Anda di halaman 1dari 13

I.

Pendahuluan
Sholat merupakan salah satu sarana yang paling utama dalam
hubungan antara manusia dengan Allah SWT. Shalat juga merupakan sarana
komunikasi bagi jiwa manusia dengan Allah swt. Shalat juga mempunyai
kedudukan yang sangat penting dan mendasar dalam Islam, yang tidak bisa
disejajarkan dengan ibadah-ibadah yang lain dan Ia merupakan rukun islam ke
dua setelah syahadat.
Sholat wajib dilaksanakan bagi kaum muslimim baik laki-laki maupun
perempuan. Sebagaimana yang di firmankan allah dalam QS. An-Nisa`
(4:103)

ً‫ني كِتاباً َم ْوقُوتا‬ِِ


َ ‫ت َعلَى الْ ُم ْؤمن‬ َّ ‫إِ َّن‬
ْ َ‫الصال َة كان‬

Sesungguhnya salat itu adalah fardu yang ditentukan waktunya atas orang-
orang yang beriman. (An-Nisa: 103).

Dan dalam hadist yang diriwayatkan dari Aisyah :

‫صلَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم‬ ِ ِ


َ ‫ض َعلَى َر ُسول اللَّه‬ َ ِ‫ت َكا َن أ ََّوَل َما ا ْفرُت‬
ِ
ْ َ‫صلَّى اللَّهُ َعلَْيه َو َسلَّ َم قَال‬
ِ
َ ِّ ‫عن َعائ َشةَ َزْو ِج النَّيِب‬ ْ
ِ ِ ِ ِ
َ َ‫صَر َوالْع َشاءَ اآْل خَرَة أ َْرَب ًعا يِف احْل‬
‫ض ِر‬ ْ ‫ت ثَاَل ثًا مُثَّ أَمَتَّ اللَّهُ الظُّ ْهَر َوالْ َع‬ْ َ‫ب فَِإن ََّها َكان‬ َ ‫الصَّاَل ةُ َرْك َعتَان َرْك َعتَان إِاَّل الْ َم ْغ ِر‬
َّ ‫َوأََقَّر الصَّاَل َة َعلَى َفْر ِض َها اأْل ََّوِل يِف‬
‫الس َف ِر‬
Dari Aisyah istri Nabi SAW bersabda : Pertama yang diwajibkan
sholat kepada Rasulullah shollallahu alaihi wasallam adalah dua rokaat dua
rokaat kecuali Maghrib yang 3 rokaat. Kemudian Allah sempurnakan (jumlah
rokaat) Dzhuhur, Ashar, dan Isya’ akhir 4 rokaat dalam kondisi hadir (tidak
safar) dan ditetapkan sholat sebagaimana kewajibannya yang awal di waktu
safar (H.R Ahmad, dinyatakan sanadnya jayyid oleh Syaikh al-Albaniy dalam
Silsilah as-Shahihah penjelasan riwayat no 2815)

Dan jika seseorang meninggalkannya tanpa unsur kesengajaan seperti


tertidur atau lupa maka wajib baginya untuk men‫ل‬gantinya sebagaimana yang
tertulis dalam hadist :

‫الصال َة لِ ِذ ْك ِري‬
َّ ‫ك َوأَقِ ْم‬ ِ
َ ‫َّارَة هَلَا إِالَّ َذل‬ ِ َ ‫صال ًة َفْلي‬
َ ‫ص ِّل إ َذا ذَ َكَرَها ال َكف‬ُ
ِ ٍِ ِ َ‫َع ْن أَن‬
َ ‫س بْ ِن َمالك َع ْن النَّيِب ِّ قَ َال َم ْن نَس َي‬
Dari Anas bin Malik dari Nabi SAW bersabda,”Siapa yang terlupa
shalat, maka lakukan shalat ketika ia ingat dan tidak ada tebusan kecuali
melaksanakan shalat tersebut dan dirikanlah shalat untuk mengingat-Ku.
(HR. Bukhari)1
Menggantinya atau dalam istilah fikih ialah dengan cara qadha .
Qadha sendiri dalam shalat dapat diartikan sebagai mengerjakan sholat di luar
waktu yang telah ditentukan.2
Permasalahan dalam masalah qadha` shalat pun merembet pada
perkara saat orang yang berkewajiban salat itu telah meninggal dapatkah
digantikan orang lain? ulama syafi`iyah berbeda pendapat dalam hal ini,
sebagaimana yang disampaikan Buya Yahya ketika ia ditanya tentang adakah
qada sholat untuk mayit?. Ia menjawab bahwa ada 3 pendapat dalam madzhab
syafi`i. yakni ;
1. Tidak perlu diqada
2. Menggantinya dengan fidyah
3. Diqada oleh walinya3
Hal tersebut saya temui sendiri didesa saya tinggal. Di sana terdapat
sebuah pesantren bermadzhab Syafi`iyyah yang menerima niyabah qada
sholat untuk mayit dan saya sendiri sempat ikut melaksanakannya.
Berlatang belakang masalah ini penulis ingin mempelajari dan
memperdalami hal tersebut dengan menulis makalah ini, makalah yang
membahas hukum fidyah dan qada sholat bagi orang yang sudah meninggal
serta bagaimaimana jika yang melaksanakan qada bukan dari walinya .
Dalam membuat makalah ini penulis memilih madzhab Syafi`i sebagai
landasan teori pembahasan dikarenakan praktek ibadah qadha sholat bagi
mayit yang saya temui dilakukan oleh masyarakat yang bermadzhab Syafi`i,
yang mana kita ketahui bahwa madzhab Syafi`i adalah madzhab yang paling
banyak dianut di Nusantara ini, hingga saya sebagai penulis berharap kiranya
tulisan ini bisa menambah wawasan para tholibil ilmi ketika mereka di medan
dakwah nanti.
II. Pengertian Sholat
1. Secara Etimologi
Sholat secara bahasa adalah ‫ار‬ ِ ‫اِل‬
ُ ‫) ال* ُ*د َعاءُ َوا ْس *ت ْغ َف‬doa dan istigfar ) allah swt
berifirman di dalam al-qur`an ( QS. at-taubah :103) " ... ‫وص ِّل َعلَْي ِه ْم‬...
َ berdoalah
untuk mereka". Bentuk jamaknya adalah ‫ الصلوات‬4

1
Abdul Ghani al-Maqdisi. Umdatul Ahkam Untuk Hafalan. (Pustaka arafah, cet I) Hlm 127
2
Mahmud Abdurrahman Abdulmun`im, Mu`Jam Mustholahat Wa Alfad al-Fiqhiyyah. pdf jilid II/376-
377
3
https://www.youtube.com/watch?v=tTKK7pR9wSE
4
Imam al-Bagowi, at-Tahdzib Fie Fiqhi al-Imam asy-Syafi`i.(Dar al-Kotob al-Alamiyah,cet 1 tahun 1997)
vol,2. hlm 3
Ibnu Abbas berkata”( ‫ يُرَبُِك* ْ*و َن‬: ‫صلُّ ْو َن‬
َ ُ‫)ي‬, sholat dari Malaikat adalah doa dan
istigfar sedangkan sholat dari Allah adalah rahmat. Dinamai sholat karena ada
doa dan istigfar didalamnya.5
2. Secara terminologi
Imam ar-Rafi`I memberi pengertian tentang sholat yaitu perkataan dan
perbuatan yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam serta diikuti
dengan syarat-syarat tertentu dan ia adalah perbuatan-perbuatan yang diketahui
seperti berdiri, duduk, rukuk, sujud, qira`ah,dzikir dan lainnya.6

III. PENGERTIAN QADA


1. Secara etimologi
Kata Qadha (‫)قض اء‬ dalam bahasa Arab cukup luas dan beragam
maknanya. Di dalam al-Qur`an sendiri kita temukan ada banyak makna yang
berbeda-beda tergantung konteksnya. Di antaranya ada yang bermakna ( ‫)اخللق‬

penciptaan(‫)العمل‬ tindakan ‫)االمر‬ )perintah (‫)األداء‬ penunaian,(‫)االبالغ‬


penyampaian.
ٍ ‫{ َف َقضاه َّن سبع مَس و‬
} ِ ‫ات يِف َي ْوَمنْي‬ ََ َ ْ َ ُ َ
Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. (Fushshilat: 12)
ٍ َ‫ت ق‬
}‫اض‬ ِ ْ‫{فَاق‬
َ ْ‫ض َما أَن‬
Maka putuskanlah apa yang hendak kamu putuskan. (Thaha: 72)

ُ‫ك أَال َت ْعبُ ُدوا إِال إِيَّاه‬


َ ُّ‫ضى َرب‬
َ َ‫{وق‬
َ
Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain
Dia

َ‫الصالة‬ َ َ‫فَِإذَا ق‬
َّ ‫ضْيتُ ُم‬
 
Maka apabila kalian telah menyelesaikan salat (kalian)
2. Secara Terminologi

5
Mahmud Abdurrahman Abdulmun`im, mu`jam mustholahat wa alfad al-fiqhiyyah. pdf vol,2. Hlm
376-377

6
Mahmud Abdurrahman Abdulmun`im, mu`jam mustholahat wa alfad al-fiqhiyyah. pdf vol,2. Hlm
376-377
Mengerjakan suatu perintah di luar waktu yang telah ditentukan oleh
syariat. seperti mengerjakan sholat dhuhur diluar waktunya, baik Ia terlambat
mengerjakannya karena udzur yang ia lakukan di waktu itu seperti musafir yang
berbuka atau sebuah udzur yang seperti haid dan nifas atau tidur7

IV. Masyrui`yah Sholat

ً‫ني كِتاباً َم ْوقُوتا‬ِِ


َ ‫ت َعلَى الْ ُم ْؤمن‬ َّ ‫إِ َّن‬
ْ َ‫الصال َة كان‬
Sesungguhnya salat itu adalah fardu yang ditentukan waktunya atas orang-
orang yang beriman. (An-Nisa: 103).
)5( ‫ين الْ َقيِّ َم ِة‬ ِ ِ‫الزَكا َة و َذل‬ ِ ِِ ِ ِ
ُ ‫كد‬َ َ َّ ‫يموا الصَّاَل َة َويُ ْؤتُوا‬
ُ ‫ِّين ُحَن َفاءَ َويُق‬ َ ‫َوَما أُم ُروا إِاَّل لَي ْعبُ ُدوا اللَّهَ خُمْلص‬
َ ‫ني لَهُ الد‬
Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan
memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus,
dan supaya mereka mendirikan salat dan menunaikan zakat; dan yang
demikian itulah agama yang lurus.
ِ ‫جاء رجل يسئَل َعن‬: ‫روي طَْلحةُ ابن عُبي ِد اللَ ِه ر ِضي اهلل َعْنه قَ َال‬
‫اال ْساَل ِم َف َق َال لَهُ َر ُس ْو ُل اهلل صلى اهلل عليه‬ ْ ُ َْ ٌ َُ َ َ ُ َ َْ ُ ْ َ ََ

َّ ‫الي ْوِم َوالّلَْيلَ ِة )) َف َق َال‬


, ‫ (( اَل‬: ‫ َه ْل َعلَ َّي َغْيُرَها ؟ قَ َال‬: ‫السائِ ُل‬ َ ‫ك يِف‬
ٍ ‫(( مَخْس صلَو‬: ‫وسلم‬
َ ‫ات َكتََب ُه َّن اهلل َعلَْي‬ ََ ً
ِ
َ ‫ااَّل أَ ْن تَطَُّو‬
))‫ع‬

Diriwayatkan dari Tolhah bin Ubaidillah ia berkata “ Datang seorang laki-laki


kepada Rosulullah SAW bertanya tentang islam, lalu Rosul menjawab “ Allah
mewajibkan kepadamu sholat lima pada waktu pagi dan malam” lalu Ia
(Penanya) bertanya lagi “ apakah ada kewajiban lain untuk-ku?” Rosulullah
menjawab “tidak ada, lainnya merupakan sholat sunah”8
V. Masyrui`yah Qadha Sholat
Jika seseorang meninggalkan sholat lima waktu karena udzur maupun
tidak maka Ia wajib mengqadanya. Sebagaimana yang disebutkan dalam hadist

7
Mahmud Abdurrahman Abdulmun`im, Mu`Jam Mustholahat Wa Alfad al-Fiqhiyyah. pdf jilid III/97-
100
8
Imam al-Bagowi, at-Tahdzib Fie Fiqhi al-Imam asy-Syafi`i.(Dar al-Kotob al-Alamiyah,cet 1 tahun 1997)
vol,2. hlm 5
‫ول اللَّ ِه َع ْن أ َْربَ ِع‬ ِ ِ ِ
َ ‫ إِ َّن الْ ُم ْش ِرك‬: ‫ قاَ َل َعْب ُد اهلل‬: ‫عن نَافع َع ْن أَيِب عَُبْي َدة ب ِن َعْبد اهلل قَ َال‬
َ ‫ني َشغَلُوا َر ُس‬ ْ
ٍ
ِ ‫ات يوم اخْل ْن َد ِق حىَّت ذَه‬
‫صلَّى‬ َ َ‫ب م َن اللَّْي ِل َما َشاءَ اللَّهُ فَأ ََمَر بِالَالً فَأَذَّ َن مُثَّ أَقَ َام ف‬
َ َ‫صلَّى الظُّ ْهَر مُثَّ أَقَ َام ف‬ َ َ َ َ َ ْ َ ‫صلَ َو‬
َ
ِ
َ‫صلَّى الْع َشاء‬ َ ‫صلَّى الْ َم ْغ ِر‬
َ َ‫ب مُثَّ أَقَ َام ف‬ َ َ‫صَر مُثَّ أَقَ َام ف‬
ْ ‫الْ َع‬
Dari Nafi’ dari Abi Ubaidah bin Abdillah, telah berkata
Abdullah, ”Sesungguhnya orang-orang musyrik telah menyibukkan Rasulullah
SAW sehingga tidak bisa mengerjakan empat shalat ketika perang
Khandaq hingga malam hari telah sangat gelap. Kemudian beliau SAW
memerintahkan Bilal untuk melantunkan adzan diteruskan iqamah. Maka
Rasulullah SAW mengerjakan shalat Dzuhur. Kemudian iqamah lagi dan beliau
mengerjakan shalat Ashar. Kemudian iqamah lagi dan beliau mengerjakan
shalat Maghrib. Dan kemudian iqamah lagi dan beliau mengerjakan shalat
Isya.”  (HR. At-Tirmizy dan AnNasa’i)9
‫الصال َة لِ ِذ ْك ِري‬
َّ ‫ك َوأَقِ ْم‬ ِ
َ ‫َّارَة هَلَا إِالَّ َذل‬ ِ َ ‫صال ًة َفْلي‬
َ ‫ص ِّل إ َذا ذَ َكَرَها ال َكف‬ُ
ِ ٍِ ِ َ‫َع ْن أَن‬
َ ‫س بْ ِن َمالك َع ْن النَّيِب ِّ قَ َال َم ْن نَس َي‬
Dari Anas bin Malik dari Nabi SAW bersabda,”Siapa yang terlupa
shalat, maka lakukan shalat ketika ia ingat dan tidak ada tebusan kecuali
melaksanakan shalat tersebut dan dirikanlah shalat untuk mengingat-Ku.
(HR. Bukhari)10
Dalam hadits tersebut yang dimaksudkan adalah orang yang lupa.
Kemudian bagaimana dengan orang yang dengan sengaja meninggalkan shalat? 
Imam Ibnu Hajar dalam Fathul Bari juz 2 hal. 269 mengatakan ;
‫ِّسيَا َن يُطْلَ ُق َعلَى الت َّْرِك َس َواءٌ َكا َن‬ َّ ‫ض ِاء َعلَى الْ َع ِام ِد يُ ْؤ َخ ُذ ِم ْن َق ْولِِه نَ ِسي أِل‬
ْ ‫َن الن‬ َ ‫وب الْ َق‬ َّ ‫ض ُه ْم أ‬
َ ‫َن ُو ُج‬ ُ ‫َو َّاد َعى َب ْع‬
َ
ٍ ‫َعن ذُ ُه‬
‫ول أ َْم اَل‬ ْ
Sebagian ulama berpendapat bahwa wajib qadha’ bagi orang yang

meninggalkan shalat dengan sengaja diambil dari kata ‫ نسي‬  ( lupa) karena
yang dimaksud lupa dalam hal ini adalah meninggalkan shalat baik itu karena
linglung atau sadar.
Dari penjelasan di atas sudah jelas bahwa shalat fardhu yang
ditinggalkan harus diqadha baik itu ditinggalkan karena lupa maupun sengaja

9
Ahmad Sarwat.lc.ma, qadha sholat yang terlewat haruskah?.pdf, hlm 17
10
Imam al-Hafidz Abdul Ghani al-Maqdisi. Umdatul Ahkam Untuk Hafalan. (Pustaka arafah, cet I) Hlm
127
dan untuk pelaksanaannya madhzab Syafi`i tidak mewajibkan untuk tertib
dalam mengqadanya akan tetapi mustahab.11

VI. Kriteria orang yang diwajibkan sholat serta yang wajib mengqadanya
‫ ويؤمر هبا لسبع‬, ‫ وال الصيب‬, ‫ وال قضاء على الكافر‬,‫ طاهر‬,‫ عاقل‬,‫ بالغ‬,‫امنا جتب الصالة على كل مسلم‬

‫ أو جنون أو اغماء خبالف الشكر‬,‫ وال ذي حيض‬,‫ويضرب هبا لعشر‬.

Sesungguhnya sholat itu hanya diwajibkan untuk setiap muslim yang


balig, berakal, suci dan tidak ada kewajiban qada bagi orang kafir, dan tidak
juga untuk anak kecil ( diperintahkan sholat pada umur 7 tahun dan dipukul
jika tidak mengerjakannya pada umur 10 tahun), dan juga tidak untuk wanita
haid, orang gila/ pingsan dan ulama berselisih tentang wajibnya sholat untuk
orang mabuk “ ( matan al-minhaj, bab sholat)12
Syarh Matan
‫امنا جتب الصالة على كل مسلم‬

Sesungguhnya sholat itu diwajibkan untuk setiap muslim. Hal ini juga
berlaku jika ada seseorang masuk islam di dar al-harbi dan tidak berhijrah ke
negeri islam maka tetap ada kewajiban sholat padanya dan bila ada sholat yang
ia tinggalkan maka ia wajib mengqadanya. Baik ia mengetahui ilmunya maupun
tidak.
‫طاهر‬,‫ عاقل‬,‫بالغ‬

Baligh dan berakal baik laki-laki, perempuan / khunsa. Sebagaimana


yang disebutkan dalam hadist :
 
‫ َو َع ِن‬، ‫ َع ِن النَّائِ ِم َحىَّت يَ ْس*َتْي ِق َظ‬: ‫ ُرفِ* َ*ع الْ َقلَ ُم َع ْن ثَالَثَ* ٍ*ة‬: ‫*ال‬
َ *َ‫َع ْن َعائِ َش*ةَ َع ِن النَّىِب ِّ ص**لى اهلل علي**ه وس**لم ق‬

‫ون َحىَّت َي ْع ِق َل‬


ِ ُ‫ وع ِن الْمجن‬، ‫الصغِ ِري حىَّت حَي تَلِم‬
ْ َ َ َ َ ْ َ َّ

11
Al-Imam Abi Zakariya Muhyiddin bin Syarif an-Nawawi, al-Majmu` Syarh al-Muhaddzab (Dar al-fikr,
cet 1, tahun 1996) vol,3. hlm 73
12
Ibnu Hajar Al-Haitsami. Tuhfat Al-Minhaj bi Syarhi Al-Minhaj. Sirkat Al-Qudus. Cet 1. Vol,2. Hal 283-
286
Dari Aisyah, dari Nabi SAW bersabda : Diangkat pena (tidak dikenakan
dosa) atas tiga kelompok : Orang tidur hingga bangun, anak kecil hingga
mimpi basah dan orang gila hingga berakal .[HR Ahmad, Ad-Darimi dan Ibnu
Khuzaimah]13
Sedangkan yang dimaksud suci adalah suci dari haid dan nifas.

(‫) وال قضاء على الكافر اال املرتد‬

Dan tidak ada qadha sholat bagi orang kafir kecuali orang murtad .
Karena dengan islamnya tersebut dosa-dosanya terhapus sebagaimana
disebutkan dalam al-qur`an (QS. Al-anfal : 38)
‫ين َك َف ُروا إِ ْن َيْنَت ُهوا يُ ْغ َف ُر هَلُ ْم َما قَ ْد َسلَف‬ ِِ
َ ‫قُ ْل للَّذ‬
Katakanlah kepada orang-orang yang kafir itu, "Jika mereka berhenti
(dari kekafirannya), niscaya Allah akan mengampuni mereka tentang dosa-dosa
mereka yang sudah lalu.
Adapun untuk orang murtad maka ia tetap memiliki kewajiban sholat dan
wajib mengqadanya ketika ia kembali kepada islam. dan tidak ada perselisihan
dalam madzab syafi`i terkait hal ini
,‫ ويؤمر هبا لسبع ويضرب هبا لعشر‬, ‫ وال الصيب‬,

Dan tidak diwajibkan untuk anak kecil, tapi ia mulai diperintah sholat
pada umur 7 tahun dan di umur 10 tahun ia dipukul jika ia meninggalkan
sholat (walaupun sudah diqada`).
.Hal ini berdasarkan hadist
ِ ِ
ٍ ْ َ‫ َواذَا َبلَ َغ َع ْش ُر ِسنِنْي َ ف‬, َ ‫الصيِب بِالصَّاَل ِة اذَا َبلَ َغ َسْب َع ِسنِنْي‬
ُ ‫ َويِف ْ ِرَوايَة‬,‫اض ِربُ ْوهُ َعلَْي َها‬
)‫(مُّرْوا أ َْواَل َد ُك ْم بالصالة‬ َّ ‫ُمُّرْوا‬

‫رواه أبو داود باسناد حسن‬

Perintahkan anak-anak untuk sholat ketika ia berumur tujuh tahun,


dan apabila ia berumur 10 tahun maka pukullah jika meninggalkannya, dan
dalam sebuah riwayat ( dan perintahkanlah anak-anak kalian untuk sholat)
.diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan sanad yang hasan.
Adapun kalimat ‫مروا الصيب بالصالة‬/ ‫مروا أوالدكم بالصالة‬

13
Al-Imam Abi Zakariya Muhyiddin bin Syarif an-Nawawi, al-Majmu` Syarh al-Muhaddzab (Dar al-fikr,
cet 1, tahun 1996) vol,3. Hlm 7
)Perintahlah anak-anak kalian untuk sholat(
Bukan perintah untuk anak kecil tapi perintah kepada wali untuk mengajarkan
14
.sholat kepada anaknya
,‫وال ذي حيض‬

Dan tidak ada qada sholat bagi wanita haid


‫ كنا حنيض عند رسول اهلل مث نطهر فنؤمر بقضاء الصوم وال نئمر‬: ‫لقول السيدة عا ئشة رضي اهلل عنه‬

)‫بقضاء الصالة (رواه البخاري ومسلم‬

Dari hadist yang diriwayatkan oleh sayyidah aisyah r.a : dahulu kami
mengalami haid (pada masa rosulullah) kemudian kami suci lalu kami
diperintahkan untuk mengqada puasa dan tidak diperintahkan untuk mengqada
sholat.
Haram mengqadanya, inilah pendapat Imam Baidowi, Ibnu Sholah dan
Ibnu Hajar al-Haitsami .15
)tuhfatul muhtaj: 1/239 (
.‫ أو جنون أو اغماء خبالف الشكر‬,

Orang gila atau pingsan kecuali orang mabuk


Imam an-Nawawi di dalam kitabnya Majmu Syarh muhaddzab juz 3
hal. 76 mengatakan “ Barang siapa yang hilang akalnya dengan sebab yang
bukan haram seperti orang gila, pingsan, orang yang hilang akalnya karena
sakit atau hilang akalnya dengan minum obat karena ada kepentingan maka
tidak ada kewajiban sholat padanya dan apa bila ia bangun maka ia tidak
perlu mengqada sholatnya baik ia gila atau pingsan diwaktu yang sebentar
maupun lama.”
Jika ada sesorang mabuk karena tidak sengaja maka tidak ada qada
sholat baginya ketika ia sadar, namun jika ia mabuk dengan sengaja meski ia
hanya minum sedikit maka ia wajib mengqada sholatnya ketika ia sadar.

14
Al-Imam Abi Zakariya Muhyiddin bin Syarif an-Nawawi, al-Majmu` Syarh al-Muhaddzab (Dar al-fikr,
cet 1, tahun 1996) vol,3. hlm 11

15
Ibnu Hajar Al-Haitsami. Tuhfat Al-Minhaj bi Syarhi Al-Minhaj. Sirkat Al-Qudus. Cet 1. Vol,1. Hal 283-
286
َّ ‫ َو َع ِن‬، ‫ َع ِن النَّائِ ِم َحىَّت يَ ْسَتْي ِق َظ‬: ‫ ُرفِ َع الْ َقلَ ُم َع ْن ثَالَثٍَة‬: ‫َع ْن َعائِ َشةَ َع ِن النَّىِب ِّ صلى اهلل عليه وسلم قَ َال‬
‫الصغِ ِري‬

‫ون َحىَّت َي ْع ِق َل‬


ِ ُ‫ وع ِن الْمجن‬، ‫حىَّت حَي تَلِم‬
ْ َ ََ َ ْ َ
Dari Aisyah, dari Nabi SAW bersabda : Diangkat pena (tidak dikenakan dosa)
atas tiga kelompok : Orang tidur hingga bangun, anak kecil hingga mimpi
basah dan orang gila hingga berakal [HR Ahmad, Ad-Darimi dan Ibnu
Khuzaimah] 16

VII. Qada sholat bagi orang yang sudah meninggal


Dalam masalah ini banyak ulama maupun penulis yang merujuk ke kitab
I`Anatu Tholibin

‫من مات وعليه صالة فرض ومل تقض ومل تفد عنه ويف قول اهنا تفعل عنه أوصى هبا أماال حكاه العبادي‬
‫عن الشافعي خلرب فيه وفعل به الشبكى عن بعض أقاربه‬

‫ونقل ابن برهان عن القدمي أنه يلزم الويل ان خلف تركة أن يصلى عنه كالصوم ويف وجه عليه كثريون من‬
‫ أصحابنا أنه يطعم عن كل صالة مدا‬17

1. Pendapat pertama
Tidak ada qada` maupun fidyah didalam sholat

‫من مات وعليه صالة فرض ومل تقض ومل تفد عنه‬
Jika ada orang meninggal dan punya tanggungan shalat maka tidak wajib
diqadha’ dan tidak wajib dibayarkan fidyah.
Hal ini karena ibadah mahdoh tidak dapat diwakilkan sebagaimana yang
dituturkan Imam Syafi`I rahimahullah didalam kitabnya

‫فأمامن نذر صياما او صالة مث مات فانه يكفر عنه يف الصوم وال يصام عنه وال يصلي عنه وال يكفر عنه يف‬
‫الصالة‬
“ Adapun jika ada seseorang yang menadzarkan puasa atau sholat kemudian
ia meninggal (dan belum melaksanakan nadzarnya) maka tidak ada kafarat
dalam puasanya dan tidak perlu berpuasa untuknya, tidak mensholatkan
untuknya dan tidak ada kafarat dalam sholatnya ”

16
Al-Imam Abi Zakariya Muhyiddin bin Syarif an-Nawawi, al-Majmu` Syarh al-Muhaddzab (Dar al-fikr,
cet 1, tahun 1996) vol, 3. hlm 73

17
Abu Bakar asy-Syato, I`anatut tholibin pdf. Vol,1. hlm 24
Imam Syafi`I berkata : Apabila seseorang bertanya “apa bedanya haji, puasa
dan sholat?”
Aku menjawab “ Allah telah membedakannya” jika ia masih bertanya,
maka Aku jawab “allah swt telah mewajibkan haji kepada mereka yang
mampu dan Rosulullah mensunnahkan untuk mengqada orang yang belum
berhaji Dan Allah tidak menjadikan ibadah pengganti selain haji kecuali haji
itu sendiri.
Allah juga mewajibkan puasa kepada hambanya
ٍ ‫ُخر و َعلَى الَّ ِذين يُ ِطي ُقونَهُ فِ ْديَةٌ طَ َع ُام ِمس ِك‬ ٍ ِ ِ ِ
‫ني‬ ْ َ َ َ َ ‫يضا أ َْو َعلَى َس َف ٍر فَع َّدةٌ م ْن أَيَّام أ‬
ً ‫فَ َم ْن َكا َن مْن ُك ْم َم ِر‬
Maka jika di antara kalian ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia
berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu
pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya
(jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu) memberi makan seorang
miskin. (Q.S. Al-Baqoroh 184)

Jika Mereka berat menjalankannya dan tidak mampu untuk


mengerjakannya maka Mereka wajib memberi makan orang miskin.
Rosulullah SAW memerintahkan untuk tidak mengqadha sholat yang
wanita tinggalkan sewaktu haid atau ketika seseorang hilang akalnya. Dalam
hal ini Allah SWT juga tidak mensyariaatkan kafarat di setiap sholat yang
mereka tinggalkan, tidak disebutkan juga dalam al-qur`an maupun sunnah
tentang shodaqoh sebagai kafarat sholat. Dari itu seseorang tidak perlu
mengerjakan sholat orang lain,karena puasa dan sholat seseorang itu untuk
dirinya sendiri,. Adapun qada haji yang dilakukan seseorang itu mengikuti
sunnah rosulullah, berbeda dengan puasa dan sholat karena didalam haji ada
nafkah harta sedangkan didalam puasa dan sholat tidak ada.18
Imam an-Nawawi berkata “ apabila seseorang meninggal dan ia
memiliki hutang sholat atau i`tikaf maka walinya tidak perlu mengerjakannya,
fidyah tidak menggugurkan keduanya, dan ini adalah pendapat masyhur
dalam madzhab Syafi`i dan dapat diketahui didalam kitab al-Umm dan
lainnya”19

2. Pendapat kedua (Diganti dengan fidyah atau puasa)

‫ويف قول اهنا تفعل عنه أوصى هبا أماال حكاه العبادي عن الشافعي خلرب فيه وفعل به الشبكى عن بعض أقاربه‬

18
Muhammad bin Idris asy-Syafi`I, al-umm( dar al-kotob al-ilmiyah, cet III tahun 2014) vol,1. hlm 144

19
Al-Imam Abi Zakariya Muhyiddin bin Syarif an-Nawawi, al-Majmu` Syarh al-Muhaddzab (Dar al-fikr,
cet 1, tahun 1996) vol,3. hlm 73
Pendapat lain mengatakan bahwa ia diqadha baik ada wasiat maupun
tidak, ini sebagaiman yang diceritakan al-Ubadii dari asy-Syafii. Pendapat
ini dipilih oleh para imam kita dan dilaksanakan oleh as-Subki ketika
sebagian keluarganya wafat.”

‫ونقل ابن برهان عن القدمي أنه يلزم الويل ان خلف تركة أن يصلى عنه كالصوم ويف وجه عليه كثريون من‬
‫أصحابنا أنه يطعم عن كل صالة مد‬
“Ibnu Burhan mengutip dari Qaul Qadim Imam Syafi’i bahwa ahli
waris untuk menyisipkan harta peninggalan si mayit untuk membayar sholat
yang telah ditinggalkannya sepertihalnya puasa .Dalam pendapat ulama
Syafi’iyah bahwa dibayarkan 1 mud untuk tiap shalat yang ditinggalkannya”.
Imam Abu Hanifah berpendapat “Mayit tersebut difidyahi jika ada
wasiat darinya dan tidak perlu mengqadhakan sholat untuknya dengan kadar
setiap sholat ½ sha` untuk setiap sholat yang ia tinggalakan.20

Perlu kita ketahui bahwa dalam ini ulama Syafi`iyah mengqiyaskan


qada sholat dan fidyah sholat sebagaimana puasa, berdasarkan dalil ;

)‫ (من مات وعليه صيام صام عنه وليه‬: ‫عن عائشة رضي اهلل عنها أن نيب صل اهلل عليه وسلم قال‬
Dari Aisyah r.a bahwa Nabi SAW bersabda barang siapa meninggal dan ia
memiliki hutang puasa, maka walinya berupuasa untuknya.

Didalam Qoul Qadim disebutkan “bahwa boleh bagi wali berpuasa


untuk mayit tapi tidak harus diganti dengan puasa dan dari pendapat ini jika
sesorang ada mengqada dengan memberi makan boleh hukumnya” Qoul
Qadim memberi pilihan antara puasa dan fidyah.21

Lalu bagaimana jika yang mengerjakan qada sholat tersebut bukan bukan ahli
warisnya?

Imam an-Nawawi menyebutkan dalam kitabnya

20
Abu Bakar asy-Syato, Ianatut tholibin pdf. Dar al-Haya al-Kutub al-Arobiyyah.vol. 1,hlm 24
21
Al-Imam Abi Zakariya Muhyiddin bin Syarif an-Nawawi, al-Majmu` Syarh al-Muhaddzab (Dar al-fikr,
cet 1, tahun 1996) vol.6, Hlm 390
‫ فصام عنه ثالثون انسانا يف يوم واحد‬,‫ اذا قلنا انه جيوز صوم الويل عن امليت وصوم األجنيب باذن الويل‬:‫فرع‬
‫ وقد دكر البخاري يف صحيحه عن‬,‫هل جيزئه عن صوم مجيع رمضان؟ فهذا مما مل أرى ألصحابنا كالما فيه‬
‫ وهذا هو الظاهر الذي نعتقده‬,‫ أنه جيزئه‬: ‫احلسن البصري‬.
Jika dikatakan bahwa diperbolehkannya seorang wali untuk
mengqada puasa untuk mayit atau orang asing yang mengqada puasanya
atas izin wali, lalu puasalah 30 orang dalam satu hari, apakah itu termasuk
berpuasa selama satu bulan romadhon? Pendapat yang seperti ini belum
pernah saya dapatkan dari sahabat-sahabat kami, Imam Bukhori
menyebutkan dalam Kitab Shohihnya yang diriwayatkan dari Hasan al-
Bashri : bahwa puasa orang-orang tersebut termasuk bentuk qadha bagi
mayit. Dan pendapat dzohir inilah yang kami yakini.22

KESIMPULAN
Ulama Syafi`iyah berbeda pendapat mengenai boleh tidaknya qadha
sholat untuk mayit.
1. Tidak boleh mengqada ataupun fidyah. Ini merupakan pendapat
masyhur dan paling rajih menurut imam Syafi`i dan ulama`
syafiiyah lainnya dengan alasan sholat dan puasanya seseorang itu
untuk dirinya sendiri, dan allah tidak mensyariatkan kafarat dari
setiap sholat yang telah ditinggalkan seseorang.
2. Mengqadanya / memberi makanan satu mud kepada fakir miskin
untuk setiap sholat yang ia tinggalkan, ini adalah pendapat kedua
yang merujuk kepada qoul qadim berdasarkan qiyas terhadap
ibadah puasa yang ditinggalkan mayit.
3. Bila seseorang meninggal dan ia punya hutang sholat maka
walinya boleh memilih dari ketiga pendapat tersebut.
4. Boleh hukumnya jika wali mewakilkan qadha sholat tersebut
kepada orang asing atas izin wali tersebut.

Daftar Pustaka

1. Al-Quran Al-Karim.

22
Al-Imam Abi Zakariya Muhyiddin bin Syarif an-Nawawi, al-Majmu` Syarh al-Muhaddzab (Dar al-fikr,
cet 1, tahun 1996) jilid VI. Hlm 394
2. Abdul Ghani al-Maqdisi. Umdatul Ahkam Untuk Hafalan. Pustaka arafah, cet
I.
3. Abu Bakar asy-Syato. I`Anatut Tholibin Pdf. Dar al-Haya al-Kutub al-
Arobiyyah.
4. Ahmad Sarwat.Lc.Ma. Qadha Sholat Yang Terlewat Haruskah?.Pdf
5. Ibnu Hajar Al-Asqolani. Fath al-Bari Bi Syarhi Shohih al-Bukhori. Dar Al-
Fikri. Cet 1 tahun 2000 M / 1420 H.
6. Ibnu Hajar Al-Haitsami. Tuhfat Al-Minhaj bi Syarhi Al-Minhaj. Sirkat Al-
Qudus. Cet 1.
7. Imam Al-Bagowi. At-Tahdzib fie Fiqhi Al-Imam Asy-Syafi`i.Dar al-Kotob al-
Alamiyah.Cet 1 tahun 1997.
8. Al-Imam Abi Zakariya Muhyiddi bin Syarif An-Nawawi, Al-Majmu` Syarh
al-Muhaddzab (Dar al-fikr. cet 1, tahun 1996)
9. Muhammad Bin Idris Asy-Syafi`I. Al-Umm. Dar Al-Kotob Al-Ilmiyah, Cet III
tahun 2014)
10. Mahmud Abdurrahman Abdulmun`im, Mu`Jam Mustholahat Wa Alfad Al-
Fiqhiyyah. Pdf.
11. Nasiruddin Al-Bani. Silsilah Ahadist As-Shohihah. Maktabah Al-Ma`arif
Riyadh. Cet 1 tahun 1996 M / 1417 M
12. https://www.youtube.com/watch?v=tTKK7pR9wSE

Anda mungkin juga menyukai