Dosen Pengampu :
Dian Febrianingsih,S.Pd.,M.S.I
Disusun oleh :
1. Eka Prayoga
2. M.Daffa Aji Pradana
3. Muhammad Yusuf
4. Mutiatul Khasanah
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
STIT ISLAMIYAH KARYA PEMBANGUNAN
PARON NGAWI
2023
1
A.7 Al-Qur’an Hadist MI Kelas IV Semester Ganjil
Q.S Al Ashr(103)
ْ ََو ْٱلع
ِصر
َ َٰ ِٱْلن
ِسنَ ِلَفىِ ُخسْر ْ إ َّن
َّ ص ْو ۟اِبٱل
ِ ِصبْر َ ص ْو ۟اِب ْٱل َحق
َ ِوت ََوا َ صل َٰ َحت
َ ِوت ََوا ۟ ُعمل
َّ َٰ واِٱل َ ِو ۟ ُإ ََّّلِٱلَّذينَ ِ َءا َمن
َ وا
Artinya
1. Demi masa.
2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,
3. kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat
menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi
kesabaran.
Asbabul Nuzul
Syaikh Muhammad Abduh menjelaskan, orang Arab jahiliyah biasa bersantai
di waktu Ashar. Mereka bercengkerama dan bercanda, hingga saling menyinggung
dan akhirnya terjadi perselisihan dan permusuhan. Mereka pun mengutuk waktu
ashar. Maka Allah menurunkan surat ini untuk memberikan peringatan, bukan
waktu ashar yang salah tetapi merekalah yang salah. Manusia akan berada dalam
kerugian selama tidak memenuhi empat kriteria dalam surat ini. Surat Al Ashr
memiliki beberapa keutamaan. Di antaranya adalah, ia biasa dibaca oleh sahabat di
akhir majelis. Menjadi salah satu doa penutup majelis. Ia juga merangkum kunci
keselamatan sehingga bisa mewakili isi Al Quran. Imam Thabrani meriwayatkan
dari Ubaidillah bin Hafsh, dia berkata, “Ada dua sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam jika bertemu mereka tidak akan berpisah melainkan salah satu dari
mereka berdua membaca Surat Al Ashr terlebih dahulu, lantas mengucapkan
salam.” Imam Baihaqi juga meriwayatkan yang serupa dari Abu Hudzaifah. Syaikh
Amru Khalid dalam Khawatir Qur’aniyah mengutip perkataan Imam Syafi’i:
“Seandainya Al Quran tidak turun kecuali surat Al Ashr ini, maka sudah mencukupi
manusia.” Syaikh Adil Muhammad Khalil dalam Awwal Marrah at-Tadabbar al-
2
Qur’an menyebutkan bahwa Imam Syafi’i mengatakan, “Sekiranya Allah
Subhanahu wa Ta’ala tidak menurunkan hujjah kepada hamba-Nya selain surat ini,
niscaya surat ini telah mencukupi.” Sedangkan Syaikh Wahbah Az Zuhaili dalam
Tafsir Al Munir menyebutkan bahwa Imam Syafi’i mengatakan, “Seandainya
manusia memikirkan surat ini, pastilah surat ini cukup bagi mereka.”
3
pengetahuan dan keyakinan. Amal shalih adalah pengamalan dan perbuatan.
Sedang saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran adalah dakwah yang
merupakan bentuk amal shalih agar orang lain juga beriman dan beramal shalih.
Ayat ini menggunakan bentuk jamak, mengisyaratkan pentingnya beramal jamai
dan berjamaah. Untuk bisa selamat dari kerugian, manusia harus berjamaah.
Beramal jamai bersama orang-orang mukmin dan berdakwah bersama. Kata
tawashau (( ) تواصواberasal dari kata washa (( ) وصىyang artinya menyuruh berbuat
baik.) Kata al haq (( ) الحقartinya adalah sesuatu yang mantap dan tidak berubah. )
Yakni ajaran agama atau kebenaran. Sedangkan sabar (( ) صبرartinya adalah
menahan nafsu demi mencapai sesuatu yang baik atau lebih baik.) Ar Razi
mengatakan, “Ayat ini menunjukkan bahwa kebenaran itu berat. Kebenaran akan
senantiasa diuji. Oleh karena itu, penyebutan kebenaran disertai dengan penyebutan
saling menasehati.”
Al Quraisy(106)
4
4. yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan
mengamankan mereka dari rasa ketakutan.
Asbabun Nuzul
Sebagian mufassirin menjelaskan, Surat Quraisy ini diturunkan Allah untuk
mengingatkan orang-orang Quraisy akan nikmat-nikmat Allah. Salah satunya
adalah nikmat keamanan, yang pada surat Al Fil diterangkan kebinasaan pasukan
bergajah yang hendak menyerbu Makkah untuk menghancurkan Ka’bah. Dengan
rasa aman itu, orang-orang Quraisy bisa menjalankan kebiasaan mereka berupa
bepergian pada musim dingin dan musim panas. Surat ini juga mengingatkan
nikmat Allah lainnya berupa makanan. Dengan demikian banyaknya nikmat itu,
semestinya orang-orang Quraisy menyembah Allah tanpa menyekutukan-Nya dengan
sesuatu apapun.
5
mereka saling membantu. Dari situ mereka bersepakat untuk melakukan perjalanan
dagang yang keuntungannya dibagi rata. Apa yang diperoleh si kaya, diperoleh pula
dalam kadar yang sama oleh si miskin. Agaknya kebiasaan inilah yang dipuji Allah
dalam surat ini. Surat Quraisy ayat 3 Yakni hendaklah mereka mengesakan-Nya
dalam menyembah-Nya. Dialah yang telah menjadikan bagi mereka kota yang suci
lagi aman serta Ka’bah:yang disucikan. Perihalnya sama dengan firman Allah
Ta’alaAku hanya diperintahkan untuk menyembah Tuhan negeri ini (Mekah) Yang
telah menjadikannya suci dan kepunyaan-Nya-lah segala sesuatu, dan aku
diperintahkan supaya aku termasuk orang-orang yang berserah diri. (QS. An Naml:
91) Surat Quraisy ayat 4 Dialah yang memberi mereka makan agar tidak lapar dan
Dialah yang telah memberikan keamanan dan banyak kemurahan kepada mereka.
Maka hendaklah mereka beribadah kepada Allah dengan mengesakan-Nya dan
tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Dua kenikmatan dalam ayat
terakhir ini, keejahteraan ekonomi dan stabilitas keamanan, merupakan dua hal
sangat penting bagi kebahagiaan masyarakat. Dan nikmat-nikmat Allah atas
Quraiys ini mereka peroleh karena Allah menempatkan ‘rumah’-Nya di sana.
Sehingga disebutkan di ayat 3, rabba haadzal bait. Seandainya Allah tidak
menempatkan rumah-Nya di sana, niscaya mereka tidak akan memperoleh
keistimewaan dan kemudahan tersebut.Penutup Tafsir Surat QuraisySurat Quraisy
ini terkait erat dengan Surat Al Fil. Bahkan sebagian ulama menyebutnya satu surat.
Surat Al Fil menjelaskan penghancuran pasukan gajah yang akan menyerang
Ka’bah, Surat Quraisy menjelaskan nikmat Allah kepada Quraisy karena Ka’bah di
kota mereka. Surat Quraisy mengingatkan nikmat-nikmat Allah yang diberikan
kepada Quraisy mulai dari kebiasaan perjalanan dagang mereka hingga kecukupan
pangan dan stabilitas keamanan. Maka Allah pun memperingatkan mereka agar
beribadah kepadaNya tanpa menyekutukan dengan sesuatu pun.
6
diberikan Allah SWT kepada mereka. Dan karena itu, sepatutnya mereka
mensyukuri dengan jalan mendekatkan diri dan taat kepada-Nya.
Q.S Al Ma’un(107)
Asbabul Nuzul
Tentang sebab turunnya ayat ini, Ibnul Mundzir meriwayatkan dari Tharif bin
AbiThalhah dari Ibnu Abbas yang berkata, “Ayat ini turun berkenan dengan sikap
orang-orang munafik yang jika berada di tengah-tengah kaum muslimin maka
merekamemamer-mamerkan shalat mereka, tetapi jika tidak ada kaum muslimin
maka 19 merekalangsung menghentikan shalatnya. Orangorang tersebut juga tidak
mau memberipinjaman pada kaum muslimin
7
Tafsir Surah Al-Ma’un
Tafsir Quran Kementerian Agama (Kemenag) menjelaskan mengenai orang
yang celaka, ialah orang yang lalai dalam sholat mencakup mereka yang teledor
akan waktu sholat sesuai syariat yang berlaku, tak peduli dengan makna sebenarnya
dari sholat, serta senantiasa bermalasan dalam melaksanakannya.Tak hanya
ceroboh, orang-orang ini juga riya dalam mengerjakan sholat. Kebanyakan dari
mereka mendirikan sholat hanya untuk mencari pujian dari orang lain, bukan
mengharap ridha Allah. Kemudian mereka yang seperti itu cuma memikirkan
dirinya sendiri, dan enggan menolong orang yang kekurangan.Imam Muhammad
Abduh mengatakan: "Orang-orang yang mengerjakan sholat hanya sekedar untuk
dilihat orang, bersedekah hanya untuk mempertahankan kedudukannya, dan tidak
bangkit berusaha dengan dorongan rahmat yang bergejolak di dalam dadanya untuk
membantu memenuhi kebutuhan orang yang sangat memerlukan, orang-orang yang
demikian itu tidak mengambil manfaat dari sholatnya. Mereka juga tidak berusaha
membebaskan diri dari golongan yang mendustakan agama."
At-Takatsur(102)
8
َِفِت َ ْعلَ ُمون َ ِث ُ َّمِك َََّل
َ س ْو
ْ ك َََّلِل َ ْوِت َ ْعلَ ُمونَ ِعلْ َم
ِِٱليَقين
ِيم ْ لَت ََر ُو َّن
َ ِٱل َجح
ْ َعيْن
ِِٱليَقين َ ِث ُ َّمِلَت ََر ُونَّ َها
َ ِث ُ َّمِلَتُسْـَٔلُ َّنِيَ ْو َمئذ
ِ ِعنِٱلنَّعيم
Artinya:
1.Bermegah-megahan telah melalaikan kamu,
2.sampai kamu masuk ke dalam kubur.
3.Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu),
4.dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui.
5.Janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin,
6.niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahiim,
7.dan sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan ‘ainul yaqin.
8.kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu
megahmegahkan di dunia itu)
Asbabun Nuzul
Surat at takatsur turun berkenaan dengan peristiwa dua suku dari kaum
Anshar, yakni Bani Harisah dan Bani al-Hars. Ibnu Buraidah meriwayatkan, ia
berkata: "Surat 'Al-haakumut takaatsur' turun sebab ada keterkaitan dengan dua
kabilah dari Anshar, 26 Bani Harisah dan Bani al-Haritss. Mereka saling
membanggakan kabilahnya masing masing. Salah satu dari kabilah berkata,
'Adakah di kalangan kamu orang besar seperti fulan dan fulan bin fulan?' Sedang
yang lain mengatakan yang serupa. Mereka membanggabanggakan dengan orang-
orang yang masih hidup. Kemudian mereka mengatakan, Mari ikut kami ke kubur.
Lalu salah satu dari dua kabilah itu mengatakan, "Apakah di antara kalian terdapat
orang seperti si fulan itu?' sambil menunjuk ke kuburan. Dan seperti si fulan?'
Kabilah yang lain juga mengatakan hal yang sama. Kemudian Allah menurunkan
ayat, "Bermegahmegahan telah melalaikanmu, sampai kamu masuk ke dalam
kubur. (QS AtTakatsur: 1-2)" (HR Ibnu Abi Hatim)
9
Tafsir Surah At-Takatsur
1.Saling berbangga dengan banyaknya harta dan anak anak telah melenakan kalian dari
ketaatan kepada Allah.
2.Kesibukan kalian terus demikian hingga kalian dibawa ke kuburan dan di makamkan
disana.
3.Tidak sepatutnya kalian disibukkan oleh berlomba-lomba dalam urusan harta. Nanti
pasti kalian akan sadar bahwa akhirat lebih baik bagi kalian.
4.Kemudian waspadalah kalian, karena kalian akan mengetahui buruknya akibat dari
kesibukannya kalian yang melalaikan akhirat.
5-8. Tidak sepatutnya kalian disibukkan oleh berlomba lomba dalam urusan
memperbanyak harta, seandainya kalian mengetahui dengan sebenarnya,niscaya kalian
tidak melakukan hal itu, dan niscaya kalian bersegera menyelamatkan diri kalian dari
kebinasaan. Kalian akan melihat neraka jahim, Kemudian kalian pasti melihatnya tanpa
keraguan, Kemudian kalian akan ditanya pada hari kiamat tentang berbagai macam
kenikmatan
10
Ikhfa
Hukum ini berlaku bila nun mati dan tanwin bertemu dengan huruf-huruf ta,
jim, dal, dzal, zai, sin, syin, shad, dhad, tha’, zha’, fa’, qaf, dan kaf. Cara
membacanya adalah samar-samar. Berikut ini adalah beberapa contohnya:
ِِم ۡنِ ُج ۡوع
ِ
3.4 Memahami arti dan isi kandungan hadis tentang takwa riwayat Tirmidzi
dari Abu Dzar
ع ل َي ِه للا ُ صل َّى للاِ َر سُو ِل ق َا َل ذ َر أ َبِي عَ ن
َ ق َو سَ ل َّ َم
ِ َّ كُ ن تَ َح ي ث ُ َم ا للا َ ات، ِت َم ُح َه ا ال َح سَ ن َة َ السَّي ِئ َة َ َو أ َت بِع، قِ َو خَا ِل
اس َّ ُ ُ
َ َح سَ ن بِخ ل ق الن
Artinya : Dari Abu Dzar menerangkan bahwa Rasulullah SAW bersabda,
Bertakwalah kepada Allah dimanapun kamu berada. Dan ikutilah kejelekan
dengan kebaikan , niscaya kebaikan itu akan menghapusnya Dan pergaulihah
manusia dengan akhak terpuji. (HR.Tirmidzi).
