................................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................................... 3
1.3 Tujuan Penulisan ...................................................................................................................... 3
1.4 Manfaat Penulisan.....................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................. 5
2.1 Latar Belakang Lahirnya Budi Utomo..................................................................................... 5
2.2 Asas dan Tujuan Budi Utomo.................................................................................................. 7
2.3 Berakhirnya Organisasi Budi Utomo ...................................................................................... 8
BAB III PENUTUP..................................................................................................................... .9
3.1 Simpulan................................................................................................................................ . 9
3.2 Saran........................................................................................................................................ .9
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Istilah ‘pergerakan’ mengandung pengertian khas, berlainan dengan pengertian
‘perjuangan’ yang dimaksud disini ialah perjuangan untuk mencapai kemerdekaan dengan
menggunakan organisasi yang teratur. Dan dengan istilah ‘nasional’ dimaksudkan untuk
membatasi pokok pembicaraan kita tentang pergerakan-pergerakan yang bercita-cita nasional
yakni cita-cita mencapai kemerdekaan Bangsa. Sudah banyak dikemukakan pendapat, bahwa
timbulnya pergerakan nasional tidak bisa dipisahkan dari bangkitnya nasionalisme di Asia, yang
dianggap reaksi terhadap Imprealisme (penjajahan). Atau kalau kita memunjam istilahnya Prof.
Toynbee, nasionalisme itu merupakan jawaban bangsa Asia atau Indonesia terhadap tantangan
barat.
Menurut pendidikian Prof. Toynbee, reaksi bangsa asia terhadap kolonialisme dan
imprealisme barat itu ada dua macam bentuknya yaitu ;
1. Reaksi yang dinakaman dengan istilah Zelotisme yakni reaksi yang berupa menutup pintu rapat-
rapat bagi pengaruh barat atau istilah Isolasi. Dapat juga dinamakan perlawanan pasif yakni
menolak pengaruh barat.
2. Reaksi yang dinamakan dengan istilah Herodinamisme yakni dengan membuka pintu lebar-lebar
bagi pengaruh barat, meniru cara-cara barat dan kalau telah kuat digunakan untuk mengukur
imprealisme barat. Dapat juga dikatakan perlawanan aktif yakni menentang pengaruh barat dengan
menggunakan alat-alat dan senjata dari barat sendiri.
Bangkitnya nasionalisme di Indonesia tidak dapat dipisahkan dari bangkitnya
nasionalismre di Asia. Namun mengatakan bahwa timbulnya pergerakan nasionalisme itu
disebabkan oleh pengaruh-pengaruh dari luar Indonesia saja seperti misalnya karena pengaruh
kemenangan Jepang atas Rusia di tahun 1905, harus kita terioma secara hati-hati. Sebab-sebab
bangkitnya nasionalisme di Indonesia dan tumbuhnya pergerakan nasional Indonesia itu, tidak
harus dicari diluar pagar tanah air, sebab-sebab itu telah tertanam subur di bumi Indonesia sendiri.
Reaksi pada masa-masa sebelum tahun 1905 pernah dicetuskan dengan perlawanan senjata
dan dilakukan oleh misalnya Sultan Agung Mataram, pangeran di Ponogoro, Cik Ditiro, dan lain-
lainnya namun perlawanan mereka gagal tetapi ini telah membuktikan nyata bahwa semangat
nasional telah lama bergejolak pada dada bangsa Indonesia sebagai reaksi terhadap penderitaan
lahir dan batin akibat kolonialisme itu. Kegagalan perlawanan bersenjata oleh beberapa pejuang
telah menyadarkan pemimpin-pemimpin Bangsa pada waktu itu untuk merubah taktik dan cara-
cara perlawanan. Semula dicoba dengan gerakan-gerakan yang disebut dengan gerakan
emansipasi. Gerakan ini pada hakekatnya merupakan penjelmaan kebangkitan suatu bangsa dan
cita-cita.
Dalam cita-cita ke bangsaan ini ada dua tujuan yang penting yakni tujuan kemerdekaan
bangsa serta cita-cita membentuk suatu bangsa. Kedua cita-cita ini dapat pada pergerakan.
