Anda di halaman 1dari 3

KEMENTERIAN AGAMA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL


FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
Jl. A. Yani 117 Surabaya Telp. 031-8493836 Fax. 031-8474347 Website : http://adab.sunan-ampel.ac.id
Email : adab@sunan-ampel.ac.id

Ujian Akhir Semester (UAS)


Matakuliah SSII-2
SPI Smt 5
2021/ 2022
Ahmad Nafi’uddin
A92219073
Kelas C

Soal
1. Antum mengikuti acara shalawat-an, do’a atau dzikir bersama di ruang terbuka/ tertutup,
apa yang Anda rasakan? Lalu, menurut Antum bagaimana penerapan dari QS Al-A’rāf
ayat 55 dan 205, yaitu perintah Allāh yang mengatur adab dan tata tertib berdo’a/ dzikir,
yang harus dilakukan “sendirian” (fī nafsi-ka), “merendahkan diri dan hening”
(tadharru’an wa khufyatan) serta “tidak nyaring” (dūnal jahri)? # JAWABAN,
maksimal 1 halaman, 1 spasi
2. Dengan alasan toleransi (pluralisme agama), seseorang mengucapkan “Salam oplosan”
(dg ucapan : As-Salāmu “alaykum wa rahmatuLlāh wa barakātuh Salam sejahtera Om
swastiasthu Namo budaya dst), bolehkah? Terangkan argumentasi Antum ! #
JAWABAN, maksimal 1 halaman, 1 spasi.
Jawaban
1. Sebelumnya mohon maaf apabila ada yang salah dari pendapat yang saya utarakan,
Menurut saya secara pribadi Ketika mengikuti sholawatan atau dzikir secara Bersama-sama baik
di ruang terbuka maupun tertutup yang saya rasakan adalah ketenangan hati. Dari kasus ini yang
dimaksud berdoa, bersholawat, maupun dzikir yang dilakukan secara Bersama-sama bukanlah
berteriak atau mengeraskan suara dengan maksud melampaui Qs Al-A’raf ayat 55 dan 205.
Namun lebih ke mengajak kepada yang lainnya agar Bersama-sama berdzikir kepada Allah,
Adapun suara yang nyaring ataupun keras merupakan efek dari banyaknya jama’ah Ketika
melantunkan sholawat/dzikir secara Bersama-sama tentu dengan keadaan pribadi sendiri-sendiri
yang saya yakin mereka juga merasakan ketenagan hati yang sama dengan yang saya alami.
Berikut dalil yang berkaitan dengan penjelasan saya :
Diriwayatkan dari Abu Huroiroh bahwa Rasulullah SAW bersabda: Sesungguhnya Allah
memiliki para Malaikat yang berkeliling di jalanan untuk mencari orang-orang ahli dzikir. Dan
ketika mereka menemukan sekelompok orang yang senantiasa berdzikir kepada Allah, para
Malaikat ini kemudian memanggil, “ Ambillah kebutuhan kalian.” (HR. Muttafakun Alaihi.
Tirmidzi dan Ahmad).
Adapun salah satu ulama’ masyhur berpendapat Imam al-Alamah Ibnu Abidin dalam kitabnya
“hasyiah fi ma’rodi dzikrillah” berkata, Bahwa dzikir berjamaah itu lebih besar pengaruhnya di
hati daripada dzikir sendirian
‫ع َّز َو َج َّل ِإ ََّل‬ َ َ‫ ََل َي ْق ُعدُ قَ ْو ٌم َيذْكُ ُرون‬:َ‫سلَّ َم أَنَّهُ قَال‬
َ ‫هللا‬ َ ُ‫صلَّى هللا‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َ ِ ‫علَى النَّ ِبي‬ َ ‫سعِي ٍد ا ْل ُخد ِْري ِ أَنَّ ُه َما‬
َ ‫ش ِهدَا‬ َ ‫ع ْن أ َ ِبي ه َُري َْرة َ َوأ َ ِبي‬
َ
‫ َوذَك ََرهُ ُم هللاُ فِي َم ْن ِع ْندَهُ (رواه مسلم‬،ُ‫سكِينَة‬
َّ ‫علَ ْي ِه ِم ال‬ ْ َ‫ َونَزَ ل‬،ُ‫الر ْح َمة‬
َ ‫ت‬ َ ‫ َو‬،ُ‫ َحفَّتْ ُه ُم ا ْل َم ََلئِ َكة‬Artinya, “Dari Abi
َّ ‫غ ِشيَتْ ُه ُم‬
Hurairah RA dan Abi Said Al-Khudri RA bahwa keduanya telah menyaksikan Nabi SAW
bersabda, ‘Tidaklah berkumpul suatu kaum sambil berzikir kepada Allah ‘azza wa jalla kecuali
para malaikat mengelilingi mereka, rahmat menyelimuti mereka, dan ketenangan turun di hati
mereka, dan Allah menyebut (memuji) mereka di hadapan makhluk yang ada di sisi-Nya,” (HR
Muslim).

2. Mungkin saya sebagai warga negara biasa tidak akan mengucapkan salam lintas agama
tersebut, namun Ketika posisi saya sebagai pejabat negara maka saya rasa perlu untuk
mengucapkan salam lintas agama ini dengan tujuan upaya untuk menjaga kerukunan masyarakat,
persatuan bangsa, dan menghindari perpecahan. dan saya rasa pengucapan salam setelah
“Assalamu’alaikum” adalah sebatas sapaan kepada penganut agama lain dengan maksud
menganggap bahwa mereka ada dan kita juga menghormati mereka, bagaimanapun juga islam
bukanlah agama tunggal di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai