Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH EKONOMI KERAKYATAN

PENGEMBANGAN EKONOMI KERAKYATAN DI INDONESIA ERA


KONDISI SAAT INI 2021 (LITERATURE)

Disusun Guna Memenuhi Tugas Perekonomian


indonesia

Dosen Pengampu :

Agung Supriyanto, SP,MM

Disusun Oleh :

MUHAMMAD APRIAN SAPUTRA

2002570831

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI MUHAMMADIYAH JAKARTA

2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
rahmat dan hidayah-Nya saya bisa menyelesaikan makalah yang berjudul
“Ekonomi kerakyatan pengembangan ekonomi kerakyatan di indonesia era
kondisi saat ini 2021 ” ini dengan baik.

Tidak lupa saya menyampaikan rasa terima kasih kepada dosen pengampu
yang telah memberikan bimbingan serta masukan yang bermanfaat dalam proses
penyusunan makalah ini. Rasa terima kasih juga hendak saya ucapkan kepada
rekan-rekan mahasiswa yang telah memberikan kontribusinya baik secara
langsung maupun tidak langsung sehingga makalah ini dapat selesai pada waktu
yang telah ditentukan.

Meskipun saya sudah mengumpulkan banyak referensi untuk menunjang


penyusunan makalah ini, namun saya menyadari bahwa di dalam makalah yang
telah saya susun masih terdapat banyak kesalahan serta kekurangan. Sehingga
saya mengharapkan saran serta masukan dari para pembaca demi tersusunnya
makalah lain yang lebih baik lagi. Akhir kata, saya berharap makalah ini dapat
memberikan banyak manfaat.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB 1......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
a. Latar Belakang..............................................................................................1
b. Rumusan Masalah.........................................................................................3
c. Tujuan...........................................................................................................3
d. Manfaat.........................................................................................................3
BAB II......................................................................................................................4
PEMBAHASAN......................................................................................................4
a. Konsep Ekonomi Kerakyatan di Indonesia...................................................4
b. Dampak Ekonomi Kerakyatan di Era Pandemi Covid-19............................9
c. Peluang Ekonomi Kerakyatan di Era Pandemi Covid-19...........................10
d. Ekonomi Kerakyatan dan Etika Berekonomi di Era Pandemi Covid-19....12
e. Strategi Pengembangan Ekonomi Kerakyatan di Era Pandemi Covid-19. 14
BAB III...................................................................................................................17
PENUTUP..............................................................................................................17
a. Kesimpulan.................................................................................................17
b. Saran............................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................19
BAB 1

PENDAHULUAN

a. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang, dimana negara
Indonesia menganut sistem ekonomi kerakyatan. Ekonomi kerakyatan
bukanlah sebuah mazhab ekonomi baru, namun hanya sebagai konstruksi
pemahaman dari realita ekonomi yang umum terdapat di negara berkembang.
Suatu realita ekonomi dimana selain ada sektor formal yang umumnya
didominasi oleh pengusaha dan konglomerat terdapat sektor informal dimana
sebagian besar anggota masyarakat hidup. Ekonomi rakyat berkembang sesuai
dengan kondisi masyarakat disuatu daerah tertentu.

Ekonomi kerakyatan merupakan situasi perekonomian di mana kegiatan


ekonomi diselenggarakan dengan melibatkan partisipasi semua anggota
masyarakat, sementara penyelenggaraan kegiatan-kegiatan ekonomi itupun
berada di bawah pengendalian atau pengawasan anggota-anggota masyarakat.
Menurut (Mubyarto, 1999), ekonomi kerakyatan adalah ekonomi yang
berbasis kekeluargaan berkedaulatan rakyat dan menunjukan pemihakan
sungguh- sungguh pada ekonomi rakyat. Dalam praktiknya, ekonomi
kerakyatan dapat dijelaskan juga sebagai ekonomi jejaring yang menghubung-
hubungkan sentra- sentra inovasi, produksi, dan kemandirian.

Ekonomi kerakyatan sebagai dasar pijakan pembangunan dan


pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Dalam rangka mewujudkan aspek hasil-
hasil pembangunan, sektor usaha kecil menduduki peran penting dan strategis
dalam pembangunan nasional, baik dilihat dari segi kuantitas maupun dari
segi kemampuannya dalam meningkatkan pendapatan dan penyerapan tenaga
kerja dalam mewujudkan pemerataan hasil-hasil pembangunan, termasuk
pengentasan kemiskinan.

1
Perekonomian rakyat pada hakikatnya merupakan istilah ekonomi rakyat
yang berarti perekonomian yang diselenggarakan oleh rakyat. Perekonomian
yang diselenggarakan oleh rakyat adalah usaha ekonomi yang menjadi sumber
penghasilan keluarga atau orang-perorang. Perekonomian nasional berakar
pada potensi dan kekuatan masyarakat secara luas dalam menjalankan roda
perekonomian mereka sendiri. Adapun bentuk perekonomian yang dilakukan
langsung oleh masyarakat atau kemandirian perekonomian adalah dengan
membuka usaha-usaha kecil. Dengan demikian, untuk membuka usaha-usaha
guna mencapai kelangsungan hidup mereka memerlukan dana ataupun modal.

Pada awal tahun 2020, Covid-19 menjadi masalah kesehatan dunia. Kasus
ini diawali dengan informasi dari Badan Kesehatan Dunia/World Health
Organization (WHO) pada tanggal 31 Desember 2019 yang menyebutkan
adanya kasus kluster pneumonia dengan etiologi yang tidak jelas di Kota
Wuhan, Provinsi Hubei, Cina. Kasus ini terus berkembang hingga adanya
laporan kematian dan terjadi importasi di luar Cina. Pada tanggal 30 Januari
2020, WHO menetapkan Covid-19 sebagai Kedaruratan Kesehatan
Masyarakat yang Meresahkan Dunia (KKMMD). Pada tanggal 12 Februari
2020, WHO resmi menetapkan penyakit virus Corona pada manusia ini
dengan sebutan Coronavirus Disease (Covid-19). Pada tanggal 2 Maret 2020
Indonesia telah melaporkan dua kasus konfirmasi Covid-19. Pada tanggal 11
Maret 2020, WHO sudah menetapkan Covid-19 sebagai pandemi. Covid-19
adalah sekeluarga virus yang ditemukan pada manusia dan hewan. Sebagian
virusnya dapat menginfeksi manusia serta menyebabkan berbagai penyakit,
bahkan dapat menyebabkan kematian.

Indonesia adalah salah satu negara yang terdampak Covid-19. Dampak


pandemi Covid-19 tidak hanya pada kesehatan masyarakat namun juga
berdampak pada kesejahteraan ekonomi negara hingga ekonomi masyarakat.
Covid-19 melumpuhkan perekonomian negara dan masyarakat, terutama
pekerja informal yang rentan berkurang pendapatannya hingga kehilangan
mata pencarian lantaran sepi permintaan. Dengan adanya Covid-19
pemerintah mulai
menggalakan social distanting, lockdown, serta karantina wilayah. Hal
tersebut dilakukan untuk memutus rantai penyebaran Covid 19 agar ekonomi
kerakyatan di Indonesia dapat berkembang di tengah pandemi ini.

Berdasarkan latar belakang dan uraian tersebut, maka penulis tertarik


untuk menyusun makalah dengan judul “Pengembangan Ekonomi
Kerakyatan di Indonesia Era Pandemi Covid-19 ”.

b. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep ekonomi kerakyatan di Indonesia?
2. Bagaimana dampak ekonomi kerakyatan di era Covid-19?
3. Bagaimana peluang ekonomi kerakyatan di era pandemi Covid-19?
4. Bagaimana ekonomi kerakyatan dan etika berekonomi di era pandemi
Covid-19?
5. Bagaimana strategi pengembangan ekonomi kerakyatan di era pandemi
Covid-19?

c. Tujuan
1. Mengetahui konsep ekonomi kerakyatan di Indonesia.
2. Mengetahui dampak ekonomi kerakyatan di era Covid-19.
3. Mengetahui peluang ekonomi kerakyatan di era pandemi Covid-19.
4. Mengetahui ekonomi kerakyatan dan etika berekonomi di era pandemi
Covid-19.
5. Mengetahui strategi pengembangan ekonomi kerakyatan di era pandemi
Covid-19.

d. Manfaat

1. Kepentingan akademis, dapat memberikan tambahan informasi dalam


wacana akademik yang berkaitan dalam ilmu pengetahuan khususnya
mengenai pengembangan ekonomi kerakyatan di Indonesia era Covid-19.
2. Kepentingan praktis, diharapkan dapat membantu pihak-pihak perumus
ataupun bagi para pengambil keputusan di pemerintah yang berhubungan
dengan pengembangan ekonomi kerakyatan di Indonesia era Covid-19.
BAB II

PEMBAHASA

a. Konsep Ekonomi Kerakyatan di Indonesia


1. Pengertian Ekonomi Kerakyatan
Menurut (Zulkarnain, 2006) di dalam bukunya yang berjudul:
Kewirausahaan (Strategi Pemberdayaan Usaha Kecil Menengah dan
penduduk Miskin), ekonomi kerakyatan adalah suatu sistem ekonomi
yangnharus di anut sesuai dengan falsafah negara kita yang menyangkut
dua aspek, yakni keadilan dan demokrasi ekonomi, serta keberpihakan
kepada ekonomi rakyat.

Definisi ekonomi kerakyatan menurut (Marzuki, 2015), ekonomi


kerakyatan adalah sistem ekonomi yang berbasis pada kekuatan ekonomi
rakyat, dimana ekonomi rakyat sendiri adalah sebagai kegiatan ekonomi
atau usaha yang dilakukan oleh rakyat kebanyakan (popular) yang dengan
secara swadaya mengelola sumberdaya ekonomi apa saja yang dapat
diusahakn dan dikuasainya, yang selanjutnya disebut sebagai usaha kecil
dan menengah (UKM) terutama meliputi sektor pertanian, peternakan,
kerajinan, makanan, dsb. Yang ditujukan terutama untuk memenuhi
kebutuhan dasarnya dan keluarganya tanpa harus mengorbankan
kepentingan masyarakat lainnya.
Ekonomi kerakyatan dapat ditafsirkan sebagai setara dengan istilah
demokrasi ekonomi yang secara tegas terdapat pasal penjelasan,.
Penjelasan pasal 33 UUD 1945 menyatakan bahwa ekonomi kerakyatan
yakni sistem ekonomi dimana produksi dikerjakan oleh semua, untuk
semua, serta dibawah pemilikan anggota-anggota masyarakat. Dengan
demikian salah satu pilar dari demokrasi ekonomi itu adalah keikutsertaan
semua orang dalam kegiatan produksi.
Pemahaman tentang ekonomi rakyat dapat dipandang dari dua
pendekatan yaitu: pertama, pendekatan kegiatan ekonomi dari pelaku
ekonomi berskala kecil, yang disebut perekonomian rakyat. Berdasarkan
pendekatan ini, pemberdayaan ekonomi rakyat dimaksudkan adalah
pemberdayaan pelaku ekonomi skala kecil. Kedua, pendekatan sistem
ekonomi, yaitu demokrasi ekonomi atau sistem pembangunan yang
demokratis, disebut pembangunan partisipatif (participatory development).

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa


ekonomi kerakyatan adalah perkembangan ekonomi kelompok masyarakat
yang mengikutsertakan seluruh lapisan masyarakat dalam proses
pembangunan yang berkaitan erat dengan aspek keadilan, demokrasi
ekonomi, keberpihakan pada ekonomi rakyat yang bertumpu pada
mekanisme pasar yang adil dengan tujuan untuk peningkatan kesejahteraan
ekonomi secara keseluruhan atau mayoritas masyarakat.

2. Tujuan Ekonomi Kerakyatan


Ekonomi kerakyatan memiliki empat tujuan pokok yaitu: pertama,
mewujudkan pemerataan dan keadilan sosial. Kedua, semangat
nasionalisme ekonomi yang kuat, tangguh dan mandiri. Ketiga, demokrasi
ekonomi berdasarkan kerakyatan dan kekeluargaan, koperasi dan usaha-
usaha koperatif menjiwai perilaku ekonomi perorangan dan masyarkat.
Keempat, keseimbangan yang harmonis, efisien dan adil antara
perencanaan nasional dengan desentralisasi ekonomi dan otonomi yang
luas, bebas dan bertanggung jawab, menuju perwujudan keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia (Mubyarto, 1999).
3. Ciri-Ciri Ekonomi Kerakyatan
Menurut (Soeharto Prawirokusumo, 2010), ciri-ciri ekonomi kerakyatan
adalah:
- Penegakan prinsip keadilan disertai kepedulian terhadap yang lemah.
Sistem ekonomi tersebut harus memungkinkan seluruh potensi
bangsa, baik sebagai konsumen, pengusaha, ataupun sebagai tenaga
kerja.
Tanpa perlindungan dan hak untuk memajukan kemampuannya dalam
rangka meningkatkan taraf hidupnya dan partisifasinya secara aktif
dalam berbagai kegiatan ekonomi, termasuk dalam memelihara
kekayaan alam dan lingkungan hidup. Di dalam melaksanakan
kegiatan tersebut, semua pihak harus mengacu kepada peraturan yang
berlaku.
- Pemihakan, pemberdayaan, dan perlindungan terhadap yang lemah
oleh semua potensi bangsa, terutama pemerintah sesuai dengan
kemampuannya. Pemerintah melaksanakannya melalui langkah-
langkah yang ramah pasar. Penanggulangan kemiskinan dan
pemberdayaan usaha kecil, menengah, dan koperasi (UKM) termasuk
petani dan nelayan kecil, merupakan prioritas utama dalam
mengembangkan sistem ekonomi kerakyatan.. Bagi kelompok
penduduk yang karena keadaannya mempunyai keterbatasan
dilakukan langkah-langkah untuk meningkat kemampuannya dan
memberikan dukungan agar dapat memanfaatnya akses yang terbuka.
- Penciptaan iklim persaingan usaha yang sehat dan intervensi yang
ramah pasar. Upaya pemerataan berjalan seiring dengan upaya
mnciptakan pasar yang kompetitif untuk mencapai efisiensi optimal.
Dengan demikian, misalnya hubungan kemitraan antar usaha besar
dan UKM harus berdasarkan kompetensi bukan belas kasihan. Untuk
itu, prioritas dilakukan penghapusan praktek-praktek dan perilaku
perilaku ekonomi diluar aturan permainan yang dianggap wajar dan
adil oleh masyarakat seperti praktek monopoli, pengembangkan
dengan sistem perpajakan progresif dan deregulasi yang diarahkan
untuk menghilangkan ekonomi biaya tinggi.
- Pemberdayaan kegiatan ekonomi rakyat sangat terkait dengan upaya
menggerakkan perekonomian pedesaan. Oleh karena itu, upaya
mempercepat pembangunan pedesaan, termasuk daerah terpencil,
daerah minus, daerah kritis, daerah perbatasan, dan termasuk daerah
terbelakanglainnya harus menjadi prioritas. Hal ini dilakukan antara
lain, dengan meningkatkan pembangunan prasarana pedesaan adalam
mendukung pengembangan keterkaitan desa-desa sebagai bentuk
jaringan produksi dan distribusi yang saling menguntungkan.
- Pemanfatan dan penggunaan tanah dan sumber daya alam lainnya,
seperti hutan, laut, air, udara, dan mineral. Semuanya harus dikelola
secara adil, transparan dan produktif dengan mengutamakan hak-hak
rakyat setempat, termasuk hak ulayat masyarakat adat dengan tetap
menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup.
4. Prinsip-Prinsip Ekonomi Kerakyatan
Prinsip ekonomi kerakyatan yang tertuang dalam UUD 1945 terutama
pasal 33 adalah:
- Prinsip kekeluargaan. dalam penjelasan UUD 1945 dinyatakan bahwa
perekonomian disusun sebagai usaha bersam berdasarkan atas azas
kekeluargaan. Prinsip ini merupakan acuan semua badan usaha baik
BUMN dan BUMS, BUMD.
- Prinsip keadilan. Pelaksanaan ekonomi kerakyatan harus bisa
mewujudkan keadilan dalam masyarakat. Sistem ini diharapkan dapat
memberikan peluang yang sama kepada semua anak bangsa, apakah ia
sebagai konsumen, pengusaha maupun sebagai tenaga kerja. Tidak
ada perbedaan suku, agama dan gender, semuanya sama dalam
lapangan ekonomi.
- Prinsip pemerataan pendapatan. Masyarakat sebagai konsumen dan
pelaku ekonomi harus merasakan pemerataan pendapatan. Kalau
selam ini pemerintah terlalu mementingkan pertumbuhan ekonomi
yang tinggi teryata itu hanya semu belaka. Pertumbuhan yang tinggi
tidak membawa pada pemerataan pendapatan. Pertumbuhan itu hanya
dirasakan segelintir masyarakat yang disebut pengusaha besar,
sementara mayoritas masyarakat berbeda pada posisi miskin dan
melarat.
- Prinsip keseimbangan antara kepentingan individu dan kepentingan
masyarakat. Kegiatan ekonomi harus mampu mewujudkan adanya
sinergi antara kepentingan individu dengan kepentingan masyarakat.
Pada pasal 27 ayat 2 UUD 1945 menyatakan bahwa tiap-tiap warga
negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan. Hal ini mengisyaratkan bahwa kepentingan
pribadi/individu merupakan hal yang harus mendapat prioritas.
Namun kepentingan pribadi/individu tidak boleh mengabaikan
kepentingan masyarakat. Untuk menjaga kepentingan masyarakat
negara memiliki kompetensi untuk menguasai berbagai cabang
produksi yang dapat memenuhi kebutuhan hidup masyarakat banyak.
- Prinsip kerja sama atau jaringan. Dalam prinsip ini para pelaku
ekonomi harus saling membantu dan bekerja sama. Dengan kerja
sama tentu berbagai kegiatan usaha kecil akan menjadi kuat dan besar.
Kerja sama ini bisa menghimpun para pelaku ekonomi baik produsen,
konsumen dan pelaku ekonomi lainnya, baik usaha besar, menengah
ataupun kecil. Dengan dukungan informasi dan pembiayaan yang
cukup maka UKM akan mampu bangkit dari keterbelakangan.
5. Faktor Keberhasilan Ekonomi Kerakyatan
Faktor penting dalam menjalankan ekonomi kerakyatan yaitu:
- Efisiensi ekonomi yang berdasarkan pada keadilan, partisipasi dan
keberlanjutan.
- Peranan vital pemerintah yang bertugas untuk mengatur jalannya roda
perekonomian dan menjamin kemakmuran dan mencegah
ketidakadilan pada masyarakat.
- Pemerataan dalam segi faktor produksi.
- Mekanisme alokasi melalui perencanaan pemerintah, mekanisme
pasar dan kerjasama.
- Paradigma pola hubungan produksi kemitraan bukan buruh-majikan.

