Anda di halaman 1dari 11

Tujuan Perdagangan Internasional

Perdagangan internasional memiliki tujuan utama yaitu untuk meningkatkan Gross Domestic


Product atau GDP, artinya perdagangan internasional bertujuan untuk meningkatkan total nilai
dari produksi barang maupun jasa yang dijual oleh suatu negara pada negara lain selama satu
tahun lamanya.
Namun, untuk mencapai tujuan tersebut ada juga peraturan serta ketentuan yang berlaku terkait
jenis dan sistem pembayaran, berbagai pihak terkait dengan perdagangan internasional dan
banyak hal lainnya yang dibahas dalam buku Perdagangan Internasional.
Selain tujuan utama tersebut, perdagangan internasional juga memiliki lima tujuan lain sebagai
berikut.
1. Menaikan Devisa Negara
Tujuan yang pertama dari kebijakan perdagangan internasional adalah guna menaikan devisa
negara, bagaimana caranya?
Melalui pertukaran perdagangan dengan cara mengimpor maupun mengekspor barang yang ada
di dalam ke luar negeri dan begitu pula sebaliknya. Apabila devisa negara meningkat, maka akan
menyebabkan beberapa hal ini.
2. Pertumbuhan ekonomi
Pertumbuhan ekonomi atau kenaikan produk nasional bruto (GDP) ini dihasilkan melalui faktor
produksi milik warga negaranya yang tinggal di dalam maupun luar negeri dan warga negara
yang tinggal di dalamnya maupun yang tinggal di luar negeri tidak termasuk dalam GDP, jadi
hanya faktor produksinya saja.
3. Mempengaruhi stabilitas harga barang ekspor
Stabilitas harga yang dimaksud merupakan cara pemerintah mempertahankan harga ketika terjadi
fenomena inflasi yang mulai meninggi. Inflasi sendiri merupakan peningkatan ketersediaan uang,
sehingga dapat menyebabkan kenaikan harga barang.
4. Eksistensi tenaga kerja
Eksistensi tenaga kerja merupakan salah satu faktor yang dapat memengaruhi kelancaran dari
segala tindakan yang berhubungan dengan pengadaan barang maupun jasa.
Pertumbuhan ekonomi yang terjadi di suatu negara dapat membuat perusahaan pengekspor akan
menerima banyak pesanan, sehingga perusahaan akan membutuhkan tenaga kerja tambahan agar
dapat menyelesaikan pesanan permintaan konsumen. Dengan menambah tenaga kerja, maka
perusahaan tersebut juga membuka lapangan kerja baru yang dapat menyebabkan berkurangnya
angka pengangguran di negara tersebut, sehingga dapat menguntungkan kedua belah pihak.
5. Memenuhi Kebutuhan di Negara Lain
Kerjasama perdagangan internasional dapat membuat negara lain yang tidak memiliki barang
maupun jasa yang diinginkan menjadi terpenuhi. Contohnya, Indonesia merupakan salah satu
negara di Asia yang mengolah kedelai menjadi tempe, berbeda dengan negara di Eropa maupun
Amerika.
Oleh karena itu dengan menjalin kerja sama dengan negara-negara di Eropa maupun Amerika,
negara tersebut dapat memenuhi kebutuhan pangan nabatinya, yaitu kedelai yang diolah menjadi
tempe. Begitu pula sebaliknya.
Perdagangan internasional dilakukan dan disetujui oleh kedua negara yang bekerja sama untuk
memenuhi kebutuhan yang ada di negara lain, ketika negara tersebut tidak dapat memproduksi
kebutuhan yang dimaksud. Alasan tak dapat memproduksi kebutuhan tersebut bisa bermacam-
macam salah satunya adalah iklim negara yang berbeda.
6. Memperoleh Keuntungan Internal serta Eksternal
Kebijakan perdagangan internasional ini tentu memiliki tujuan untuk mendapatkan keuntungan
secara internal maupun eksternal. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, negara tidak akan
mampu untuk memenuhi kebutuhan penduduknya apabila negara tersebut tidak melakukan kerja
sama dengan negara lain dan hanya mengandalkan dana atau anggaran dari pungutan pajak saja.

Oleh karena itu, untuk memenuhi kebutuhan penduduk, negara akan berusaha meraih
keuntungan yang dapat diperoleh melalui persetujuan kerja sama perdagangan internasional antar
negara.
Keuntungan internal yang dimaksud merupakan keuntungan yang dapat dimiliki oleh sebuah
perusahaan, contohnya seperti keuntungan yang didapatkan melalui banyaknya pesanan
permintaan barang atau jasa dari luar negeri.
Sedangkan keuntungan eksternal merupakan keuntungan spesialisasi yang diperoleh melalui
fungsi dalam yang digunakan untuk mempertinggi keefektifan penggunaan faktor produksi.
7. Memperluas Pasar
Tujuan dari perdagangan internasional selanjutnya adalah untuk memperluas pasar. Perdagangan
internasional memiliki tujuan agar sebuah perusahaan yang ada dalam negara tersebut dapat
menjalankan mesin produksinya secara maksimal dan dapat menjual stock produknya tanpa
perlu mengkhawatirkan kelebihan produksi yang dapat mengakibatkan turunnya harga produk
maupun jasa yang dijual.
8. Transfer Teknologi Modern
Perdagangan internasional juga dilakukan demi memperoleh keuntungan dalam hal teknologi
modern yang tidak bisa atau belum diproduksi atau diperoleh dari dalam negeri, sehingga
membutuhkan kerja sama dengan pihak luar.
Transfer teknologi modern yang dimaksud dapat berupa mesin maupun vaksin seperti saat ini,
Indonesia belum bisa memproduksi dan menguji keefektifan dari vaksin untuk virus Covid-19,
sehingga negara lain memberikan vaksin hal produksinya untuk Indonesia dan lain sebagainya.
Tujuan Kebijakan Perdagangan Internasional
Tujuan kebijakan perdagangan internasional untuk suatu negara adalah meningkatkan kesejahteraan
masyarakatnya. Tujuan kebijakan perdagangan internasional ialah untuk mendapatkan manfaat
perdagangan yang akan menambah pendapatan dari suatu negara.
Tidak hanya itu, tujuan kebijakan perdagangan internasional lainnya adalah sebagai berikut:
- Memenuhi kebutuhan negara
- Memperluas wilayah perdagangan dan meningkatkan produksi
- Meningkatkan devisa negara melalui kegiatan ekspor produk ke negara lain.
- Meningkatkan pertumbuhan sektor ekonomi, menstabilkan harga barang, dan menyerap banyak
tenaga kerja.
- Melakukan transfer teknologi modern untuk membantu meningkatkan efisiensi dalam proses
produksi.
- Mendorong terbentuknya sumber daya manusia yang semakin mahir, terampil, dan unggul untuk
mengikuti perkembangan teknologi.
- Memperkenalkan sumber alam negara pada negara lainnya
- Membantu negara lain untuk mencukupi kebutuhannya
- Membantu mempererat hubungan dengan negara-negara lainnya
- Meningkatkan produksi kedua belah pihak
Alat dan cara pembayaran dalam perdagangan internasional
Alat pembayaran yang dapat diterima secara internasional dapat berupa mata uang asing, emas
batangan, cek, atau surat-surat berharga. Mata uang asing yang digunakan sebagai alat
pembayaran perdagangan internasional antara lain dolar (Amerika Serikat), yen (Jepang), euro
(Eropa), dan poundsterling (Inggris).

Nilai mata uang suatu negara dengan negara lainnya berbeda-beda. Perbandingan nilai mata uang
suatu negara dengan negara lain dikenal dengan kurs valuta asing.

Ada dua macam kurs valuta asing yang digunakan, yaitu kurs jual dan kurs beli. Kurs jual adalah
harga yang digunakan ketika bank atau money changer membeli valuta asing. Kurs beli adalah
harga yang digunakan ketika bank atau money changer menjual valuta asing.
Contoh hitungan sebagai berikut :

Rizza mendapat kiriman uang dari bibinya yang bekerja di Singapura sebesar $ 500 SGD dan
kiriman ibunya yang bekerja di Jepang sebesar ¥ 400 dan Rizza mempunyai tabungan $ 200
USD dan rizza berencana menukarkan semua uang tersebut ke Rupiah. Berapa rupiah uang yang
diperoleh Rizza?

Jawab :
SGD : 500 x Rp. 9.801,00 = Rp. 4.900.500
JPY   : 400 x Rp. 116,00 = Rp. 46.400
USD  : 200 x Rp. 13.175,00 = Rp. 2.635.000
Jadi, total Rupiah yang diterima Rizza adalah Rp. 7.581.900,-
Cara pembayaran luar negeri adalah dengan cara :

A. Pembayaran dimuka
Pembayaran di muka (advance payment) adalah sistem pembayaran yang dilakukan importir
dengan cara melakukan pembayaran terlebih dahulu sebelum barang dikirim oleh eksportir. Mata
uang yang digunakan dalam pembayaran bergantung pada kesepakatan, bisa menggunakan mata
uang negara eksportir maupun mata uang negara importir.

B. Pembayaran kemudian
Pembayaran kemudian (open account) adalah sistem pembayaran yang dilakukan setelah
importir menerima barang dari eksportir.  Sistem pembayaran dilakukan apabila terdapat
kepercayaan antara ekportir dan importir, ada kepastian barang dan dokumen kelengkapan
barang yang akan diterima importir, serta ada kepastian hukum tentang transaksi dan trasfer
pembayaran.

