Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang
Pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan total dan
pendapatan

perkapita

dengan

memperhitungkan

adanya

pertambahan

penduduk dan disertai dengan perubahan fundamental dalam struktur ekonomi


suatu negara dan pemerataan pendapatan bagi penduduk suatu negara. Untuk
dapat menilai pembangunan ekonomi suatu negara berhasil atau tidak dapat
dilihat dari indikator pembangunan ekonominya. Salah satu negara pada saat
ini mulai meningkatkan pembangunan ekonominya adalah Mauritania.
Mauritania adalah salah satu negara termiskin di dunia. Sebagian besar
orang berpendapatan satu atau dua dolar per hari. Negara ini sangat
bergantung pada bantuan asing. Mauritania juga harus mengimpor banyak
makanan. Ekonominya secara tradisional didasarkan pada ternak dan sedikit
tanaman pangan, contohnya kurma, millet, sorgum, beras, dan jagung. Ikan
dan produk ikan juga penting sebagai sumber pendapatan ekspor. Kekeringan
panjang di tahun 1970-an menyapu bersih banyak ternak sapi, sebuah bencana
ekonomi Mauritania yang belum pulih sampai sekarang. Di selatan, ancaman
penghancuran tanaman berasal dari banjir dan belalang.
Untuk menilai pembangunan ekonomi di Mauritania, diperlukan analisis
terhadap indikator-indikator pembangunan perekonominya dan dengan
indikator yang ada perlu juga kita ketahui sudah sampai tahap manakah
pembangunan yang telah dilakukan oleh negara tersebut. Lalu perlu diketahui
juga strategi pembangunan seperti apakah yang diterapkan pada

hingga

Mauritania dapat tergolong ke dalam tahap yang ada. Oleh karena itu, penulis
merasa tertarik untuk menganalisis indikator-indikator, tahapan, dan strategi
pembangunan perekonomian yang ada ataupun diterapkan di Negara
Mauritania untuk dapat menilai pembangunan perekonomian di negara
tersebut.

1.2. Tujuan Penulisan


Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini, antara lain:
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Pembangunan, sebagai
tugas individu.
2. Untuk mengetahui bagaimana Pembangunan Ekonomi Negara
Mauritania.

1.3. Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam makalah ini, antara lain:
1. Seperti apa indikator pembangunan ekonomi yang ada pada
Negara Mauritania?
2. Termasuk kedalam tahap apakah pembangunan ekonomi di
Mauritania berdasarkan teori dari tokoh ekonomi?
3. Strategi pembagunan apakah yang digunakan

Negara

Mauritania dalam membangun perekonomianya?


1.4. Manfaat penulisan
Adapun manfaat dalam penulisan makalah ini, antara lain:
1. Dapat memenuhi persyaratan dalam tugas kuliah Ekonomi
Pembangunan yaitu tugas individu.
2. Untuk dijadikan sebagai pembanding dengan Pembangunan Negara
Indonesia yang juga dikategorikan sebagai negara berkembang.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Indikator Pembangunan Mauritania


2.1.1. Pendapatan Perkapita (GNI Perkapita)
Pendapatan per kapita adalah nilai atau angka yang didapat dari hasil bagi
antara jumlah pendapatan nasional (GNI) dengan jumlah penduduk di suatu
negara dalam jangka waktu satu tahun. Untuk mengetahui perbandingan
pendapatan perkapita beberapa negara di dunia.
Pendaptan perkapita sering kali digunakan sebagai indikator pembangunan
selain untuk membedakan tingkat kemajuan ekonomi antara negara-negara maju
dan negara berkembang. Dengan kata lain, pendapatan perkapita selain bisa
memberikan gambaran tentang laju pertumbuhan kesejahteraan mayarkat di
berbagai

negara

juga

dapa

tmenggambarkan

corak

perbedaan

Tahun

GNI Perkapita (current US$)

2005

690

2006

830

2007

950

2008

1.060

2009

1.050

2010

1.140

2011

1.200

2012

1.290

2013

1.330

2014

1.270

tingkat

kesejahteraan masyarakat yang sudah terjadi di berbagai negara. Apabila


pendapatan

perkapita

suatu

negara

mengalami

peningkatan

secara

berkesinambungan maka dapat dikatakan pembangunan ekonomin negara tersebut


berhasil
. Tabel 1.1 GNI Perkapita Mauritania (world bank)
Berdasarkan pengelompokan negara menurut Bank Dunia yang melihat
dari pendapatan perkapita suatu negara, Mauritania sejak tahun 2006 tergolong
kedalam negara dengan pendapatan menengah rendah (lower middle). Sebelum

tahun 2006 atau dari tahun 2006 ke bawah, Mauritania masih tergolong ke dalam
negara dengan penghasilan rendah.

2.1.2. GDP Perkapita PPP


GDP perkapita adalah perbandingan antara GDP dengan jumlah populasi
penduduk. Dalam penghitungannya digunakan metode Purchasing Power Parity
(PPP) riil sebagai alat pengkonversi (dalam USD), karena jika digunakan kurs
nominal akan menyebabkan kesalahan dalam melakukan perbandingan kinerja
pembangunan antar negara. GDP PPP riil diperoleh dari GDP yang dikonversikan
dalam mata uang dolar AS menggunakan metode PPP, sehingga GDP tersebut
mempunyai daya beli yang sama dengan dolar di Amerika Serikat. GDP perkapita
dengan metode PPP umumnya lebih tinggi nilainya dibandingkan dengan GDP
perkapita dengan kurs nominal.

Gambar 1.1 GDP Percapita PPP Mauritania (USD)


Berdasarkan laporan dari Bank Dunia GDP perkapita PPP di Mauritania
terakhir tercatat sebesar 3.718,01 USD pada tahun 2014. Rata-rata PDB per kapita
PPP di Mauritania adalah sekitar 3.008,59 USD dari tahun 1990 hingga 2014.
Mencapai rekor tertinggi yaitu sebesar 3.718,01 USD pada tahun 2014 dan rekor
terrendahnya adalah 2.645,86 USD pada tahun 2002.

3.1.3. Indeks Kualitas Hidup dan Human Development Indeks (HDI)


Untuk mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat, ada sebuah indeks
gabungan yang dikenal dengan Physical Quality of Line Index (PQLI) dan Indeks
Kualitas Hidup (IKH). Indeks ini diperkenalkan oleh Morris D. Morris. Indeks
Kulaitas Hidup (IKH) terdiri dari 3 indikator yakni, tingkat harapan hidup, angka
kematian, dan tingkat melek huruf.
Untuk negara Mauritania sendiri pada tahun 2011 tingkat harapan
hidupnya adalah sekitar 60,37 tahun. Berdasarka urutan daftar PBB negara ini
menempati urutan ke 150 dari 191 negara di dunia dalam hal anka harapan
hidupnya. Sedangkan di tahun yang sama angka kematiannya mencapai 8,88 per
1000 jiwa. Namun mengalami penurunan di tahun 2013 menjadi 8,71 per 1000
jiwa. Kemudian mengenai angka melek hurufnya, berdasarkan data pada tahun
2011 mencapai 58,61% dari jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas. Berdasarkan
dari data 3 indikator tersebut dapat disimpulkan bahwa Indeks Kualitas Hidup di
Mauritania masih tergolong rendah.
Sejak tahun 1990, United Netions for Development Program (UNDP)
mengembangkan indeks yang sering dikenal dengan istilah Indeks Pembangunan
Manusia (HDI). Sedangkan indicator yang digunakan untu mengukur indeks ini
adalah tingkat harapan hidup, tingkat melek huruf masyarakat, dan pendapatan riil
perkapita berdasarkan daya beli masing-masing Negara.
Indeks HDI ini besarannya antara 0 sampai dengan 1,0. Apabila angka
indeks yang diperoleh dari suatu Negara mendekati 1, maka HDI di Negara
tersebut semakin tinggi. Sedangkan, apabila angka indeks mendekati 0, maka
Negara tersebut memiliki indeks pembangunan manusia yang rendah.
Berdasarkan data pada tahun 2015, Mauritania memiliki Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) sebesar 0,506 dan itu pun sudah mengalami
peningkatan dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 0,001. Hal tersebut menunjukan
bahwa Mauritania masih tergolong dalam negara yang pembangungan
manusianya rendah. Walaupun masih tergolong dalam negara yang rendah

pembangunan manusianya akan tetapi berdasarkan data HDI mauritania dari tahun
ke tahunya selalu mengalami peningkatan.

3.2. Teori Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi Mauritania


3.2.1. Aliran Neo Klasik W.W Rostow
Menurut Rostow pembangunan ekonomi atau proses tranformasi suatu
masyarakat tradisional menjadi masyarakat modern merupakan proses yang
multidimensional. Pembangunan ekonomi bukan berarti hanya perubahan struktur
ekonomi suatu Negara tetapi juga ditunjukan oleh peranan sector pertanian dan
peranan sector industry . menurut rostow pembangunan ekonomi berarti pula
sebagai suatu proses yang menyebabkan antara lain :
1. Perubahan orientasi organisasi ekonomi , politik , dan social yang pada
mulanya berorientasi kepada suatu daerah menjadi berorientasi keluar.
2. Perubahan pandangan masyarakat menganai jumlah anak dalam keluarga
yaitu dari menginginkan banyak anak menjadi keluarga kecil.
3. Perubahan dalam kegiatan investasi masyarakat, dari melakuakn investasi
yang tidak produktif (menumpuk emas , membeli rumah dan sebagainya)
menjadi investasi yang produktif.
4. Perubahan sikap hidup dan adat istiadat yang terjadi , merangsang
pembangunan ekonomi (misalnya penghargaan terhadap waktu ,
penghargaan terhadap prestasi perorangan).
Proses pembangunan ekonomi menurut W.W Rostow bisa dibedakan
dalam 5 tahap, yaitu : masyarakat tradisional, tahap prasyarat tinggal landas, tahap
tinggal landas, tahap menuju kedewasaan, dan tahap konsomsi tinggi. Dasar
pembedaan tahap pembangunan ekonomi menjadi 5 tahap tersebut adalah
karakteristik perubahan keadaan ekonomi, sosial, dan politik yang terjadi dan
setiap tahapan mempunyai cirinya masing-masing.
Berdasarkan ciri dari setiap tahap pembangunan ekonomi yang
dikemukakan oleh Rostow, Mauritania masih tergolong dalam tahap prasyarat
tinggal landas. Hal tersebut dikarenakan salah satu ciri negara yang tergolong
dalam tahap prasyarat tinggal landas Menurut Rostow adalah sudah mulai sering

terjadinya pertumbuhan ekonomi di negara tersebut. Apabila pertumbuhan


ekonomi dalam suatu negara sudah mulai sering terjadi, maka bolehlah negara
tersebut dianggap sudah berada pada tahap prasyarat tinggal landas.
Gamabar 1.2 GDP Mauritania (USD Miliar)
Dapat dilihat dari grafik di atas dalam jangka waktu 2006 hingga 2014
GDP Mauritania cenderung mengalami peningkatan walaupun secara detailnya
mengalami beberapa penurunan atau berfluktuatif.

Mengapa Mauritania masih tergolong dalam tahap prasyarat tinggal landas


juga karena Mauritania masih belum memenuhi ciri atau syarat pada tahap tinggal
landas yang dimana pada tahap tinggal landas pertumbuhan ekonomi selalu
terjadi. Sedangkan apabila Mauritania digolongkan dalam tahap masyarakat
tradisional pun juga sudah tidak relevan lagi. Jadi sudah tepat apabila
pembangunan di Mauritania ini berdasarkan tahapan pembangunan menurut
Rostow digolongkan kedalam tahap prasyarat tinggal landas.

3.3. Strategi Pembangunan Ekonomi


Strategi pembangunan adalah suatu tindakan pemilihan atas faktor-faktor
yang dijadikan faktor utama (penentu) pada jalannya proses pertumbuhan. Pada
dasarnya

faktor-faktor

yang

mempengaruhi

dalam

pemilihan

strategi

pembangunan ekonomi adalah tujuan yang hendak dicapai.

Strategi

pembangunan juga dapat diartikan sebagai suatu cara untuk mencapai Visi dan
Misi yang di rumuskan dalam bentuk strategi sehingga dapat meningkatan kinerja.
Ada beberapa strategi pembangunan yang di kemukakan oleh para ahli
diantaranya adalah:
3.3.1 Strategi Upaya Minimum Kritis
Harvey Leibenstein mengajukan tesis bahwa sebagian besar Negara
Sedang Berkembang berada dalam lingkaran setan kemiskinan yang membuat
mereka tetap berada pada tingkat pendapatan per kapita yang rendah. untuk itu
diperlukan suatu startegi upaya minimum kritis tertentu yang dapat meningkatkan
tingkat pendapatan perkapita yang berkesinambungan dan dapat dipertahankan.
Leibenstein mengatakan bahwa dalam tahap transisi dari keadaan
keterbelakangan ke keadaan yang lebih maju di mana kita dapat mengharapkan
pertumbuhan jangka panjang yang mantap di perlukan suatu kondisi bahwa suatu
perekonomian harus mendapatkan rangsangan pertumbuhan yang lebih besar dari
batas minimum kritis tertentu.
Menurut Leibenstein, setiap ekonomi akan tunduk pada hambatan dan
rangsangan yang terjadi. Adanya hambatan akan menurunkan pendapatan per
kapita dari tingkat sebelumnya sedangkan rangsangan cenderung akan
meningkatkan pendapatan per kapita. Suatu Negara akan tetap berada pada
keterbelakangan jika besarnya rangsangan lebih kecil daripada besar hambatan
yang di hadapi. Hanya jika pada factor-faktor tertentu di nilai dapat meningkatkan
pendapatan di berikan rangsangan yang lebih besar di bandingkan dengan
hambatan yang mereka hadapi maka usaha minimum itu dapat tercapai sehingga
perekonomian akan mencapai kemajuan.

3.3.2 Strategi Pembangunan Seimbang

Pembangunan seimbang dapat di artikan sebagai pembangunan berbagai


jenis industri secara berbarengan sehingga industri saling menciptakan pasar bagi
yang lain. Singkatnya strategi pembangunan seimbang ini mengharuskan adanya
pembangunan yang harmonis di berbagai sektor ekonomi sehingga keseluruhan
sektor akan tumbuh bersama.
Oleh karena itu, diperlukan keseimbangan antara sisi permintaan dan sisi
penawaran. Sisi penawaran memberikan penekanan pada pembangunan serentak
dari semua sektor yang saling berkaitan dan berfungsi meningkatkan penawaran
barang yang meiputi pembangunan serentak yang harmonis dari barang setengah
jadi, bahan baku, sumberdaya energy, pertanian, pengairan, transportasi serta
semua industri yang memproduksi barang konsumen.
Sedangkan sisi permintaan berhubungan dengan penyediaan kesempatan
kerja yang lebih besar dan penambahan pendapatan agar permintaan barang dan
jasa dapat tumbuh. Sisi ini berkaitan dengan industri yang sifatnya saling
melengkapi, seperti industri benang dan industri pewarna pakaian. Jika semua
industri dibangun secara serentak maka jumlah tenaga kerja yang terserap akan
menjadi sangat besar.
Strategi pembangunan seimbang ini dilaksanakan dengan maksud untuk
menjaga agar proses pembangunan tidak menghadapi hambatan dalam:
1. Memperoleh bahan baku, tenaga ahli, sumberdaya energy, dan fasilitasfasilitas untuk mengangkut hasil produksi ke pasar.
2. Memperoleh pasar untuk barang-barang yang telah dan akan di produksi.
Pembangunan seimbang ini dapat pula di definisikan sebagai usaha
pembangunan yang bertujuan untuk mengatur investasi sehingga sepanjang proses
pembangunan tidak akan ada hambatan yang berasal dari penawaran dan
permintaan. Jika kita melakukan pembangunan seimbang dan dana investasi jauh
lebih besar dari dana investasi sebelumnya.

3.3.3 Strategi Pembangunan Tidak Seimbang

Teori pembangunan tidak seimbang ini dikemukakan oleh Hirschman dan


Streeten. Pada dasarnya, pembangunan tak seimbang adalah pola pembangunan
yang lebih bertujuan untuk mempercepat proses pembangunan di NSB. Pola
pembangunan tidak seimbang ini didasarkan pada :
1. Secara historis, proses pembangunan ekonomi yang terjadi mempunyai
corak pembangunan tidak seimbang.
2. Untuk meningkatkan efisiensi dalam penggunaan sumberdaya yang
tersedia
3. Pembangunan tidak seimbang akan berpotensi menimbulkan kemacetan
atau gangguan-gangguan dalam proses pembangunan, tetapi hal tersebut
dinalai dapat menjadi pendorong untuk pembangunan selanjutnya.
Menurut Hirschman, jika kita mengamati proses pembangunan yang
terjadi antara dua periode waktu, maka akan tampak begitu nyata bahwa berbagai
sektor ekonomi telah mengalami perkembangan dengan laju yang berbeda. Hal
tersebut menunjukan bahwa pembangunan akan lebih baik jika dijalankan dengan
tidak seimbang.
Pembangunan tidak seimbang ini juga dapat dianggap lebih sesuai untuk
dilaksanakan di NSB karena Negara-negara tersebut mengalami kelangkaan
sumberdaya.
3.4 Strategi Pembangunan Ekonomi Mauritania
Mauritania yang merupakan salah satu negara yang sedang berkembang
masih sangat bergantung pada bantuan asing baik dalam pembangunan maupun
hal yang lainya. Terlihat pada tahun 2014 yang lalu terdapat proyek pembangunan
jalan yang dibangun oleh China di Brakna Region, Mauritania selatan. Hal
tersebut mengindikasikan bahwa masih sangat minimnya akumulasi modal yang
dimiliki oleh Mauritania untuk dapat membangun perekonomianya.
Kurangnya modal yang dimiliki jelas sangat menghambat upaya dalam
pembangunan perekonomian negara tersebut. Untuk itu Negara Mauritania ini
perlu menggunakan strategi pembangunan yang minim modal namun dalam
jangka panjang dapat meningkatkan pembangunan ekonominya. Jelas strategi
pembangunan seimbang tidak akan bisa diterapkan di Mauritania mengingat

untuk dapat menerapkan strategi ini memerlukan modal pembangunan yang


begitu besar. Jadi strategi yang memungkinkan diterapkan di negara ini yaitu
antara upaya minimum kritis dan pembangunan tidak seimbang.
Dilihat dari pembangunan yang ada, Mauritania

dapat dikatakan

menggunakan strategi pembangunan yang tidak seimbang. Hal tersebut


dikarenakan fokus pembangunan di Mauritania masih mendahulukan sektor
prasarana atau Social Overhead Capital (SOC) dibandingkan sektor produktif
yang langsung menghasilkan barang-barang untuk masyarakat atau Directly
Productive Activities (DPA). Strategi pembangunan yang tidak seimbang pada
Mauritania juga dapat dilihat dari kerjasamanya dengan Cina pada tahun 2015
dalam rangka pembangunan infrastruktur di negara tersebut. Selain itu berbagai
bentuk bantuan luar negeri yang didapat Mauritania adalah berupa bantuan dalam
bentuk sarana dan prasarana seperti pembangunan jalan, pengiriman tenaga medis,
obat-obatan dan sebagainya.

BAB IV
PENUTUP

4.1.

Kesimpulan
Jika dilihat dari beberapa indikator pembangunan yang dibahas

pembangunan ekonomi di Mauritania belum bisa dikatakan berhasil karena


pendapatan perkapitanya masih tergolong rendah apabila dibandingkan dengan
negara berkembang yang lain. Berdasarkan data dari World Bank GNI perkapita
Mauritania dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir masih mengalami
fluktuatif walupun secara tren meningkat. Begitu pula ketika dilihat dari GDP
perkapitanya yang dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir masih mengalami
naik turun walaupun apabila dilihat dari lima tahun terakhir selalu meningkat.
Tidak berbeda jauh dengan indikator HDI dan IKH di Mauritania juga masih
tergolong rendah.
Berdasarkan ciri dari setiap tahap pembangunan ekonomi yang
dikemukakan oleh Rostow, Mauritania masih tergolong dalam tahap prasyarat
tinggal landas. Hal tersebut dikarenakan pertubuhan ekonomi di Mauritania sudah
sering mengalami pertumbuhan walaupun tidak setiap tahunya. Mengapa
Mauritania masih tergolong dalam tahap prasyarat tinggal landas juga karena
Mauritania masih belum memenuhi ciri atau syarat pada tahap tinggal landas yang
dimana pada tahap tinggal landas pertumbuhan ekonomi selalu terjadi. Sedangkan
apabila Mauritania digolongkan dalam tahap masyarakat tradisional pun juga
sudah tidak relevan lagi.
Dilihat dari pembangunan yang ada, Mauritania

dapat dikatakan

menggunakan strategi pembangunan yang tidak seimbang. Hal tersebut


dikarenakan fokus pembangunan di Mauritania masih mendahulukan sektor
prasarana dibandingkan sektor produktif yang langsung menghasilkan barangbarang untuk masyarakat. Strategi pembangunan yang tidak seimbang pada
Mauritania juga dapat dilihat dari kerjasamanya dengan Cina pada tahun 2015
dalam rangka pembangunan infrastruktur di negara tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Agus. 2010. Pendapatan Perkapita di Dunia Menurut World Bank.


https://gusschool.wordpress.com/2010/12/23/pendapatan-per-kapitanegara-di-dunia-menurut-world-bank/
Arsyad, Lincolin. 2004. Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta: Sekolh Tinggi Ilmu
Ekonomi YKPN.
Cina Indonesia Information. 2014. Cina bantu Pembangunan Jalan Raya di
Mauritania. http://chindonews.blogspot.co.id/2014/08/china-bantupembangunan-jalan-raya-di.html
Human Development Report 2015. http://hdr.undp.org/en/composite/trends
Indeks Mundi. Mauritania Death Rate.
http://www.indexmundi.com/facts/mauritania/death-rate
Peeoner, Agus. 2012. Indikator Pembangunan Ekonomi.
http://poernomoagusto.blogspot.co.id/2012/06/800x600-normal-0-falsefalse-false-en.html
Rosdyana, Dewi. 2013. Strategi Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi.
https://dewirosdyana.wordpress.com/2013/11/01/strategi-pertumbuhandan-pembangunan-ekonomi/
Siregar, Henri. 2014. Teori Pertubuhan Menurut W.W. Rostow.
http://henrysiregar.blogspot.co.id/2014/06/teori-pertumbuhan-ekonomimenurut-ww_8.html
The World Bank.
http://data.worldbank.org/indicator/NY.GNP.PCAP.CD/countries/MRZF-XN?display=graph
Trading Economics.
http://www.tradingeconomics.com/mauritania/literacy-rate-adult-totalpercent-of-people-ages-15-and-above-wb-data.html
Wikipedia, List of countries by Human Development Index.
https://en.wikipedia.org/wiki/List_of_countries_by_Human_Developmen
t_Index
Yulhan. 2014. Indikator Pembangunan Ekonomi.
http://yulhanrinto.blogspot.co.id/2014/03/indikator-pembangunanekonomi.html

Anda mungkin juga menyukai