Anda di halaman 1dari 12

STUDY LITERATURE

KETENTUAN DAN PROSEDUR EKSPOR DAN IMPOR

Dosen Pengampu :

Dr. Gatot Nazir Ahmad, M.Si

Disusun oleh:
Jamal Hasbi (17056180
Thania Sanique (17056180

Program Studi Manajemen


Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Jakarta 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga studi literature ini dapat
tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari
pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga karya ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam
kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan ini karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, November 2020


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................1
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................2
BAB 1.....................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................................3
BAB 2.....................................................................................................................................................4
PROSEDUR DAN KETENTUAN EKSPOR IMPOR.......................................................................................4
2.1 Pengertian Ekspor & Impor..........................................................................................................4
2.2 Pelaku dan Badan Usaha di Bidang Ekspor..................................................................................4
2.4 Badan usaha bidang ekspor.........................................................................................................5
2.5 Prosedur ekspor...........................................................................................................................6
2.6 Ketentuan Impor..........................................................................................................................7
BAB 3...................................................................................................................................................10
PENUTUP.............................................................................................................................................10
3.1 Kesimpulan................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................11
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada awalnya, perdagangan hanya dapat terjadi di suatu wilayah tertentu.
Terbatasnya cara pembayaran, pengiriman barang, dan minimnya pengetahuan perdagangan
adalah beberapa dari alasan sulitnya berdagang secara global. Seorang pedagang sudah cukup
berhasil jika dapat menjual produknya ke seluruh wilayah negerinya sendiri.
Namun, setelah berkembangnya teknologi, informasi dan komunikasi, pedagang tidak
lagi hanya dapat menjual barang atau jasanya di negaranya, tetapi kedapa seluruh dunia.
Terdapat berbagai bentuk pendukung untuk penjual menjual produksinya, dan pembeli untuk
menemukan penjual dan membeli produksinya nya. Seperti Marketplace, Sosial Media, dan
berbagai alat pembantu lainnya.
Perbedaan geografis pun turut membantu perdagangan antar negara untuk
berkembang dengan sangat pesat. Perbedaan tersebut menyebabkan perbedaan komoditas
yang dihasilkan, komposisi biaya yang diperlukan, kualitas dan kuantitas produk. secara
langsung atau tidak langsung membutuhkan pelaksanaan pertukaran barang dan atau jasa
antara satu negara dengan negara lainnya. Maka dari itu antara negara-negara yang terdapat
didunia perlu terjalin suatu hubungan perdagangan untuk memenuhi kebutuhan tiap-tiap
negara tersebut.
Perdagangan antar negara ini disebut Ekspor dan Impor, dimana kedua belah negara
sudah memiliki perjanjian untuk melaksanakan jual beli antar negara tersebut. Untuk
melakukan eskpor impor pun, pedagang dan pembeli memiliki beberapa ketentuan dan
prosedur yang harus dilakukan, agar diberikan izin untuk menjual dan membeli barang dari
luar negeri, dan mempermudah proses penjual dan pembeli untuk melakukan jual beli antar
negeri

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja ketentuan yang harus dilaksanakn pembeli dan penjual antar negara untuk
mengadakan jual beli
2. Apa saja Prosedur yang harus dilaksanakn pembeli dan penjual antar negara untuk
mengadakan jual beli

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk memahami ketentuan yang harus dilaksanakn pembeli dan penjual antar negara
untuk mengadakan jual beli
2. Untuk memahami Prosedur yang harus dilaksanakn pembeli dan penjual antar negara
untuk mengadakan jual beli
BAB 2

PROSEDUR DAN KETENTUAN EKSPOR IMPOR

2.1 Pengertian Ekspor & Impor


Ekspor merupakan kegiatan mengeluarkan barang dari daerah pabean. Apa itu daerah
pabean? Daerah pabean ini merupakan suatu bagian wilayah dari Republik Indonesia yang meliputi
wilayah darat, wilayah perairan dan juga ruang udara di atasnya, juga meliputi tempat-tempat tertentu
yang ada dalam Zona Ekonomi Eksklusif serta landas kontinen. Secara sederhana, ekspor diartikan
sebagai kegiatan . mengeluarkan barang dari dalam negeri ke luar negeri dengan memenuhi ketentuan
dan peraturan yang berlaku
Impor merupakan kegiatan memasukan barang ke Daerah Pabean atau juga merupakan
kegiatan pembelian barang atau jasa dari negara lain untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.

2.2 Pelaku dan Badan Usaha di Bidang Ekspor


Dalam kegiatan ekspor impor ada beberapa pelaku terjadinya kegiatan tersebut. Adapun para
pelaku kegiatan ekspor adalah sebagai berikut:
 Eksportir. Eksportir adalah orang atau perusahaan yang berperan sebagai produsen
yang memproduksi barang untuk dijual ke luar negeri.
 Importir. Orang atau perusahaan yang berperan sebagai pembeli di luar negeri.
 Bank. Merupakan lembaga keuangan yang dapat memberikan jasa perkreditan atau
meminjamkan dana kepada eksportir maupun importir.
 Depperindag. Adalah lembaga pemerintahan yang mengatur dan menerbitkan
suratsurat yang merupakan syarat kegiatan ekspor, seperti PEB dan SKA (Surat
keterangan asal) atau certificate of origin (COO).
 Freight Forwarder. Adalah badan usaha yang bertujuan untuk memberikan jasa
pelayanan atau pengurusan atas seluruh kegiatan yang diperlukan bagi terlaksananya
pengiriman.
 Ekspedisi Muatan Kapal Laut (EMKL). EMKL adalah usaha pengurusan dokumen
dan muatan yang akan diangkut melalui kapal atau pengurusan dokumen dan muatan
yang berasal dari kapal.
 Perusahaan asuransi. Adalah perusahaan yang bergerak di bidang pertanggungan.
Dalam kegiatan ekspor ini, perusahaan ini menanggung risiko keselamatan barang
dari eksportir sampai dikirim kepada pihak importir.
 Bea Cukai. Adalah lembaga pemerintahan yang bertugas untuk memeriksa barang-
barang yang melewati daerah pabean dan memungut biaya atas barang-barang yang
akan diekspor.

2.4 Badan usaha bidang ekspor


Adapun badan usaha yang khusus bergerak di bidang perdagangan ekspor adalah sebagai
berikut:
 Confirming house. Confirming house adalah perusahaan setempat yang didirikan
berdasarkan hukum setempat, tetapi bekerja atas perintah dan untuk kepentingan
kantor induknya yang berada di luar negeri.
 Export Merchant. Export Merchant atau pedagang ekspor adalah badan usaha yang
diberi izin oleh pemerintah dalam bentuk surat pengakuan eksportir dan diberi kartu
Angka Pengenal Ekspor (APE) serta diperkenankan melaksanakan ekspor komoditas
yang dicantumkan dalam surat pengakuan itu.
 Export Agent. Export Agent atau agen ekspor adalah suatu badan usaha yang
membuat sesuatu ikatan perjanjian dengan produsen suatu komoditas tertentu untuk
melaksanakan ekspor komoditi itu untuk dan atas nama produsen. Bedanya dengan
Export Merchant adalah bahwa Export Merchant bekerja atas biaya dan risiko sendiri,
sedangkan Export Agent bertindak atas nama produsen dengan hanya mendapatkan
sekadar handling fee. Karena itu Export Agent juga disebut juga sebagai Handling
Export.
 Trading House. Treding House atau Wisma Dagang adalah perusahaan dagang besar
ekspor-impor.Bila suatu perusahaan dapat mengembangkan ekspornya tidak lagi
terbatas pada satu atau dua komoditi, tetapi sudah aneka komoditas, maka eksportir
demikian disebut General Exportersatau eksportie umum. Bila perusahaan Genral
Expoerters ini juga bertindak sebagai General Importers atau importir umum, maka
perusahaan itu disebut Trading House atau Wisma Dagang.
 Producer Exporter. Istilah produsen eksportir hanya populer di Indonesia karena
fasilitas yang diberikan kepada produsen Indonesia, khususnya produsen industri
untuk ekspor.Pola integrasi antara produsen dengan perdagangan (eksportir) inilah
yang menjadi cikal-bakal berkembangnya konglomerasi di Indonesia.
 Joint Marketing Board. Joint Marketing Board atau badan pemasaran bersama adalah
suatu organisasi yang didirikan oleh eksportir sejenis dengan tujuan bersama-sama
menentukan kebijakan ekspor komoditas tertentu, baik mengenai kebijakan harga,
penentuan kuota, pembagian pasar, serta kebijakan lain untuk memperkuat posisi
tawar-menawar (bargaining position) selaku eksportir di pasar internasional.
 Joint Venture Company. Joint Venture Comapany atau perusahaan patungan
didirikan oleh pengusaha nasional dengan bekerja sama dengan pengusaha asing yang
bertujuan untuk memproduksi barang-barang untuk ekspor.
 Counter Trade. Counter Trade atau Counter Purchase adalah transaksi imbal beli,
yaitu sesuatu sistem perdagangan imbal balik antara dua negara.Suatu negara yang
menjual suatu komoditi kepada negara lain diwajibkan untuk membeli pula
komoditas dari negara tersebut.

2.5 Prosedur ekspor


Prosedur ekspor adalah langkah-langkah atau persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi
untuk melaksanakan kegiatan ekspor barang. Prosedur ekspor termasuk pengurusan dokumen-
dokumen ekspor, persiapan barang ekspor, dan hal pembiayaan. Berikut ini adalah langkah-langkah
dalam pemenuhan prosedur kegiatan ekspor (Hamdani, 2003:50):
Urutan Prosedur Kegiatan Ekspor
Prosedur Kegiatan Ekspor
1. Korespondensi
Eksportir mengadakan korespondensi dengan importir luar negeri untuk menawarkan dan
menegosiasikan komoditas yang akan dijualnya. Dalam surat penawaran kepada importir
harus dicantumkan jenis barang, mutunya, harganya, syarat-syarat pengiriman, dan
sebagainya.
2. Pembuatan kontrak dagang
Apabila importir menyetujui penawaran yang diajukan oleh eksportir maka importir dan
eksportir membuat dan menandatangani kontrak dagang. Dalam kontrak dagang dicantumkan
hal-hal berbagai persyaratan dan ketentuan yang disepakati bersama.
3. Penerbitan Letter of Credit (L/C)
Setelah kontrak dagang ditanda tangani maka importir membuka L/C melalui bank
koresponden di negaranya dan meneruskan L/C tersebut ke bank devisa Negara eksportir.
Kemudian bank devisa yang ditunjuk memberitahukan diterimanya L/C atas nama eksportir
kepada eksportir.
4. Eksportir menyiapkan barang ekspor
Dengan diterimanya L/C tersebut eksportir mempersiapkan barang-barang yang dipesan
importir. Keadaan barang-barang yang dipersiapkan harus sesuai dengan persyaratan yang
tercantum dalam kontrak dagang dan L/C.
5. Eksportir mendaftarkan Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB)
Selanjutnya eksportir mendaftarkan Pemberitahuan Ekspor barang (PEB) ke bank devisa
dengan melampirkan surat sanggup bayar apabila barang ekspornya terkena pajak.
6. Pemesanan barang ke pelabuhan
Eksportir sendiri dapat mengirim barang ke pelabuhan. Pengiriman dan pengurusan barang ke
pelabuhan dan ke kapal dapat juga dilakukan oleh perusahaan jasa pengiriman barang (freight
forwarding atau EMKL). Dokumen-dokumen ekspor disertakan dalam pengiriman barang ke
pelabuhan dan ke kapal.
7. Pengiriman barang ke pelabuhan
Eksportir sendiri dapat mengirim barang ke pelabuhan. Pengiriman dan pengurusan barang ke
pelabuhan dan ke kapal dapat juga dilakukan oleh perusahaan jasa pengirim barang (freight
forwarding atau EMKL). Dokumen-dokumen ekspor disertakan dalam pengiriman barang ke
pelabuhan dan ke kapal.
8. Pemeriksaan Bea Cukai
Di pelabuhan, dokumen ekspor diperiksa oleh pihak Bea Cukai. Apabila diperlukan barang-
barang yang akan di ekspor diperiksa juga oleh Bea Cukai. Apabila barang dan dokumen
telah sesuai dengan ketentuan maka Bea cukai menandatangani pernyataan persetujuan muat
yang ada pada PEB.
9. Pemuatan barang ke kapal
Setelah pihak Bea Cukai menandatangani PEB maka barang telah dapat dimuat ke atas kapal.
Segera setelah barang dimuat kapal, pihak pelayaran menerbitkan Draft Billof Lading (B/L)
yang diserahkan pada eksportir.Setelah itu, eksportir menukarkan mate’s receipt dengan
master bill of lading (pada FCL) atau house bill of lading (pada LCL).
10. Surat Keterangan Asal Barang (SKA)
Eksportir sendiri atau freigt forwarding atau EMKL pemuatan barangnya dan mengajukan
permohonan ke Kantor Wilayah Departemen Perindustrian dan Perdagangan atau Kantor
Departemen Perindustrian dan Perdagangan untuk memperoleh SKA apabila diperlukan.
11. Pencairan Letter of Credit
Apabila barang sudah dikapalkan, maka eksportir dapat ke bank untuk mencairkan L/C. Bila
At sight L/C dokumen-dokumen yang diserahkan adalah B/L, Commercial Invoice, Packing
List dan PEB, dan lain-lain.
12. Pengiriman barang ke importir
Barang dalam perjalanan dengan kapal dari Negara eksportir ke pelabuhan di negara importir

2.6 Ketentuan Impor


Pemerintah Republik Indonesia telah memberlakukan peraturan baru Menteri Keuangan Republik
Indonesia Nomor 199/PMK.010/2019 Tentang Ketentuan Kepabeanan, Cukai, dan Pajak Atas Impor
Barang Kiriman

Berdasarkan peraturan tersebut, terhadap barang kiriman impor akan dikenakan bea sebagai berikut :

