Anda di halaman 1dari 5

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/328255595

Arsitektur Makam Siti Fatimah binti Maimun Gresik

Conference Paper · May 2017


DOI: 10.32315/sem.1.a285

CITATIONS READS

2 1,844

1 author:

Luqman Arifin Siswanto


Bandung Institute of Technology
1 PUBLICATION   2 CITATIONS   

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Luqman Arifin Siswanto on 02 May 2019.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Seminar Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia (IPLBI) 1, A 285-288
https://doi.org/10.32315/sem.1.a285

Arsitektur Makam Siti Fatimah binti Maimun Gresik


Luqman Arifin Siswanto

Program Studi Teknik Informatika, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika, Institut Teknologi Bandung.
Korespondensi : l.arifin.siswanto@gmail.com

Abstrak

Fatimah binti Maimun bin Hibatullah adalah seorang perempuan beragama Islam yang wafat pada
tahun 1082 M. Batu nisannya ditulis dalam bahasa Arab dengan huruf kaligrafi bergaya Kufi,
nisannya merupakan nisan Islam tertua yang ditemukan di Asia Tenggara. Makam Fatimah berlokasi
di Desa Leran, Kecamatan Manyar, Kota Gresik, Jawa Timur. Temuan batu nisan tersebut
merupakan salah satu data arkeologis yang berkenaan dengan keberadaan komunitas Muslim
pertama di kawasan nusantara. Bagaimana model arsitektur makam Siti Fatimah tersebut? Apa
faktor yang mempengaruhi gaya bangunan makam tersebut? Apa dugaan-dugaan terkait peradaban
Islam dan persebaran Islam di tanah Jawa sehubungan dengan ditemukannya makam kuno
tersebut? Artikel berikut akan membahasnya.

Kata-kunci : arsitektur, Islam, makam

Siti Fatimah, yang juga dikenal dengan nama Putri Dewi Retno Swari atau Dewi Swara, adalah puteri
dari seorang pria yang bernama Maimun asal negeri Iran. Ibunya bernama Dewi Aminah yang
berasal dari Aceh dan melahirkannya pada 1064 Masehi. Sumber lain menyebut bahwa Siti Fatimah
binti Maimun berasal dari negeri Negeri Kedah yang ada di Malaka.

Fatimah yang makamnya tak pernah sepi pengunjung ini, semasa hidupnya memang dikenal sebagai
wanita yang ikut berperan dalam penyebaran agama khususnya di wilayah Gresik. Selain sebagai
penyebar agama, ia dikenal sebagai saudagar perdagangan yang andal dan melalui kegiatan
berdagang itulah keduanya juga menyebarkan agama Islam. Maka, tak salah rupanya jika wanita ini
disebut-sebut wanita paling kaya kala itu.

Ketika menginjak usia remaja, ia telah memiliki kepandaian berdagang mengikuti jejak perjalanan
ayah dan ibunya ke tanah Jawa. Mereka bertiga medaratkan perahu mereka di wilayah desa Leran
kecamatan Manyar, sekitar 10 kilometer arah barat kota Gresik dengan melewati jalur pantura.

Dikisahkan, ketika itu Fatimah yang memiliki kepandaian sebagai saudagar mulailah melakukan
perdagangan barang-barang hingga sampai ke wilayah pusat kerajaan Majapahit yang waktu itu
konon di perintah oleh Prabu Brawijaya. Sambil berdagang, ia juga menyebarkan agama Islam.

Kurang lebih setahun Fatimah berdagang di pusat kerajaan Majapahit dan akhirnya kembali ke Leran.
Namun malang, sekembalinya Siti Fatimah dari berdagang tersebut berbarengan dengan musibah
penyakit pagebluk di desa Leran. Banyak yang meninggal akibat pagebluk tersebut, termasuk yang
akhirnya menjadi korban meninggal adalah Fatimah beserta dua belas pengikut setianya.

Sekolah Tinggi Teknologi Cirebon, Universitas Indraprasta, Universitas Trisakti Prosiding Seminar Heritage IPLBI 2017 | A 285
ISBN 978-602-17090-5-4 E-ISBN 978-602-17090-4-7
Arsitektur Makam Fatimah Binti Maimun Gresik
Prabu Brawijaya yang konon mendengar berita tentang kematian saudagar wanita dan pengikutnya
itu, kemudian membangunkan bangunan cungkup berbentuk candi. Meski telah mengalami
perbaikan dan renovasi, situs berbentuk candi itu tetap terawat baik hingga sekarang.

Dalam cungkup yang di dalamnya terdapat makam Fatimah beserta pengikutnya yang berjumlah
empat orang yaitu puti Kamboja, Kuching, Keling dan Seruni. Kerabat dan pengikut lainnya yang
berjumlah tujuh orang pria, makamnya terdapat di luar cungkup.

Ditemukannya nisan Fatimah di Gresik, pesisir utara tanah Jawa membuktikan bahwa adanya rute
perdagangan saudagar Muslim yang melalui Selat Malaka dan Semenanjung Malaya hingga ke
Tiongkok yang berdampak adanya kontak langsung dengan pantai utara Jawa. Adanya kontak dan
kedatangan Islam di wilayah pantai utara Jawa dibuktikan dengan temuan batu nisan ini.
Keseluruhan karakter huruf di batu nisan tersebut adalah huruf kufi dan mencantumkan nama
Fatmiah binti Maimun bin Abdullah yang meninggal pada 495 H (1102 M) (J. P. Moquette, 1921:
391-399). Ini merupakan sebuah bukti bahwa pada abad ke-11 M telah ada masyarakat Muslim di
pantai utara Jawa.

Gambar 1. Gapura pintu masuk makam Fatimah binti


Maimun di Gresik.
Sumber: www.mantankyainu.blogspot.com. Diakses pada 26
Maret 2017.

Makam Fatimah binti Maimun

Kompleks utama Makam Fatimah binti Maimun Gresik dikeliling oleh tembok setinggi pinggang,
dengan sebuah gapura paduraksa yang sangat rendah, sehingga orang harus menundukkan kepada
dan membungkukkan badan ketika melewatinya. Ini sebuah perlambang bahwa pengunjung wajib
melakukan pemberian hormat bagi penghuni makam.

Ada kesan tersendiri ketika memasuki bangunan makam yang berbentuk segi empat dengan dinding
tinggi, sangat tebal, dan atapnya berbentuk limasan yang menyempit ke atas. Lubang-lubang hawa
yang kecil tampak dibuat di sekeliling dinding makam dengan hiasan garis-garis pelipit berbentuk
persegi.

Pada makam terdapat inskripsi nisan terdiri dari tujuh baris, berikut ini adalah bacaan J.P. Moquette
yang diterjemahkan oleh Muh. Yamin, sbb.

1. Atas nama Tuhan Allah Yang Maha Penyayang dan Maha Pemurah
2. Tiap-tiap makhluk yang hidup di atas bumi itu adalah bersifat fana
3. Tetapi wajah Tuhan-mu yang bersemarak dan gemilang itu tetap kekal adanya
4. Inilah kuburan wanita yang menjadi kurban syahid bernama Fatimah binti Maimun
5. Putera Hibatu'llah yang berpulang pada hari Jumiyad ketika tujuh
6. Sudah berlewat bulan Rajab dan pada tahun 495
7. Yang menjadi kemurahan Tuhan Allah Yang Maha Tinggi dan Rasulnya Mulia

A 286 | ProsidingSeminar Heritage IPLBI 2017


Luqman Arifin Siswanto
Baris 1 merupakan basmalah sedangkan baris 2-3 merupakan kutipan Surah Ar-Rahman ayat 25-26,
yang umum dalam epitaf umat Muslim, terutama di Mesir.

Orang pertama yang menemukan dan membaca inskripsi ini adalah peneliti asal Belanda bernama JP
Moquette pada 1911, kemudian Paul Ravaisse (berkebangsaan Perancis) melakukan beberapa
perbaikan. Adalah Mohammad Yamin yang membaca angka tahun 475 H atau 1082 M, bukan 495,
sebagai tahun meninggalnya Fatimah karena wabah yang sangat ganas.

Arsitektur Makam

Makam Siti fatimah Binti Maimun berada dalam sebuah cungkup berbentuk empat persegi
panjang dengan atap berbentuk limasan yang mengerucut. Cungkup ini merupakan bangunan
utama dan terbesar. Di dalam cungkup tersebut, selain terdapat makam Siti Fatimah Binti
Maimun, dimakamkan juga empat orang dayangnya, yaitu Nyai Seruni, Putri Keling, Putri
Kucing, dan Putri Kamboja.
Gambar 2. Cungkup putih makam
Fatimah tampak dari luar. Foto C. Guillot
& L. Kalus, 1985.

Selain keunikan cungkup yang terbuat dari batu putih yang sangat tebal dan tinggi, di kompleks
makam yang sangat luas ini juga terdapat beberapa kubur yang sangat panjang. Lantaran jauh lebih
panjang dari kubur yang lazim, sehingga makam itu sering disebut sebagai Makam Panjang dengan
bentuk yang cukup unik.

Gapura luar makam Fatimah tidak tinggi, dan papan nama yang digantung pada struktur pipa.
Meskipun papan namanya terlihat sudah menua, namun terlihat antik. Justru struktur pipa besinya
yang malah merusak pemandangan makam Fatimah ini, karena tak sejalan dengan karakter
temboknya.

Pintu masuk ke dalam makam juga dibuat sangat rendah, yang memaksa orang untuk
membungkukkan badan ketika melewatinya. Pintu itu tampaknya selalu digembok ketika tidak ada
orang, dan pengunjung harus mendapatkan kunci pembuka gembok dari kuncen untuk bisa masuk
ke dalam makam tua yang unik ini.

Beberapa tangkai bunga sedap malam tampak diikat pada nisan makam Fatimah. Tempat
meletakkan bunga itu lebih tinggi dari badan makam, dan kijing dibuat berundak lima, dan sangat
panjang. Ruangan dalam makam terasa sempit, mungkin karena temboknya yang sangat tebal dan
langit-langit makam menyempit ke atas dengan ornamen garis simetris repetitif.

Makam Fatimah berada di dalam kelambu, dan berpagar kisi besi yang jarang. Ukuran nisan dan
panjang makam Fatimah ini tidak berbeda dengan makam para dayangnya. Berjajar di samping
makamnya adalah makam Putri Kamboja, Putri Kucing, dan Putri Keling. Nisan makamnya ditutup
kain putih yang sudah mulai terlihat lusuh.
Prosiding Seminar Heritage IPLBI 2017| A 287
Arsitektur Makam Fatimah Binti Maimun Gresik

Gambar 3. Makam Fatimah binti Maimun


tampak dari dalam cungkup. Sumber:
www.mantankyainu.blogspot.com. Diakses pada
26 Maret 2017.

Kesimpulan

Secara umum, arsitektur makam Fatimah mengikuti corak gaya Hindu-Budha sesuai kerajaan yang
sedang berkuasa pada zaman ketika Fatimah meninggal. Ini dibuktikan dengan cungkup pelindung
makam yang berbentuk seperti candi khas peninggalan Hindu-Budha. Faktor yang mempengaruhi
model arsitektur makam ini karena pengaruh kerajaan masih sangat kental dan kuat. Kemudian,
ditemukannya inskripsi kaligrafi bergaya kufi bisa disimpulkan bahwa terjadi perdagangan antara
saudagar Muslim dengan penduduk asli Jawa terutama di pesisir utara. Ini membuktikan bahwa
agama Islam mulai disebarkan sejak abad 11 di tanah Jawa.

Ucapan Terima Kasih

Penulis berterima kasih kepada Bapak Bambang Setia Budi, ST., MT., Ph.D. sebagai dosen
pengampu mata kuliah AR4232 Arsitektur Islam yang telah memberikan petunjuk dan rekomendasi
dalam penulisan artikel ini. Artikel ini ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah AR4232 Arsitektur
Islam di Institut Teknologi Bandung.

Daftar Pustaka

Berkunjung Ke Makam Nyai Fatimah Binti Maimun Wanita Terkaya di Gresik, www.akarasa.com. Diakses 5 Maret
2017.
Guillot, C. & Kalus, L. (2008). Inskripsi Islam tertua di Indonesia. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.
Inilah Penampakan Makam Siti Fatimah binti Maimun Saat Pertama Kali di Temukan, www.inigresik.com. Diakses
5 Maret 2017.
Makam Siti Fatimah binti Maimun Gresik, www.thearoengbinangproject.com. Diakses 5 Maret 2017.
Makam Fatimah Binti Maimun, www.eastjava.com, Copyrights © 1998-2012. Diakses 5 Maret 2017.
Mustopo, M.H. (2001). Kebudayaan Islam di Jawa Timur: kajian beberapa unsur budaya masa peralihan.
Surabaya: Jendela.
Tjandrasasmita, U. (2010). Arkeologi Islam Nusantara. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.
Yamin, M. (1962). Tatanegara Majapahit. Jakarta: Yayasan Prapanca.

A 288 | ProsidingSeminar Heritage IPLBI 2017

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai