Puji syukur kita panjatkan kehadirat ALLAH SWT, atas karunia rahmat
Hidayah – Nya, kegiatan penyusun makalah dapat terlaksana dengan baik.
Penyusunan makalah ini merupakan salah satu kegiatan proses belajar –
mengajar di SMA Negeri 2 Lubuklinggau, dalam upaya meningkatkan ilmu
pengetahuan yang bernuansa ekonomi.
Makalah yang berjudul “Perdagangan Internasional “. Makalah ini berasal
dari berbagai sumber, kemudian sedemikian rupa kami singkat menjadi sebuah
makalah.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada guru pengajar yang telah
memberikan kami bimbingan dan bantuan dalam penyelesaian makalah ini.
Akhirnya,semoga Allah meridhoi kegiatan penyusunan makalah ini dan
memberikan manfaat bagi kita semua yang membaca.
1. Alat pembayaran internasional
A. Pembayaran dimuka
Pembayaran di muka (advance payment) adalah sistem pembayaran yang
dilakukan importir dengan cara melakukan pembayaran terlebih dahulu
sebelum barang dikirim oleh eksportir. Mata uang yang digunakan dalam
pembayaran bergantung pada kesepakatan, bisa menggunakan mata uang
negara eksportir maupun mata uang negara importir.
B. Pembayaran kemudian
Pembayaran kemudian (open account) adalah sistem pembayaran yang
dilakukan setelah importir menerima barang dari eksportir. Sistem
pembayaran dilakukan apabila terdapat kepercayaan antara ekportir dan
importir, ada kepastian barang dan dokumen kelengkapan barang yang
akan diterima importir, serta ada kepastian hukum tentang transaksi dan
trasfer pembayaran.
C. Konsinyasi
Konsinyasi (consignment) adalah suatu cara pengiriman barang-barang
ekspor yang bersifat titipan untuk dipasarkan oleh eksportir dengan
kesepakatan harga tertentu. Pembayaran baru oleh pihak yang dititipi jika
barang telah terjual. Cara ini memiliki kelemahan, yaitu pemilik barang
tidak dapat menentukan waktu penerimaan pembayaran karena harus
menunggu barang laku terjual.
Barang dikirim oleh eksportir kepada importir dengan alat angkut tertentu
yang telah disepakati sebelumnya.
2. Neraca Perdagangan
Dalam neraca perdagangan, di catat keadaan ekspor dan impor barang
atau jasa. Misalnya ekspor dari negara kita ke negara lain
Jenis Neraca Perdaganganberupa kayu, garmen, minyak dan gas bumi,
serta barang-barang lainnya. Sedangkan impor negara kita dan negara lain
berupa suku cadang kendaraan, barang-barang elektronik, dan barang
lainnya yang kita butuhkan untuk pembangunan dan konsumsi.
Negara kita menginginkan agar neraca perdagangan bersifat positif, yang
berarti ekspor lebih besar dari pada impor.
Suatu negara harus sebisa mungkin menjaga nilai ekspor dan impornya
agar nilai neraca perdagangan menjadi surplus.
2 Nilai Tukar
Faktor selanjutnya yang mempengaruhi nilai neraca perdagangan adalah
nilai tukar, yang mana dalam perkembangan ekonomi neraca
perdagangan dalam suatu negara juga akan turut mempengaruhi nilai
tukar.
Hal ini dikarenakan bila sebuah negara melakukan kegiatan ekspor impor,
maka mata uang yang digunakan sebagai alat tukar berbeda.
Dengan begitu, siapa saja yang melaksanakan kegiatan impor atau ekspor
dalam negeri, maka harus menukarnya mata uang rupiah dengan mata
uang dari negara lain. Sehingga, kegiatan yang menggunakan nilai tukar
mata uang ini akan memberikan dampak pada neraca perdagangan.
Kenapa bisa begitu? Karena bila negara menerima impor secara terus-
menerus, maka akan membuat bisnis dan juga produk dalam negeri
menjadi tidak mempunyai nilai tambah. Sederhananya, negara tersebut
tidak mempunyai pemasukan.
Contoh 1:
Katakanlah pada tahun 2020 negara X mempunyai nilai ekspor sejumlah
$180 miliar. Sedangkan nilai impor dari negara tersebut adalah berjumlah
$170 miliar. Itu artinya, balance of trade negara X mengalami surplus
sebanyak $10 miliar.
Hal ini bisa diketahui dari nilai ekspor, yaitu $180 miliar yang dikurangi
dengan nilai impor, yaitu $70 miliar. Bisa kita katakan surplus karena
nilai ekspornya lebih tinggi daripada nilai impornya.
Kesimpulan:
Fungsi Devisa :
Salah satu kegunaan devisa adalah untuk membiayai impor barang-
barang yang dibutuhkan suatu negara. Berikut fungsi-fungsi devisa:
1.Membiayai impor barang-barang.
2.Membiayai jasa-jasa yang diterima dari luar negeri.
3.Membiayai perjalanan dinas para pejabat keluar negeri.
4.Membiayai kantor-kantor konsulat atau militer di luar negeri.
5.Membiayai kantor-kantor kedutaan di luar negeri.
6.Membiayai pengiriman misi kesenian dan kebudayaan ke luar negeri.
7.Membiayai kontingen olahraga ke luar negeri.
8.Membayar bunga atas obligasi dan dividen atas saham yang telah dijual
ke luar negeri.
9.Membayar cicilan pokok utang yang telah diterima dari luar negeri.
10.Membiayai atas kredit atau pinjaman ke luar negeri.