Kandungan Hadits Hadits Rasulullah saw. tentang taqwa mengajarkan kepada
kita agar selalu mewujudkanketaqwaan kepada Allah swt. disetiap tempat dan
waktu. Taqwa berarti takut, dalam arti menjalankan perintah Allah swt. dan
menjauhi larangan-larangan-Nya. Taqwa sebagai sarana untuk mencapai
kebahagiaan dunia akhirat, sebagai wasilah untuk mencapai kebaikan
jasmaniah dan ruhaniah, mulia di sisi Allah swt., dan keburukan kita akan
terhapus oleh perilaku yang baik. Diantara faidah bagi orang yang bertaqwa
kepada Allah adalah :
1.Dijauhkan dari api neraka
2.Dijauhkan dari kesusahan dan kesempitan
3.Dilimpahkan rizkinya dari jalan yang tidak disangka-sangka
4.Dimudahkan segala urusannya
5.Dilebur segala kesalahnnya
6.Dijanjikan masuk surge
3.5 Memahami arti dan isi kandungan hadis tentang niat riwayat
Bukhari dari Umar bin Khattab dengan jelas dan benar
َ صّلَ للاَ َر ُس ْولَ َق
َ ُ َ َ َ ِّ ُ َ ْ َ َ ْ َ َ ُ َُ ْ ُْ
َال ََما َو َس ل َمَ َع ل ْي هَ للا َُ بالنياتَ األ ْع َم، ل َوإن َما
َ ال إن َِّ ن َوى َما ْام ِرئَ لك، ن
َ ت فم َ دن َيا إَىل هجرت َه كان
َ َ ْ ُ ُ َ َ إ َل ْيه ه
َ
ينك ُح َها ْامرأة أو ُيص ْي ُب َها،َ اج َ َر َما إىل فه ْج َرت َه
11
atau karena wanita yang dinikahinya, maka hijrahnya kepada yang ia tuju.” (HR.
Bukhari dan Muslim) [HR. Bukhari, no. 1 dan Muslim, no. 1907]
Secara bahasa niat artinya (keinginan atau tujuan), sedangkan makna secara istilah
niat adalah keinginan seseorang untuk melakukan suatu perbuatan.
Niat letaknya ada di dalam hati dan tidak dilafadzkan.
Niat itu berarti bermaksud dan berkehendak. Letak niat adalah di dalam hati. Ibnu
Taimiyah rahimahullah mengatakan,
“Niat itu letaknya di hati berdasarkan kesepakatan ulama. Jika seseorang berniat
di hatinya tanpa ia lafazhkan dengan lisannya, maka niatnya sudah dianggap sah
berdasarkan kesepakatan para ulama.” (Majmu’ah Al-Fatawa,)
Q.S. Al Qori’ah(101)
ُ َْ
َالق ِار َعة
ُ َْ
. الق ِار َع َة َما
َ َْ ُ َْ
. اك َو َما َ الق ِار َع َة َما أد َر
ُ ُ ُ َْ َ ُ ْ
. ون َي ْو ََم
َ اس َيك
َ اش الن َ ِ ال َم ْبثوثَ كالف َر
ُ ُ َ ُ َ ْ ْ ْ َ ُْ ْ
َ ال َوتك
. ون َ ن الجب َ ِ وش كالعه َ ِ ال َمنف
ََ ْ َ ْ َ َُ ُ ُ َ َ
. ن فأما َ تم َ مو ِازين َه ثقل
َ َ
. ف ف ُه ََو َ ِ ََراض َيةَ عيشة
َ ْ َ ْ َ ُُ َ َ
. ن َوأما َ تم َ مو ِازين َه خف
ُ َُ َ
. ه ِاو َيةَ فأ ُّم َه
12
َ َْ ْ
. اك َو َما
َ ه َي َه َما أد َر
َ
ََحام َيةَ نار
Artinya :
1.Hari kiamat,
2.Apakah hari kiamat itu?
3.Tahukah kamu apakah hari kiamat itu?
4.Pada hari itu manusia adalah seperti anai-anai yang bertebaran,
5.Dan gunung-gunung adalah seperti bulu yang dihambur-hamburkan.
6.Dan adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan)nya,
7.Maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan.
8.Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya,
9.Maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah.
10.Tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu?
11.(yaitu) api yang sangat panas.
13
Qâri’ah). Lafazh al-Qâri’ah, berasal dari alQar’u yang bermakna adh-Dharb yakni
pukulan. Sehingga, penamaan hari Kiamat dengan nama ini sesuai dengan
penjelasan pada ayat berikutnya yang menerangkan, bahwa hari itu melemahkan
seluruh kekuatan manusia, hingga manusia bagaikan kupu-kupu yang bertebaran,
juga melumpuhkan kekuatan gunung-gunung, hingga gunung-gunung itu
bagaikan bulu yang berhamburan. Dari penjelasan di atas, menjadi jelaslah
bahwa makna al-Qâri’ah adalah hari Kiamat, yang pada saat itu terjadi
kehancuran, bencana, dan malapetaka yang amat besar.
Pada ayat keempat surat al-Qâri’ah ini, Allâh Ta'ala berfirman: Pada hari itu
manusia adalah seperti kupu-kupu yang bertebaran Terdapat tiga pendapat di
kalangan ulama dalam menafsirkan makna alFarasy pada ayat ini. Pertama,
maknanya ialah belalangbelalang kecil yang beterbangan dan saling bercampur-
baur antara satu dengan lainnya.Makna ini ditunjukkan oleh firman Allâh Ta'ala :
…seakan-akan mereka belalang yang beterbangan.(QS al-Qamar/54:7) Kedua,
maknanya ialah sejenis burung kecil atau serangga kecil, bukan nyamuk dan
bukan pula lalat. Ketiga, maknanya ialah sesuatu yang berjatuhan dan bertebaran
di sekitar api, baik berupa nyamuk ataupun serangga-serangga kecil lainnya.
Terdapat sebuah hadits shahih yang menunjukkan makna yang ketiga ini. Yaitu
hadits Jabir bin Abdillah radhiyallâhu'anhu, beliau berkata: Rasûlullâh Shallallâhu
'Alaihi Wasallam bersabda: “Perumpamaan diriku dengan kalian bagaikan
seseorang yang menyalakan api, lalu mulailah laronlaron dan kupu-kupu
berjatuhan pada api itu, sedangkan ia selalu mengusirnya (serangga-serangga
tersebut) dari api tersebut. Dan aku (selalu berusaha) memegang (menarik) ujung-
ujung pakaian kalian agar kalian tidak terjerumus ke dalam neraka, namun kalian
(selalu) terlepas dari tanganku”.
Pada ayat kelima, Allâh Ta'ala berfirman: Dan gunung-gunung seperti bulu yang
dihambur-hamburkan Sebagian besar ulama menafsirkan lafazh al-‘Ihn dengan
makna ash-Shuf . Yaitu bulu atau kapas. Berdasarkan penjelasan ayat keempat
dan kelima di atas, dapat kita pahami, salah satu kejadian yang dahsyat pada hari
Kiamat adalah berubahnya keadaan manusia, sehingga ia bagaikan kupu-kupu
atau belalang yang beterbangan, bertebaran dengan bercampur-baur dan tidak
tentu arahnya. Demikian pula dengan gununggunung yang sebelumnya berdiri
tegak dan kokoh, maka pada hari itu, gununggunung bagaikan bulu berhamburan.
Seluruh makhluk Allâh Ta'ala yang kuat dan kokoh, pada saat itu kehilangan
seluruh kekuatannya, karena demikian dahsyatnya hari Kiamat.
Pada ayat keenam, Allâh Ta'ala berfirman: Dan adapun orang-orang yang berat
timbangan (kebaikan) nya Ayat ini menunjukkan akidah Ahlus Sunnah wal
Jama’ah yang berkaitan dengan rukun iman kelima. Bahwa salah satu perwujudan
beriman kepada hari akhir adalah meyakini adanya mizan (timbangan) pada hari
Kiamat kelak. Barangsiapa yang berat amalan kebaikannya, maka akan
mendapatkan kehidupan yang baik, dan demikian sebaliknya.
14
Pada ayat ketujuh, Allâh Ta'ala berfirman: Maka dia berada dalam kehidupan
yang memuaskan Para ulama menjelaskan, yang dimaksud dengan kehidupan
yang memuaskan adalah kehidupan di surga.
Kemudian, pada ayat kedelapan sampai ayat terakhir, Allâh Ta'ala berfirman: Dan
adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya, maka tempat
kembalinya adalah neraka Hawiyah. Tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu?
(Yaitu) api yang sangat panas. Terdapat tiga penafsiran di kalangan para ulama
terhadap makna ayat kesembilan. Pertama, maknanya adalah, ia jatuh dan masuk
ke dalam neraka dengan ujung kepalanya lebih dahulu. Kedua, ayat tersebut
merupakan ungkapan dalam bahasa Arab, dilontarkan bagi orang yang terjatuh ke
dalam permasalahan yang berat dan menyulitkan. Ketiga, maknanya, tempat
tinggal dan kembalinya adalah neraka. Sehingga, menurut penafsiran yang ketiga
ini, hawiyah merupakan salah satu dari nama-nama neraka. Adapun sebab
penamaan neraka ini dengan ummuhu yakni ibunya, karena neraka tersebut
sebagai satu-satunya tempat kembalinya. Seolah-olah neraka tersebut adalah
ibunya yang merupakan tempat kembalinya seorang anak. Tiga penafsiran para
ulama di atas tidaklah saling bertentangan, bahkan saling mendukung dan
menjelaskan makna lainnya.
Ayat terakhir (kesebelas) surat ini, diterangkan oleh para ulama, juga merupakan
penafsiran dari lafazh hawiyah pada ayat sebelumnya. Ada beberapa hadits shahih
yang maknanya berkaitan erat dengan ayat terakhir ini, di antaranya sebagai
berikut : Hadits Abu Hurairah radhiyallâhu'anhu, beliau berkata: Sesungguhnya
Nabi Shallallâhu 'Alaihi Wasallam bersabda: “Api kalian ini, yang dinyalakan
manusia hanyalah Sebagian dari tujuh puluh bagian panasnya neraka Jahannam”.
Mereka berkata: “Demi Allah, api ini sudah cukup (panas), wahai Rasûlullâh!”.
Beliau bersabda,”Sesungguhnya api neraka Jahannam lebih (panas) sebanyak
enam puluh sembilan kali (dari api di dunia). Tiap-tiap bagiannya sama
panasnya”. Hadits an-Nu’man bin Basyir radhiyallâhu'anhu, beliau berkata: Aku
mendengar Rasûlullâh Shallallâhu 'Alaihi Wasallam bersabda: “Sesungguhnya
adzab penghuni neraka yang paling ringan pada hari Kiamat adalah, seseorang
diletakkan dua buah bara di tengah-tengah kedua telapak kakinya, (lalu)
mendidihlah otaknya disebabkan dua bara itu.”
15
Kandungan Al-Qur'an Surat Al-Qari'ah.
Surah Al-Qari'ah adalah surah ke-101 dalam Al-Qur'an. Surah ini terdiri atas 11
ayat, termasuk golongan surah-surah Makkiyyah, diturunkan sesudah surah
Quraisy. Nama Al-Qari'ah diambil dari kata Al-Qari'ah yang terdapat pada ayat
pertama, artinya menggebrak atau mengguncang, kemudian kata ini dipakai untuk
nama hari kiamat.
Pokok isi surah ini adalah kejadian-kejadian pada hari kiamat, yaitu manusia
bertebaran, gunung berhamburan, amal perbuatan manusia ditimbang dan
ancaman Neraka Hawiyah.
Ayat 1-3 ini berisi pemberitahuan akan datangnya hari kiamat, dan pertanyaan
apakah hari kiamat itu. Pertanyaan bukan berarti ketidaktahuan Allah Swt
melainkan untuk menarik perhatian siapa saja yang mendengarkan.
Ayat 4-5 menjelaskan peristiwa yang terjadi pada hari kiamat keadaan manusia
sangat panik, ketakutan dan kebingung. Mereka berlarian tak tentu arah sehingga
mereka digambarkan seperti anai-anai yang bertebaran. Diantara para mufassir
ada yang menjelaskan makna anai-anai adalah laron-laron yaitu binatang yang
terbang tak tentu arah, ia hanya terbang apakah ia akan selamat tau celaka. Ada
yang memaknai anai-anai dengan binatang atau serangga kecil yang sering
bertebarang mengelilingi lampu.
Sedangkan gunung-gunung digambarkan seperti bulu yang berhamburan. Gunung
adalah sesuatu yang bermateri berat dan bulu adalah sesuatu yang sangat ringan.
Bisa dibayangkan kedahsyatan kiamat pada saat itu sehingga gunung diibaratkan
seperti bulu yang dihambur-hamburkan sehingga menjadikan manusia menjadi
kebingungan.
Kita biasa memikirkan, ada satu gunung berapi mengalami erupsi, sudah
menjadikan manusia kebingungan, mencari perlindungan dan tempat yuang aman,
mereka mengungsi dan meninggalkan harta bendanya. Apa lagi ketika gunung-
gunung berapai semua berhamburan, mengeluarkan llahar panas tentu akan
menjadikan situasi yang tidak menentu.
Ayat 6-9 menjelaskan adanya dua golongan manusia, yaitu golongan orang-orang
yang mempunyai timbangan kebaikannya lebih berat dan orang-orang yang
mempunyai timbangan kebaikannya ringan. Setelah hari kiamat ada yang disebut
dengan yaumul ba’as yang artinya hari dibangkitkannya manusia dari kubur.
(ba’ast = bangkit) sedangkan yaumul mahsyar yaitu dikumpulkannya manusia di
padang mahsyar setelah itu manusia menerima catatan amalnya selama di dunia.
Dengan catatan amal itu manusia dihisab (dihitung) dan dimizan (ditimbang)
semua amalnya. Hal tersebut dinamakan yaumul hisab.
Setelah itu manusia mendapatkan reward dan atas seluruh perbuatannya di dunia
pada saat yaumul jaza’ (jaza’=pahala) orang yang memiliki timbangan amal
kebaikan yang banyak akan mendapatkan kehormatan dengan dimasukkannya ke
16
dalam kehidupan yang memuaskan (surga). Dan kebalikannya orang yang
memiliki timbangan amal kebaikan yang sedikit akan dimasukkan Allah Swt ke
dalam Neraka Hawiyah.
Ayat 10-11 menjelaskan tentang neraka Hawiyah. Hawiyah artinya yang turun.
Maka orang yang memiliki amal kebaikan yang sedikit akan dimasukkan Allah
Swt ke dalam neraka Hawiyah. Apakah dan bagaimanakah neraka hawiyah itu?
Adalah api yang panas. Api yang panas, (bergejolak).
Q.S Al Zalzalah(99)
17
. َي َرهُ خَي ًرا ذَ َّرة مِثقَا َل يَع َمل فَ َمن.
َي َرهُ ش ًَّرا ذَ َّرة مِثقَا َل َيع َمل َو َمن
Artinya:
1.Apabila bumi digoncangkan dengan goncangan (yang dahsyat),
2.Dan bumi Telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nya,
3.Dan manusia bertanya: "Mengapa bumi (menjadi begini)?",
4.Pada hari itu bumi menceritakan beritanya,
5.Karena Sesungguhnya Tuhanmu Telah memerintahkan (yang sedemikian itu)
kepadanya.
6.Pada hari itu manusia ke luar dari kuburnya dalam keadaan bermacam-macam,
supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka,
7.Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan
melihat (balasan)nya.
8.Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia
akan melihat (balasan)nya pula.
18
tambang. Seakan-akan dengan termuntahkannya semua itu, bumi menjadi ringan
dari beban-beban berat yang dikandungnya selama ini.
19
Surat Al Zalzalah ayat 8
Demikian pula amal keburukan sekecil apa pun, di akhirat nanti akan terlihat
balasannya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengingatkan umatnya untuk
tidak meremehkan dosa, meskipun itu dosa kecil
20
Dzarroh adalah semut yang paling kecil ada juga yang mengatakan debu yang
bertebangan yang terlihat pada sinar matahari yang memasuki kamar. Jadi benar
bahwa seluruh manusia akan menerima balasan yang setimpal dengan apa yang
pernah ia lakukan di dunia. Disinilah Allah Swt menunjukkan sifatnya Yang
Maha Adil.
Asbabun Nuzul
Asbabun nuzul surat ini sebagaimana dijelaskan oleh Syekh Mustafa Al-Maraghi,
Syekh Wahbah Az-Zuhaili dan Syekh Muhammad Amin Al-Harari dalam tafsir
mereka adalah sebagai berikut yang Artinya,
"Disebutkan terkait sebab turun surat Az-Zalzalah adalah orang-orang kafir
banyak bertanya tentang hari perhitungan, kapan hari perhitungan itu terjadi.
Mereka berkata, "Kapankah hari Kiamat itu? Kapan (datangnya) ancaman itu?",
dan pertanyaan-pertanyaan lain yang semisal. Karena itu, Allah swt menyebutkan
kepada mereka di dalam surat ini tentang tanda-tanda hari Kiamat saja, agar
mereka mengetahui tidak ada jalan untuk menentukan hari itu, hari yang manusia
menghadap Tuhannya supaya Allah memberi balasan kepada seluruh mereka
berdasarkan amalnya; menyiksa orang-orang yang berdosa dan memberi pahala
orang-orang yang berbuat kebaikan. Sesungguhnya Allah akan membalas amal-
21
amal yang kecil sekalipun. Jika amalnya baik maka balasannya baik. Namun jika
amalnya buruk, balasannya pun akan buruk.
1. َ ا:
ُاْل ارض Al qomariyah, karena ada huruf ال bertemu dengan ا. Cara
membacanya panjang seperti mad thobi’i
2. ِز الزَ الَ َها: Mad Iwadh, karena ada mad thobi’i yang diwaqafkan atau di akhir
kalimat. Cara membacanya panjang seperti mad thobi’i.
Ayat 2
1. َا
ُاْل ارض : Al qomariyah, karena ada huruf bertemu الdengan huruf ا
. Cara membacanya harus terang dan jelas.
2. اَثاقَالَ َهُا: Mad Iwadh, karena ada huruf mathobi'i yang diwaqafkan atau di
akhir kalimat. Cara membacanya panjang seperti mathobi'i.
Ayat 3
1. َي او َم ِئ ُذ: Mad layin, karena ada tanda baca fatkkhah bertemu dengan huruf
وmati. Cara
membacanya sekedar lunak dan lemas.
2. ُِ يَ او َمئِذُ ِت َحدِث: Ikhfa haqiqi, karena ada nun mati/ tanwin bertemu dengan
huruf ت, Cara membacanya samar-samar membentuk huruf ت
3. َِ ارهُا
َ َ اَ اخب: Mad Iwadh, karena ada huruf mad thobi'i yang diwaqafkan atau
di akhir kalimat. Cara membacanya panjang seperti mad thobi'i.
22
Ayat 5
1. ُِباَن : Ghunnah musyaddah, karena ada huruf nun yang bertasydid. Cara
membacanya masuk dengan mendengung
2. اَ اوحٰ ى: Mad layin, karena ada tanda baca fatkhah bertemu dengan hurufِو
mati. Cara membacanya sekedar lunak dan lemas.
3. َِِلَه : Mad Iwadh, karena ada huruf mad thobi'i yang diwaqafkan atau di
akhir kalimat. Cara membacanya panjang seperti mad thobi'i.
Ayat 6
1. ُ يَ او َمئِذ: Mad layin, karena ada tanda baca fatkkhah bertemu dengan huruf
وmati. Cara membacanya sekedar lunak dan lemas.
2. ُصدر
َي او َمئِذُ ِي ا:
Idgham bighunnah, karena ada kasrahtain bertemu dengan
huruf ي. Cara membacanya masuk dengan mendengung.
3. ُ ِالنا ِس: Al-syamsiyah, karena ada huruf الbertemu dengan huruf ن. cara
membacanya dimasukan ke huruf ن
4. تًاِ ِلي َر اوا: Idgham bilaghunah karena ada fatkhah tain bertemu dengan huruf
ل. Cara membacanya masuk dengan tidak mendengung
5. ِ ِ ِلي َر اوا: Mad layin, karena ada tanda baca fatkhah bertemu dengan huruf و
mati.cara membacanya sekedar lunak dan lemas
Ayat 7
1. ُ َو َم ا: Idgham bighunnah, karena ada nun mati bertemu dengan huruf
ُنِي اع َم ال
ي. Cara membacanya masuk dengan mendengung.
2. ِ ِذَرةُ ِش ًَّرا: Ikhfa haqiqi, karena ada kasrahtain bertemu dengan huruf ش.
Cara membacanya samar-samar membentuk huruf ش.
23
3. ش ًَّراِي َره: Idgham bighunnah, karena ada fatkhah tain bertemu dengan huruf
ي. Cara membacanya masuk dengan mendengung.
Surat Al Qoriah
Ayat 1
اال َقا : Al qomariah, karena ada huruf الbertemu dengan huruf qof. Cara
membacanya harus terang dan jelas.
Ayat 2
االقَا: Al qomariah, karena ada huruf الbertemu dengan huruf qof. Cara membacanya
harus terang dan jelas.
Ayat 3
1. َ َو َماُِأ: Mad jaiz, karena ada huruf mad thabi’i bertemu dengan huruf hamzah
di lain kalimat. Cara membacanya panjang seperti mad thabi’i 2 harakat atau
4 harakat.
2. أَد َارا
: Qolqolah sughro, karena ada huruf dal mati di dalam kalimat. Cara
membacanya membalik membentuk huruf dal.
3. اال َقا
: Al qomariah, karena ada huruf الbertemu dengan huruf qof. Cara
membacanya harus terang dan jelas.
Ayat 4
1. ُيَ او َم
: Mad layin, karena ada tanda baca fatkkhah bertemu dengan huruf
wawu mati. Cara membacanya sekedar lunak dan lemas.
2. ُ الناس: Ghunnah musyaddah, karena ada huruf nun yang bertasydid. Cara
membacanya masuk dengan mendengung.
3. اال َمباثو: Al qomariah, karena ada huruf الbertemu dengan huruf mim. Cara
membacanya harus terang dan jelas.
4. اال َمباثو: Qolqolah sughro, karena ada huruf ba mati di dalam kalimat. Cara
membacanya membalik membentuk huruf ba.
24
5. ِ اال َمباثو: Mad aridlisukun, karena ada waqaf yang sebelumnya ada huruf
ُث
mad thabi’i. Cara membacanya boleh panjang 4 harakat atau lebih dan juga
boleh dua harakat.
Ayat 5
1. اال ِجبَا: Al qomariah, karena ada huruf الbertemu dengan huruf jim. Cara
membacanya harus terang dan jelas.
2. اال َمنفو: Al qomariah, karena ada huruf الbertemu dengan huruf mim. Cara
membacanya harus terang dan jelas.
3. ال َمنفو: Ikhfa haqiqi, karena ada nun mati/tanwin bertemu dengan huruf fa.
Cara membacanya samar-samar membentuk huruf fa.
4. ِ اال َمنف: Mad arid lisukun, karena ada waqaf yang sebelumnya ada huruf
ُوش
mad thabi’i. Cara membacanya boleh panjang 4 harakat atau lebih dan juga
boleh dua harakat.
Ayat 6
1. فَأَما : Ghunnah musyaddah, karena ada huruf mim yang bertasydid. Cara
membacanya masuk dengan mendengung.
2. َمن ِثَقلَ ا: Ikhfa haqiqi, karena ada nun mati/tanwin bertemu dengan huruf
ُت
fa. Cara membacanya samar-samar membentuk huruf fa.
Ayat 7
ِعيشَةُِرا: Idgham bilaghunnah, karena ada tanwin bertemu dengan huruf ra. Cara
membacanya masuk dengan tidak mendengung.
Ayat 8
1. َوأَما : Ghunnah musyaddah, karena ada huruf mim yang bertasydid. Cara
membacanya masuk dengan mendengung.
2. ُت ُ َم ا: Idhar halqi, karena ada tanda fatkah tain bertemu dengan huruf
ن ِخَف ا
kho. Cara membacanya adalah jelas di mulut
25
Ayat 9
1. ُفَأ ُّمه : Ghunnah musyaddah, karena ada huruf mim yang bertasydid. Cara
membacanya masuk dengan mendengung.
2. ُفَأ ُّمه : Mad shilah qashirah, karena sebelum ha dhomir ada huruf hidup
(berharakat). Cara membacanya panjang 2 harakat seperti mad thabi’i.
Ayat 10
1. َ َو َما ُِأ : Mad jaiz, karena ada huruf mad thabi’i bertemu dengan huruf
hamzah di lain kalimat. Cara membacanya panjang seperti mad thabi’i 2
harakat atau 4 harakat.
2. أَد َارا: Qolqolah sughro, karena ada huruf ba mati di dalam kalimat. Cara
membacanya membalik membentuk huruf ba.
Ayat 11
نَارُِ َحا: Idhar halqi, karena ada tanda fatkah tein bertemu dengan huruf kho. Cara
membacanya adalah jelas di mulut.
3.8 Memahami arti dan isi kandungan hadis tentang silaturrahmi riwayat
Bukhari Muslim dari Anas
ِّللاِصلىِهللاِعليهِو َُ ّللاِ َع انهُِِأنُِ َرس او
ُِٰ ِل ُٰ ِي َُ ض
ِ كِ َرُِ َسِبانِ َماِ ِل ُ ِ نِأَن
َُع ا
:ِلَُ سلمِقَا
ِ َِفَ الي،ِسُأ َِلَهُِفِيِأَثَ ِره
ُص ا
ُلِ َر ِح َمه ُِ َوأَ ا،طِلَهُِفِيِ ِر ازقِ ِه
َ نِي ان َُ س ُنِأَ َحبُِأَ ا
َ نِي اب َُم ا
Artinya : Dari Anas bin Malik Ra, Rosullullohi SAW bersabda : Barang siapa
ingin dilapangkan rizkinya dan ditangguhkan atau dipanjangkan umurnya,
maka hendaklah dia bertakwa kepada Allah dan menyambung tali kasih
sayang dengan keluarganya (H.R Bukhari Muslim).
26
persaudaraan, yang secara tegas diperintahkan Allah untuk senantiasa
menyambungnya, sehingga dikatakan bahwa amal seseorang yang dalam keadaan
memutuskan hubungan persaudaraan tidak diterima oleh Allah, dan dikatakan pula
bahwa rahmat tidak akan diturunkan kepada kaum yang memutuskan hubungan
silaturahmi.
3.1 Memahami arti dan isi kandungan Q.S al- ‘adiyat dan at-tin
ُِ)ِفَاَثَ ارنَُِبِه٣(ُِتُِص اب ًحا ِ )ِفَ االم ِغي ٰار٢(ُِتُِقَ اد ًحا ِ )ِفَ االم او ِر ٰي١(ُض اب ًحاَ ُِت ِ َو االعٰ د ِٰي
ٰ )واِنهُِ َع ٰل٦(ُِ
ُِىِذ ِل َك َ سانَُِ ِل َربِهُِلَ َكن اود ِ )ِاِن ا٥(ُِطنَُِبِهُِ َج امعًا
َ ُِاْل ان س ا َ )ِفَ َو٤(ُنَ اقعًا
)ِاَفَ َلُِ َي اعلَمُِاِذَاِب اعثِ َرُِ َماِفِ ا٨(ُِش ِدياد
ُِىِالقب او ِر ب ا
َ َُِال َخي ِارُِلِ ِ)ِواِنهُِ ِلح٧(ُِ
َ ش ِهياد َ َل
)١١(ُُِِربه امُِبِ ِه امُِيَ او َم ِٕىذُِل َخبِيار
َ )ِاِن١٠(ُِصد او ِر ُّ ص َلُِ َماِفِىِال ِ )ِوح٩(
َ
Artinya :
"Demi kuda perang yang berlari kencang dengan terengah-engah, dan kuda
yang mencetuskan api dengan pukulan (kuku kakinya), dan kuda yang menyerang
dengan tiba-tiba di waktu pagi, Maka ia menerbangkan debu, dan menyerbu ke
tengah-tengah kumpulan musuh, Sesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak
berterima kasih kepada Tuhannya, dan Sesungguhnya manusia itu menyaksikan
(sendiri) keingkarannya, dan sesungguhnya dia sangat bakhil karena cintanya
kepada harta. Maka apakah dia tidak mengetahui apabila dibangkitkan apa yang
ada di dalam kubur, dan dilahirkan apa yang ada di dalam dada, Sesungguhnya
Tuhan mereka pada hari itu Maha mengetahui Keadaan mereka". (QS Al A’diyat:
1-11).
27
berlari kencang sampai mendua, artinya sudah samaderap kedua kaki muka
dan kedua kaki belakang, bukan lagi menderap. Sehingga berpadulah
semangat yang mengendarai dengan semangat kuda itu sendiri; kedengaran
dari sangat kencang dan jauh larinya, nafasnya jadi terengah, namun dia
tidak menyatakan payah, bahkan masih mau dihalau lagi.
2. Dalam lari yang sangat kencang itu, terutama di waktu dinihari kelihatanlah
memancar api dari ladamnya ketika ladam itu terantuk kepada batu
3. Yaitu di waktu musuh sedang lengah atau lalai atau mengantuk, sehingga
angkatan perang itu datang raja dengan tiba-tiba laksana dijatuhkan dari
langit
4. Biasanya di waktu Subuh, embun masih membasahi bumi. Barulah embun
itu akan hilang setelah matahari naik. Tetapi oleh karena hebat penyerangan
angkatan perang berkuda itu, karena kencang lari kuda-kudanya, yang
menerbitkan cetusan api karena pergeseran ladamnya dengan batu, debu-
duli naiklah ke udara. Sehingga berkabutlah tempat itu, tidak ada yang
kelihatan lagi, menyebabkan orang yang diserang kebingungan.
5. kumpulan musuh.
6. Berapa saja nikmat diberikan Tuhan diterimanya dan dia tidak merasa puas
dengan yang telah ada itu, bahkan masih meminta tambahnya lagi.
Nafsunya tidak pernah merasa cukup dan kenyang, yang ada tidak
disyukurinya, bahkan dia mengomel mengapa sedikit, dan yang datang
terlebih dahulu dilupakannya.
7. bahwasanya tingkah laku dan sikap hidup orang yang tidak berterima kasih
kepada Tuhan itu mudah saja diketahui oleh orang lain, karena orang yang
begitu tidaklah dapat menyembunyikan perangainya yang buruk itu.
8. Yang dimaksud dengan terlalu di sini ialah sangat bakhil. Mana yang telah
masuk tidak boleh keluar lagi.
9. bahwa semua makhluk yang telah mati akan dibangkitkan kembali dari
kubumya karena akan dihisab, karena akan diperhitungkan amalan yang
telah dibawanya untuk hidupnya di akhirat. Dan akan ditanyai dari mana
28
didapatnya hartanya yang banyak dan dipertahankannya mati-matian
sampai menjadi bakhil itu, dan ke mana dibelanjakannya?
10. Maka segala rahasia yang tersembunyi selama hidup dahulu, entah harta-
benda yang banyak itu didapat dari menipu, mencuri, berbohong, laku
curang, korupsi, manipulasi, semuanya akan terbongkar, sehingga jatuh
hinalah diri di hadapan khalayak ramai di Padang Mahsyar.
11. Tidaklah dapat berbohong lagi, atau bersenda-gurau dan main-main
(lahwun wa la'ibun) sebagai di dunia, karena semua rahasia sudah ada di
tangan Tuhan.
1. Dalam surah al-'Adiyat Allah SWT menunjukkan sifat dasar manusia yang
tidak menaati nikmat yang diberikan.
2. Selain itu pada dasarnya manusia juga sangat cinta harta dan duniawi.
3. Karena kufur nikmat dan cinta harta ini pula seringkali manusia lupa
bersyukur baik secara lisan dengan mengucap Alhamdulilah maupun secara
tindakan dengan berbagi.
4. Melalui Surah al-'Adiyat ini Allah Swt. memberi peringatan tentang hari
pembalasan, saat ditampakkan semua apa yang ada di dalam hati manusia
dan Allah Swt. yang Maha Teliti akan memberi balasan atas sikap manusia
yang kufur nikmat dan cinta harta berlebih
29
dalam Syaikh Wahbah Az Zuhaili dalam tafsir Al Munir.Sementara itu, secara
urutan mushaf, surat Al Adiyat merupakan surat ke-100 yakni setelah surat Al
Zalzalah. Apabila surat Al Zalzalah diakhiri dengan balasan atas setiap kebaikan
dan keburukan manusia, maka surat Al Adiyat menjelaskan apa yang mengantarkan
manusia pada amal-amal buruk tersebut.Surat Al Adiyat secara umum
menunjukkan kerugian manusia pada saat hari kiamat, yaitu ketika mereka ingkar
untuk nikmat Allah Swt, bakhil karena terlalu mencintai dunia, dan tidak
menyiapkan bekal untuk akhirat.
