meningkatkan
kesejahteraan
masyarakat
suatu
negara. 1
Perdagangan
internasional dapat diartikan sebagai transaksi dagang antara subjek ekonomi yang
berada dalam suatu negara dengan subjek ekonomi yang berada di negara lain. Secara
umum perdagangan internasional dapat dibedakan berdasarkan jenis transaksinya,
yaitu transaksi ekspor dan transaksi impor. Transaksi ekspor adalah penjualan barang
dan jasa yang dihasilkan suatu negara ke negara lainnya. Sementara transaksi impor
adalah arus kebalikan dari ekspor, yaitu barang dan jasa dari luar suatu negara yang
mengalir masuk ke negara tersebut.
Perdagangan internasional sangat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu
negara, karena dengan terjadinya perdagangan internasional maka akan mendorong
dinamisasi ekonomi di dalam negara tersebut. Selain itu, dalam kaitannya dengan
studi bisnis internasional, perdagangan internasional juga membahas tentang
keseimbangan neraca perdagangan internasional, blok perdagangan dan kebijakan
pemerintah
suatu
Negara
dalam
mengatur
perdagangan
internasionalnya.
pertukaran hasil output satu Negara dengan yang lain, pertukaran sarana, faktor
produksi, dan hubungan kredit ( konsekuensi utang-piutang).
Berdasarkan penjelasan diatas, literature review ini akan memfokuskan pada
ekspor impor, sistem pembayaran internasional, dan kebijakan perdagangan di
Indonesia.
LITERATURE REVIEW
A. EKSPOR IMPOR
a) Ekspor
Ekspor adalah pengiriman barang keluar Indonesia dari peredaran.
Keluar dari Indonesia berarti keluar dari daerah pabean Indonesia atau keluar
dari yuridiksi Indonesia (Purba,1997). Ekspor adalah upaya menjalankan atau
melakukan penjualan komoditas yang kita miliki kepada bangsa lain atau
negara asing sesuai dengan ketentuan pemerintah dengan mengharapkan
pembayaran dalam valuta asing, serta melakukan komunikasi dengan bahasa
asing (Amir,2004).
Jadi hasil yang diperoleh dari kegiatan mengekspor adalah berupa nilai
sejumlah uang dalam valuta asing atau biasa disebut dengan istilah devisa,
yang juga merupakan salah satu sumber pemasukan negara. Ekspor adalah
kegiatan perdagangan yang memberikan rangsangan guna menimbulkan
permintaan dalam negeri yang menyebabkan timbulnya industri-industri
pabrik besar, bersamaan dengan struktur positif yang stabil dan lembaga sosial
yang efisien (Todaro,2000).
Ekspor adalah salah satu sektor perekonomian yang memegang
peranan penting dan melalui perluasan pasar sektor industri akan mendorong
sektor industri lainnya dan perekonomian (Meier,1996:313).
Kesimpulannya ekspor merupakan sumber devisa ditambah perluasan
pasar bagi produksi barang domestik dan perluasan tenaga kerja.
Ekspor dibagi dalam dua cara antara lain :
1. Ekspor Biasa, adalah pengiriman barang keluar negeri sesuai
dengan peraturan yang berlaku, yang ditujukan kepada pembeli
diluar negeri, mempergunakan L/C dengan ketentuan devisa.
melaksanakan
ekspor
komoditi
yang
Pemerintah Non-Departemen.
Memiliki izin Ekspor berupa :
i.
Angka Pengenal Ekspor (APE) untuk Eksportir umum
ii.
iii.
tahun.
Angka Pengenal Ekspor Terbatas (APET) untuk
PMA/PMDN.
2. Eksportir, adalah pengusaha yang dapat melakukan ekspor, yang telah
memiliki SIUP atau izin usaha dari Departmen Teknis / Lembaga
Pemerintah Non Departemen berdasarkan ketentuan yang berlaku.
3. Eksportir Terdaftar (ET), adalah perusahaan yang telah mendapat
pengakuan dari Menteri Perdagangan untuk mengekspor barang
tertentu sesuai ketentuan yang berlaku.
4. Barang Ekspor, adalah seluruh jenis barang yang terdaftar sebagai
barang ekspor dan sesuai dengan ketentuan perpajakan dan
kepabeanan yang berlaku.
d) Penggolongan Barang Ekspor
1. Barang Ekspor yang diatur tataniaganya, adalah barang yang hanya
dapat diekspor oleh eksportir terdaftar, yaitu eksportir yang telah
mendapat pengakuan sebagai eksportir terdaftar. Jenis barang yang
dapat diatur tataniaganya diatur oleh Menteri Perdagangan.
mengimpor
mesin-mesin
dan
bahan
baku
yang
1. Syarat-syarat Impor :
I.
Memiliki izin ekspor berupa ;
i.
Angka Pengenal Impor (API) untuk importir umum
ii.
II.
III.
iii.
diperpanjang.
API (S) Produsen untuk perusahaan diluar PMA atau
iv.
PMDN.
Angka Pengenal
Impor
Terbatas
(APIT)
untuk
perusahaan PMA/PMDN.
Persyaratan untuk memperoleh APIS :
i.
Memiliki SIUP perusahaan besar atau menengah
ii. Keahlian dalam perdagangan impor
iii.
Referensi bank devisa
iv. Bukti kewajiban pajak (NPWP)
Persyaratan untuk memperoleh API :
i.
Wajib memiliki APIS
ii. Telah melaksanakan impor sekurang-kurangnya 4 kali
10
11
12
13
14
yang baik bagi penjual. Besarnya pembayaran biasanya 100% dari besarnya
barang yang diekspor. Dalam sistem pembayaran ini importir menanggung
segala resiko, baik pembayaran yang dilakukan atau kemungkinan tidak
dikirimnya barang-barang yang dipesan.
b) Pembayaran Kemudian ( Open Account )
Sistem Pembayaran dimana belum dilakukan pembayaran apa-apa
oleh importir kepada eksportir sebelum barang dikapalkan atau tiba dan
diterima importir atau sebelum waktu tertentu yang telah disepakati. Eksportir
setelah melakukan pengapalan barang akan mengirimkan invoice kepada
importir. Dalam invoice tersebut eksportir akan mencantumkan tanggal dan
waktu tertentu kapan importir harus melakukan pembayaran.
c) Wesel Inkaso ( Collection Draft )
Dalam sistem ini eksportir memiliki hak pengawasan barang-barang
sampai weselnya (draft) dibayar importir. Eksportir atau penarik wesel
(drawer) mengapalkan barang sementara dokumen pemilikan atas pengiriman
barang secara langsung atau melalui bank importir dikirim ke importir.
d) Konsinyasi ( Consignment )
Sistem pengiriman barang-barang ekspor pada importir diluar negeri
dimana barang-barang tersebut dikirim oleh eksportir sebagai titipan untuk
dijualkan oleh importir dengan harga yang telah ditetapkan oleh eksportir,
barang-barang yang tidak terjual akan dikembalikan kepada eksportir. Dalam
sistem ini eksportir memegang hak milik atas barang, sedangkan importir
hanya merupakan pihak yang dititpi barang untuk dijual.
e) Letter Of Credit ( L/C )
Suatu surat yang dikeluarkan oleh suatu bank atas permintaan importir
yang ditujukan kepada eksportir diluar negeri yang menjadi relasi importir
tersebut, yang memberikan hak kepada eksportir itu untuk menarik wesel atas
importir bersangkutan. Sistem pembayaran dengan L/C merupakan cara yang
paling aman bagi eksportir untuk memperoleh hasil dari penjualan barangnya
15
16
(2) Eksportir yang tidak bertanggung jawab terhadap Barang yang diekspor
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai sanksi administratif berupa
pencabutan perizinan, persetujuan, pengakuan, dan/atau penetapan di bidang
Perdagangan.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengenaan sanksi administratif
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dalam Peraturan Menteri.
Pasal 44
Eksportir yang melakukan tindakan penyalahgunaan atas penetapan sebagai
Eksportir sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 ayat (1) dikenai sanksi
administratif berupa pembatalan penetapan sebagai Eksportir.
20
21
DAFTAR PUSTAKA
Feriyanto Andri, 2015. Perdagangan Internasional. Yogyakarta : Mediatera
M.S, Amir, 1999. Ekspor - Impor Teori dan Penerapannya. Jakarta : PT Pustaka
Binaman Presindo
Pinem Juaniartha R, 2009. Analisis Pengaruh Ekspor, Impor, Kurs Nilai Tukar
Rupiah Terhadap Cadangan Devisa Indonesia. Medan : Skripsi 33-45
Undang-Undang Republik Indonesia. 2014. Tentang Perdagangan. Jakarta
22