Adapun menurut (Soeharto Prawirokusumo, 2010) bahwa


terwujudnya ekonomi kerakyatan ditentukan oleh beberapa faktor yaitu:
Pertama, tingkat pembangunan daerah. Kedua, tingkat kemandirian
masyarakat. Ketiga, tingkat rasa kepercayaan masyarakat akan
kesetaraan. Keempat, ketenaga kerjaan yang meliputi tingkat
kesempatan kerja masyarakat.
Kelima, tingkat partisipatif masyarakat. Keenam, persaingan yang sehat.
Ketujuh, adanya keterbukaan/demokrasi. Kedelapan, pemerataan yang
berkeadilan.
b. Dampak Ekonomi Kerakyatan di Era Pandemi Covid-19
Pandemi Covid-19 yang terjadi sejak Maret 2020 hingga sekarang
membawa dampak yang signifikan bagi negara. Hampir seluruh negara di
dunia terdampak akibat pandemi Covid-19 ini. Salah satu negara yang terkena
dampaknya adalah Indonesia. Dampak pandemi Covid-19 tidak hanya pada
kesehatan masyarakat namun juga berdampak pada kesejahteraan ekonomi
negara hingga ekonomi masyarakat. Jumlah kasus Covid-19 di Indonesia per
tanggal 29 November 2020 sebanyak 534.266 kasus. Jumlah ini terus
meningkat setiap bulannya.

Segala upaya untuk mencegah penyebaran Covid-19 telah dilakukan


secara terus menerus oleh pemerintah. Penerapan pembatasan sosial (social
distancing) ataupun physical distancing adalah upaya yang ditempuh oleh
pemerintah. Meski berdampak baik namun upaya ini belum menunjukkan
langka pencegahan virus secara sempurna. Langkah terbesar yang kini mulai
diberlakukan oleh beberapa daerah yang termasuk dalam kategori zona merah
pandemi untuk mencegah penyebaran virus adalah melakukan Pembatasan
Sosial Berskala Besar (PSBB). Langkah ini dinilai akan mencegah penyebaran
virus dalam skala besar. PSBB merupakan pembatasan kegiatan tertentu
dalam suatu wilayah yang diduga terinfeksi Coronavirus Disease 2019
(COVID-19). Langkah besar juga telah diputuskan oleh pemerintah pusat
dalam mencegah penyebaran virus yaitu dengan memberhentikan sementara
waktu akses transportasi di seluruh wilayah Indonesia.

Pembahasan mengenai penanganan pandemi Covid-19 dan dampak


ekonomi digelar via teleconference oleh Institutes for Development of
Economics an Finance (INDEF). Hasil dari pembahasan tersebut bahwa setiap
hari pandemi ini semakin berdampak ke dalam perekonomian Indonesia secara
umum. Dampak ekonomi akibat pandemi semula hanya menggerus sisi
eksternal. Namun seiring semakin meningkatnya kasus penyebaran Covid-19
turut berimbas pada stabilitas perekonomian internal. Salah satu imbasnya
ialah nilai tukar rupiah terus melemah tajam. Permasalahan ini tentu
berpengaruh pada arus permintaan (demand), penawaran (supply), dan
produksi pada usaha- usaha UMKM di Indonesia.

Permasalahan yang dialami pelaku UMKM sangatlah beragam. Mereka


mengeluhkan berbagai dampak pandemi di antaranya penjualan menurun,
kesulitan bahan baku, distribusi terhambat, kesulitan pemodal, serta produksi
yang terhambat. Kesulitan-kesulitan yang dialami oleh sektor bisnis selama
pandemi turut dirasakan oleh perusahaan-perusahaan besar sehingga berimbas
pada pemutusan hubungan kerja (PHK) pada karyawan-karyawan agar
menjaga stabilitas arus kas keuangan perusahaan (cash flow). Kondisi
semacam ini akan semakin memperparah kesejahteraan-kesejahteraan
masyarakat jika tidak ada langkah yang tepat dan bijak dari pemerintah.

c. Peluang Ekonomi Kerakyatan di Era Pandemi Covid-19


Perekonomian rakyat akibat adanya pandemi covid-19 mengalami
kelumpuhan. Permasalahan masyarakat di tengah pandemi berkaitan dengan
masalah ekonomi seperti banyaknya masyarakat yang di-PHK dan kehilangan
mata pencahariannya sehari-hari. Terlebih beban masyarakat ditambah ketika
bantuan dari pemerintah tidak tepat sasaran. Melihat permasalahan ini, maka
solusi yang tepat adalah menciptakan masyarakat mandiri, yang tidak
berpangku tangan pada bantuan pemerintah tapi mempunyai inisiatif mencari
solusi untuk memperoleh keuntungan ekonomi.

Pemerintah harus memberikan sosialisasi pengetahuan kepada masyarakat


untuk mandiri di tengah kondisi pandemi Covid-19, bukan hanya berdiam diri
tanpa produktivitas atau kreativitas yang dihasilkan. Strategi yang terbaik
dalam melihat ini semua yakni masyarakat harus pintar membaca peluang
ekonomi di tengah kondisi pandemi Covid-19 ini. Pandemi mematikan sektor
ekonomi, tapi tidak mematikan ide untuk menghasilkan keuntungan ekonomi.
Oleh karena itu, pemerintah sebagai fasilitator harus memberikan pelatihan-
pelatihan edukatif
kepada masyarakat seperti bagaimana cara membuat masker, cara membuat
tempat cuci tangan dari barang bekas, ataupun barang lainnya yang sangat
dibutuhkan di saat kondisi pandemi.

Kebutuhan barang di kondisi pandemi Covid-19 dapat menjadi peluang


dalam menghasilkan keuntungan ekonomi. Hal ini juga akan menciptakan
masyarakat mandiri yang tidak bergantung pada bantuan orang lain ataupun
pemerintah karena mengingat bantuan yang diberikan pemerintah sangat
terbatas, dan tidak dapat diberikan kepada seluruh masyarakat yang
terdampak. Masyarakat harus mampu membaca peluang ekonomi. Masa
pandemi Covid- 19 ini masyarakat dituntut mampu membaca peluang
ekonomi untuk bertahan hidup. Maka dari itu, ekonomi kerakyatan harus
dikembangkan, seperti diadakannya pelatihan-pelatihan keterampilan untuk
memberikan masyarakat asupan skill selama pandemi.

Selain itu, pemerintah juga perlu menyediakan program pelatihan ekonomi


berbasis pandemi kepada masyarakat agar dapat tetap menghasilkan uang di
kondisi pandemi. Program tepat guna kepada masyarakat akan dapat
membantu masyarakat untuk tetap produktif meskipun di tengah pandemi,
walaupun dalam kondisi ini tidak boleh mengumpulkan massa yang banyak di
satu tempat, namun dapat tetap dilakukan dengan pemanfaatan teknologi.
Pemanfaatan teknologi pun harus juga melalui sosialisasi kepada masyarakat,
karena mengingat masyarakat tidak sepenuhnya paham, dan masih banyak
yang buta terhadap teknologi. Sehingga sosialisasi dari pemerintah terkait
pemanfaatan teknologi di tengah pandemi sangat dibutuhkan karena teknologi
saat ini dijadikan sebagai sarana dalam berkomunikasi maupun acara-acara
resmi lainnya seperti seminar virtual yang dikenal dengan webbinar ataupun
pelatihan-pelatihan dalam bentuk virtual.

Dengan adanya pandemi Covid-19 mengharuskan masyarakat untuk


paham dengan dunia digitalisasi terlebih mengingat virus ini mengubah
tatanan kehidupan dunia menjadi serba virtual. Tatanan kehidupan ini
memang sudah diprediksi oleh para pakar, jika sebelumnya kita mengenal era
Revolusi Industri
4.0 yang merupakan tatanan kehidupan baru pada sektor industri dimana
pekerjaan dilakukan oleh tenaga mesin bukan lagi tenaga manusia, maka saat
ini kita sudah masuk ke era Revolusi Industri 5.0 atau society 5.0.

Pola kehidupan manusia memang selalu mengalami evolusi di setiap


masanya. Jika society 4.0 memungkinkan kita mengakses juga membagikan
informasi di intenet. Maka, pada fase society 5.0 semua teknologi akan
menjadi bagian dari manusia itu sendiri. Internet tidak hanya sebagai akses
mendapatkan informasi namun juga digunakan untuk menjalani kehidupan.
Sehingga perkembangan teknologi dapat meminimalisir adanya kesenjangan
pada manusia dan masa ekonomi pada kemudian hari.

d. Ekonomi Kerakyatan dan Etika Berekonomi di Era Pandemi Covid-19


Buku yang berjudul “Daulat Rakyat dan Ekonomi Kerakyatan” karya
Bung Hatta yang dipaparkan kembali oleh Tan Sri Zulfikar Yusuf
menjelaskan bahwa bagi kita (bangsa ini) rakyat itu yang utama, rakyat umum
yang mempunyai kedaulatan, kekuasaan, (souverenitet). Karena itu, jantung
hati bangsa dan rakyat itulah yang menjadi ukuran tinggi rendahnya derajat
kita (bangsa ini). Dengan rakyat, kita akan naik dan dengan rakyat pula kita
akan turun. Hidup dan matinya Indonesia, merdeka, semuanya itu bergantung
kepada semangat rakyat. Pernyataan seperti itu perlu menjadi perhatian penuh
oleh pemerintah dan lembaga kemasyarakatan lainnya. Pemerintah tidak dapat
bekerja sendiri dalam penangan pandemi Covid-19 ini. Maka dari itu, gotong-
royong perlu diberlakukan dalam penyelesaian kasus Covid-19 ini. Mari kita
lihat kembali nilai-nilai ekonomi kerakyatan. Ekonomi kerakyatan itu
merupakan sistem ekonomi yang disusun sebagai usaha bersama dengan
dijiwai oleh nilai-nilai kekeluargaan. Dalam ekonomi kerakyatan, sumber daya
yang potensial dikelola atas dasar kemandirian, dan digunakan sebesar-
besarnya untuk kemakmuran rakyat. Ekonomi kerakyatan merupakan situasi
perekonomian di mana kegiatan ekonomi diselenggarakan dengan melibatkan
partisipasi semua anggota masyarakat, sementara penyelenggaraan kegiatan-
kegiatan ekonomi itupun berada di bawah pengendalian atau pengawasan
anggota-anggota masyarakat.
Distribusi hasil produksi mengutamakan pemerataan kepada rakyat sebagai
pendorong terwujudnya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Adanya pandemi Covid-19 berimbas kepada sektor ekonomi baik negara,


perusahaan hingga masyarakat tentu sangat membutuhkan nilai-nilai ekonomi
kerakyatan. Secara penerapan memiliki konsep kolektivitas atau gotong-
royong. Dengan informasi penurunan angka pertumbuhan ekonomi, tentu kita
akan bisa membenahi dengan kerjasama saling bahu-membahu. Di saat seperti
ini dibutuhkan komunikasi yang baik antara pihak pemerintah dan juga para
pelaku usaha dalam negeri. Keputusan pemerintah dalam memberikan
tunjangan atau insentif kepada masyarakat yang terdampak sudah sangat tepat
dan sesuai dengan fungsi keberadaan Negara itu sendiri.

Di sisi lain pihak perusahaan swasta juga mesti menunjukkan peran


kemanusiaan serta kekeluargaannya terhadap masyarakat yang terdampak. Hal
ini akan sangat membantu penahanan merosotnya nilai-nilai kesejahteraan di
masyarakat akibat pandemi. Begitu juga dengan masyarakat yang masih
terbilang mampu untuk saling mendukung usaha-usaha kecil di masyarakat
misalnya usaha kuliner atau jenis usaha mikro lainnya.

Dalam hal perusahaan yang melakukan PHK seharusnya tetap


memberikan perhatian kepada karyawan yang menjadi korban PHK, bukan
dengan membiarkannya begitu saja. Tentu permasalahan ini juga menjadi
perhatian bagi pemerintah. Komunikasi yang baik mesti dilayangkan kepada
perusahaan terkait dan merencanakan alternatif baru untuk menampung
karyawan- karyawan yang di PHK setelah kondisi perekonomian telah
membaik. Biar bagaimanapun, kasus pengangguran sama bahayanya untuk
kesejahteraan rakyat. Inilah yang kemudian disebut sebagai penerapan nilai-
nilai ekonomi kerakyatan dalam asas kekeluargaan yang meliputi nilai kasih
sayang, nilai menghormati dan menghargai, nilai tolong menolong dan gotong
royong, nilai demokrasi serta nilai kesatuan persatuan yaitu bersatunya
pemimpin dengan yang dipimpin.
Pandemi Covid-19 membuat secara tiba-tiba roda perekonomian terhenti
di dalam maupun di luar negeri. Perekonomian secara tiba-tiba mengalami
crash landing, dan mesti masuk ke dalam ruang gawat darurat. Pembangunan
ekonomi merupakan suatu proses mutlak yang harus dilakukan oleh suatu
bangsa dalam meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan seluruh bangsa
tersebut. Dalam hal ini, pemerintah harus lebih aktif lagi mengambil peranan
sebagai motor penggerak pembangunan ekonomi nasional. Pemerintah dan
masyarakat memiliki peran penting untuk menjaga stabilitas sosial dan
ekonomi supaya tidak membuat chaos yang berkepanjangan.

e. Strategi Pengembangan Ekonomi Kerakyatan di Era Pandemi Covid-19


Ada beberapa langkah atau upaya yang harus diperhatikan dalam
merealisasikan atau mengembangkan ekonomi kerakyatan di tengah pandemi
Covid-19 yaitu:

1. Perlu dilakukannya identifikasi mengenai potensi dan pengembangan


usaha terhadap pelaku ekonomi, seperti koperasi, usaha kecil, mikro,
menengah, petani dan kelompok tani.
2. Melakukan program pembinaan terhadap pelaku-pelaku usaha melalui
program pendamping.
3. Program pendidikan pelatihan sesuai dengan kebutuhan mereka pada saat
mengembangkan usaha.
4. Koordinasi dan evaluasi kepada yang terlibat dalam proses pembinaan,
baik pembinaan terhadap permodalan, SDM, pasar, informasi pasar,
maupun penerapan teknologi.

Sedangkan, agenda sistem ekonomi kerakyatan di tengah pandemi Covid-19


yang lainnya yang dapat diterapkan adalah:

1. Sumber daya ekonomi yang semakin dikembangkan aksesnya.


Pelaku ekonomi rakyat tentunya harus bisa mengakses sumber daya
ekonomi seperti modal, bahan baku, dan informasi. Mekanisme pemberian
kredit dan penerapan bunga harus memastikan untuk tidak
mendiskriminasi
pelaku ekonomi rakyat. Pelaksanaan UU 6/2014 tentang desa dengan
menyediakan cash transfer kepada desa merupakan wujud konkrit
pengembangan akses masyarakat desa kepada sumber daya ekonomi,
dalam hal ini finansial. Program pemerintah untuk membangun
infrastruktur pada daerah terdepan, terisolir, dan terbelakang juga
merupakan bentuk lain dari akses kepada sumber daya ekonomi seperti
pasar.
2. Perlunya penataan kelembagaan.
Hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan penataan kelembagaan
untuk mengembangkan ekonomi kerakyatan adalah:
a. Pemberian izin usaha yang diperlukan pelaku ekonomi rakyat perlu
diberikan dengan cepat, mudah, dan murah. Meskipun saat ini
pemerintah gencar untuk menyederhanakan dan mempercepat proses
perijinan, namun kebijakan ini masih menjadikan investor dari luar
sebagai prioritas. Pelaku ekonomi rakyat masih berada di pinggiran.
Perijinan yang seharusnya merupakan pengungkit bagi pengembangan
usaha rakyat dalam praktik masih menjadi beban.
b. Memastikan agar pelaku ekonomi besar/global tidak memasuki sektor-
sektor ekonomi yang menjadi bidang gerak ekonomi rakyat. Sepuluh
paket kebijakan ekonomi yang dikeluarkan pemerintah berfokus untuk
mendatangkan investor dari luar. Kebijakan tersebut belum diimbangi
dengan upaya melindungi dan memberdayakan pelaku usaha ekonomi
rakyat.
c. Kolaborasi dan pola kerja sama antar pelaku ekonomi rakyat dengan
pelaku ekonomi besar/global perlu menjadi praktik bisnis dominan di
Indonesia. Dalam hal ini pemerintah memiliki sarana dengan
menjadikan semua BUMN/BUMD sebagai promotor kerja sama
dengan pelaku ekonomi rakyat.
3. Peninjauan kembali (reorientasi) mengenai pendidikan.
Peninjauan kembali mengenai pendidikan yang dimaksud adalah
pendidikan kejuruan yang sesuai kebutuhan menjadi prioritas
pengembangan khususnya pada daerah-daerah dengan sumber daya
tertentu. Sebagai contoh, daerah dengan potensi sumber daya perikanan
perlu dikembangkan pendidikan kejuruan kelautan dan perikanan,
sementara daerah dengan potensi hutan perlu mengembangkan pendidikan
kejuruan industri kayu dan pengolahan hasil hutan non kayu (non timber
forest product). Pada sisi lain, pendidikan umum khususnya pada disiplin
ekonomi dan manajemen perlu mengembangkan pemahaman dan konsep
ekonomi rakyat. Untuk itu studi, pemodelan dan teoritisasi ekonomi rakyat
perlu dilakukan oleh para akademisi.
4. Perlunya pengembangan kapasitas.
Mampu bersaingnya pelaku ekonomi rakyat dengan pelaku ekonomi
global di era sekarang ini. Pengembangan kapasitas sehingga dapat
melaksanakan kegiatan ekonomi yang efisien dan produktif menjadi suatu
keharusan. Hal ini bukan persoalan mudah, sebagai contoh pengembangan
kapasitas dari aparat desa untuk mampu memanfaatkan dana desa secara
optimal masih menjadi tantangan. Terdapat lebih dari 74,000 desa, bila
setiap desa harus dilatih kepala desa, sekretaris desa, dan kepala BPD
(Badan Perwakilan Desa) berarti 222,000 orang perlu mendapatkan
pelatihan. Koordinasi antar lembaga pemerintah untuk melaksanakan hal
ini masih menjadi isu yang tidak kunjung selesai.
5. Mengatasi hambatan ekonomi.
Dalam hal ini perlu diatasinya hambatan ekonomi kerakyatan.
Hambatan ekonomi kerakyatan terdiri dari praktik bisnis besar yang ilegal
seperti ilegal fishing, ilegal logging, ilegal trading. Praktik bisnis ilegal
membuat pelaku usaha besar mendapatkan bahan baku yang murah dan
pada kasus perikanan menyebabkan nelayan kecil kehilangan lapangan
pekerjaan. Hambatan ekonomi berikutnya adalah tata niaga yang bias
sehingga menyebabkan harga jual pelaku ekonomi rakyat senantiasa
tertekan, seperti komoditi pertanian dan perkebunan. Hambatan ekonomi
terakhir adalah berbagai pungutan dan retribusi yang dibebankan oleh
otoritas lokal, seringkali tanpa ada dasar yang jelas.
BAB III

PENUTUP
a. Kesimpulan
Ekonomi kerakyatan adalah perkembangan ekonomi kelompok
masyarakat yang mengikutsertakan seluruh lapisan masyarakat dalam proses
pembangunan yang berkaitan erat dengan aspek keadilan, demokrasi
ekonomi, keberpihakan pada ekonomi rakyat yang bertumpu pada mekanisme
pasar yang adil dengan tujuan untuk peningkatan kesejahteraan ekonomi
secara keseluruhan atau mayoritas masyarakat.

Pandemi Covid-19 yang terjadi sejak Maret 2020 hingga sekarang


membawa dampak yang signifikan bagi negara. Hampir seluruh negara di
dunia terdampak akibat pandemi Covid-19 ini. Salah satu negara yang terkena
dampaknya adalah Indonesia. Dampak pandemi Covid-19 tidak hanya pada
kesehatan masyarakat namun juga berdampak pada ekonomi kerakyatan atau
kesejahteraan ekonomi negara hingga ekonomi masyarakat.

Adanya pandemi Covid-19 ini dapat menciptakan peluang masyarakat


mandiri, yang tidak berpangku tangan pada bantuan pemerintah tapi
mempunyai inisiatif mencari solusi untuk memperoleh keuntungan ekonomi.
Strategi yang terbaik dalam melihat ini semua yakni masyarakat harus pintar
membaca peluang ekonomi di tengah kondisi pandemi Covid-19 ini. Pandemi
mematikan sektor ekonomi, tapi tidak mematikan ide untuk menghasilkan
keuntungan ekonomi.

Pandemi Covid-19 berimbas kepada sektor ekonomi baik negara,


perusahaan hingga masyarakat tentu sangat membutuhkan nilai-nilai ekonomi
kerakyatan. Secara penerapan memiliki konsep kolektivitas atau gotong-
royong. Dengan informasi penurunan angka pertumbuhan ekonomi, tentu kita
akan bisa benahi ketika saling bahu-membahu. Di saat seperti ini dibutuhkan
komunikasi yang baik antara pihak pemerintah dan juga para pelaku usaha
dalam negeri. Keputusan pemerintah dalam memberikan tunjangan atau
insentif kepada masyarakat yang terdampak sudah sangat tepat dan sesuai
dengan fungsi keberadaan Negara itu sendiri. Di sisi lain pihak perusahaan
swasta juga mesti menunjukkan peran kemanusiaan serta kekeluargaannya
terhadap masyarakat yang terdampak.

Ada beberapa langkah atau upaya yang harus diperhatikan dalam


merealisasikan atau mengembangkan ekonomi kerakyatan di tengah pandemi
Covid-19 yaitu : pertama, melakukan identifikasi terhadap pelaku ekonomi,
seperti koperasi, usaha kecil, petani dan kelompok tani mengenai potensi dan
pengembangan usahanya. Kedua, melakukan program pembinaan terhadap
pelaku-pelaku tersebut melalui program pendamping. Ketiga, program
pendidikan pelatihan sesuai dengan kebutuhan mereka pada saat
mengembangkan usaha. Keempat, melakukan koordinasi dan evaluasi kepada
yang terlibat dalam proses pembinaan, baik pembinaan terhadap permodalan,
SDM, pasar, informasi pasar, maupun penerapan teknologi.

b. Saran
Berdasarkan hasil analisis maka saran yang dapat diberikan adalah:
1. Pemerintah dan masyarakat dapat saling bahu membahu dalam
mengembangkan ekonomi kerakyatan di era pandemi Covid-19.
2. Pemerintah dapat melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat
tentang cara meningkatkan ekonomi kerakyatan di era pandemi Covid-
19.
3. Pemerintah dan masyarakat memiliki peran penting untuk menjaga
stabilitas sosial dan ekonomi negara di era pandemi Covid-19.
DAFTAR PUSTAKA

Marzuki, Alie. 2015. Indikator Ekonomi. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.


Mubyarto, 1999. Reformasi Sistem Ekonomi : Dari kapitalisme menuju
ekonomi kerakyatan. Jakarta: Aditya Media.
Soeharto, Prawirokusumo. 2010. Kewirausahaan dan Manajemen Usaha Kecil.
Yogyakarta: BPFE.
Soeharto, Prawirokusumo. 2010. Ekonomi Rakyat : Konsep Kebijakan dan
Strategi. Yogyakarta: BPFE.
Zulkarnain. 2006. Kewirausahaan, Strategi Pembelajaran Usaha Kecil dan
Penduduk Miskin. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa.
Hoesein, Zainal Arifin. 2016. Peran Negara Dalam Pengembangan Sistem
Ekonomi Kerakyatan menurut UUD 1945 . Jurnal Hukum IUS QUIA
IUSTUM No. 3 Vol. 23 Juli 2016: 503 – 528.
Putra, M. Umar Maya. 2015. Konsep Pengembangan Ekonomi Kerakyatan Di
Kota Medan. Jurnal Wira Ekonomi Mikroskil Volume 5, Nomor 01,
April 2015.
Rompas, Wensy I. 2018. Mengembangkan Ekonomi Kerakyatan Di Kawasan
Timur Indonesia Dalam Rangka Akselerasi Perekonomian Dan Sektor
Pariwisata Di Sulawesi Utara: Sebuah Kajian Literatur. Jurnal
EMBA Vol.6 No.4 September 2018, Hal. 4133 – 4142.
Sadikin, Achmad. 2011. Membangun Ekonomi Kerakyatan Dalam Kerangka
Paradigma Pembangunan Kemandirian Lokal. Majalah Ilmiah
Ekonomika Volume 11 Nomor 4, Nopember 2011 : 146 – 175.
Dwianto, Achmad Reyhan, DetikHealth. 2020. Perjalanan 8 Bulan
Pandemi Virus Corona COVID-19 di Indonesia.
https://health.detik.com/berita- detikhealth/d-5240992/perjalanan-8-
bulan-pandemi-virus-corona- covid-19-di-indonesia diakses pada 1
Desember 2020 pukul 07.40 WIB.
Satgas Covid-19, CNN Indonesia. 2020. Kilas Balik Pandemi Covid-19 di
Indonesia. https://m.cnnindonesia.com/nasional/20201110123516-25-
568018/kilas-balik-pandemi-covid-19-di-indonesia diakses pada 1
Desember 2020 pukul 07.34 WIB.

19

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai