Anda di halaman 1dari 11

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DI PESANTREN

MANBAIL FUTUH BEJI, JENU, TUBAN

Moh. Iqbal Nafi’ / A92219100


Jurusan Sejarah Peradaban Islam
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Abstrak

Eksitensi pondok pesantren sedikit banyak telah membantu para pendidik, terlebih
pada lembaga pendidikan formal dalam pembentukan karakter anak didik,
pesantren berperan sebagai filter budaya yang masuk dari manapun yang tidak
sesuai dengan nilai-nilai budaya Indonesia khususnya budaya islam. Pondok
pesantren Manbail Futuh banyak hal yang menarik untuk dikaji, khususnya dalam
hal implementasi pendidikan karakter atau akhlaq. Pendidikan tidak bisa dipisahkan
dalam hidup ataupun kehidupan umat manusia. Salah satu misi utama pendidikan
islam adalah menyempurnakan akhlaq manusia. Dengan misi tersebut diharapkan
bisa menjadi insan yang bermoral, yaitu bertanggung jawab sepenuhnya atas segala
sesuatu yang dilakukan secara sadar, yang baik maupun yang buruk. Oleh sebab
maka pendidikan akhlaq dalam pembentukan karakter harus dijadikan orientasi
hidup disetiap masa dan waktu.

Dalam hal ini penulis menyimpulkan bahwa Pondok Pesantren Manbail Futuh
merupakan lembaga pendidikan tradisional islam yang memiliki lembaga
pendidikan formal yang berbasis pesantren, dengan mengadopsi sistem pendidikan
dan kompenen-kompenen pendidikan modern secara keseluruhan.

Kata kunci: Pesantren, Pendidikan karakter, Akhlaq

1
PENDAHULUAN

Agama islam merupakan agama yang cinta terhadap ilmu pengetahuan,


bahkan banyak ilmuwan muslim yang pernah jaya pada masanya. Kita sebagai
pemegang tongkat estafet umat islam selanjutnya maka kita harus menjadi generasi
islam yang berakhlakul karimah dan berintlektual tinggi. Apalagi populasi umat
islam di Indonesia merupakan umat islam yang terbesar di dunia. Bahkan
pemerintah Indonesia sendiri memiliki program wajib belajar 12 tahun. Ini artinya
pendidikan adalah hal yang penting yang harus diperhatikan demi kemajuan suatu
bangsa dan negara.

Pendidikan sesungguhnya merupakan sebuah pembibitan generasi penerus


bangsa yang pada nantinya akan disemaikan sebagai tanggung jawab dalam
memajukan bangsa dan negara. Oleh karena pendidkan sebagai suatu hal yang amat
sangat penting untuk diperhatikan baik dari pihak pemerintah maupun swasta, baik
pejabat maupun rakyat, baik masyarakat maupun orang tua.1

Terkait dengan itu, aspek pendidikan akhlaq atau pembentukan akhlaq


adalah hal paling utama. Karena sesuai dengan yang didawuhkan Rasullah saw
“sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlaq”. Tempat pendidikan
yang tepat untuk membentuk akhlakul karimah ialah pondok pesantren. Terlebih
pondok pesantren sendiri merupakan tempat pendidkan yang tertua di Indonesia.
Selain itu dipesantren juga diajarkan kitab-kitab klasik tentang akhlaq seperti
ta’limul muta’alim, adabul ‘alim wal muta’alim karya KH. Hasyim Asy’ari, kitab
kifayatul atqiya’ dan masih banyak lagi. Dari situlah kita bisa mengkaji akhlaq-
akhlaq ulama’ terdahulu dan bisa kita aplikasikan untuk kehidupan sehari-hari.

Bahkan lebih dari itu, jatuh bangunnya, jaya hancurnya suatu bangsa juga
tergantung pada akhlak masyarakat itu sendiri. Apabila baik akhlaknya maka
sejahteralah lahir batinya, akan tetapi jika akhlaknya buruk rusaklah lahir batinya.
Seperti yang di syairkan oleh penyair Syauqi Bek yang dikutip oleh Rahmad

1
Abdullah Muttaqin, “Jurnal Keagamaan dan Pembelajarannya Vol. 1, No. (2)” Fakultas
Tarbiyah,UNISDA Lamongan:2018.

2
Djatniko yang berbunyi: “Sesungguhnya bangsa itu jaya selama mereka masih
mempunyai akhlak yang mulia, maka apabila akhlak (yang baik) telah hilang, maka
hancurlah bangsa itu”.

Seiring dengan perkembangan zaman pesantren juga mengalami perubahan,


baik dari sistem pembelajaranya, maupun bangunan fisik pesantren yang semakin
bagus dan memadai. Secara tidak langsung pesantren juga mengkaji ilmu
matematika meskipun matematikanya berbeda dengan akademik yaitu ilmu faraidh,
selain itu juga mengkaji ilmu astronomi, ilmu bahasa, dan sebagainya.

Kenyataan diatas menjadi bukti nyata bahwa pesantren merupakan tempat


pembentukan akhlak yang sangat kental. Karena didukung dengan suasana dan
kondisi pesantren yang memadai. Pada kesempatan kali ini saya akan mengkaji
pendidikan akhlakul karimah yang berada di pondok pesantren Manbail Futuh Beji,
Jenu, Tuban. Yang mana sudah dipercaya oleh masyarakat sekitar untuk menitipkan
anaknya sebagai pendidikan formal maupun non formal.

RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana sejarah berdirinya pondok pesantren Manbail Futuh?


2. Bagaimana perkembangan pondok pesantren Manbail Futuh?
3. Bagaimana perencanaan dan pelaksanaan pembentukan karakter di Pondok
Pesantren Manbail Futuh?

3
PEMBAHASAN
Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Manbail Futuh
Beji merupakan sebuah desa yang banyak kenangan, kurang lebih selama
enam tahun saya mukim didesa tersebut. Desa yang mendapat julukan desa santri
karena banyak bangunan pondok-pondok dan tempat pendidikan lainnya. Desa ini
terletak di sebelah barat bumi wali Tuban yang jaraknya kurang lebih 10 KM,
tepatnya di Kecamatan Jenu. Beji sendiri memiliki arti sumbere siji, cikal bakal
terbentuknya NU juga berasal dari Jenu yang bermakna jelas NU, tak ketinggalan
pula Tuban yang berarti metu banyu.
Tinggalah seorang alim yang bernama KH. Fathurrahman yang lahir sekitar
tahun 1879 M. putra dari H. Abu Said dan Hj. Shafiyah (sebelum berangkat haji
bernama Semi). KH. Fathurrahman kecil bernama Munasir, semasa kecil beliau
belajar ilmu agama pada kyai Mukhtar yang berada di desanya sekaligus pengasuh
“pondok Beji” yang waktu itu mengadakan pengajian dalam lingkup kecil.
Sekarang pondok tersebut bernama pesantren Al-Mukhtariyah As-Syafi’iyah.
Setelah di khitan beliau berangkat ke Jamsaren, Solo untuk menimba ilmu
agama dibawah asuhan K. Idris. Beberapa tahun di Jamsaren beliau disuruh pulung
dipesani oleh sang guru untuk mendirikan pondok pesantren. Namun ketika itu
beliau tidak langsung pulang, melainkan melanjutkan nyantri di ponpes Langitan,
Widang, Tuban dibawah asuhan KH. Muhammad Khozin, pengasuh generasi
ketiga. 2 Di Langitan ini beliau sering disuruh pulang oleh orang tuanya, namun
beliau tidak mau kalua tidak diberangkat haji dan dibuatkan pondok pesantren. Bagi
sang ayah permintaan beliau tidaklah berat karena ayahnya seorang saudagar kaya.
Kemudian permintaan KH. Fathurrahman tersebut dipenuhi oleh ayahnya. Setelah
berangkat haji beliau dinikahkan oleh orang tuanya kemudian dibangunkan
pesantren meskipun sederhana. 3 Pondok tersebut asalnya diberi nama “pondok Beji
lor” karena untuk membedakan dengan “pondok Beji kidul” asuhan KH. Sholeh
Mukhtar (mertua mbah. Fathur). Pesantren ini kemudian diberi nama “Raudlotul

2
Nurul Fahmi, “Terompah Kiai” “(Tuban, Akademia Pustaka:2019).hal.31
3
Ahmad Zaki, “ Studi Tentang Pola Pengembangan KurIkulum Pendidikan Di Ponodk Pesantren
Manbail Futuh”. Digilib uinsby.ac.id

4
Mustarsyidin Assaidiyah” karena beberapa hal kemudian berganti nama “Manbail
Futuh”.
Sampai saat ini tidak ada yang mengetahui kepastian tentang berdirinya
pondok pesantren Manbail Futuh. Namun ada satu tulisan yang dapat dijadikan
dasar berdirinya, yaitu tulisan 1925 yang timbul di bancik pondok bagian bawah.
Pondok pesantren ini dibangun dan diarsiteki oleh beliau sendiri. Model bangunan
pondok ini di samakan dengan pondok Jamsaren, Solo tempat beliau menimba ilmu.
Pesantren ini dibangun diatas tanah beliau sendiri yang tanah dan laintainya berupa
kayu jati, dilengkapi dengam kamar mandi, musholla, sumur, dan tempat wudlu
berukuran 2x4 M. Kondisi inilah yang menjadi cikal bakal berdirinya pondok
pesantren Manbail Futuh.4
Beliau KH. Fathurrahman menikah dengan Masithoh, putri KH. Sholeh
Mukhtar(Ayah Alm. KH. Bisyrul Chafi PP.Al-Mukhtariyah As-Syafi’iyah). Dari
pernikahan beliau dengan Masithoh beliau dikaruniai sebelas keturunan. Namun
dua dianataranya meninggal dunia saat masih kecil, sedangkan yang sembilan yaitu:
Malyunah, Idris Azam, Chamnah, K. Hawaruzmi, Jalaluddin Suyuthi, Zaidah,
Fatimah, K. Dhofir Said, dan Hj. Shafiyatun.
KH. Fathurrahman ini mempunyai beberapa santri, dari beberapa santri
inilah ada empat yang beruntung karena diambil menantu oleh beliau. Beliau
beranggapan bahwa empat santri ini memiliki jiwa kepemimpinan yang kelak akan
melanjutkan perjuangan beliau, mereka adalah KH. Hisyam Ismail, K. Mizan
Abdullah, K. Syu’aib, dan KH. Ali Mahrus Imran. Setelah berhasil mendidik putra-
putrinya, mengabdi pada masyarakat dan pondok pesantren beliau kembali kepada
sang Khaliq tepatnya tahun 1944 M. dan dimakamkan dimakam Sentono Lor, Desa
Jenu.5 Allahummaghfirlahu Warhamhun Wa’afihi Wa’fu Anhu. Alfatihah.

4
Berdasarkan dokumen sejarah pondok pesantren Manbail Futuh, Beji-Jenu-Tuban.
5
Nurul Fahmi dalam M. Faishol Fatawi (peny). Manaqib Ulama’ Nusantara.
(Yogyakarta:Dialektika,2017). Vol.1, 328.

5
Perkembangan Pondok Pesantren Manbail Futuh

Setelah kepergian sang muassis, pondok pesantren Manbail Futuh ini


dilanjutkan oleh para anak cucu beliau yang kompeten. Berkat kegigihan,
kesabaran, dan ketekunan beliau semua, Manbail Futuh semakin berkembang
dengan pesat hingga memiliki lembaga pendidikan mulai dari RA (Raudlotul
Athfal) sampai SMK/MA. Ini semua juga tak luput dari dorongan masyarakat serta
kepercayaan masyarakat terhadap Manbail Futuh.

Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju, Manbail Futuh


tetap eksis serta ikut andil dalam hal pendidkan dengan cara mendirikan pendidikan
formal yang semula hanyalah pendidikan pesantren saja. Didirikannya pendidikan
formal ini untuk mengikuti perkembangan zaman supaya tidak ketinggalan dengan
kemajuan yang ada. Sehingga bisa mencetak generasi yang unggul, baik dalam
bidang agama maupun ilmu pengetahuan umum.

