Oleh karena itu, untuk memenuhi kebutuhan penduduk, negara akan berusaha meraih
keuntungan yang dapat diperoleh melalui persetujuan kerja sama perdagangan internasional antar
negara.
Keuntungan internal yang dimaksud merupakan keuntungan yang dapat dimiliki oleh sebuah
perusahaan, contohnya seperti keuntungan yang didapatkan melalui banyaknya pesanan
permintaan barang atau jasa dari luar negeri.
Sedangkan keuntungan eksternal merupakan keuntungan spesialisasi yang diperoleh melalui
fungsi dalam yang digunakan untuk mempertinggi keefektifan penggunaan faktor produksi.
7. Memperluas Pasar
Tujuan dari perdagangan internasional selanjutnya adalah untuk memperluas pasar. Perdagangan
internasional memiliki tujuan agar sebuah perusahaan yang ada dalam negara tersebut dapat
menjalankan mesin produksinya secara maksimal dan dapat menjual stock produknya tanpa
perlu mengkhawatirkan kelebihan produksi yang dapat mengakibatkan turunnya harga produk
maupun jasa yang dijual.
8. Transfer Teknologi Modern
Perdagangan internasional juga dilakukan demi memperoleh keuntungan dalam hal teknologi
modern yang tidak bisa atau belum diproduksi atau diperoleh dari dalam negeri, sehingga
membutuhkan kerja sama dengan pihak luar.
Transfer teknologi modern yang dimaksud dapat berupa mesin maupun vaksin seperti saat ini,
Indonesia belum bisa memproduksi dan menguji keefektifan dari vaksin untuk virus Covid-19,
sehingga negara lain memberikan vaksin hal produksinya untuk Indonesia dan lain sebagainya.
Tujuan Kebijakan Perdagangan Internasional
Tujuan kebijakan perdagangan internasional untuk suatu negara adalah meningkatkan kesejahteraan
masyarakatnya. Tujuan kebijakan perdagangan internasional ialah untuk mendapatkan manfaat
perdagangan yang akan menambah pendapatan dari suatu negara.
Tidak hanya itu, tujuan kebijakan perdagangan internasional lainnya adalah sebagai berikut:
- Memenuhi kebutuhan negara
- Memperluas wilayah perdagangan dan meningkatkan produksi
- Meningkatkan devisa negara melalui kegiatan ekspor produk ke negara lain.
- Meningkatkan pertumbuhan sektor ekonomi, menstabilkan harga barang, dan menyerap banyak
tenaga kerja.
- Melakukan transfer teknologi modern untuk membantu meningkatkan efisiensi dalam proses
produksi.
- Mendorong terbentuknya sumber daya manusia yang semakin mahir, terampil, dan unggul untuk
mengikuti perkembangan teknologi.
- Memperkenalkan sumber alam negara pada negara lainnya
- Membantu negara lain untuk mencukupi kebutuhannya
- Membantu mempererat hubungan dengan negara-negara lainnya
- Meningkatkan produksi kedua belah pihak
Alat dan cara pembayaran dalam perdagangan internasional
Alat pembayaran yang dapat diterima secara internasional dapat berupa mata uang asing, emas
batangan, cek, atau surat-surat berharga. Mata uang asing yang digunakan sebagai alat
pembayaran perdagangan internasional antara lain dolar (Amerika Serikat), yen (Jepang), euro
(Eropa), dan poundsterling (Inggris).
Nilai mata uang suatu negara dengan negara lainnya berbeda-beda. Perbandingan nilai mata uang
suatu negara dengan negara lain dikenal dengan kurs valuta asing.
Ada dua macam kurs valuta asing yang digunakan, yaitu kurs jual dan kurs beli. Kurs jual adalah
harga yang digunakan ketika bank atau money changer membeli valuta asing. Kurs beli adalah
harga yang digunakan ketika bank atau money changer menjual valuta asing.
Contoh hitungan sebagai berikut :
Rizza mendapat kiriman uang dari bibinya yang bekerja di Singapura sebesar $ 500 SGD dan
kiriman ibunya yang bekerja di Jepang sebesar ¥ 400 dan Rizza mempunyai tabungan $ 200
USD dan rizza berencana menukarkan semua uang tersebut ke Rupiah. Berapa rupiah uang yang
diperoleh Rizza?
Jawab :
SGD : 500 x Rp. 9.801,00 = Rp. 4.900.500
JPY : 400 x Rp. 116,00 = Rp. 46.400
USD : 200 x Rp. 13.175,00 = Rp. 2.635.000
Jadi, total Rupiah yang diterima Rizza adalah Rp. 7.581.900,-
Cara pembayaran luar negeri adalah dengan cara :
A. Pembayaran dimuka
Pembayaran di muka (advance payment) adalah sistem pembayaran yang dilakukan importir
dengan cara melakukan pembayaran terlebih dahulu sebelum barang dikirim oleh eksportir. Mata
uang yang digunakan dalam pembayaran bergantung pada kesepakatan, bisa menggunakan mata
uang negara eksportir maupun mata uang negara importir.
B. Pembayaran kemudian
Pembayaran kemudian (open account) adalah sistem pembayaran yang dilakukan setelah
importir menerima barang dari eksportir. Sistem pembayaran dilakukan apabila terdapat
kepercayaan antara ekportir dan importir, ada kepastian barang dan dokumen kelengkapan
barang yang akan diterima importir, serta ada kepastian hukum tentang transaksi dan trasfer
pembayaran.
C. Konsinyasi
Konsinyasi (consignment) adalah suatu cara pengiriman barang-barang ekspor yang bersifat
titipan untuk dipasarkan oleh eksportir dengan kesepakatan harga tertentu. Pembayaran baru oleh
pihak yang dititipi jika barang telah terjual. Cara ini memiliki kelemahan, yaitu pemilik barang
tidak dapat menentukan waktu penerimaan pembayaran karena harus menunggu barang laku
terjual.
Secara skematis pembayaran dengan surat wesel dapat digambarkan sebagai berikut:
Keterangan:
Pembeli (importir) dan penjual (eksportir) mengadakan kesepakatan kontrak jual beli atas
sejumlah barang, dengan syarat-syarat pembayaran tertentu.
Barang dikirim oleh eksportir kepada importir dengan alat angkut tertentu yang telah
disepakati sebelumnya.
Eksportir menyerahkan dokumen-dokumen kepada remiting bank (bank di negara eksportir
yang dipercaya untuk melakukan penagihan kepada bank di negara importir).
Remiting bank melakukan collection order (penagihan) dengan menyertakan dokumen-
dokumen yang dikirim kepada collection bank (bank dinegara importir yang akan melakukan
pembayaran barang).
Collection bank menyerahkan dokumen-dokumen surat wesel dagang kepada importir.
Importir menerima dokumen-dokumen atau meyetujui serta melakukan pembayaran.
Collection bank melakukan akseptasi atau pembayaran kepada remiting bank.
Remiting bank melakukan akseptasi atau pembayaran kepada eksportir.
E. Pembayaran dengan surat kredit
Surat Kredit (Letter of Credit/LC) adalah surat pemberian kuasa oleh bank pada bank atau pihak
lain untuk membayar sesuai dengan persyaratan yang disebutkan dalam surat tersebut. Sistem
pembayaran dengan L/C merupakan sistem yang paling aman bagi eksportir. Dengan penerbitan
L/C, sebuah bank yang bertindak sebagai pengganti importir memberikan kepercayaan dan
kepastian kepada eksportir bahwa pembayaran akan dilakukan oleh bank tersebut sesuai dengan
persyaratan yang terdapat dalam L/C.
Contoh:
Yahya mempunyai utang sebanyak £ 100 kepada Mr. Samo di Inggris atau sebanyak Rp.
1.725.380 (kurs menunjukkan 1 £ = Rp 17.253,80). Kemudia Zakaria mempunyai piutang
sebanyak £ 100 kepada Mr. John. Dari keempat orang tersebut penyelesaian utang piutang
dilakukan dengan cara Mr. John membayar utangnya kepada Mr. Samo sebanyak £ 100 dan
Yahya membayar utangnya sebanyak Rp. 1.725.380 kepada Zakaria. Dengan demikian sudah
lunas segala utang piutang mereka atau secara skematis dapat digambarkan sebagai berikut: