Anda di halaman 1dari 10

Makalah

tugas kelompok perdagangan internasional

Nama – Nama Anggota Kelompok III


1. Popi Triati
2. Marselli Tiara Putri
3. Revina Ahwal Zakiyah
4. Agung Dewantara
5. RM. Bayu Pailanbang
6.

SMA Negeri 2 Rujukan Lubuklinggau


Tahun Pelajaran 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat ALLAH SWT, atas karunia rahmat
Hidayah – Nya, kegiatan penyusun makalah dapat terlaksana dengan baik.
Penyusunan makalah ini merupakan salah satu kegiatan proses belajar –
mengajar di SMA Negeri 2 Lubuklinggau, dalam upaya meningkatkan ilmu
pengetahuan yang bernuansa ekonomi.
Makalah yang berjudul “Perdagangan Internasional “. Makalah ini berasal
dari berbagai sumber, kemudian sedemikian rupa kami singkat menjadi sebuah
makalah.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada guru pengajar yang telah
memberikan kami bimbingan dan bantuan dalam penyelesaian makalah ini.
Akhirnya,semoga Allah meridhoi kegiatan penyusunan makalah ini dan
memberikan manfaat bagi kita semua yang membaca.
1. Alat pembayaran internasional

Alat pembayaran internasional lebih rumit dibandingkan alat pembayaran


yang berlangsung dalam satu negara karena melibatkan berbagai pihak
antarnegara. Pembayaran internasional harus menggunakan uang asing,
prosedur yang berlaku, keterlibatan pihak-pihak tertentu dan lainnya.
Adapun alat pembayaran internasional yaitu:

A. Pembayaran dimuka
Pembayaran di muka (advance payment) adalah sistem pembayaran yang
dilakukan importir dengan cara melakukan pembayaran terlebih dahulu
sebelum barang dikirim oleh eksportir. Mata uang yang digunakan dalam
pembayaran bergantung pada kesepakatan, bisa menggunakan mata uang
negara eksportir maupun mata uang negara importir.

B. Pembayaran kemudian
Pembayaran kemudian (open account) adalah sistem pembayaran yang
dilakukan setelah importir menerima barang dari eksportir. Sistem
pembayaran dilakukan apabila terdapat kepercayaan antara ekportir dan
importir, ada kepastian barang dan dokumen kelengkapan barang yang
akan diterima importir, serta ada kepastian hukum tentang transaksi dan
trasfer pembayaran.

C. Konsinyasi
Konsinyasi (consignment) adalah suatu cara pengiriman barang-barang
ekspor yang bersifat titipan untuk dipasarkan oleh eksportir dengan
kesepakatan harga tertentu. Pembayaran baru oleh pihak yang dititipi jika
barang telah terjual. Cara ini memiliki kelemahan, yaitu pemilik barang
tidak dapat menentukan waktu penerimaan pembayaran karena harus
menunggu barang laku terjual.

D. Pembayaran dengan wesel


Wesel atau surat utang bank (bill of exchange) merupakan dokumen yang
memuat pengakuan bank (promissory note) untuk membayar sejumlah
uang yang tertera di atas wesel tersebut kepada pihak tertentu atau yang
membawa wesel tersebut.
Dengan demikian, pihak importir harus membayar barang yang dibelinya
dengan cara menyetorkan sejumlah uang kepada bank yang ditunjuk
eksportir yang mengeluarkan wesel.
Keterangan:
Pembeli (importir) dan penjual (eksportir) mengadakan kesepakatan
kontrak jual beli atas sejumlah barang, dengan syarat-syarat pembayaran
tertentu.

Barang dikirim oleh eksportir kepada importir dengan alat angkut tertentu
yang telah disepakati sebelumnya.

Eksportir menyerahkan dokumen-dokumen kepada remiting bank (bank


di negara eksportir yang dipercaya untuk melakukan penagihan kepada
bank di negara importir).

Remiting bank melakukan collection order (penagihan) dengan


menyertakan dokumen-dokumen yang dikirim kepada collection bank
(bank dinegara importir yang akan melakukan pembayaran barang).

Collection bank menyerahkan dokumen-dokumen surat wesel dagang


kepada importir.

Importir menerima dokumen-dokumen atau meyetujui serta melakukan


pembayaran.

Collection bank melakukan akseptasi atau pembayaran kepada remiting


bank.

Remiting bank melakukan akseptasi atau pembayaran kepada eksportir.

E. Pembayaran dengan surat kredit


Surat Kredit (Letter of Credit/LC) adalah surat pemberian kuasa oleh
bank pada bank atau pihak lain untuk membayar sesuai dengan
persyaratan yang disebutkan dalam surat tersebut. Sistem pembayaran
dengan L/C merupakan sistem yang paling aman bagi eksportir. Dengan
penerbitan L/C, sebuah bank yang bertindak sebagai pengganti importir
memberikan kepercayaan dan kepastian kepada eksportir bahwa
pembayaran akan dilakukan oleh bank tersebut sesuai dengan persyaratan
yang terdapat dalam L/C.

F. Pembayaran dengan emas


Pembayaran dengan emas dilakukan oleh importir dengan mengirimkan
sejumlah emas yang setara dengan nilai barang yang dibelinya kepada
eksportir. Pembayaran dengan menggunakan emas ini harus mendapatkan
izin dari pemerintah.

G. Pembayaran dengan kompensasi pribadi


Kompensasi pribadi adalah cara pembayaran dengan mengalihkan
penyelesaian utang piutang pada seorang penduduk dalam satu negara
tempat penduduk tersebut tinggal.

2. Neraca Perdagangan
Dalam neraca perdagangan, di catat keadaan ekspor dan impor barang
atau jasa. Misalnya ekspor dari negara kita ke negara lain
Jenis Neraca Perdaganganberupa kayu, garmen, minyak dan gas bumi,
serta barang-barang lainnya. Sedangkan impor negara kita dan negara lain
berupa suku cadang kendaraan, barang-barang elektronik, dan barang
lainnya yang kita butuhkan untuk pembangunan dan konsumsi.
Negara kita menginginkan agar neraca perdagangan bersifat positif, yang
berarti ekspor lebih besar dari pada impor.

Berikut ini adalah penjelasan dari ketiganya.

1. Neraca Perdagangan Surplus


Neraca perdagangan surplus adalah suatu kondisi yang saat nilai transaksi
ekspor lebih besar daripada nilai impor. Bila kondisi neraca
perdagangannya menjadi surplus, maka tentunya akan menguntungkan
negara. Karena, mereka mendapatkan nilai pendapatan yang lebih besar.

Suatu negara harus sebisa mungkin menjaga nilai ekspor dan impornya
agar nilai neraca perdagangan menjadi surplus.

2. Neraca Perdagangan Defisit


Kebalikan dari neraca perdagangan surplus, neraca perdagangan defisit
adalah suatu kondisi pembayaran yang nilai transaksi impornya jauh lebih
tinggi daripada nilai ekspornya.

Untuk beberapa negara, terutama negara berkembang, kondisi seperti ini


dianggap tidak menguntungkan mereka. Karena, biaya yang harus
dikeluarkan untuk melakukan impor jauh lebih tinggi daripada
pendapatan dari transaksi ekspornya.

3. Neraca Perdagangan Seimbang


Neraca perdagangan seimbang adalah suatu kondisi saat nilai transaksi
ekspor dan impor dalam suatu negara seimbang. Itu artinya, negara
tersebut tidak mengalami kerugian ataupun keuntungan. Kondisi ini
sangat sulit untuk dipertahankan pada suatu negara tertentu.

Faktor yang Mempengaruhi Neraca Perdagangan


1. Pertumbuhan Ekonomi dan Pendapatan
Faktor pertama yang mempengaruhi neraca perdagangan adalah
perkembangan ekonomi yang kuat di dalam suatu negara. Sehingga, akan
mampu meningkatkan standar dan juga pendapatan masyarakat di dalam
negara tersebut.

Dengan begitu, maka akan membuat suatu bisnis melakukan ekspansi


dalam membuat lebih banyak lapangan pekerjaan hingga pendapatan di
dalam perekonomian dalam negeri. Bila suatu negara mampu
memanfaatkan kondisi ini dengan baik, maka negara tersebut akan
mampu meningkatkan permintaan impor yang berasal dari negara lain.
Agar bisa mendukung suatu negara dalam mendapatkan nilai ekspor yang
tinggi, maka negara tersebut bisa meningkatkan permintaan pada barang
modal dan juga bahan baku. Sehingga, hal ini akan mampu membantu
mendorong perdagangan internasional antar negara.

2 Nilai Tukar
Faktor selanjutnya yang mempengaruhi nilai neraca perdagangan adalah
nilai tukar, yang mana dalam perkembangan ekonomi neraca
perdagangan dalam suatu negara juga akan turut mempengaruhi nilai
tukar.

Hal ini dikarenakan bila sebuah negara melakukan kegiatan ekspor impor,
maka mata uang yang digunakan sebagai alat tukar berbeda.

Misalnya bila Indonesia ingin mengekspor suatu komoditas ke negara


lain, maka pebisnis dari Indonesia akan memperoleh pembayaran dalam
mata uang lain sesuai dengan kesepakatan yang sebelumnya sudah
disepakati, pun begitu juga sebaliknya.

Dengan begitu, siapa saja yang melaksanakan kegiatan impor atau ekspor
dalam negeri, maka harus menukarnya mata uang rupiah dengan mata
uang dari negara lain. Sehingga, kegiatan yang menggunakan nilai tukar
mata uang ini akan memberikan dampak pada neraca perdagangan.

2. Daya Saing Produk


Faktor selanjutnya adalah daya saing produk, yang mana pada suatu
perdagangan akan dilihat dari harga jual dan juga kualitas produk
tersebut. Adapun salah satu hal yang mampu mempengaruhi daya saing
produk adalah struktur biaya.
Keuntungan dan Kerugian Neraca Perdagangan
Perlu Anda ketahui bahwa hampir setiap negara sudah pasti mempunyai
kebijakan ekonominya tersendiri agar bisa menghasilkan surplus neraca.
Salah satunya adalah dengan mengimplementasikan proteksionisme
perdagangan.

Cara kerjanya adalah dengan melindungi suatu industri di dalam negeri


dengan adanya pengenaan tarif, kuota, ataupun subsidi impor.
Sebelumnya sudah kita bahas bahwa defisit perdagangan akan dinilai
sebagai suatu yang kurang menguntungkan dalam suatu negara.

Kenapa bisa begitu? Karena bila negara menerima impor secara terus-
menerus, maka akan membuat bisnis dan juga produk dalam negeri
menjadi tidak mempunyai nilai tambah. Sederhananya, negara tersebut
tidak mempunyai pemasukan.

Pada akhirnya, negara yang mengalami defisit perdagangan yang tinggi


akan menerapkan merkantilisme. Merkantilisme adalah menghapus
berbagai defisit perdagangan dengan menerapkan berbagai cara. Salah
satunya caranya adalah dengan menerapkan tarif impor dan juga kuota
impor, tapi hal tersebut pun nantinya akan diikuti dengan kenaikan harga
konsumen.

Sehingga, hal ini akan mampu memicu adanya proteksionisme reaksioner


dari mitra dagang negaranya tersebut. Akhirnya, kegiatan perdagangan
dan juga perkembangan ekonomi dalam negara tersebut akan menurun
drastis.

Contoh Neraca Perdagangan bawah ini.

Contoh 1:
Katakanlah pada tahun 2020 negara X mempunyai nilai ekspor sejumlah
$180 miliar. Sedangkan nilai impor dari negara tersebut adalah berjumlah
$170 miliar. Itu artinya, balance of trade negara X mengalami surplus
sebanyak $10 miliar.
Hal ini bisa diketahui dari nilai ekspor, yaitu $180 miliar yang dikurangi
dengan nilai impor, yaitu $70 miliar. Bisa kita katakan surplus karena
nilai ekspornya lebih tinggi daripada nilai impornya.
Kesimpulan:

Apapun jenis perdagangan yang dilakukan, khususnya dalam skala


internasional dengan melakukan neraca perdagangan, maka setiap
pebisnis akan membutuhkan suatu alat ataupun media pembukuan yang
canggih dan juga akurat.

Terlebih lagi dalam setiap periode waktu tertentu, perusahaan harus


mampu menilai adanya perbedaan nilai barang atau jasa, baik itu yang
diekspor ataupun diimpor. Sehingga, dalam melakukan perhitungan
keuntungan, mereka bisa mencatatnya secara akurat.

Adapun alat yang bisa digunakan adalah software akuntansi canggih,


yang saat ini sudah banyak digunakan oleh banyak perusahaan besar di
Indonesia, salah satunya adalah Accurate Online.

Accurate Online adalah salah satu software akuntansi yang sudah


dipercaya oleh lebih dari 300 ribu pebisnis di Indonesia dan sudah
mendapatkan Top Brand Award 6 kali berturut-turut.

Hal ini dikarenakan Accurate Online mampu membantu para pebisnis di


tanah air dalam melakukan pembukuan dan juga mempermudah setiap
kegiatan bisnisnya. Dengan menggunakan Accurate Online, setiap
pebisnis bisa mendapatkan lebih dari 200 jenis laporan keuangan yang
bisa diakses kapan saja dan dimana saja.

Accurate Online juga sudah dilengkapi dengan berbagai fitur menarik,


seperti fitur persediaan, pembelian, penjualan, perpajakan, dan masih
banyak lagi. Terlebih lagi, tampilan dashboard di dalamnya sangatlah
sederhana, sehingga akan mudah dipahami oleh mereka yang tidak
memiliki latar belakang akuntansi sekalipun.
3. Devisa
Devisa adalah uang asing yang beredar pada suatu negara dan
digunakan untuk pembayaran transaksi dengan luar negeri.
Keberadaan devisa sangat diperlukan negara agar dapat membayar
barang impor, utang luar negeri, digunakan orang berpergian keluar
negeri dan keperluan lainnya.

Fungsi Devisa :
Salah satu kegunaan devisa adalah untuk membiayai impor barang-
barang yang dibutuhkan suatu negara. Berikut fungsi-fungsi devisa:
1.Membiayai impor barang-barang.
2.Membiayai jasa-jasa yang diterima dari luar negeri.
3.Membiayai perjalanan dinas para pejabat keluar negeri.
4.Membiayai kantor-kantor konsulat atau militer di luar negeri.
5.Membiayai kantor-kantor kedutaan di luar negeri.
6.Membiayai pengiriman misi kesenian dan kebudayaan ke luar negeri.
7.Membiayai kontingen olahraga ke luar negeri.
8.Membayar bunga atas obligasi dan dividen atas saham yang telah dijual
ke luar negeri.
9.Membayar cicilan pokok utang yang telah diterima dari luar negeri.
10.Membiayai atas kredit atau pinjaman ke luar negeri.

Anda mungkin juga menyukai