1. FOB < USD 3 = Dibebaskan dari Bea Masuk dan Dikenakan PPN sebesar 10%
2. FOB USD 3 s.d USD 1.500 = Dikenakan Bea Masuk sebesar 7,5% dan Dikenakan PPN
sebesar 10%
3. Terhadap barang kiriman impor dengan nilai FOB di atas USD 1,500 = Dikenakan Bea
Masuk, Dikenakan PPN dan Dikenakan Pajak Dalam Rangka Impor. Penerima Barang
menyampaikan  PIB (dalam hal penerima barang adalah Badan Usaha) atau PIBK (dalam hal
penerima barang bukan Badan Usaha) kepada pejabat Bea Cukai untuk menghitung besaran
Pajak yang harus dibayarkan.
4. Perhitungan Pajak di atas tidak berlaku untuk barang khusus yaitu Tas, Sepatu, Produk Tekstil
dan Buku. Perhitungan pajak untuk barang khusus adalah sebagai berikut (melebihi threshold
USD 3) :
1. Tas (HS 4204) = Dikenakan Bea Masuk sebesar 15%-20%, Dikenakan PPN 10% dan
PPh sebesar 7,5%-10%
2. Sepatu (HS 64) = Dikenakan Bea Masuk sebesar 25%-30%, Dikenakan PPN 10% dan
PPh sebesar 7,5%-10%
3. Produk Tekstil (HS 61,63,63) = Dikenakan Bea Masuk sebesar 15%-25%, Dikenakan
PPN 10% dan PPh sebesar 7,5%-10%
4. Buku (HS 49.01 s.d. 49.04) = Dibebaskan dari Bea Masuk, PPN dan PPh
5. Barang kiriman berupa barang kena cukai dapat diberikan pembebasan cukai dengan jumlah
paling banyak :
1. Sejumlah 40 batang sigaret, 5 batang cerutu, 40 gram tembakau iris, atau hasil
tembakau lainnya berupa :
1. Dalam bentuk batang = 20 batang
2. Dalam bentuk kapsul = 5 kapsul
3. Dalam bentuk cair = 30 mililiter
4. Dalam bentuk cartridge = 4 cartridge
5. Dalam bentuk lainnya = 50 gram atau 50 mililiter
2. 350 mililiter minuman yang mengandung etil alkohol
6. Dalam hal barang kiriman melebihi ketentuan tersebut maka atas kelebihan barang akan
dimusnahkan oleh Pejabat Bea dan Cukai dengan disaksikan Penyelenggara Pos.

Prinsip Umum

1. Semua barang dan dokumen yang dikirim melalui Pos hanya dapat diantar kepada penerima
setelah melalui pemeriksaan Bea dan Cukai.
2. Tujuan pemeriksaan Bea Cukai adalah :

 Mencegah masuknya kiriman yang dilarang masek ke wilayah Indonesia;


 Menjamin masuknya kiriman dari Luar Negeri telah memenuhi persyaratan perundang –
undangan yang berlaku.
 Menjamin bahwa hak negara atas bea masuk, cukai dan pajak dalam rangka impor dipenuhi.

3. Kiriman yang mendapatkan pembebasan pajak masuk adalah kiriman dengan nilai paling banyak
USD 3 (tiga United States Dollar).

Pembayaran Bea Masuk dan Pajak dalam Rangka Impor

1. Semua kiriman yang telah ditetapkan Bea Masuk/ Pajaknya oleh Bea Cukai akan disertai
Surat Penetapan Pembayaran Bea Masuk, Cukai dan atau Pendapatan Pajak (SPPBMCP) dan
Nomor E-billing serta Invoice dari PT Pos Indonesia (Persero) berisi besaran Bea Masuk,
Pajak dan Bea Lainnya yang harus dibayar penerima barang.
2. Pembayaran Bea Masuk dan Pajak kiriman Impor dapat dilakukan disemua Loket Kantorpos
yang melayani Layanan Pospay dengan menyebutkan Nomor E-billing.

BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Ekspor dan impor adalah proses jual beli antar negara dengan ketentuan ketentuan yang sudah
disetujui oleh negara yang bertransaksi. Banyak manfaat yang didapat oleh kedua pihak negara, baik
eksportir maupun importir saat melakukan ekspor impor. Ketentuan ketentuan yang ada diyakini
dapat menjaga keamanan dan kenyamanan antar negara yang melakukan jual beli, sehingga eksportir
dan importir harus memahami dan mengikuti kesimpulan yang ada

DAFTAR PUSTAKA
Heri. (2019, September 16). EKSPOR DAN IMPOR: Pengertian, Tujuan & Komoditas Ekspor

Indonesia. Salamadian. https://salamadian.com/pengertian-ekspor-dan-impor/

Riadi, M. (2020, April 5). Pengertian, Pelaku dan Prosedur Kegiatan Ekspor. KajianPustaka.Com.

https://www.kajianpustaka.com/2017/10/pengertian-pelaku-prosedur-kegiatan-ekspor.html

https://www.posindonesia.co.id/id/content/42

Anda mungkin juga menyukai