Disusun Oleh
Mata Kuliah
Perekonomian Indonesia
Dosen Pengampuh
Dr. Syaparudin. S.E., M.Si
1. Terjadinya pertukaran output atau hasil yang diperoleh suatu negara dengan negara
lain yang telah menjalin kerja sama.
2. Terbentuknya hubungan ekonomi dalam bentuk hutang piutang yang terjadi antar
negara.
3. Terjadinya pertukaran aliran produksi maupun pertukaran sarana produksi.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, kebijakan dari perdagangan internasional telah
terjadi ribuan tahun yang lalu serta memiliki dampak dan manfaat terhadap kepentingan dan
keberlangsungan ekonomi, sosial, hingga politik suatu negara.Di beberapa negara,
perdagangan internasional ini menjadi salah satu faktor utama yang dapat meningkatkan
Gross Domestic Product atau GDP.
Perdagangan internasional menurut negara partisipannya dapat dibagi menjadi tiga jenis,
yaitu perdagangan internasional bilateral, perdagangan internasional regional serta
perdagangan internasional multilateral.Sedangkan menurut bentuknya, perdagangan
internasional dibagi lagi menjadi beberapa jenis yaitu dapat berupa ekspor dan impor,
konsinyasi, package deal, border crossing dan lainnya.
b. Tujuan Perdagangan Internasional
Perdagangan internasional memiliki tujuan utama yaitu untuk meningkatkan Gross Domestic
Product atau GDP, artinya perdagangan internasional bertujuan untuk meningkatkan total
nilai dari produksi barang maupun jasa yang dijual oleh suatu negara pada negara lain selama
satu tahun lamanya.] Namun, untuk mencapai tujuan tersebut ada juga peraturan serta
ketentuan yang berlaku terkait jenis dan sistem pembayaran, berbagai pihak terkait dengan
perdagangan internasional dan banyak hal lainnya. Selain tujuan utama tersebut, perdagangan
internasional juga memiliki lima tujuan lain sebagai berikut.
Tujuan yang pertama dari kebijakan perdagangan internasional adalah guna menaikan devisa
negara, bagaimana caranya?
Melalui pertukaran perdagangan dengan cara mengimpor maupun mengekspor barang yang
ada di dalam ke luar negeri dan begitu pula sebaliknya. Apabila devisa negara meningkat,
maka akan menyebabkan beberapa hal ini.
2. Pertumbuhan ekonomi
Pertumbuhan ekonomi atau kenaikan produk nasional bruto (GDP) ini dihasilkan melalui
faktor produksi milik warga negaranya yang tinggal di dalam maupun luar negeri dan warga
negara yang tinggal di dalamnya maupun yang tinggal di luar negeri tidak termasuk dalam
GDP, jadi hanya faktor produksinya saja.
Stabilitas harga yang dimaksud merupakan cara pemerintah mempertahankan harga ketika
terjadi fenomena inflasi yang mulai meninggi. Inflasi sendiri merupakan peningkatan
ketersediaan uang, sehingga dapat menyebabkan kenaikan harga barang.
Eksistensi tenaga kerja merupakan salah satu faktor yang dapat memengaruhi kelancaran dari
segala tindakan yang berhubungan dengan pengadaan barang maupun jasa.Pertumbuhan
ekonomi yang terjadi di suatu negara dapat membuat perusahaan pengekspor akan menerima
banyak pesanan, sehingga perusahaan akan membutuhkan tenaga kerja tambahan agar dapat
menyelesaikan pesanan permintaan konsumen. Dengan menambah tenaga kerja, maka
perusahaan tersebut juga membuka lapangan kerja baru yang dapat menyebabkan
berkurangnya angka pengangguran di negara tersebut, sehingga dapat menguntungkan kedua
belah pihak.
Kerjasama perdagangan internasional dapat membuat negara lain yang tidak memiliki barang
maupun jasa yang diinginkan menjadi terpenuhi. Contohnya, Indonesia merupakan salah satu
negara di Asia yang mengolah kedelai menjadi tempe, berbeda dengan negara di Eropa
maupun Amerika.
