Anda di halaman 1dari 5

Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Syaikhona Kholil

Bangkalan

MITA AYU ANGGRAINI

(03020220052)

Sejarah Peradaban Islam Fakultas Adab dan Humaiora

UIN Sunan Ampel Surabaya

Email : 03020220052@student.uinsby.ac.id

Abstrak

Banyak sekali Pondok Pesantren yang berada di Indonesia, khususnya Jawa Timur yang
menarik untuk di teliti, salah satunya adalah Pondok Pesantren Syaikhona Kholil Bangkalan.
Sehingga dalam Jurnal ini berisi tentang sejarah pondok pesantren Syaikhona Kholil
Bangkalan dan perkembangan sistem serta unit pendidikannya. Metode yang saya gunakan
dalam pengumpulan data dan sumber-sumber adalah melalui kajian pustaka. Dari penelitian
yang saya lakukan dapat ditarik kesimpulan bahwasannya Pondok Pesantren Syaikhona
Kholil Bangkalan, Kelurahan Demangan , Kecamatan Bangkalan, Kabupaten Bangkalan
mulai dirintis pada tahun 1861 M oleh K.H. Moh. Cholil Bin Abd. Lathif . Pondok ini
memiliki sistem dan unit pendidikan yang baik didukung dengan sarana dan prasarana yang
memadai.

Kata Kunci : Pondok Pesantren Syaikhona Kholil Bangkalan, Berdirinya Pondo Pesantren,
K.H Moh. Cholil Bin Abd. Lathif.

PENDAHULUAN

Pondok Pesantren merupakan lembaga Pendidikan tradisional. Masalah Keberadaan


pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam di tengah masyarakat sudah tidak asing
lagi, bahkan di sebagian daerah, pondok pesantren sudah menjadi bagian integral yang tidak
dapat dipisahkan. Memiliki sistem pendidikan yang merakyat dan mengakar, sehingga tidak
hanya memiliki peran dan fungsi sebagai lembaga pendidikan saja tetapi pondok pesantren
juga berperan sebagai lembaga dakwah dan sosial keagamaan.1

Di dalam sejarah Indonesia dicatat bahwa Pondok Pesantren telah memainkan peran yang
sangat penting dalam hal meningkatkan ketakwaan, mempertebal keimanan, membentuk
akhlak mulia, mengembangkan swadaya masyarakat, serta melahirkan generasi bangsa yang
cerdas. Seiring perkembangan zaman eksistensi Pondok Pesantren tidak pernah pudar, justru
semakin berkembang pesat. Salah satunya Pondok Pesantren Syaikhona Kholil Bangkalan
yang telah menunjukkan peran dan fungsinya sebagai lembaga pendidikan sekaligus lembaga
dakwah.

Keberadaan pondok pesantren Syaikhona Kholil Bangkalan ini dulunya sebagai sarana
dakwah bagi masyarakat Kelurahan Demangan, karena kondisi masyarakat tersebut sangat
memprihatinkan. Mereka banyak yang berjudi, mabuk-mabukan, dan bahkan seringkali
mengadakan acara-acara yang mengundang maksiat. Melihat keadaan masyarakat Kelurahan
Demangan yang sudah banyak menyimpang dari ajaran agama Islam tersebut, tergeraklah
hati KH. Moh Cholil Bin Abd. Lathif. Untuk merubah perilaku masyarakat Kelurahan
Demangan agar sesuai dengan syariat agama Islam yang benar.1

Dalam pembahasan kali ini saya akan fokus membahas bagaimana sejarah Berdirinya pondok
pesantren Syaikhona Kholil Bangkalan .

Sejarah Berdirinya Pesantren Syaikhona Kholil Bangkalan

Pondok Pesantren Kyai Syaikhona Mohammad Kholil Bangkalan Madura Jawa


Timur Indonesia yang didirikan oleh Kyai Haji Kholil Bangkalan yang lebih dikenal dengan
sebutan Syaikhona Mohammad Kholil Bangkalan. Pondok Pesantren di dirikan pada 1861
Masehi. Kyai Kholil bangkalan madura sangat di segani oleh para kyai pada zaman nya dan
sangat alim.

1
Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren: Studi tentang Pandangan Kiai (Jakarta: LP3ES, 1982) hlm 44
Syaikhona Kholil atau Kyai Kholil Bangkalan Madura mendirikan sebuah pesantren di
daerah Cengkubuan, Bangkalan. Setelah putrinya, Siti Khatimah, dinikahkan dengan
keponakannya sendiri, yaitu Kiai Muntaha pesantren di desa Cengkubuan itu kemudian
diserahkan kepada menantunya tersebut. Dan Kiai Khalil sendiri, pada tahun 1861 M.
mendirikan pesantren lagi di daerah Kademangan, hampir di pusat kota, sekitar 200 meter
sebelah Barat alun-alun kota Kabupaten Bangkalan. Letak pesantren yang baru itu, hanya
selang 1 kilometer dari pesantren lama dan desa kelahirannya. Pesantren yang terakhir ini
kemudian dikenal sebagai Pesantren Syaikhona Kholil.

Pengasuh : RKH. Fakhrillah Aschal bin Abdullah Sahal

Pendiri : KH. Moh. Cholil Bin Abd. Lathif

Pada 1859 Masihi, Kiyai Muhammad Kholil melanjutkan pendidikannya ke Mekah. Di


Mekah Kiyai Muhammad Kholil al-Maduri bersahabat dengan Syeikh Nawawi al-Bantani. Di
Makkah Kholil belajar dengan Seikh Nawawi Al Bantani (Guru Ulama Indonesia dari
Banten). Syaikhona Kholil wafat tahun Desember 1925. Tempat pemakamannnya di Kholil
al-Bangkalani . Dari pesantren di Kademangan inilah KH. Khalil bertolak menyebarkan Islam
di Madura sampai Jawa.

Pada mulanya beliau membina agama Islam di sekitar Bangkalan. Baru setelah dirasa cukup
baik, mulailah beliau merambah ke pelosok-pelosok yang jauh, hingga menjangkau seluruh
Madura.

Perjalanan dan Karya Syaikhona Kholil Bangkalan

Syaikhona KH. Muhammad Kholil bin Abdul Latif Al-Bangkalani dikenal sebagai
seorang ulama kharismatik seorang ulama sufi waliyullah, Beliau juga dikenal sebagai guru
nusantara pada abad ke-19 hingga ke-20, sekaligus inspirator pendirian Jam’iyah Nahdlatul
Ulama (NU). Beliau dilahirkan pada hari Selasa, 11 Jumadil Akhir 1225 H, bertepatan
dengan tahun 1835 M. Beliau dilahirkan di Kampung Senenan, Desa Keramat/Kemayoran
Bangkalan, Jawa Timur. Ketika Syaikhona Kholil menjadi ulama besar, karisma dan
namanya sangat dihormati di seluruh kalangan masyarakat Islam, khususnya kaum pesantren.
Wafat pada hari Kamis Kliwon malam Jum’at Legi, tanggal 29 Ramadlan 1343 H, bertepatan
dengan 24 April 1925 dalam usia 89 tahun menurut perhitungan masehi,dan 91 tahun
menurut hitungan hijriyah. Sekitar 1850-an, ketika usianya menjelang tiga puluh, Kiyai
Muhammad Kholil belajar kepada Kiyai Muhammad Nur di Pondok-pesantren Langitan,
Tuban, Jawa Timur. Dari Langitan beliau pindah ke Pondok-pesantren Cangaan, Bangil,
Pasuruan. Kemudian beliau pindah ke Pondok-pesantren Keboncandi.

Pondok Pesantren Syaikhona Kholil benar-benar menjadi suluh bagi warga sekitar.
Selama Ramadan, yang belajar di sana adalah santri luar yang sengaja mondok. Mereka ikut
kajian pondok pesantren. Sebab, santri asli memang diliburkan selama Ramadan. Usia para
santri beragam mulai anak-anak muda hingga lanjut usia. Semuanya khusyuk menyimak
penjelasan sang kyai. Itu adalah potret semangat santri dalam menimba ilmu. Tradisi yang
turun-temurun tetap terjaga.

Seperti yang dipraktikkan Syaikhona Kholil. Dijalankan secara turun-temurun hingga


generasi saat ini. Bahwa seorang santri harus menjaga adab ke Kyai atau guru. Sebab, adab
adalah bagian dari karakter santri. “Ilmu bisa digali lewat buku. Tetapi, adab adalah soal
karakter’’. Adab tersebut juga pernah dicontohkan Hadratus Syekh KH. Hasyim Asy’ari saat
mengabdi ke Syaikhona Kholil. Meski pernah sama-sama nyantri di Pondok Pesantren
Langitan, Tuban, KH Hasyim Asy’ari tetap patuh ke Syaichona Cholil. “Beliau adalah sosok
guru bagi sejumlah tokoh besar di Pulau Jawa.

Pondok Pesantren Salafiyah Syaikhona Mohammad Kholil I Bangkalan ini


menggunakan pendekatan fenomenologi yang di dalam pandangan sosiologi Ritzer masuk
pada kuadran keempat yaitu mikro-subyektif. Dan oleh karena itu maka menggunakan analisa
data kualitatif dengan menggunakan data primer dan sekunder yang didapatkan melalui
wawancara dengan informan inti dan informan biasa serta pengamatan berkali-kali tentang
kehidupan di pondok pesantren. Berdasarkan data penelitian yang ditemukan. Pesantren ini
menyelenggarakan pendidikan agama Islam ke dalam dua program pendidikan dengan tujuan
untuk membentuk santri yang beriman, bertaqwa dan berakhlaq al karimah.

KESIMPULAN

Dalam sejarah berdirinya Pondok Pesantren Syaikhona Kholil Bangkalan hingga saat ini
tetaplah eksis, untuk mencapai keeksisan tersebut tidaklah mudah. Terdapat beberapa
peristiwa serta peran para Tokoh yang ada didalamnya. Terutama peran KH. Moh. Kholil
Bangkalan sebagai perintis sekaligus pendiri Pondok Pesantren Syaikhona Kholil Bangkalan.
Mulai dari mengajar sendiri para santrinya, mengurus pembangunan tempat baru sebagai
pembelajaran. Hingga metode belajar yang beliau ciptakan sendiri.
Awalnya Pondok Pesantren Syaikhona Kholil Bangkalan dalam metode pembelajaran masih
menggunakan sistem pembelajaran tradisional yaitu Wetonan dan Sorongan. Namun seiring
perkembangan zaman Pondok Pesantren Syaikhona Kholil Bangkalan berupaya mengikuti
arus perkembangan dunia modern. Namun tidak meninggalkan ciri khasnya sebagai lembaga
pendidikan yang Islami. Dengan cara mendatangkan Ustadz/Ustadzah Alumni Pondok
Pesantren lainnya.

Semakin berkembangnya dunia pendidikan Pondok Pesantren juga dituntun mampu


memenuhi kebutuhan pendidikan masyarakat. Terdapat beberapa Unit Pendidikan di Pondok
Pesantren Syaikhona Kholil Bangkalan baik formal maupun Non Formal. Terdapat juga
sarana prasarana yang mendukung kegiatan pendidikan ataupun kegiatan swadaya
masyarakat sekitar.

DAFTAR PUSTAKA

Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren: Studi tentang Pandangan Kiai (Jakarta: LP3ES,
1982) hlm 44
https://www.laduni.id/post/read/6923/pesantren-syaichona-moh-cholil-bangkalan
https://www.google.com/search?q=ponpes+syaikhona+kholil+bangkalan&sxsrf
https://www.google.com/search?q=ponpes+syaikhona+kholil+bangkalan&sxsr
https://mading.id/perspective/perjalanan-dan-karya-syaikhona-kholil-bangkalan/
https://umma.id/article/share/id/9999/664759

Anda mungkin juga menyukai