C. Konsinyasi
Konsinyasi (consignment) adalah suatu cara pengiriman barang-barang ekspor yang bersifat
titipan untuk dipasarkan oleh eksportir dengan kesepakatan harga tertentu. Pembayaran baru oleh
pihak yang dititipi jika barang telah terjual. Cara ini memiliki kelemahan, yaitu pemilik barang
tidak dapat menentukan waktu penerimaan pembayaran karena harus menunggu barang laku
terjual.

SISTEM PEMBAYARAN DAN JAMINAN PERBANKAN INTERNASIONAL


D. Pembayaran dengan wesel
Wesel atau surat utang bank (bill of exchange) merupakan dokumen yang memuat pengakuan
bank (promissory note)  untuk membayar sejumlah uang yang tertera di atas wesel tersebut
kepada pihak tertentu atau yang membawa wesel tersebut.
Dengan demikian, pihak importir harus membayar barang yang dibelinya dengan cara
menyetorkan sejumlah uang kepada bank yang ditunjuk eksportir yang mengeluarkan wesel.

Secara skematis pembayaran dengan surat wesel dapat digambarkan sebagai berikut:

Keterangan:
 Pembeli (importir) dan penjual (eksportir) mengadakan kesepakatan kontrak jual beli atas
sejumlah barang, dengan syarat-syarat pembayaran tertentu.
 Barang dikirim oleh eksportir kepada importir dengan alat angkut tertentu yang telah
disepakati sebelumnya.
 Eksportir menyerahkan dokumen-dokumen kepada remiting bank (bank di negara eksportir
yang dipercaya untuk melakukan penagihan kepada bank di negara importir).
 Remiting bank melakukan collection order (penagihan) dengan menyertakan dokumen-
dokumen yang dikirim kepada collection bank (bank dinegara importir yang akan melakukan
pembayaran barang).
 Collection bank menyerahkan dokumen-dokumen surat wesel dagang kepada importir.
 Importir menerima dokumen-dokumen atau meyetujui serta melakukan pembayaran.
 Collection bank melakukan akseptasi atau pembayaran kepada remiting bank.
 Remiting bank melakukan akseptasi atau pembayaran kepada eksportir.
E. Pembayaran dengan surat kredit
Surat Kredit (Letter of Credit/LC) adalah surat pemberian kuasa oleh bank pada bank atau pihak
lain untuk membayar sesuai dengan persyaratan yang disebutkan dalam surat tersebut. Sistem
pembayaran dengan L/C merupakan sistem yang paling aman bagi eksportir. Dengan penerbitan
L/C, sebuah bank yang bertindak sebagai pengganti importir memberikan kepercayaan dan
kepastian kepada eksportir bahwa pembayaran akan dilakukan oleh bank tersebut sesuai dengan
persyaratan yang terdapat dalam L/C.

    Cara Pembayaran L/C atau Pembayaran dengan wesel


F. Pembayaran dengan emas
Pembayaran dengan emas dilakukan oleh importir dengan mengirimkan sejumlah emas yang
setara dengan nilai barang yang dibelinya kepada eksportir. Pembayaran dengan menggunakan
emas ini harus mendapatkan izin dari pemerintah.

Pembayaran dengan emas


G. Pembayaran dengan kompensasi pribadi
Kompensasi pribadi adalah cara pembayaran dengan mengalihkan penyelesaian utang piutang
pada seorang penduduk dalam satu negara tempat penduduk tersebut tinggal.

Contoh:
Yahya mempunyai utang sebanyak £ 100 kepada Mr. Samo di Inggris atau sebanyak Rp.
1.725.380  (kurs menunjukkan 1 £ = Rp 17.253,80). Kemudia Zakaria mempunyai piutang
sebanyak £ 100 kepada Mr. John. Dari keempat orang tersebut penyelesaian utang piutang
dilakukan dengan cara Mr. John membayar utangnya kepada Mr. Samo sebanyak £ 100 dan
Yahya membayar utangnya sebanyak Rp. 1.725.380  kepada Zakaria. Dengan demikian sudah
lunas segala utang piutang mereka atau secara skematis dapat digambarkan sebagai berikut:

Pembayaran kompensasi pribadi


Cara pembayaran ini digunakan di Indonesia sekitar tahun 1960-an, namun sekarang sudah tidak
banyak lagi digunakan dalam perdagangan internasional.
Neraca Perdagangan
Berdasarkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), neraca perdagangan adalah suatu ikhtisar yang di
dalamnya akan menunjukkan selisih antara nilai transaksi kegiatan ekspor dan juga impor dalam
suatu negara di periode waktu tertentu.
Umumnya, neraca perdagangan ini banyak digunakan untuk menilai kegiatan perdagangan
dalam skala internasional. Nah, agar lebih memahami lebih dalam tentang neraca perdagangan,
ayo simak penjelasan lengkapnya di bawah ini.
Pengertian Neraca Perdagangan
Balance of trade  (BoT) atau neraca perdagangan adalah suatu perbedaan antara nilai balik dalam
bentuk barang ataupun jasa yang diimpor dan juga diekspor dalam suatu negara di periode waktu
tertentu.
Balance of trade terbagi menjadi dua sifat, yaitu negatif dan juga positif. Balance of
trade negatif adalah negara yang lebih banyak menerima produk impor daripada melakukan
ekspor. Sebaliknya, balance of trade positif adalah negara yang melakukan lebih banyak
kegiatan ekspor daripada impor.
Penghitungan Neraca Perdagangan
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, balance of trade adalah perbedaan pada nilai barang
atau jasa yang diekspor atau yang diimpor. Sehingga, di dalamnya akan memerlukan dua hal
untuk menghitungnya, yaitu nilai ekspor dan juga nilai impor.
Rumus yang bisa kita gunakan untuk menghitung neraca perdagangan adalah sebagai berikut:

“Neraca perdagangan = Ekspor – Impor”


Nilai ekspor adalah barang dan juga jasa yang diproduksi dalam suatu negara, lalu dijual kepada
orang asing atau kepada negara lain. Sedangkan nilai impor adalah suatu kegiatan penjualan
barang dan jasa yang diproduksi di luar negeri lalu dibeli oleh masyarakat dalam suatu negara.
Namun, akan ada kemungkinan kesalahan dalam mencatat nilai ekspor dan nilai impor. Salah
satu penyebabnya adalah karena adanya perdagangan gelap yang mengakibatkan perhitungan
neraca perdagangan menjadi tidak sesuai atau tidak tepat.
Perdagangan gelap adalah suatu kegiatan transaksi yang di dalamnya hanya tercatat dalam satu
negara saja, yaitu negara yang mengekspor atau yang mengimpor, namun tidak tercatat dalam
negara lain yang menerimanya. Sehingga, nilai akumulasi dalam semua transaksi di dalam
neraca perdagangan dunia hasilnya menjadi tidak balance.
Agar bisa mengetahui lebih lanjut tentang bentuk neraca perdagangan, perhatikanlah contoh
neraca perdagangan Indonesia dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2020 di bawah ini yang
diambil dari  statistik.kemendag.go.id
Jenis Neraca Perdagangan
Dilansir dari Investopedia, balance of trade terbagi menjadi tiga jenis, yaitu neraca perdagangan
surplus, neraca perdagangan defisit, dan neraca perdagangan seimbang. Berikut ini adalah
penjelasan dari ketiganya.
1. Neraca Perdagangan Surplus
Neraca perdagangan surplus adalah suatu kondisi yang saat nilai transaksi ekspor lebih besar
daripada nilai impor. Bila kondisi neraca perdagangannya menjadi surplus, maka tentunya akan
menguntungkan negara. Karena, mereka mendapatkan nilai pendapatan yang lebih besar.
Suatu negara harus sebisa mungkin menjaga nilai ekspor dan impornya agar nilai neraca
perdagangan menjadi surplus.
2. Neraca Perdagangan Defisit
Kebalikan dari neraca perdagangan surplus, neraca perdagangan defisit adalah suatu kondisi
pembayaran yang nilai transaksi impornya jauh lebih tinggi daripada nilai ekspornya.
Untuk beberapa negara, terutama negara berkembang, kondisi seperti ini dianggap tidak
menguntungkan mereka. Karena, biaya yang harus dikeluarkan untuk melakukan impor jauh
lebih tinggi daripada pendapatan dari transaksi ekspornya.
3. Neraca Perdagangan Seimbang
Neraca perdagangan seimbang adalah suatu kondisi saat nilai transaksi ekspor dan impor dalam
suatu negara seimbang. Itu artinya, negara tersebut tidak mengalami kerugian ataupun
keuntungan. Kondisi ini sangat sulit untuk dipertahankan pada suatu negara tertentu.
Faktor yang Mempengaruhi Neraca Perdagangan
1. Pertumbuhan Ekonomi dan Pendapatan
Faktor pertama yang mempengaruhi neraca perdagangan adalah perkembangan ekonomi yang
kuat di dalam suatu negara. Sehingga, akan mampu meningkatkan standar dan juga pendapatan
masyarakat di dalam negara tersebut.
Dengan begitu, maka akan membuat suatu bisnis melakukan ekspansi dalam membuat lebih
banyak lapangan pekerjaan hingga pendapatan di dalam perekonomian dalam negeri. Bila suatu
negara mampu memanfaatkan kondisi ini dengan baik, maka negara tersebut akan mampu
meningkatkan permintaan impor yang berasal dari negara lain.
Agar bisa mendukung suatu negara dalam mendapatkan nilai ekspor yang tinggi, maka negara
tersebut bisa meningkatkan permintaan pada barang modal dan juga bahan baku. Sehingga, hal
ini akan mampu membantu mendorong perdagangan internasional antar negara.
2 Nilai Tukar
Faktor selanjutnya yang mempengaruhi nilai neraca perdagangan adalah nilai tukar, yang mana
dalam perkembangan ekonomi neraca perdagangan dalam suatu negara juga akan turut
mempengaruhi nilai tukar.
Hal ini dikarenakan bila sebuah negara melakukan kegiatan ekspor impor, maka mata uang yang
digunakan sebagai alat tukar berbeda.
Misalnya bila Indonesia ingin mengekspor suatu komoditas ke negara lain, maka pebisnis dari
Indonesia akan memperoleh pembayaran dalam mata uang lain sesuai dengan kesepakatan yang
sebelumnya sudah disepakati, pun begitu juga sebaliknya.
Dengan begitu, siapa saja yang melaksanakan kegiatan impor atau ekspor dalam negeri, maka
harus menukarnya mata uang rupiah dengan mata uang dari negara lain. Sehingga, kegiatan yang
menggunakan nilai tukar mata uang ini akan memberikan dampak pada neraca perdagangan.
3. Daya Saing Produk
Faktor selanjutnya adalah daya saing produk, yang mana pada suatu perdagangan akan dilihat
dari harga jual dan juga kualitas produk tersebut. Adapun salah satu hal yang mampu
mempengaruhi daya saing produk adalah struktur biaya.
Keuntungan dan Kerugian Neraca Perdagangan 
Perlu Anda ketahui bahwa hampir setiap negara sudah pasti mempunyai kebijakan ekonominya
tersendiri agar bisa menghasilkan surplus neraca. Salah satunya adalah dengan
mengimplementasikan proteksionisme perdagangan.
Cara kerjanya adalah dengan melindungi suatu industri di dalam negeri dengan adanya
pengenaan tarif, kuota, ataupun subsidi impor. Sebelumnya sudah kita bahas bahwa defisit
perdagangan akan dinilai sebagai suatu yang kurang menguntungkan dalam suatu negara.
Kenapa bisa begitu? Karena bila negara menerima impor secara terus-menerus, maka akan
membuat bisnis dan juga produk dalam negeri menjadi tidak mempunyai nilai tambah.
Sederhananya, negara tersebut tidak mempunyai pemasukan.
Pada akhirnya, negara yang mengalami defisit perdagangan yang tinggi akan menerapkan
merkantilisme. Merkantilisme adalah menghapus berbagai defisit perdagangan dengan
menerapkan berbagai cara. Salah satunya caranya adalah dengan menerapkan tarif impor dan
juga kuota impor, tapi hal tersebut pun nantinya akan diikuti dengan kenaikan harga konsumen.
Sehingga, hal ini akan mampu memicu adanya proteksionisme reaksioner dari mitra dagang
negaranya tersebut. Akhirnya, kegiatan perdagangan dan juga perkembangan ekonomi dalam
negara tersebut akan menurun drastis.

Devisa: Pengertian, Fungsi, Sumber dan Macamnya


Pengertian Devisa – Sektor keuangan pada suatu negara bisa dikatakan sebagai sektor yang
paling penting dalam pertumbuhan ekonomi negara. Sektor keuangan jika diibaratkan seperti
jantungnya negara. Dengan kata lain, jantung (sektor keuangan) yang sehat dan stabil maka
pertumbuhan ekonomi akan berjalan dengan lancar.
Cadangan devisa yang dimiliki oleh suatu negara merupakan salah satu parameter yang
menandakan bahwa sektor keuangan negara tidak mengalami masalah dan roda ekonomi
berputar dengan baik.
Jadi, devisa merupakan suatu hal yang harus diberikan perhatian khusus oleh suatu negara agar
roda ekonomi berputar dengan baik sehingga pembangunan-pembangunan juga berjalan dengan
baik. Bukan hanya itu, citra baik suatu negara akan muncul ketika cadangan devisa terus tumbuh.
A. Pengertian Devisa
Dalam perdagangan internasional membutuhkan kesepakatan alat pembayaran yang berlaku
secara internasional, salah satunya adalah devisa. Oleh karena itu, setiap negara yang ingin atau
sudah melakukan perdagangan internasional sudah semestinya memiliki devisa.
Menurut Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1999 tentang Lalu Lintas Devisa dan Sistem Nilai
Tukar dikatakan bahwa devisa adalah salah satu alat dan sumber pembiayaan bagi bangsa dan
negara. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) devisa adalah alat
pembayaran luar negeri yang dapat ditukarkan dengan uang luar negeri.
Cadangan devisa atau dalam bahasa Inggris disebut dengan foreign exchange reserves
merupakan simpanan bank sentral dan otoritas moneter. Bank sentral Indonesia adalah Bank
Indonesia. Sedangkan otoritas moneter Indonesia adalah Bank Indonesia, Kementerian
Keuangan, dan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).
Suatu negara yang mampu mendanai impor dengan cadangan devisa merupakan sebuah tanda
bahwa sektor keuangan negara tersebut berjalan dengan stabil sehingga negara bisa melakukan
perdagangan internasional dan memperluas pasar produksi.
Jika ada suatu negara yang memiliki cadangan devisa semakin kecil merupakan tanda bahwa
negara itu tidak mampu menghasilkan devisa. Oleh karena itu, suatu negara harus menjaga
cadangan devisa dengan baik agar memberikan kesan yang baik juga pada suatu negara.
Pada dasarnya cadangan devisa dan perekonomian dalam negeri saling berhubungan hingga
saling mempengaruhi satu sama lain. Jika perekonomian dalam negeri melemah maka cadangan
devisa menjadi menurun. Begitu pun sebaliknya, jika perekonomian membaik maka cadangan
devisa akan mengalami kenaikan. Dengan demikian, perekonomian dalam negeri harus dikelola
dengan baik dan menyeluruh supaya cadangan devisa negara bisa terus mengalami kenaikan.
B. Fungsi Devisa
Devisa bisa dikatakan sebagai salah satu kekuatan ekonomi negara khususnya dalam sektor
keuangan. Oleh karena itu, suatu negara harus bijak saat menggunakan devisa. Penggunaan
devisa yang bijak akan memberikan manfaat pada negra. Adapun fungsi-fungsi devisa yang
bermanfaat bagi suatu negara sebagai berikut.
1. Alat pembiayaan hutang luar negeri
Bagi sebagian negara khususnya negara berkembang akan melakukan hutang kepada negara lain
untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Hal ini dikarenakan pendapatan negara tersebut belum
bisa mencukupi kebutuhan dalam negeri.
Kekayaan yang dimiliki setiap negara berbeda-beda sehingga pendapatan setiap negara akan
berbeda juga. Pemanfaatan kekayaan yang baik bisa dijadikan sebagai sumber pendapatan negara
bahkan bisa dijadikan sebagai cadangan devisa negara.
Cadangan devisa ini bisa dijadikan sebagai pembiayaan untuk melunasi hutang luar negeri. Jika
hutang negara sudah dibayarkan maka cadangan devisa digunakan untuk pertumbuhan ekonomi,
pembangunan, dan lain-lain.
2. Alat pembayaran perdagangan internasional
Banyak sekali negara yang ingin memperkenalkan produk-produk unggulannya dan
memasarkannya ke pasar global sehingga muncullah perdagangan internasional. Dengan adanya
perdagangan internasional maka pendapatan negara bisa bertambah.
Salah satu hal penting dalam perdagangan internasional adalah kegiatan ekspor dan impor.
Ketika melakukan transaksi ekspor dan impor membutuhkan alat pembayaran, yaitu devisa.
Devisa ini sering digunakan sebagai alat pembayaran perdagangan internasional karena
kemudahannya saat digunakan dan transaksi bisa tercapai.
Dengan demikian, devisa yang digunakan saat melakukan transaksi perdagangan internasional
bisa dijadikan sebagai mata uang kedua untuk suatu negara.
3. Alat pembiayaan hubungan internasional
Setiap negara harus memiliki hubungan yang baik dengan negara lainnya. Hubungan yang baik
antar dua negara atau lebih akan memudahkan suatu negara untuk menjalin kerja sama.
Untuk menjalin hubungan dengan negara lain membutuhkan biaya operasional, seperti kegiatan
yang dilakukan di luar negeri, perjalanan dinas ke luar negeri, dan kegiatan diplomatik antar
negara. Biaya operasional ini bisa dibiayai melalui devisa negara.
Penggunaan devisa saat melakukan hubungan internasional harus dilakukan secara bijak dan
maksimal supaya tidak ada devisa negara yang terbuang percuma.
4. Sebagai Sumber Pendapatan Negara
Sebagian besar fungsi devisa ialah digunakan sebagai alat pembayaran dan pembiayaan. Mulai
dari pembayaran perdagangan internasional hingga pembiayaan untuk menjalin hubungan
internasional.
Berbeda dengan fungsi-fungsi devisa lainnya, fungsi devisa yang terakhir yaitu digunakan
sebagai sumber pendapatan negara. Dengan devisa maka pembangunan dalam negeri bisa
dilaksanakan, sektor keuangan akan stabil, dan pertumbuhan ekonomi akan terjaga.
Fungsi devisa sebagai salah satu sumber pendapatan negara harus dijaga dengan baik supaya
pendapatan negara tidak berkurang bahkan diharapkan bisa bertambah.
Sumber-sumber devisa bisa didapatkan di dalam negeri. Oleh karena itu, sumber-sumber devisa
yang ada di dalam negeri harus diperoleh dengan maksimal supaya fungsi-fungsi devisa bisa
terlaksana.
C. Sumber Devisa
Setiap devisa yang ada pada suatu negara pasti berasal dari sumber pendapatan yang paling
besar. Maksudnya, jika suatu negara unggul di sektor pariwisata maka negara itu akan
memaksimalkan pertumbuhan sektor pariwisata supaya banyak turis luar negeri atau turis lokal
yang datang sehingga negara mendapatkan sumber devisa yang tinggi. Sumber devisa yang
tinggi akan menjaga kestabilan cadangan devisa yang dimiliki oleh suatu negara.
Sumber devisa bukan hanya ada di sektor pariwisata, tetapi masih ada sumber-sumber devisa
lainnya. Simak sumber-sumber devisa sebagai berikut.
1. Kegiatan ekspor barang dan jasa
Kegiatan ekspor baik barang atau jasa merupakan salah satu sumber devisa yang bisa diandalkan
karena dari kegiatan ini akan ada banyak keuntungan yang didapatkan oleh suatu negara, seperti
memperkenalkan produk unggulan yang dijual dengan harga yang bersaing.
Dengan demikian, semakin banyak barang atau jasa yang diekspor maka penghasilan suatu
negara akan terus bertambah sehingga cadangan devisa akan stabil dan cenderung bertambah.
Oleh karena itu, pemerintah pada suatu negara perlu untuk memaksimalkan kegiatan ekspor ini.
2. Bantuan luar negeri
Pinjaman atau bantuan yang berasal dari luar negeri biasanya dalam bentuk uang karena uang
dinilai lebih berarti sebagai sumber devisa negara. Namun, terkadang ada beberapa negara yang
mengirim bantuan berupa barang.
Bantuan berupa barang juga sangat berarti untuk suatu negara, tetapi hanya bisa digunakan untuk
menghemat devisa. Hal itu dikarenakan suatu negara yang diberikan bantuan berupa barang tidak
perlu mengeluarkan cadangan devisa (uang) untuk membeli barang tersebut.
3. Pendanaan swasta
Terkadang ada beberapa negara yang menggunakan dana dari swasta sebagai sumber devisa.
Sumber devisa yang diberikan bisa berupa uang atau berupa investasi pembangunan sehingga
saat membangun sesuatu maka negara tidak perlu mengeluarkan dana. Salah satu contoh
pembangunan yang dilakukan oleh swasta adalah Moda Rata Terpadu (MRT).
4. Utang luar negeri
Bagi beberapa negara berkembang yang belum bisa menghasilkan cadangan devisa dengan
maksimal akan membutuhkan pinjaman dana dari luar negeri. Dengan demikian, pinjaman dana
dari luar negeri akan tercatat sebagai utang negara sekaligus sumber cadangan devisa negara.
Oleh sebab itu, pinjaman dana tersebut harus digunakan dengan maksimal supaya cadangan
devisa tetap stabil dan bisa bertambah sehingga utang-utang tersebut bisa dibayarkan.
5. Pariwisata
Ada beberapa negara yang mengandalkan sektor pariwisata sebagai salah satu sumber
pendapatan devisa, salah satu negara itu adalah Indonesia. Pariwisata yang ada di Indonesia
sudah terkenal hingga ke mancanegara sehingga banyak turis yang ingin berwisata ke Indonesia.
Bali merupakan daerah yang paling banyak dikunjungi di Indonesia karena mempunyai
keindahan alam yang memukau.
Saat berwisata, turis luar negeri akan menukarkan uangnya agar bisa digunakan di negara
kunjungan. Uang yang didapatkan ketika turis berwisata akan digunakan sebagai sumber devisa
suatu negara. Dengan kata lain, pendapatan sumber devisa dari sektor pariwisata akan bertambah
banyak jika turis yang datang dari luar negeri terus bertambah.
6. Bea masuk
Barang-barang yang datang dari luar negeri ketika masuk ke dalam negeri akan dikenakan biaya
masuk. Biaya masuk ini sering didengar dengan sebutan bea masuk. Bea masuk ini merupakan
salah satu sumber devisa berpotensial.
Semakin banyak barang yang masuk ke dalam negeri maka semakin banyak juga penghasilan
yang akan didapatkan oleh negara melalui sektor bea masuk. Dengan demikian, suatu negara
perlu untuk mengoptimalkan sektor bea masuk ini karena merupakan sumber devisa dan dapat
meningkatkan cadangan devisa.
D. Macam-Macam Devisa
Setelah menjelaskan pengertian devisa hingga sumber devisa rasanya belum lengkap kalau tidak
membahas macam-macam devisa. Dengan mengetahui macam-macam devisa maka kita akan
mudah membedakan kategori-kategori devisa. Simak penjelasan tentang macam-macam devisa
berikut ini.
1. Devisa umum
Devisa umum merupakan devisa yang didapatkan melalui kredit atau kegiatan perdagangan
internasional seperti ekspor dan impor, penerimaan modal, pengadaan jasa, dan lain-lain. Dengan
demikian, devisa ini seperti meminjam hutang sehingga ketika berhutang maka harus
mengembalikan hutang tersebut.
2. Devisa kredit
Kesamaan dari devisa kredit dan devisa umum adalah sama-sama harus mengembalikan hutang
dan yang membedakan dari kedua devisa ini ialah aliran dananya. Dana dari devisa umum
biasanya digunakan untuk memajukan sebuah perusahaan atau meningkatkan kualitas produksi.
Sedangkan, devisa kredit adalah devisa yang diperoleh dari kredit atau pinjaman luar negeri.
Namun, dana yang didapat dari devisa kredit biasanya digunakan untuk kepentingan masyarakat
seperti pinjaman uang untuk UMKM yang memiliki suku bunga rendah.
3. Devisa negara
Devisa negara adalah devisa yang dimiliki oleh pemerintah suatu negara. Devisa negara
didapatkan dari ekspor, pajak, bea masuk, dan lain-lain. Penting bagi suatu negara untuk
memperhatikan devisa negara supaya cadangan devisa akan terus ada bahkan meningkat.
Cadangan devisa yang terjaga dengan baik maka akan menjaga kestabilan ekonomi negara.
4. Devisa pelengkap
Devisa pelengkap adalah devisa yang dimiliki oleh swasta, tetapi pemakaian devisa ini diawasi
dan diatur oleh pemerintah. Biasanya, devisa pelengkap dihasilkan melalui hasil penjualan jasa
(valas).
5. Devisa ekspor
Devisa ekspor sama seperti dengan devisa pelengkap, tetapi yang membedakan dari kedua
macam devisa itu adalah sumbernya. Sumber devisa ekspor merupakan devisa hasil ekspor
barang (visible goods). Devisa ekspor yang digunakan harus sesuai dengan peraturan devisa
yang berlaku.
Pemakaian devisa yang dilakukan pemerintah atau swasta bisa dikatakan baik jika sudah
dilakukan pengawasan. Pengawasan dalam pemakaian devisa bisa mencegah terjadinya
penghamburan cadangan devisa. Jika terjadi penghamburan cadangan devisa maka cadangan
devisa bisa menipis dan bisa memberikan citra buruk pada negara.
E. Bentuk-Bentuk Devisa
Devisa mempunyai tiga bentuk, yaitu valuta surat-surat berharga, surat-surat wesel luar negeri,
dan valuta asing. Simak penjelasan bentuk-bentuk devisa sebagai berikut:
1. Surat-surat berharga
Surat-surat berharga adalah dokumen-dokumen yang mempunyai nilai serta dilindungi oleh
hukum dan negara. Surat-surat berharga harus dijaga dengan baik supaya tidak ada yang hilang.
Misalnya, obligasi, saham, dan commercial papers.
2. Surat-surat wesel luar negeri
Surat wesel adalah sesuatu yang dikirimkan dari luar negeri oleh para Tenaga Kerja Indonesia
(TKI) untuk keluarga tercinta yang tinggal di Indonesia. Keluarga yang ada di Indonesia pasti
akan senang karena bisa menerima sesuatu dari luar negeri.
Para TKI ini biasa disebut dengan pahlawan devisa karena besarnya nilai devisa yang dikirim ke
Indonesia akan masuk ke kas negara.
3. Valuta asing
Seperti yang sudah kita ketahui bahwa tidak semua mata uang dalam negeri bisa digunakan
sebagai alat transaksi pembayaran internasional. Oleh karena itu, ketika melakukan perdagangan
internasional maka suatu negara harus menggunakan valuta asing. Valuta asing merupakan mata
uang kedua yang bisa digunakan dalam transaksi perdagangan internasional.
Bentuk devisa ini (valuta asing) bisa didapatkan dari kredit luar negeri, devisa kredit, devisa
umum kredit. Bagaimana cara menggunakan valuta asing?
Secara sederhana, valuta asing akan digunakan jika pihak luar negeri menginginkan kompensasi
atau bayaran dalam bentuk mata uang Amerika yaitu dollar atau valas asing lainnya yang
mempunyai nilai tukar lebih stabil, seperti poundsterling atau yen. Oleh karena itu, bagi
perusahaan Indonesia yang ingin bekerja sama dengan perusahaan luar negeri perlu membeli
valuta asing di bank devisa dan bisa dibayarkan menggunakan rupiah.
F. Manfaat Penggunaan Devisa
Cadangan devisa bisa saja habis jika digunakan tanpa aturan dan pengawasan sehingga bisa
menyebabkan roda ekonomi sulit berputar hingga pembangunan nasional menjadi terhambat.
Oleh karena itu, penggunaan devisa harus digunakan dengan bijak supaya cadangan devisa tidak
akan habis dan manfaat-manfaatnya bisa tercapai. Berikut manfaat-manfaat penggunaan devisa.
 Dapat digunakan untuk membiayai transaksi perdagangan impor barang dan jasa;
 Dapat mengatasi kewajiban luar negeri atas pembelian surat berharga oleh investor dalam
negeri;
 Dapat digunakan untuk melakukan pembayaran atas pinjaman (hutang) luar negeri yang
sudah jatuh tempo;
 Dapat digunakan untuk membiayai perwakilan pemerintah yang ada atau tinggal di luar
negeri;
 Dapat digunakan untuk melaksanakan misi budaya, seni, dan olahraga ke luar negeri.

Anda mungkin juga menyukai