Oleh karena itu dengan menjalin kerja sama dengan negara-negara di Eropa maupun
Amerika, negara tersebut dapat memenuhi kebutuhan pangan nabatinya, yaitu kedelai yang
diolah menjadi tempe. Begitu pula sebaliknya.Perdagangan internasional dilakukan dan
disetujui oleh kedua negara yang bekerja sama untuk memenuhi kebutuhan yang ada di
negara lain, ketika negara tersebut tidak dapat memproduksi kebutuhan yang dimaksud.
Alasan tak dapat memproduksi kebutuhan tersebut bisa bermacam-macam salah satunya
adalah iklim negara yang berbeda.
Oleh karena itu, untuk memenuhi kebutuhan penduduk, negara akan berusaha meraih
keuntungan yang dapat diperoleh melalui persetujuan kerja sama perdagangan internasional
antar negara.Keuntungan internal yang dimaksud merupakan keuntungan yang dapat dimiliki
oleh sebuah perusahaan, contohnya seperti keuntungan yang didapatkan melalui banyaknya
pesanan permintaan barang atau jasa dari luar negeri.Sedangkan keuntungan eksternal
merupakan keuntungan spesialisasi yang diperoleh melalui fungsi dalam yang digunakan
untuk mempertinggi keefektifan penggunaan faktor produksi.
7. Memperluas Pasar
Perdagangan internasional juga dilakukan demi memperoleh keuntungan dalam hal teknologi
modern yang tidak bisa atau belum diproduksi atau diperoleh dari dalam negeri, sehingga
membutuhkan kerja sama dengan pihak luar.Transfer teknologi modern yang dimaksud dapat
berupa mesin maupun vaksin seperti saat ini, Indonesia belum bisa memproduksi dan
menguji keefektifan dari vaksin untuk virus Covid-19, sehingga negara lain memberikan
vaksin hal produksinya untuk Indonesia dan lain sebagainya.
Setelah mengetahui definisi serta tujuan dari perdagangan internasional, selanjutnya Grameds
juga perlu mengetahui apakah manfaat yang akan didapatkan oleh suatu negara yang
melakukan kerja sama perdagangan internasional tersebut? Berikut penjelasannya.
Kebijakan perdagangan internasional memiliki beberapa manfaat, salah satunya adalah dapat
membuka kesempatan bagi negara lain untuk dapat memanfaatkan sumber daya yang ada di
negara lain dengan proporsional.
Selain itu, dengan perdagangan internasional kedua negara yang telah menjalin kerja sama
juga membangun hubungan ekonomi yang dapat membuat kedua belah pihak sama-sama
untung.
Dengan perdagangan internasional, tidak akan ada negara yang kehilangan sumber daya nya
sehingga, setiap warga negara dapat menikmati standar kehidupan lebih baik.
Perdagangan internasional juga memiliki peran penting dalam kontribusi terhadap PDB
negara serta memiliki peran dalam meningkatkan perdagangan yang dapat memberikan
dampak positif pada pertumbuhan PDB dari negara perdagangan tersebut.
Selain itu ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh oleh negara yang melakukan kerja
sama dengan negara lain dalam perdagangan internasional, manfaat-manfaat tersebut
dikemukakan oleh Nazarudin Malik. Berikut penjelasannya.
Dengan menjalin kerja sama antar negara, maka negara tersebut dapat membentuk relasi
persahabatan dengan negara lain. Terbentuknya persahabatan antar negara tersebut juga
memungkinkan perluasan kerja sama di bidang atau sektor lain seperti bidang budaya, politik
hingga militer.
Perdagangan internasional dapat membuat suatu negara memiliki spesialisasi di satu bidang
ekonomi. Artinya, negara yang membangun kerja sama tersebut akan memiliki penduduk
yang mempunyai keahlian khusus serta berbeda dari negara. Sehingga dapat menghasilkan
produk maupun jasa yang bernilai jual dan dapat di ekspor ke negara lain.
Kegiatan perdagangan internasional dapat membawa kemakmuran pada suatu negara yang
menyetujui kerja sama tersebut. Indikator kemakmuran tersebut dapat dilihat melalui
aktivitas pelaku ekonomi yang meliputi produsen, pemerintah serta konsumen.
Ketiga pihak dalam indikator kemakmuran tersebut tentu akan sama-sama diuntungkan
dengan kebijakan perdagangan internasional. Contohnya, produsen akan makmur ketika ia
bisa meningkatkan keuntungan melalui menjual dagangannya ke luar negeri, begitu pula
dengan konsumen yang akan makmur karena kemudahan mendapatkan suatu barang,
pemerintah pun akan makmur karena akan mendapatkan devisa negara.
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, apabila produsen mendapatkan banyak pesanan dan
permintaan konsumen maka produsen perlu menambah tenaga kerja agar dapat melakukan
pekerjaan dengan maksimal.
Oleh karena itu, produsen akan membuka lowongan kerja baru dan dapat mengurangi tingkat
pengangguran di negara tersebut.
5. Mentransfer ilmu pengetahuan serta teknologi
Secara tidak langsung, perdagangan internasional dapat menstabilkan harga yang beredar di
pasar domestik negara tertentu. Caranya adalah dengan mengatasi kelangkaan barang yang
dapat membuat barang tersebut memiliki harga mahal melalui mengimpor barang.
Begitu pula sebaliknya, apabila suatu negara memiliki persediaan barang yang berlebihan
maka akan mengakibatkan harga barang tersebut turun, sehingga dapat diatasi dengan
melakukan ekspor barang yang memiliki stok berlebih.
Kegiatan ekspor merupakan salah satu kegiatan yang sering dilakukan oleh Indonesia. Salah
satunya merupakan ekspor sumber daya alam seperti lobster dan lain sebagainya.
Selain ekspor lobster, Indonesia juga sering melakukan ekspor sumber daya alam yang
dimiliki seperti kelapa sawit, rempah-rempahan, kopi hingga pasir ke negeri tetangga.
Selain ekspor yang dilakukan oleh pemerintah, ekspor juga dapat dilakukan oleh perusahaan-
perusahaan swasta maupun perusahaan mikro. Contohnya adalah ekspor baju dengan motif
maupun design khusus yang dibuat oleh orang lokal.
Ekspor barang juga merupakan suatu kemudahan yang dapat dilakukan oleh perusahaan
kecil, karena saat ini banyak jasa pengiriman yang memfasilitasi pengiriman barang ke luar
negeri, selain sarana penjualan seperti marketplace yang marah digunakan juga
mempermudah perusahaan mikro untuk mengiklankan produknya.
2. Perdagangan internasional impor
Kebalikannya dari ekspor, perdagangan internasional impor berarti negara membeli suatu
barang maupun jasa dari negara lain.Selain kerap melakukan ekspor, Indonesia juga tak
jarang melakukan impor untuk dapat memenuhi kebutuhan penduduknya. Walaupun
terkadang masih menjadi pro dan kontra, Indonesia sering melakukan impor bahan pangan
seperti buah-buahan hingga beras.
Barter merupakan salah satu cara untuk mendapatkan barang maupun jasa yang diinginkan
oleh seseorang dengan cara menukar dengan nominal atau harga yang sesuai dengan barang
yang dibarter tersebut.
Contohnya kegiatan barter adalah ketika suatu negara melakukan penukaran hasil sumber
daya alamnya dengan barang yang belum bisa diproduksi atau didapatkan negara tersebut.
Seperti menukar kelapa sawit dengan produk militer dan lain sebagainya. Barter yang
dilakukan dalam kegiatan perdagangan internasional tentu sudah melalui kesepakatan antar
negara yang bekerja sama.
Contohnya adalah dengan melakukan pelelangan pada suatu produk, negara atau pihak yang
menawarkan harga paling tinggi, maka berhak mendapatkan produk tersebut dan produk
tersebut boleh diperjual belikan secara bebas tanpa terkecuali.
Perdagangan internasional bukan hanya seputar ekspor dan impor barang, tetapi penggunaan
atau pemakaian jasa-jasa lain yang berkaitan dengan perdagangan, seperti pengangkutan,
pembayaran, internasional, dan kebijakan pemerintah negara lain. Terjadinya perdagangan
internasional harus didasari dengan kepercayaan dan saling memberikan keuntungan.faktor-
faktor penggerak terjadinya perdagangan internasional sebagai berikut:
Adanya perbedaan sumber daya, iklim, dan kualitas sumber daya manusia sehingga
menimbulkan perbedaan kuantitas dan kualitas hasil produksi. Oleh karena itu, perdagangan
internasional harus dilakukan supaya kuantitas dan kualitas produksi di suatu negara bisa
berjalan dengan lancar.
Setiap negara mengalami perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) yang
berbeda-beda. Karena hal inilah yang membuat suatu negara ingin melakukan perdagangan
internasional agar perkembangan iptek di negaranya tidak tertinggal dengan negara lain.
Jika suatu negara mengalami kelebihan produksi (barang) maka barang itu lebih baik di jual
ke negara lain. Siapa tahu saja negara lain sedang membutuhkan barang tersebut dan negara
yang menjual kelebihan produksi akan mendapatkan keuntungan. Hal seperti ini bisa menjadi
penggerak untuk melakukan perdagangan internasional.
4. Warga negara lain memiliki ketertarikan pada suatu produk yang sama
Perkembangan globalisasi tidak menutup kemungkinan bahwa akan ada warga negara lain
yang menyukai produk dalam negeri. Dengan adanya hal seperti ini maka perdagangan
internasional harus dilakukan karena untuk memenuhi keinginan atau kesukaan warga dari
negara tersebut.
Salah satu kerja sama yang bisa dilakukan dengan negara lain adalah melakukan perdagangan
internasional karena dengan perdagangan internasional maka kedua negara atau lebih akan
mendapatkan keuntungan yang sama. Dengan adanya kerja sama seperti ini maka hubungan
antar negara bisa berjalan dengan baik.
Kemudahan informasi yang didapatkan membuat kehidupan sosial budaya pada warga negara
lain menjadi mudah diketahui. Jika sosial dan budaya dalam negeri sudah diketahui oleh
negara lain maka bisa saja warga negara itu berwisata ke dalam negeri sehingga pariwisata
dalam negeri akan memperoleh keuntungan.
7. Memperluas pasar
Dengan memperluas pasar maka produksi dalam negeri bisa diekspor ke negara lain sehingga
negara mendapatkan keuntungan yang bisa menjadi tambahan atau pemasukan ke kas negara.
Oleh karena itu, setiap negara harus cermat dan teliti dalam melakukan perluasan pasar.
Meskipun perdagangan internasional sudah ada sejak lama, tetapi perdagangan internasional
masih menghadapi berbagai kendala. Pada umumnya, ada banyak faktor yang menyebabkan
perdagangan internasional mengalami hambatan. Berikut faktor-faktor penghambat
perdagangan internasional.
Setiap negara memiliki mata uangnya sendiri dan setiap mata uang memiliki sifat fluktuasi
yang berdasarkan mekanisme pasar. Dengan demikian, mata uang yang dimiliki oleh suatu
negara hanya berlaku di negara itu saja. Karena hal itulah transaksi dan pembayaran menjadi
sulit dilakukan atau diwujudkan sehingga perdagangan internasional menjadi terhambat.
Beberapa negara sudah menerapkan perdagangan bebas. Namun, jika ada suatu negara yang
menerapkan kebijakan pembatasan impor maka perdagangan internasional menjadi
terhambat. Dengan kata lain, kebijakan pembatasan impor bisa menjadi penghambat
masuknya produk impor ke dalam negeri.
Dalam hal ini, konflik yang dimaksud, seperti kekacauan politik, peperangan kerusuhan, dan
sebagainya. Jika terjadi konflik pada suatu negara maka proses perdagangan internasional
menjadi terganggu.
Kegiatan ekspor dan impor menjadi peran penting dalam terjadinya perdagangan
internasional. Namun, kegiatan ini harus melewati bea impor dan bea ekspor pada suatu
negara sehingga kegiatan ekspor dan impor membutuhkan waktu yang lama. Waktu yang
lama dalam kegiatan ekspor dan impor merupakan hambatan dalam perdagangan
internasional.
5. Kualitas sumber daya manusia yang rendah
Kualitas sumber daya manusia yang baik akan menghasilkan proses produksi yang maksimal.
Jika suatu negara tidak memiliki sumber daya alam yang banyak maka negara tersebut bisa
memaksimalkan sumber daya manusianya. Dengan demikian, kekurangan atau tidak ada
sumber daya manusia yang baik merupakan hambatan dalam perdagangan internasional.
Pada saat ini, organisasi ekonomi regional sudah banyak berkembang. Namun,
perkembangan ini menjadi hambatan dalam proses terjadinya perdagangan internasional
karena hanya negara anggota dari organisasi tersebut yang diberi akses ketika melakukan
perdagangan internasional.Dengan kata lain, ketika melakukan transaksi perdagangan
internasional, negara-negara di luar anggota akan dipersulit.
Utang luar negeri adalah bagian utang suatu negara yang dipinjam dari pemberi pinjaman
asing , termasuk bank komersial, pemerintah, atau lembaga keuangan internasional. Pinjaman
ini, termasuk bunga , biasanya harus dibayar dalam mata uang yang digunakan untuk
pinjaman tersebut. Untuk mendapatkan mata uang yang dibutuhkan , negara peminjam dapat
menjual dan mengekspor barang ke negara pemberi pinjaman.1
Poin Penting
• Utang luar negeri adalah bagian utang suatu negara yang dipinjam dari pemberi pinjaman
asing, termasuk bank komersial, pemerintah, atau lembaga keuangan internasional.
• Jika suatu negara tidak dapat membayar utang luar negerinya, maka negara tersebut dikatakan
berada dalam utang negara dan menghadapi krisis utang.
• Utang luar negeri dapat berbentuk pinjaman terikat, dimana peminjam harus menerapkan
setiap pembelanjaan dananya kepada negara pemberi pinjaman.
Utang luar negeri, atau kadang-kadang disebut utang luar negeri, memperhitungkan pokok
dan bunga dan tidak termasuk kewajiban kontinjensi , yaitu utang yang mungkin timbul di
kemudian hari berdasarkan hasil suatu peristiwa masa depan yang tidak pasti. Dana Moneter
Internasional (IMF) mendefinisikan utang ini sebagai kewajiban utang yang harus dibayar
oleh seorang penduduk kepada bukan penduduk, dan tempat tinggalnya ditentukan oleh
lokasi dimana kreditur dan debitur biasanya berada dan bukan berdasarkan kewarganegaraan
mereka.Dalam beberapa kasus, utang luar negeri berbentuk pinjaman terikat , artinya dana
yang diperoleh melalui pembiayaan harus dibelanjakan di negara pemberi pembiayaan.
Misalnya, pinjaman tersebut memungkinkan suatu negara untuk membeli sumber daya yang
dibutuhkannya dari negara yang memberikan pinjaman tersebut.
Utang luar negeri dapat berbentuk pinjaman terikat, yang mewajibkan peminjam untuk
membelanjakan dana yang dipinjamkannya di negara yang menyediakan pembiayaan.
Utang luar negeri, khususnya pinjaman terikat, mungkin ditetapkan untuk tujuan tertentu
yang ditentukan oleh peminjam dan pemberi pinjaman. Bantuan keuangan tersebut dapat
digunakan untuk memenuhi kebutuhan kemanusiaan atau bencana. Misalnya, jika suatu
negara menghadapi kelaparan parah dan tidak dapat memperoleh pangan darurat melalui
sumber dayanya sendiri, maka negara tersebut mungkin akan menggunakan utang luar negeri
untuk membeli pangan dari negara yang memberikan pinjaman terikat tersebut.
Demikian pula, jika suatu negara perlu membangun infrastruktur energinya, negara tersebut
mungkin akan memanfaatkan utang luar negeri sebagai bagian dari perjanjian untuk membeli
sumber daya, seperti bahan untuk membangun pembangkit listrik di wilayah yang kurang
terlayani.
Krisis utang dapat terjadi jika suatu negara dengan perekonomian lemah tidak mampu
membayar utang luar negerinya karena ketidakmampuan memproduksi dan menjual barang
serta memperoleh keuntungan yang menguntungkan.
IMF adalah salah satu lembaga yang memantau utang luar negeri suatu negara. Bersama
dengan Bank Dunia , mereka menerbitkan laporan triwulanan mengenai statistik utang luar
negeri.34
IMF dan Bank Dunia membuat database online statistik utang luar negeri untuk 55 negara
yang diperbarui setiap tiga bulan.3
Jika suatu negara tidak mampu atau menolak membayar utang luar negerinya, negara tersebut
dikatakan mengalami gagal bayar ( sovereign default) . Hal ini dapat menyebabkan pemberi
pinjaman menunda pelepasan aset di masa depan yang mungkin dibutuhkan oleh negara
peminjam. Kejadian-kejadian seperti ini dapat menimbulkan efek yang bergilir. Mata uang
peminjam bisa ambruk dan pertumbuhan ekonomi negara secara keseluruhan akan terhenti.
Kondisi gagal bayar (default) dapat menyulitkan suatu negara untuk melunasi hutangnya
ditambah dengan denda yang dikenakan oleh pemberi pinjaman terhadap negara yang
menunggak. Gagal bayar dan kebangkrutan dalam kasus suatu negara ditangani secara
berbeda dengan gagal bayar dan kebangkrutan di pasar konsumen. Ada kemungkinan bahwa
negara-negara yang gagal membayar utang luar negeri berpotensi menghindari kewajiban
membayar kembali utang tersebut.
Utang luar negeri adalah bagian utang suatu negara yang dipinjam dari pemberi pinjaman
luar negeri. Utang dalam negeri adalah kebalikannya, mengacu pada porsi utang suatu negara
yang terjadi di dalam wilayah negaranya.
Apa saja jenis utang luar negeri?
Utang luar negeri adalah uang yang dipinjam oleh pemerintah atau korporasi dari sumber luar
negeri. Ini dapat mencakup:
Tingkat utang luar negeri yang tinggi dapat menimbulkan risiko, terutama bagi negara-negara
berkembang . Hal ini antara lain dapat meningkatkan risiko gagal bayar dan masuk ke
kantong negara lain, merusak peringkat kredit , menyisakan sedikit dana untuk diinvestasikan
dan memacu pertumbuhan, serta membuat peminjam terkena risiko nilai tukar .
Garis bawah
Seperti halnya bentuk utang apa pun, meminjam uang dari sumber luar negeri bisa
berdampak baik atau buruk. Hal ini mungkin merupakan cara yang berguna dan hemat biaya
untuk mengakses modal yang sangat dibutuhkan atau memicu lingkaran setan utang.
Jika hal ini berarti mendapatkan uang untuk investasi penting dengan harga yang lebih murah
dibandingkan harga di dalam negeri, maka hal ini pada akhirnya dapat dipandang sebagai hal
yang baik. Namun, hal yang sama tidak dapat terjadi ketika negara-negara yang sedang
mengalami kesulitan terpaksa meminjam dari negara lain dengan persyaratan yang tidak
masuk akal hanya untuk tetap bertahan.