Abstrak
Eksitensi pondok pesantren sedikit banyak telah membantu para pendidik, terlebih
pada lembaga pendidikan formal dalam pembentukan karakter anak didik,
pesantren berperan sebagai filter budaya yang masuk dari manapun yang tidak
sesuai dengan nilai-nilai budaya Indonesia khususnya budaya islam. Pondok
pesantren Manbail Futuh banyak hal yang menarik untuk dikaji, khususnya dalam
hal implementasi pendidikan karakter atau akhlaq. Pendidikan tidak bisa dipisahkan
dalam hidup ataupun kehidupan umat manusia. Salah satu misi utama pendidikan
islam adalah menyempurnakan akhlaq manusia. Dengan misi tersebut diharapkan
bisa menjadi insan yang bermoral, yaitu bertanggung jawab sepenuhnya atas segala
sesuatu yang dilakukan secara sadar, yang baik maupun yang buruk. Oleh sebab
maka pendidikan akhlaq dalam pembentukan karakter harus dijadikan orientasi
hidup disetiap masa dan waktu.
Dalam hal ini penulis menyimpulkan bahwa Pondok Pesantren Manbail Futuh
merupakan lembaga pendidikan tradisional islam yang memiliki lembaga
pendidikan formal yang berbasis pesantren, dengan mengadopsi sistem pendidikan
dan kompenen-kompenen pendidikan modern secara keseluruhan.
1
PENDAHULUAN
Bahkan lebih dari itu, jatuh bangunnya, jaya hancurnya suatu bangsa juga
tergantung pada akhlak masyarakat itu sendiri. Apabila baik akhlaknya maka
sejahteralah lahir batinya, akan tetapi jika akhlaknya buruk rusaklah lahir batinya.
Seperti yang di syairkan oleh penyair Syauqi Bek yang dikutip oleh Rahmad
1
Abdullah Muttaqin, “Jurnal Keagamaan dan Pembelajarannya Vol. 1, No. (2)” Fakultas
Tarbiyah,UNISDA Lamongan:2018.
2
Djatniko yang berbunyi: “Sesungguhnya bangsa itu jaya selama mereka masih
mempunyai akhlak yang mulia, maka apabila akhlak (yang baik) telah hilang, maka
hancurlah bangsa itu”.
RUMUSAN MASALAH
3
PEMBAHASAN
Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Manbail Futuh
Beji merupakan sebuah desa yang banyak kenangan, kurang lebih selama
enam tahun saya mukim didesa tersebut. Desa yang mendapat julukan desa santri
karena banyak bangunan pondok-pondok dan tempat pendidikan lainnya. Desa ini
terletak di sebelah barat bumi wali Tuban yang jaraknya kurang lebih 10 KM,
tepatnya di Kecamatan Jenu. Beji sendiri memiliki arti sumbere siji, cikal bakal
terbentuknya NU juga berasal dari Jenu yang bermakna jelas NU, tak ketinggalan
pula Tuban yang berarti metu banyu.
Tinggalah seorang alim yang bernama KH. Fathurrahman yang lahir sekitar
tahun 1879 M. putra dari H. Abu Said dan Hj. Shafiyah (sebelum berangkat haji
bernama Semi). KH. Fathurrahman kecil bernama Munasir, semasa kecil beliau
belajar ilmu agama pada kyai Mukhtar yang berada di desanya sekaligus pengasuh
“pondok Beji” yang waktu itu mengadakan pengajian dalam lingkup kecil.
Sekarang pondok tersebut bernama pesantren Al-Mukhtariyah As-Syafi’iyah.
Setelah di khitan beliau berangkat ke Jamsaren, Solo untuk menimba ilmu
agama dibawah asuhan K. Idris. Beberapa tahun di Jamsaren beliau disuruh pulung
dipesani oleh sang guru untuk mendirikan pondok pesantren. Namun ketika itu
beliau tidak langsung pulang, melainkan melanjutkan nyantri di ponpes Langitan,
Widang, Tuban dibawah asuhan KH. Muhammad Khozin, pengasuh generasi
ketiga. 2 Di Langitan ini beliau sering disuruh pulang oleh orang tuanya, namun
beliau tidak mau kalua tidak diberangkat haji dan dibuatkan pondok pesantren. Bagi
sang ayah permintaan beliau tidaklah berat karena ayahnya seorang saudagar kaya.
Kemudian permintaan KH. Fathurrahman tersebut dipenuhi oleh ayahnya. Setelah
berangkat haji beliau dinikahkan oleh orang tuanya kemudian dibangunkan
pesantren meskipun sederhana. 3 Pondok tersebut asalnya diberi nama “pondok Beji
lor” karena untuk membedakan dengan “pondok Beji kidul” asuhan KH. Sholeh
Mukhtar (mertua mbah. Fathur). Pesantren ini kemudian diberi nama “Raudlotul
2
Nurul Fahmi, “Terompah Kiai” “(Tuban, Akademia Pustaka:2019).hal.31
3
Ahmad Zaki, “ Studi Tentang Pola Pengembangan KurIkulum Pendidikan Di Ponodk Pesantren
Manbail Futuh”. Digilib uinsby.ac.id
4
Mustarsyidin Assaidiyah” karena beberapa hal kemudian berganti nama “Manbail
Futuh”.
Sampai saat ini tidak ada yang mengetahui kepastian tentang berdirinya
pondok pesantren Manbail Futuh. Namun ada satu tulisan yang dapat dijadikan
dasar berdirinya, yaitu tulisan 1925 yang timbul di bancik pondok bagian bawah.
Pondok pesantren ini dibangun dan diarsiteki oleh beliau sendiri. Model bangunan
pondok ini di samakan dengan pondok Jamsaren, Solo tempat beliau menimba ilmu.
Pesantren ini dibangun diatas tanah beliau sendiri yang tanah dan laintainya berupa
kayu jati, dilengkapi dengam kamar mandi, musholla, sumur, dan tempat wudlu
berukuran 2x4 M. Kondisi inilah yang menjadi cikal bakal berdirinya pondok
pesantren Manbail Futuh.4
Beliau KH. Fathurrahman menikah dengan Masithoh, putri KH. Sholeh
Mukhtar(Ayah Alm. KH. Bisyrul Chafi PP.Al-Mukhtariyah As-Syafi’iyah). Dari
pernikahan beliau dengan Masithoh beliau dikaruniai sebelas keturunan. Namun
dua dianataranya meninggal dunia saat masih kecil, sedangkan yang sembilan yaitu:
Malyunah, Idris Azam, Chamnah, K. Hawaruzmi, Jalaluddin Suyuthi, Zaidah,
Fatimah, K. Dhofir Said, dan Hj. Shafiyatun.
KH. Fathurrahman ini mempunyai beberapa santri, dari beberapa santri
inilah ada empat yang beruntung karena diambil menantu oleh beliau. Beliau
beranggapan bahwa empat santri ini memiliki jiwa kepemimpinan yang kelak akan
melanjutkan perjuangan beliau, mereka adalah KH. Hisyam Ismail, K. Mizan
Abdullah, K. Syu’aib, dan KH. Ali Mahrus Imran. Setelah berhasil mendidik putra-
putrinya, mengabdi pada masyarakat dan pondok pesantren beliau kembali kepada
sang Khaliq tepatnya tahun 1944 M. dan dimakamkan dimakam Sentono Lor, Desa
Jenu.5 Allahummaghfirlahu Warhamhun Wa’afihi Wa’fu Anhu. Alfatihah.
4
Berdasarkan dokumen sejarah pondok pesantren Manbail Futuh, Beji-Jenu-Tuban.
5
Nurul Fahmi dalam M. Faishol Fatawi (peny). Manaqib Ulama’ Nusantara.
(Yogyakarta:Dialektika,2017). Vol.1, 328.
5
Perkembangan Pondok Pesantren Manbail Futuh
6
ke tahun MA. Manbail Futuh terus berbenah, baik dari bangunan fisik maupun
kwalitas akademiknya dan kini telah mempunyai empat jurusan, yaitu AGAMA,
IPA, BAHASA, dan IPS. Dan pada tahun 2009 lahirlah sekolah menengah kejuruan
(SMK) Manbail Futuh dengan kepala sekolah pertama Bapak Ni’amul Huda. SMK
Manbail Futuh memiliki 3 jurusan, yakni TKJ, TKR, dan Instalasi Listrik.
7
Dalam suatu lembaga pendidikan pastinya mempunyai perencanaan yang
sistematis dan matang guna mewujudkan pendidikan yang berkwalitas. Pondok
pesantren Manbail Futuh dalam pendidikan pembentukan karakter atau akhlaq
setiap bulannya mengadakan rapat bulanan antara semua pengurus, pembina, dan
pengasuh Pondok Pesantren Manbail Futuh. Sebelumnya para pengurus sudah
membuat program kerja yang nantinya akan dibahas serta diajukan kepada
pengasuh dan pembina untuk dipertimbangkan kemaslahatannya terhadap para
santri. Pada dasarnya semua program yang direncanakan mempunyai tujuan untuk
membina, mendidik, mengarahkan, mengembangkan dan membentuk watak, tabiat,
akhlak, agar para santri menjadi orang yang berakhluk karimah dan berperi
kemanusian. Dalam hal ini di PP. Manbail Futuh mempunyai perencanaan
pendidikan karakter yaitu meliputi: pengajian kitab dan tradisi atau kegiatan seperti:
mukhafadhoh, muhadloroh, les bahasa jawa kromo inggil, takror, dan kegiatan
ekstrakulikuler lainnya.
8
❖ Muhadloroh adalah latihan untuk berpidato atau berbicara didepan umum.
Tujuannya adala untuk melatih kemampuan orasi dan public speaking para
santri. Kegiatan ini dilakukan setiap seminggu sekali pada malam jum’at
setelah sholat isya’ dan setelah sholat maghrib biasanya pembacaan yasin
dan tahlil.
❖ Takror adalah semacam diskusi tentang materi pelajaran yang diajarkan
dikelasnya masing-masing. Tujuannya adalah untuk menyelesaikan
permasalahan keagamaan atau semacam bahtsul masail namun hanya
lingkup kelas. Untuk pelaksanaanya setiap hari setelah pengajian kitab dan
dipandu oleh santri mutakharijin.
❖ Les Bahasa Jawa Kromo Inggil ini merupakan les bahasa yang dilakukan
setiap seminggu sekali, pagi hari saat sekolah libur. Adannya les bahasa
Jawa ini karena kita sebagai orang Jawa supaya tidak melupakan
identitasnya sebagai orang Jawa dan menjaga bahasa daerah tersebut
supaya tidak hilang ditelan zaman.
Selain tradisi atau kegiatan yang saya sebutkan diatas masih banyak
kegiatan lainnya yang menunjang pendidikan pembentukan karakter santri di PP.
Manbail Futuh. Tradisi-tradisi atau kegiatan tersebut ditanamkan pada setiap
individu santri untuk melatih hubungan kepada Allah maupun hubungan sesama
manusia. Harapannya supaya menjadi insan yang mulia, kuat dalam ingatan,
berbudi pekerti luhur dan taat kepada Allah SWT.
Tentunya setiap pondok pesantren juga memiliki tata tertib yang harus
dipatuhi oleh setiap santri. Adanya peraturan itu bukan untuk mempersempit ruang
gerak para santri, namun itu semua sebagai pendidikan untuk melatih diri agar
menjadi orang yang disiplin, tanggung jawab, dan tidak menyia-nyiakan waktu.
Bagi para santri yang melanggar atau tidak mengikuti kegiatan pondok nantinya
juga akan mendapatkan takzir sesuai dengan bobot pelanggaran yang dilakukan.
Takzir ini sifatnya mendidik supaya santri yang melaggar jera dan tidak mengulangi
kembali.
9
Kesimpulan
10
Daftar Pusataka
11