Anda di halaman 1dari 6

ISU-ISU KEPENDUDUKAN TERKINI:

Indikator Kualitas Penduduk


KELOMPOK 9
ELLA FITRIKA (7182240008)
YORDAN C LASE (7183240017)
JOSEF GUNAWAN PURBA()
Pengertian Kualitas Penduduk
Dalam beberapa dekade terakhir, telah terjadi perubahan
mendasar tentang paradigma pembangunan yang
dilaksanakan di berbagai negara di dunia. Orientasi
pembangunan tidak lagi hanya pada pembangunan ekonomi,
tetapi pembangunan ekonomi itu sendiri hanya dijadikan
sebagai alat atau cara dalam rangka mencapai tujuan lain
yang lebih mendasar yaitu kesejahteraan manusia. Dengan
kata lain, penduduk selain sebagai modal dasar
pembangunan, juga merupakan sasaran pembangunan.
Penduduk yang berkualitas akan mempercepat proses
pembangunan. Namun demikian, hasil dari pembangunan
juga seharusnya dapat meningkatkan kualitas penduduk.
Indikator-Indikator Kualitas Penduduk
1. Pendapatan Perkapita
Pada tahun 1950-an, sebagian besar negara-negara di
dunia menggunakan paradigma pembangunan yang
mengacu pada pertumbuhan ekonomi, yakni melalui
pembentukan modal dan produksi. Berdasarkan
paradigma tersebut, ukuran keberhasilan
pembangunan yang digunakan berhubungan erat
dengan masalah pembentukan modal dan produksi.
Pada masa-masa ini, indikator yang umum digunakan
untuk mengukur kualitas penduduk adalah
pendapatan perkapita.
PQLI atau IMH
Pada tahun 1970-an, muncul pandangan bahwa kemiskinan absolut
dan relatif yakni kesenjangan merupakan masalah penting yang harus
segera diatasi. Paradigma pembangunan pada waktu itu terpusat pada
usaha pemenuhan kebutuhan pokok hidup manusia. Oleh karenanya,
untuk mengukur sampai sejauh mana hasil pembangunan mampu
memenuhi kebutuhan dasar manusia dari segi peningkatan kualitas
fisik kehidupan, digunakanlah beberapa tolok ukur. Berdasarkan hal
tersebut, Morris dan Grant pada tahun 1976 mengajukan indikator
agregat kualitas penduduk yang dikenal dengan nama PQLI (Physical
Quality of Live Index) atau IMH (Indeks Mutu Hidup). Indeks
tersebut mencakup tiga parameter pokok yaitu : angka kematian bayi
(IMR), angka harapan hidup pada umur 1 tahun, dan tingkat melek
huruf penduduk usia 15 tahun atau lebih.
HDI atau IPM
Pada tahun 1990, United Nations Development Program (UNDP)
memperkenalkan istilah pembangunan manusia melalui Human
Development Report (HDR). Menurut UNDP, pembangunan manusia
didefinisikan sebagai suatu proses memperbesar pilihan-pilihan bagi
penduduk (a process of enlarging choices). Proses perluasan
spektrum pilihan manusia, secara mendasar adalah proses untuk
meningkatkan kesempatan mereka untuk memperoleh pendidikan,
pelayanan kesehatan, penghasilan dan pekerjaan. Dengan dasar
tersebut, pada tahun 1990 diperkenalkan suatu indikator yang diberi
nama Human Development Index (HDI). HDI ini juga kemudian
dijadikan dasar untuk menilai kualitas sumberdaya
manusia/penduduk di suatu wilayah (UNDP,1992) HDI di Indonesia
dikenal dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
Indikator Kualitas Penduduk Indonesia
Berdasarkan Penjabaran UU No. 10/1992
Menurut UU No. 10/1992, kualitas penduduk adalah kondisi
penduduk dalam aspek fisik dan non-fisik serta ketakwaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang merupakan dasar untuk
mengembangkan kemampuan dan menikmati kehidupan sebagai
manusia yang berbudaya, berkepribadian dan layak. Kualitas fisik
meliputi kebugaran yang dikaitkan dengan kesegaran jasmani,
kesehatan serta daya tahan fisik sehingga dapat melakukan
kegiatan yang produktif. Kualitas non-fisik meliputi kualitas
kepribadian: kecerdasan, ketahanan mental, dan kemandirian;
kualitas bermasyarakat; kesetiakawanan sosial dan kemampuan
bermasyarakat; kualitas kekaryaan; produktivitas, ketekunan, dan
prestasi kerja; kualitas wawasan lingkungan; serta kualitas spiritual
keagamaan: iman, keteguhan etik dan moral.

Anda mungkin juga menyukai