Lembaga pendidikan formal yang dibangun pertama kali ialah MI


(Madrasah Ibtidaiyah). Tercatat dalam majalah RISMA (Risalah Manbail Futuh)
terbitan tahun 1983, pada tahun 1947 mulai didirikan Madrasah Ibtidaiyah Banin,
baru tiga tahun kemudiaan mendirikan Madrasah Ibtidaiyah Banat. Dari sinilah
menjadi cikal bakal berdirinya pendidikan formal dilingkungan pondok. Proses
pembangunan pendidikan formal semakin diperluas, pada tahun 1960 berdirilah
Madrasah Tsanawiyah. Ada kisah menarik yang dituliskan dalam majalah RISMA,
karena pada saat itu MTS belum mempunyai gedung permanen, pembelajaran
dilakukan dengan cara berpindah-pindah tempat. Sehingga pada saat itu ada
masyarakat yang tertarik membuat Madrasah Tsanawiyah dan mengambil murid
dari pondok Manbail Futuh. Namun hal tersebut tidak membuat para masyayikh
putus asa. Meskipun begitu, beliau tetap sabar dalam merintis berdirinya MTs.
Manbail Futuh. Selanjutnya pada tanggal 7 Januari 1980 berdirilah Madrasah
Aliyah Manbail Futuh dan pada saat itu yang menjadi kepala sekolah pertama
adalah Alm. KH. Bisyrul Chafi Sholeh. Pada saat itu Madrasah Aliyah hanya
mempunyai satu jurusan yaitu jurusan IPS. Dekade awal madrasah aliyah dipenuhi
dengan pelajaran salaf, seperti alfiyah, balaghoh, mantiq dll. Selanjutnya dari tahun

6
ke tahun MA. Manbail Futuh terus berbenah, baik dari bangunan fisik maupun
kwalitas akademiknya dan kini telah mempunyai empat jurusan, yaitu AGAMA,
IPA, BAHASA, dan IPS. Dan pada tahun 2009 lahirlah sekolah menengah kejuruan
(SMK) Manbail Futuh dengan kepala sekolah pertama Bapak Ni’amul Huda. SMK
Manbail Futuh memiliki 3 jurusan, yakni TKJ, TKR, dan Instalasi Listrik.

Selain pendidikan formal pondok pesantren Manbail Futuh juga melahirkan


pendidikan non formal seperti komplek-komplek pesantren, TPQ, dan Madrasah
Diniyah. Sekitar tahun 1983 majlis masyayikh yang diketuai oleh Alm. K. Mizan
Abdullah bermusyawarah untuk mendirikan Madrasah Diniyah Manbail Futuh,
dengan harapan agar kitab-kitab salaf tetap dipelajari dan diamalkan oleh umat Nabi
Muhammad saw. Kemudian ditunjuklah KH. Hannan Hisyam sebagai kepala
madrasah diniyah yang pertama, karena latar belakang pendidikan beliau yang
berbasis pesantren yaitu PP. Al-Anwar Sarang. Adapun nama yang diberikan untuk
Madrasah Diniyah pada saat itu adalah Madrasah Syari’yah, nama tersebut
merupakan hasil sowan dari Al-maghfurlah KH. Maimoen Zubair.

Semua lembaga pendidikan yang lahir dari Pondok Pesantren Manbail


Futuh berada dibawah naungan YADIKMA (Yayasan Pendidikan Manbail Futuh).
Namun terasa masih kurang lengkap meskipun telah mempunyai lembaga
pendidikan dari RA-MA/SMK, yaitu belum adanya perguruan tinggi. Harapan saya
kepada para pengurus yayasan dengan berjalannya waktu semoga bisa mewujudkan
atau mendirikan perguruan tinggi, untuk memfasilitasi lulusan MA/SMK untuk
melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi dengan sambil belajar mengkaji kitab
salafus shalih dan juga berkhidmah seperti STAI Al- Anwar Sarang.

Perencanaan dan Pelaksanaan Pendidikan Karakter di PP. Manbail Futuh

Pendidikan merupakan hal sangat penting bagi umat manusia, khususnya


pendidikan akhlaq yang baik sehingga mewujudkan kepribadian yang beradab.
Orang yang tak berakhlaq bagaikan seekor lalat yang selalu berlalu lalung dari
tempat satu ke tempat lainnya.

7
Dalam suatu lembaga pendidikan pastinya mempunyai perencanaan yang
sistematis dan matang guna mewujudkan pendidikan yang berkwalitas. Pondok
pesantren Manbail Futuh dalam pendidikan pembentukan karakter atau akhlaq
setiap bulannya mengadakan rapat bulanan antara semua pengurus, pembina, dan
pengasuh Pondok Pesantren Manbail Futuh. Sebelumnya para pengurus sudah
membuat program kerja yang nantinya akan dibahas serta diajukan kepada
pengasuh dan pembina untuk dipertimbangkan kemaslahatannya terhadap para
santri. Pada dasarnya semua program yang direncanakan mempunyai tujuan untuk
membina, mendidik, mengarahkan, mengembangkan dan membentuk watak, tabiat,
akhlak, agar para santri menjadi orang yang berakhluk karimah dan berperi
kemanusian. Dalam hal ini di PP. Manbail Futuh mempunyai perencanaan
pendidikan karakter yaitu meliputi: pengajian kitab dan tradisi atau kegiatan seperti:
mukhafadhoh, muhadloroh, les bahasa jawa kromo inggil, takror, dan kegiatan
ekstrakulikuler lainnya.

Pelaksanaan pengajian kitab-kitab salaf, seperti jadwal, waktu, pengampu,


tempat semuanya sudah diatur oleh pihak pengurus dan sudah mendapatkan
persetujuan dari pembina dan pengasuh. Pengajian dilaksanakan setiap hari setelah
sholat maghrib dan sholat isya’ kecuali pada malam selasa dan malam jumat.
Tujuan dari pengajian kitab-kitab salaf adalah supaya para santri bisa meniru akhlaq
para Nabi, Sahabat, dan Mushonnif kitab tersebut, sehingga nantinya bisa
membentuk kepribadian/karakter santri yang baik. Biasanya dalam pengajian juga
diselingi dengan nasehat dari pengasuh untuk para santri, sehingga tercipta nuansa
kekeluargaan.

Dalam pendidikan pembentukan karakter di PP. Manbail Futuh selain


pengajian kitab ada tradisi atau kegiatan penunjang lain diantaranya:

❖ Muhafadzoh adalah sistem pengahafalan materi pelajaran pondok khusus


materi yang berupa nadzoman, seperti nadzom Aqidatul Awam, Alala,
Amtsilatut Tashrifiyah, Imrithi, Alfiyah sesuai tingkatan kelas masing-
masing. Pelaksanaannya secara bersama-sama dengan sistem bergilir per
bait secara berputar, mukhafadzoh ini dilakukan seminggu sekali.

8
❖ Muhadloroh adalah latihan untuk berpidato atau berbicara didepan umum.
Tujuannya adala untuk melatih kemampuan orasi dan public speaking para
santri. Kegiatan ini dilakukan setiap seminggu sekali pada malam jum’at
setelah sholat isya’ dan setelah sholat maghrib biasanya pembacaan yasin
dan tahlil.
❖ Takror adalah semacam diskusi tentang materi pelajaran yang diajarkan
dikelasnya masing-masing. Tujuannya adalah untuk menyelesaikan
permasalahan keagamaan atau semacam bahtsul masail namun hanya
lingkup kelas. Untuk pelaksanaanya setiap hari setelah pengajian kitab dan
dipandu oleh santri mutakharijin.
❖ Les Bahasa Jawa Kromo Inggil ini merupakan les bahasa yang dilakukan
setiap seminggu sekali, pagi hari saat sekolah libur. Adannya les bahasa
Jawa ini karena kita sebagai orang Jawa supaya tidak melupakan
identitasnya sebagai orang Jawa dan menjaga bahasa daerah tersebut
supaya tidak hilang ditelan zaman.

Selain tradisi atau kegiatan yang saya sebutkan diatas masih banyak
kegiatan lainnya yang menunjang pendidikan pembentukan karakter santri di PP.
Manbail Futuh. Tradisi-tradisi atau kegiatan tersebut ditanamkan pada setiap
individu santri untuk melatih hubungan kepada Allah maupun hubungan sesama
manusia. Harapannya supaya menjadi insan yang mulia, kuat dalam ingatan,
berbudi pekerti luhur dan taat kepada Allah SWT.

Tentunya setiap pondok pesantren juga memiliki tata tertib yang harus
dipatuhi oleh setiap santri. Adanya peraturan itu bukan untuk mempersempit ruang
gerak para santri, namun itu semua sebagai pendidikan untuk melatih diri agar
menjadi orang yang disiplin, tanggung jawab, dan tidak menyia-nyiakan waktu.
Bagi para santri yang melanggar atau tidak mengikuti kegiatan pondok nantinya
juga akan mendapatkan takzir sesuai dengan bobot pelanggaran yang dilakukan.
Takzir ini sifatnya mendidik supaya santri yang melaggar jera dan tidak mengulangi
kembali.

9
Kesimpulan

• Pondok Pesantren Manbail Futuh merupukan lembaga pendidikan yang


menggunakan metode klasik dalam pembelajarannya, pondok ini berada di
Desa Beji, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban. Pondok pesantren Manbail
Futuh didirikan oleh Alm. KH. Fathurrahman bin Abu Said pada tahun
1925, beliau merupakan putra dari seorang petani dan saudagar kaya. Latar
belakang pendidikan beliau adalah pesantren. Cikal bakal berdirinya PP.
Manbail Futuh bermula dari bangunan kecil yang berukuran 2x4 meter yang
sangat sederhana, serta merupakan amanat dari guru beliau K.Idris Jamsaren
untuk mendirikan pesantren ketika sudah pulang.
• Seiring dengan perkembangan zaman yang dinamis PP. Manbail Futuh
mengalami kemajuan yang pesat, baik dari fisik bangunan maupun kwalitas
pendidikan. Dari sinilah lahir lembaga pendidikan formal, mulai dari RA-
MA/SMK. Dengan harapan mampu mencetak generasi yang paham ilmu
agama serta berilmu pengatahuan umum. Selain itu juga melahirkan lembga
pendidikan non formal seperti TPQ dan Madrasah Diniyah, yang berfungsi
khusus untuk pembelajaran ilmu agama.
• Dalam implementasi pendidikan pembentukan karakter juga diperlukan
perencanaan yang matang dan ini semua membutuhkan peran dari
pengasuh, pembina, pengajar, pengurus, dan staf-staf lainnya untuk
menjalankan program kerja yang telah ditetapkan. Dari perencaan tersebut
menghasilkan program kerja atau tata tertib yang bisa membentuk karakter
para santri, seperti kegiatan mukhafadzoh, takror, pengajian kitab-kitab
salaf, muhadlarah, les bahasa Jawa kromo inggil, dan masih banyak
kegiatan laiinya yang menunjang pembentukan karakter di pesantren
Manbail Futuh. Dan setiap bulannya diadakan rapat untuk mengevaluasi
kebijakan-kebijakan yang berlaku.

10
Daftar Pusataka

Muttaqin Abdullah, 2018. “Pendidikan Akhlaq di Pesantren” ,Jurnal Keagamaan


dan Pembelajarannya Vol. 1, No. (2) Fakultas Tarbiyah,UNISDA Lamongan

Fahmi Nurul, 2019. “Terompah Kiai”, Akademia Pustaka:Tuban


Zaki Ahmad, 2016. Studi Tentang Pola Pengembangan KurIkulum Pendidikan Di
Pondok Pesantren Manbail Futuh. Digilib uinsby.ac.id
Fahmi Nurul, 2017. dalam M. Faishol Fatawi (peny). Manaqib Ulama’ Nusantara.
Dialektika: Yogyakarta. Vol.1, 328.
Dokumen sejarah Pondok Pesantren Manbail Futuh

11

Anda mungkin juga menyukai