Ekonomi Islam
Ekonomi Konvensional
Sejarah Emas
Peradaban Barat • Barat Diujung kehancuran
(Golden Age) • Kebangkitan Peradaban Islam
Peradaban Islam
Umayyad
(611-750 AD) Qutiz Muslims defeated Mongols (‘Ayn Jalut)
Ottoman (1517-1798 AD) Jaqmaq Al-Maqrizi died in Cairo, Egypt (1441 AD)
Fase-Fase Pemikiran Ekonomi Islam
Fase I: Fase Kenabian dan Khulafaur Rasyidin
Al Qur’an, As Sunnah, Ijtihad Khulafaur Rasyidin
Fase II: Fase Dasar-dasar ekonomi Islam (sampai tahun 450 H/ 1058 M)
Zaid bin Ali (w. 738), Abu Hanifa (w. 767), al Auza’i (w. 774), Malik (w.796), Abu
Yusuf (w. 798), Muhammad bin Hassan Al Shabani (w.804), Yahya ibn Adam Al
Qarashi (w.818), Imam Syafi’i (w. 820), Abu ‘Ubaid al Qasim bin Salam (w.838),
Ahmad bin Hanbal (w.855), Harits Bin Asad Al Muhasibi (w.859), Junaid Baghdadi
(w. 910), Qudamah bin Ja’far (w.948), Al Masudi (w. 957), Abu Ja’far Al Dawudi
(w. 1012), Ibnu Miskawih (w. 1030), al Mawardi (w. 1058).
Fase III: Fase Kemajuan (450-850 H/ 1058-1446 M)
Ibnu Hazm (w. 1064), al-Sarakhsi (w. 1090), al Tusi (w. 1093), al-Ghazali (w.
1111), al-Dimasyqi (w. 1175), Ibnu Rusyd (w. 1198), Ibnu Taimiyah (w. 1328), Ibnu
al Ukhuwah (w. 1329), Ibnu al Qoyyim (w. 1350), asy-Syatibi (w. 1388), Ibnu
Khaldun (w. 1404), al-Maqrizi (w. 1442).
Fase IV: Fase Stagnasi (850-1350 H/ 1446-1932 M)
al-Dawwani (w.1511), Shah Waliullah (1114-1176 H/ 1703-1762 M), Muhammad
Abduh (1230 H/ 1787 M), Muhammad Iqbal (1356 H/ 1905 M)
Fase V: Fase Kebangkitan/Pemikiran Kontemporer
Khursid Ahmad, M.A. Mannan, M. Umer Chapra, M. Nejatullah Siddiqi, Monzer
Kahf, dll.
Kategori Analisa Ekonomi
Norma dan Nilai-Nilai Ideal Ekonomi. Islam
Terdapat dalam Sumber Utama hukum Islam: Al Qur’an dan Sunnah
Aspek legal dan Evaluasi Isu-isu Ekonomi.
Terdapat dalam Fiqh Muamalah.
Analisa dan Aplikasi Historis.
Bentuk Pemikiran Ekonomi Islam
Pembahasan Hal-hal Ekonomi dalam Disiplin Ilmu Tafsir.
Contoh: larangan riba, dorongan aktivitas ekonomi untuk
kesejahteraan ummat, dll.
Pembahasan Isu-isu Ekonomi dalam Disiplin Ilmu Fiqh.
Contoh: aspek legal Mudharabah & Musharakah, hukum zakat, dll.
Pemikiran Tokoh-Tokoh Islam tentang Ekonomi dalam Konteks Sistem
Etika Islam untuk Pembangunan.
Contoh: karya ulama, sufi, dan filosof Islam tentang spirit Islam
dalam Aktivitas Ekonomi.
Pemikiran Ilmuwan Islam tentang Ekonomi sebagai Respon dari
Kebutuhan dalam Pembuatan Kebijakan Publik.
Contoh: literatur terutama dalam keuangan publik seperti kitab Al-
Amwal karya Abu Ubaid.
Analisa Obyektif dari Perekonomian Nyata.
Contoh: karya Ibnu Khaldun dan Ibnu Taimiyyah
BEBERAPA PEMIKIRAN EKONOMI DALAM
SEJARAH ISLAM
Sistem Ekonomi
Teori Harga
Ekonomi Moneter
Keuangan Publik
Ekonomi Pembangunan
Sistem Pengaman Sosial (Social Safety Systems)
Pembagian Tenaga Kerja (Divisions of Labour) dan
Spesialisasi
Sistem Ekonomi
Abu Ubaid (150-224 H/768-839 M)
- Menekankan keadilan sebagai prinsip utama dalam perekonomian,
keseimbangan antara hak-hak individu, publik, dan negara, dengan
kepentingan publik berada di atas kepentingan individu.
- Kepemilikan tanah oleh individu diletakkan dalam konteks perbaikan
produksi pertanian.
- Sumber daya publik seperti air, padang rumput, dan api berada dalam
kepemilikan negara yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat.
Ibnu Taimiyyah (1263-1328 M)
- Perekonomian berdasarkan pada mekanisme pasar dengan kebebasan
keluar-masuk pasar dan harga sepenuhnya ditentukan oleh mekanisme
pasar.
- Intervensi harga oleh pemerintah dibenarkan untuk menegakkan keadilan
serta memenuhi kebutuhan dasar masyarakat.
- Pasar harus dibersihkan dari praktik monopoli, pemalsuan produk, dan
praktek-praktek bisnis yang tidak jujur lainnya.
Teori Harga
Abu Yusuf (731-798 M)
- Menentang penetapan harga (tas’ir) oleh pemerintah.
- Mendorong pemerintah untuk memecahkan masalah kenaikan harga
dengan menambah penawaran dan menghindari kontrol harga.
Ibnu Taimiyyah (1263-1328 M)
- Harga ditentukan oleh interaksi antara kekuatan permintaan dan
penawaran.
- Praktek monopoli dilarang untuk menjamin harga yang adil bagi
masyarakat.
- Harga akibat ketidaksempurnaan pasar akan mempengaruhi
kesejahteraan, sehingga intervensi pemerintah dibenarkan.
Ibnu Khaldun (1332-1404 M)
- Harga adalah hasil dari hukum permintaan dan penawaran. Jika suatu
barang langka dan banyak diminta, maka harganya tinggi. Jika suatu
barang berlimpah, harganya rendah.
- Harga suatu barang terdiri dari tiga unsur: gaji untuk produsen, laba
untuk pedagang, dan pajak untuk pemerintah.
Ekonomi Moneter
Imam Al Ghazali (1058-1111 M)
- Pertukaran barter memberi berbagai kesulitan bagi manusia, dan uang
mengatasi hal itu.
- Fungsi dasar uang: alat tukar dan standar nilai.
- Fungsi uang ini akan terganggu jika orang meminta uang hanya untuk
uang itu sendiri.
Ibnu Taimiyyah (1263-1328 M)
- Jumlah uang harus sesuai dengan jumlah transaksi yang terjadi untuk
menjamin harga yang adil.
- Perbedaan nilai intrinsik mata uang yang beredar, akan menyebabkan
terjadinya penurunan nilai mata uang, inflasi, dan pemalsuan mata
uang.
Al Maqrizi (1364-1441 M)
- Uang dengan kualitas buruk akan mendorong keluar uang dengan
kualitas baik dari pasar (Gresham Law).
- Keterkaitan antara jumlah uang beredar dan kenaikan harga-harga
(The Quantity Theory of Money).
- Inflasi terbagi menjadi dua: inflasi yang disebabkan faktor alamiah dan
inflasi yang disebabkan kesalahan manusia.
Keuangan Publik
Abu Yusuf (731-798 M)
- Pajak proporsional dari hasil pertanian akan menghasilkan pendapatan lebih
besar dan memfasilitasi ekspansi lahan pertanian, daripada pungutan tetap
atas tanah.
- Dana publik adalah amanah Allah yang harus dipertanggung-jawabkan (good
governance).
Abu Ubaid (150-224 H/768-839 M)
- Pentingnya keseimbangan antara kekuatan finansial pembayar pajak dengan
kepentingan dari penerima manfaat pajak
- Tarif pajak kontraktual tidak dapat dinaikkan, bahkan dapat diturunkan
apabila terjadi ketidakmampuan membayar (Konsep ability to pay).
- Perbaikan administrasi pajak agar masyarakat memenuhi kewajiban pajak
secara teratur dan sepantasnya (Konsep tax evasion).
Ibnu Khaldun (1332-1404 M)
- Insentif bekerja dipengaruhi oleh pajak yang tinggi sehingga akan menurunkan
produksi dan populasi (karena emigrasi), sehingga pada akhirnya akan
menurunkan pendapatan pajak akibat menurunnya basis pajak.
- Kebijakan manajemen permintaan di masa resesi berupa penurunan pajak dan
pengeluaran pemerintah yang lebih tinggi (fiscal expansion).
Ekonomi Pembangunan
Al Syaibani (750–804 M)
- Usaha-usaha perekonomian terbagi atas empat macam, yaitu sewa menyewa,
perdagangan, pertanian, dan perindustrian.
- Sektor pertanian lebih utama karena memproduksi berbagai kebutuhan dasar
manusia yang sangat menunjang dalam melaksanakan berbagai kewajibannya.
- Dari segi hukum, usaha-usaha perekonomian terbagi dua, yaitu fardhu kifayah
dan fardhu ‘ain.
Imam Al Ghazali (1058-1111 M)
- Produksi barang-barang kebutuhan dasar adalah kewajiban sosial (fardh al
kifayah).
- Aktivitas produksi dibagi ke dalam tiga kelompok, yaitu industri dasar,
aktivitas penyokong, dan aktivitas komplementer yang terkait dengan industri
dasar.
- Untuk meningkatkan kemakmuran ekonomi, negara harus menegakkan
keadilan, kedamaian dan keamanan, serta stabilitas.
Shah Waliullah (1703-1762 M)
- Konsentrasi pendapatan akan membawa pada produksi barang-barang mewah
di perekonomian yang menyebabkan hal-hal yang tidak diinginkan secara
sosial, yang pada akhirnya akan meningkatkan penderitaan kaum miskin.
Sistem Pengaman Sosial
Ibnu Hazm (994-1064 M)
- Kebutuhan dasar terdiri dari makanan, minuman, pakaian, dan tempat
tinggal.
- Pemerintah bertanggungjawab untuk menjamin kebutuhan dasar
kelompok miskin.
Ibnu Taimiyyah (1263-1328 M)
- Setiap orang harus dijamin standar hidup minimum-nya agar dapat
menjalankan kewajibannya terhadap keluarga, masyarakat, dan Tuhan.
- Aktivitas pertanian, industri, dan komersial yang diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan dasar, hukumnya adalah fardhu kifayah.
Al Syatibi (W. 1388 M)
- Syariah bertujuan untuk mewujudkan kemaslahatan manusia di dunia dan
di akhirat (maqashid al syari’ah).
- Kemaslahatan manusia dapat terealisasi apabila lima unsur pokok
kehidupan diwujudkan dan dipelihara yaitu agama, jiwa, akal,
keturunan, dan harta.
- Maqashid terbagi atas tiga tingkatan yaitu dharuriyat, hajiyat, dan
tahsiniyat.
Pembagian Tenaga Kerja
Imam Al Ghazali (1058-1111 M)
- Tahapan dan keterkaitan produksi yang beragam mensyaratkan adanya
pembagian kerja, koordinasi, dan kerjasama, dengan mempergunakan
contoh produk roti yang siap dimakan dengan bantuan mungkin lebih dari
seribu pekerja.
- Menekankan kebutuhan terhadap pembagian tenaga kerja dengan
mempergunakan contoh pabrik jarum, analog dengan Adam Smith yang
mempergunakan contoh pabrik peniti.
Ibnu Khaldun (1332-1404 M)
- Setiap barang memerlukan sejumlah kegiatan dan setiap kegiatan
memerlukan sejumlah peralatan dan keahlian.
- Organisasi sosial dari tenaga kerja ini harus dilakukan melalui spesialisasi
dari pekerja. Hanya melalui spesialisasi dan pengulangan operasi-operasi
sederhana-lah maka pekerja akan menjadi trampil dan dapat memproduksi
barang dan jasa yang bermutu baik dengan kecepatan tinggi.
- Melalui spesialisasi dan kerjasam sosial, upaya manusia menjadi berlipat
ganda.
Ibnu Khaldun, 1332-1406 M
(Muqaddimah): Father of Economics?
Labor Theory of Value
- Tenaga kerja adalah sumber nilai. Ia dibutuhkan untuk pertumbuhan
dan akumulasi modal.
- Menekankan pentingnya “extra effort” yang kelak dikenal sebagai
“marginal productivity”.
- Usaha dari tenaga kerja, akan meningkatkan produktivitas, dan
pertukaran barang dalam pasar yang besar, menjadi alasan utama
dibalik kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa.
Demand, Supply, and Prices
- Permintaan suatu barang adalah berdasarkan kegunaan (utility)
barang tersebut, dan tidak selalu karena kebutuhan.
- Perbedaan harga barang bahan makanan yang dihasilkan dari tanah
subur dan tanah tidak subur, disebabkan oleh perbedaan dalam biaya
produksi.
- Laba adalah insentif dari keberanian mengambil resiko.
- Ketika barang adalah sedikit dan jarang, harga-nya akan naik.
Ibnu Khaldun, 1332-1406 M
(Muqaddimah): Father of Economics?
Money, Growth,and Development
-Uang bukan bentuk sebenarnya dari kesejahteraan tetapi hanya alat
dimana kesejahteraan akan diraih.
- Memperkenalkan teori pertumbuhan berbasis akumulasi modal
melalui usaha pekerja.
- Tahapan pembangunan ekonomi, dari nomaden ke pertanian, ke
perekonomian yang lebih maju dimana kota kecil tumbuh menjadi
kota besar.
Taxes and Role of Government
- Pendapatan pajak meningkat karena kemajuan dunia usaha yang
didorong oleh pajak yang ringan, bukan pajak yang berlebihan
(Laffer Curve, Supply-Side Economics).
Foreign Trade
- Barang akan menjadi lebih berharga dengan diperdagangkan lintas
negara karena kepuasan masyarakat, laba pedagang, dan
kesejahteraan negara semuanya akan meningkat (gains from trade).
Ibnu Khaldun, 1332-1406 M
(Muqaddimah): Father of Economics?
Ibnu Khaldun menemukan banyak prinsip-prinsip fundamental ekonomi
jauh sebelum kelahiran “resmi”-nya.
Theory of a division of labor, sebelum Adam Smith
Principle of labor value, sebelum David Ricardo
Theory of population, sebelum Malthus
Role of the state on the economy, sebelum J. M. Keynes
Berbagai fenomena dan mekanisme ekonomi seperti teori harga, teori uang,
pajak, perdagangan internasional, dll.
Lebih dari itu, Ibnu Khaldun mempergunakan konsep-konsep tersebut
untuk membangun sebuah sistem dinamik yang koheren, dimana
mekanisme ekonomi secara pasti akan membawa aktivitas ekonomi pada
fluktuasi jangka panjang.
“Without tools, without preexisting concepts, he elaborated a genial
economic explanation of the world. His name should figure among the
fathers of economic science”. (Jean David C. Boulakia. “Ibn Khaldun: A
Fourteenth-Century Economist”. The Journal of Political Economy, Vol.
79, No. 5, (Sep.-Oct., 1971), pp. 1105-1118.)
Wallahu’alam bishawab
Jazakumullah Khoiron Katsiraa
HP 081310920041
aziz_setiawan@yahoo.com