Disamping itu organisasi pergerakan itu mempunyai suatu ikatan yang menyatukan mereka yakni
antara lain :
a. Pertentangan dengan kekuasaan politik.
b. Keinginan mereka mengapuskan sistem kolonial dan mencapai kemerdekaan
Demikianlah maka pergerakan nasional di Indonesia tumbuh dan berkembang sebagai
reaksi-reaksi terhadap stelsel kolonial dan kelahirannya dipercepat oleh beberapa kejadian yang
anatara lain dapat disembuhkan seperti misalnya:
1. Tersia-sia rakyat Indonesia dalam bidang pengajaran dan pendidikan.
2. Perlakuan pemerintah kolonial yang sangat melukai hati rakyat.
3. Suara beracun pers Belanda serta sikap angkuh dari masyarakat Belanda Indonesia.
4. Adanya gerakan orang-orang cina dengan didirakannya perguruan bagi masyarakat mereka sendiri
yakni Tionghoa Hawee Kwan (1901).
Kejadian-kejadian seperti diatas inilah yang mempercepat proses lahirnya pergerakan
nasional di Indonesia. Penderitaan lahir batin yang tak tertahankan lagi ditambah pengaruh
kejadian-kejadian didalam dan diluar tanah air yang merupakan dorongan yang mempercepat
lahirnya pergerakan nasional dan titik berangkat itu dimulai pada tanggal 20 mei 1908 yakni tahun
berdirinya Budi Utomo sebagai pergerakan rakyat yang mula-mula lahir. Berdirinya organisasi
Budi Utomo merupakan oleh Dr. Wahidin Sudirohusodo dan mendapat persetujuan dan pelajar-
pelajar STOVIA seperti Sutomo, Gunawan, Gumbreg, dan lain-lainnya yang dimana organisasi
Budi Utomo ini bertujuan untuk membantu beasiswa kepada pelajar-pelajar Bumi Putera (Kansil
dan Julianto, 1990. 15-22).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas , dapat dirumuskan beberapa masalah yang ingin
dipecahkan yaitu :
1.2.1. Bagaimana latar belakang lahirnya organisasi Budi Utomo di Indonesia ?
1.2.2. Bagaimana asas dan tujuan berdirinya Budi Utomo di Indonesia ?
1.2.3. Apa yang menyebabkan berakhirnya organisasi Budi Utomo di Indonesia?
1.3 Tujuan Penulisan
Sejalan dengan rumusan masalah diatas maka yang menjadi tujuan utama dalam makalah ini
adalah untuk:
1.3.1. Untuk mengetahui latar belakang lahirnya organisasi Budi Utomo di Indonesia.
1.3.2. Untuk mengetahui asas dan tujuan berdirinya Budi Utomo di Indonesia.
1.3.3. Untuk mengetahui menyebabkan berakhirnya organisasi Budi Utomo di Indonesia.
1.4 Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini sebagai berikut.
1. Bagi penulis
Dengan dibuatnya makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis
tentang organisasi pergerakan nasional di Indonesia.

2. Bagi masyarakat
Bagi masyarakat, diharapkan makalah ini dapat memberikan pengetahuan tambahan tentang
organisasi pergerakan nasional di Indonesia dalam memperjuangkan kemerdekaan.
3. Bagi pemerintah
Makalah ini diharapkan bermanfaat bagi pemerintah dalam meningkatkan sosialisasi mengenai
perjuangan pada masa pergerakan nasional di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Latar Belakang Lahirnya Budi Utomo


Budi Utomo merupakan sebuah organisasi modern pertama kali di Indonesia yang
didirikan oleh dr. Sutomo pada tanggal 20 Mei 1908. Menurut beberapa sarjana, perkataan Budi
Utomo berasal dari kata Sansekerta, yaitu bodhi atau budhi, berarti “keterbukaan jiwa”,”pikiran”,”
kesadaran”, “akal”, atau “pengadilan”. Tetapi juga bisa berarti “ daya untuk membentuk dan
menjunjung konsepsi dan ide-ide umum”. Sementara itu, perkataan Jawa utomo berasal dari
uttama, yang dalam bahasa Sansekerta berarti “ tingkat pertama” atau “ sangat baik”( Gonda dalam
Akira Nagazumi, 1989: 58).
Dr. Wahidin Sudirohusodo (1857-1917) merupakan pembangkit semangat organisasi Budi
Utomo. Sebagai lulusan sekolah dokter Jawa di Weltvreden (sesudah tahun 1900 dinamakan
STOVIA), ia merupakan salah satu tokoh intelektual yang berusaha memperjuangkan nasib
bangsanya. Pada tahun 1901 Dr. Wahidin Sudirohusodo menjadi direktur majalah
Retnodhoemilah (Ratna yang berkilauan) yang diterbitkan dalam bahasa Jawa dan Melayu, yang
dikhususkan untuk kalangan priyayi. Hal ini mencerminkan perhatian seorang priyayi terhadap
masalah-masalah dan status golongan priyayi itu sendiri. Ia juga berusaha memperbaiki
masyarakat Jawa melalui pendidikan Barat (Ricklefs, 1991:248- 249).
Namun tidak semua golongan priyayi mendukung berdirinya Budi Utomo tersebut. Hal ini
disebabkan kaum priyayi birokrasi dari golongan ningrat atau aristikrat mengadakan reaksi jika
gerakan tersebut mengancam kedudukan kaum aristokrasi yang menginginkan situasi status quo,
yaitu keadaan yang dapat menjamin kepentingan mereka (Sartono Kartodirdjo, 1993:102).
Gerakan kaum terpelajar tersebut akan membawa perubahan dalam struktur sosial sehingga kaum
intelektual akan mengurangi ruang lingkup kekuasaan elite birokrasi.
Program utama dari Budi Utomo adalah mengusahakan perbaikan pendidikan dan
pengajaran. Programnya lebih bersifat sosial disebabkan saat itu belum dimungkinkan
didirikannya organisasi politik karena adanya aturan yang ketat dari pihak pemerintah Hindia
Belanda. Disamping itu, pemerintah Hindia Belanda sedang melaksanakan program edukasi dari
politik ethis sehingga terdapat kesesuaian kedua program (Kansil, 1986:22-23). Budi Utomo
merupakan organisasi pelajar dengan para pelajar STOVIA sebagai intinya dengan gerakan awal
jangkauannya hanya terbatas pada Jawa dan Madura. Jangkauan wilayah yang terbatas ini,
menjadikan Budi Utomo dianggap sebagai organisasi yang bersifat kedaerahan, karena salah satu
programnya berbunyi “ de harmonische ontwikkeling van land en volk van Jawa en
Madura” (kemajuan yang harmonis bagi nusa Jawa dan Madura). Dengan demikian,
mencerminkan kesatuan administrasi kedua pulau tersebut yang mencakup juga masyarakat Sunda
yang kebudayaannya mempunyai kaitan dengan Jawa meski yang dipakai sebagai bahasa resmi
organisasi adalah bahasa Melayu (Ricklefs, 1991:24).
Pada tanggal 5 Oktober 1908, Budi Utomo mengadakan konggresnya yang pertama di
Yogyakarta. Konggres ini berhasil menetapkan tujuan organisasi yaitu ; Kemajuan yang harmonis
antara bangsa dan negara, terutama dalam memajukan pengajaran, pertanian, peternakan dan
dagang, tehnik , industri serta kebudayaan. Sebagai ketua Pengurus Besar yang pertama terpilih
R.T Tirtokusumo,bupati Karanganyar sedangkan anggota-anggota Pengurus Besar pada umumnya
pegawai pemerintahan atau mantan pegawai pemerintahan dengan pusat organisasi berada di
Yogyakarta (Pringgodigdo, 1984:1). Pengurus hasil konggres ini merupakan dewan pimpinan
yang didominasi oleh para pejabat generasi tua yang mendukung pendidikan yang semakin luas
dikalangan priyayi dan mendorong pengusaha Jawa (Ricklefs, 1991: 250).
Setelah cita-cita Budi Utomo mendapat dukungan semakin luas dikalangan cendekiawan
Jawa maka para pelajar tersebut memberi kesempatan kepada golongan tua untuk memegang
peranan yang lebih besar bagi gerakan ini. Ini dibuktikan dengan terpilihnya golongan tua sebagai
pengurus dalam konggres Budi Utomo I di Yogyakarta. Ketua terpilih R.T Tirtokusumo, sebagai
seorang bupati lebih memperhatikan reaksi daro pemerintah kolonial Belanda dibanding reaksi
dari warga pribumi (Nugroho Notosusanto, 1975:182).

2.2. Asas dan Tujuan Budi Utomo


Asas dan tujuan Budi Utomo adalah menyadarkan kedudukan Bangsa Jawa, Sunda, dan
Madura pada diri sendiri dan berusaha mempertinggi akan kemajuan mata pencaharian serta
penghidupan Bangsa disertai dengan jalan memperdalam keseniaan dan kebudayaan
(Wirjosuparto, 1958 : 102). Selain tujuannya yang lain adalah menjamin kehidupan sebagai
Bangsa yang terhormat dengan menitik beratkan pada soal pendidikan, pengajaran, dan
kebudayaan atau secara samar-samar menyebutkan kemajuan bagi Bangsa Hindia dimana
jangkuan geraknya terbatas pada Jawa dan Madura serta baru meluas untuk penduduk Hindia
seluruhnya dengan tidak memperhatikan perbedaan keturunan, kelamin, dan agama (Poeponegoro
dan Notosusanto, 1992 : 178). Jika dicermati dari pernyataan tersebut, maka secara tersirat nampak
pada Budi Utomo yakni kehormatan Bangsa. Bangsa yang terhormat adalah Bangsa yang memiliki
derajat yang sama dengan Bangsa lain. Karena Bangsa Indonesia pada waktu itu tidak terhormat
karena dijajah Belanda.
Teranglah sudah bahwa Budi Utomo telah mempunyai cita-cita tersembunyi yang
kemudian menjadi cita-cita kaum Nasional Indonesia. Maka tepatlah kalau pemerintah mengakui
secara resmi hari lahirnya Budi Utomo sebagai hari kebangkitan nasional, karena Budi Utomo
bercita-cita nasional dan pergerakannya merupakan organisasi modern pada saat itu (Kansil dan
Julianto, 1990 : 23).
Pada tahun 1928 Budi Utomo menambahkan suatu asas perjuangan yaitu “ikut berusaha
melaksanakan cita-cita Bangsa Indonesia”. Sungguh suatu langkah maju, karena waktu itu gelora
persatuan telah berkumandang di udara pergerakan kita. Disitu nampak bahwa Budi Utomo sedang
berusaha memperluas ruang geraknya. Tidak hanya menuju kehidupan harmonis bagi Jawa dan
Madura tetapi lebih luas lagi yakni bagi persatuan Indonesia (Kansil dan Julianto, 1990 : 23).
Walaupun pada awalnya Budi Utomo tidak berperan sebagai organisasi politik, namun dalam
perjalanannya Budi Utomo terjun kepolitik. Hal ini terbukti pada tahun 1915 Budi Utomo ikut
aktif dalam “Inlandsche Militie” dan waktu Volksraad dibentuk. Budi Utomo juga tergabung
dalam “Radicale Concentratic” yakni persatuan aliran-aliran yang dicap kiri dalam Volksraad.
2.3. Berakhirnya Organisasi Budi Utomo di Indonesia
Runtuhnya organisasi budi Utumo yaitu pada tahun 1935, hal ini di sebabkan karena
adanya tekanan terhadap pergerakan nasional dari pemerintah kolonial membuat Budi Utomo
kehilangan wibawa, sehingga terjadi perpisahan kelompok moderat dan radikal dalam pengaruh
Budi Utomo makin berkurang. Pada tahun 1935 organisasi ini bergabung dengan organisasi lain
menjadi Parindra (Suhartono, 2001 : 31). Sejak saat itu Budi Utomo terus mundur dari arena politik
dan kembali kekeadaan sebelumnya. Dalam bukunya Pringgodigdo, 1998:2-3, menyebutkan
bahwa keruntuhan Budi Utomo disebabkan karena adanya propaganda kemerdekaan Indonesia
yang dilakukan Indische Partji berdasarkan ke Bangsaan sebagai indier yang terdiri dari Bangsa
Indinesia, Belanda Peranakan, dan Tionghoa. Banyak orang yang memandang Budi Utomo
lembek oleh karena menuju “kemajuan yang selaras buat tanah air dan Bangsa” serta terlalu sempit
keanggotaannya (hanya untuk Bangsa Indonesia dari Jawa, Madura, Bali, dan Lombok yaitu
daerah yang berkebudayaan Jawa semata-mata) meninggalkan Budi Utomo.
Berdirinya Muhamadyah merugikan Budi Utomo, karena Budi Utomo tidak mencampuri
agama. Jadi Budi Utomo kehilangan kedudukan monopolinya yang menyebabkan timbulnya
perkumpulan beraliran Indisch-Nasionalisme Radikal yang beraliran demokratis dengan dasar
agama dan yang beraliran keinginan mengadakan pengajaran modern berdasarkan agama dan ke
Bangsaan diluar politik. Beranjak dipemerintahan kolonial menyebut Budi Utomo sebagai tanda
keberhasilan politik Etis dimana memang itu yang dikehendakinya: suatu organisasi pribumi
progresif-moderta serta dikendalikan oleh para pejabat. Pejabat-pejabat Belanda lainnya
mencurigai Budi Utomo atau menganggapnya sebagai gangguan potensial. Desember 1909 Budi
Utomo dinyatakan sebagai organisasi sah. Adanya sambutan hangat dari Batavia menyebabkan
banyak orang Indonesia tidak puas dengan pemerintah yang mencurigai itu (Ricklefs, 2005 : 250-
251).
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Budi Utomo didirika pada tanggal 20 Mei 1908 oleh Sutomo dan kawan-kawanya dari
pelajar-pelajar Stovia. Dimana anggota-anggota Budi Utomo adalah dari kalangan budaya priyayi.
Asas dan tujuan budi utomo adalah menyadarkan kedudukan Bangsa Jawa, Sunda, dan Madura
pada diri sendiri dan berusaha mempertinggi akan kemajuan mata pencaharian serta penghidupan
bangsa disertai dengan jalan memperdalam keseniaan dan kebudayaan. Selain itu tujuannya yang
lain adalah menjamin kehidupan sebagai bangsa yang terhormat dengan menitik beratkan pada
soal pendidikan, pengajaran, dan kebudayaan.
Berakhirnya organisasi budi Utomo yaitu pada tahun 1935, hal ini di sebabkan karena
adanya tekanan terhadap pergerakan nasional dari pemerintah kolonial membuat Budi Utomo
kehilangan wibawa, sehingga terjadi perpisahan kelompok moderat dan radikal dalam pengaruh
Budi Utomo makin berkurang. Dalam bukunya Pringgodigdo, 1998 :2-3, menyebutkan bahwa
berakhirnya Budi Utomo disebabkan karena adanya propaganda kemerdekaan Indonesia yang
dilakukan Indische Partji berdasarkan kebangsaan sebagai indier terdiri dari bangsa Indonesia,
Belanda Peranakan, dan Tionghoa. Berdirinya Muhamadiyah merugikan Budi Utomo, karena Budi
Utomo tidak mencampuri agama. Jadi Budi Utomo kehilangan kedudukan monopolinya yang
menyebabkan timbulnya perkumpulan beraliran Indisch-Nasionalisme Radikal yang beraliran
demokratis dengan dasar agama dan yang beraliran keinginan mengadakan pengajaran modern
berdasarkan agama dan kebangsaan diluar politik.
3.2 Saran
Organisasi pergerakan nasional seperti Budi Utomo sangat diharapkan menjadi suatu
motivasi bagi para generasi muda dalam mempertahankan kemerdekaan yang nantinya dapat
menuju kehidupan berbangsa dan bernegara yang lebih baik kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
Akira, Nagazumi.1989. Bangkitnya Nassionalisme Indonesia, Budi Utomo 1908-1918. Jakarta: PT
Pustaka Utama Grafiti.
Nugroho Notosusanto, 1975. Sejarah Nasional Indonesia V. Jakarta: Balai Pustaka
Poesponegoro dan Notosusanto, 1992. Sejarah Indonesia V. Jakarta : Dian Rakyat.
Priggodigdo, 1980. Sejarah Pergerakan Rakyat Indonesia. Jakarta : Dian Rakyat.
Kansil,C.S.T. dan Julianto.1988. Sejarah Perjuangan Pergerakan Kebangsaan Indonesia. Jakarta:
Erlangga.
M.C Ricklefs.1991. Sejarah Indonesia Modern. Yogyakarta: Gadjah Mada Press.
Suhartono. 2001. Sejarah Pergerakan Nasional. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Wirjosuparto Sujipto. 1958. Dari Lima Zaman Penjajhan Menuju Zaman Kemerdekaan. Jakarta :
Indira.

Anda mungkin juga menyukai