Surat At Tin
“Demi (buah) Tin dan (buah) Zaitun. Dan demi Gunung Sinai. Dan demi
kota yang damai ini (Mekah). Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia
dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat
yang paling rendah (neraka). Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal
shaleh, maka bagi mereka pahala yang tidak henti-hentinya. Maka apakah yang
menyebabkan kamu mendustakan (hari) pembalasan sesudah (adanya keterangan-
keterangan itu) itu?. Bukankah Allah Swt. Hakim yang adil?’’
30
1. Para ahli tafsir masih berbeda pendapat dengan pendapat yang cukup
banyak. Ada yang mengatakan bahwa yang dimaksud dengan at-tiin di sini
adalah masjid Damaskus. Ada juga yang berpendapat, ia merupakan buah
tin itu sendiri.
2. Bukit di mana Allah berbicara langsung dengan Nabi Musa
3. Tidak ada perbedaan pendapat mengenai masalah tersebut.
4. Dan inilah yang menjadi obyek sumpah, yaitu bahwa Allah Ta'ala telah
menciptakan manusia dalam wujud dan bentuk yang sebaikbaiknya, dengan
perawakan yang sempurna serta beranggotakan badan yang normal.
5. Kemudian setelah penciptaan yang baik dan menajubkan itu, mereka akan
diseret ke Neraka jika mereka tidak taat kepada Allah dan tidak mengikuti
para Rasul.
6. Tiada putus-putusnya, seperti yang telah disampaikan sebelumnya.
7. Pembalasan pada hari kebangkitan, padahal kamu telah mengetahui
penciptaan pertama dan juga telah mengetahui bahwa Rabb yang mampu
memulai, sudah pasti mampu untuk mengembalikan lagi. Lalu apa yang
membuatmu mendustakan hari Kiamat padahal kamu sudah mengetahui
semuanya itu?
8. Bukankah Dia adalah Hakim yang paling bijak, tidak berbuat sewenang-
wenang dan tidak juga menzhalimi seorang pun. Di antara bentuk keadilan-
Nya adalah Dia akan mengadakan hari Kiamat, lalu Dia akan menuntut
keadilan untuk orang yang dizhalimi di dunia dari orang yang
menzhaliminya.
Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dari Al-Aufi yang bersumber pada Ibnu Abbas,
surah at- Tin turun berkaitan dengan pertanyaan para sahabat tentang balasan amal
orang yang sudah pikun. Melalui surah at-Tin, Allah Swt. menegaskan bahwa amal
orang yang beriman dan beramal saleh akan senantiasa mengalir pahalanya
meskipun orang tersebut mengalami pikun.
31
Isi Kandungan Surat At Tin
32
ridho-Nya, dan jika buruk amalnya maka akan mendapat balasan yang
buruk pula yaitu neraka dan murka-Nya.
Hukum Bacaan Mimm Mati / Sukun( idghom mimi, ikhfa', syafa wi dan idhar
safawi)
Hukum mim mati bersukun ialah tiga hukum yang muncul tatkala mim bersukun
menghadapi huruf hijaiyah. Tiga hukum tersebut adalah:
1) Ikhfa Syafawi
2) Idghom Mimi
3) Izhar Syafawi
Hukumnya ada tiga bagi yang menetapkannya yaitu Ikfha, idgham dan idzhar.
Macam-Macam Bentuk Hukum Mim Mati
1. Ikhfa Syafawi
Ikhfa Syafawi yaitu suatu hukum tajwid yang terjadi ketika ada huruf hijaiyah
Mim Sukun ِ )( ْمketemu dengan huruf hijaiyah Ba(ِ )ب. kata Ikhfa’ berarti
menyembunyikan atau menyamarkan dan Syafawi berarti bibir. Dengan demikian
Ikhfa Syafawi sebab makhraj dari huruf hijaiyah Mim dan huruf hijaiyah Ba adalah
pertemuan antara bibir bawah dan bibir atas. Kita mengetahui bahwa huruf ikhfa
syafawi hanya ada satu yaitu ba’ ()ب.
Cara membaca ikhfa syafawi ialah dengan suara yang samar antara mim dan
ba’ pada bibir, kemudian ditahan kira-kira dua ketukan seraya mengeluarkan suar
ikhfa dari pangkah hidung, bukan dari mulut.
Contoh ikhfa syafawi dalam Al-Qur’an:
Surat Al Alaq: 14
33
sifatnya. Huruf idgham mim sama halnya dengan ikhfa syafawi hanya ada satu yaitu
(ِ ) م
Cara membaca idgham mimi ialah dengan memasukkan suara mim yang
bersukun kepada mim berharakat yang ada dihadapannya.Selanjutnya suara
digunnahkan secara sempurna tiga harakat dengan suara ghunnah yang keluar dari
pangkal hidung.
Contoh idgham mimi dalam Al Quran
Surat Quraisyِayatِ:ِ4
ِ ِِوآ َمنَ ُه ْمِم ْنِخ َْوف ْ َ الَّذيِأ
َ ط َع َم ُه ْمِم ْنِ ُجوع
3.Idzar Syafawi
Izhar atau idzhar berasal dari bahasa arab artinya adalah jelas atau terang.
Sedangkan kata syafawi berasal dari bahasa arab yaitu dari kata syafatun artinya
adalah bibir. Idzhar syafawi menurut istilah adalah membunyikan lafal dengan jelas
dan terang dengan bibir tertutup. Hukum bacaan idzhar syafawi adalah apabila Mim
mati ( ) مberhadapan dengan salah satu huruf hijaiyah 26, yakni selain Mim ( ) م
dan Ba’ ( ) ب.
Cara Membacanya Mim disuarakan dengan terang dan jelas di bibir serta
mulut tertutup tanpa dengung dan harus lebih diperjelas lagi apabila mim sukun
( ) مbertemu Wawu ( ) وdan Fa’ ( ) ف. Misalnya dalam contoh sebagai
berikut:ِ.
Contoh idzhar syafawi dalam Al Quran:
Surat Al - Ikhlas : 4
ٌ َولَ ْمِ َيكُ ْنِلَهُِكُفُ ًواِأ َ َح ِد
Surat Al Fatihah ayat: 7
َ علَيْه ْم
ِو ََّلِالضَّالي ْ غيْر
َ ِِال َم ْغضُوب َ ِ َطِالَّذينَ ِأ َ ْنعَ ْمت
َ ِعلَيْه ْم َ ص َرا
3.3 Menganalisis arti dan isi kandungan hadis tentang menyayangi anak
yatim riwayat Bukhari Mulim dari Sahl bin Saad
َ ِوأَش،ِا
َِار ْ ِاليَتيم ِف
َ َيِال َجنَّةِ َه َكذ ْ َاِوكَاف ُل
َ ِ”ِأَن:ِسلَّ َم َ علَيْه
َ ِو َّ َّصل
َ ُِىَِّللا َّ ِرسُو ُل
َ َِِّللا َ ِقَا َل:ِ س ْعد ِقَا َل َ ِ ع ْن
َ ِ س ْهل ِبْن َ
ش ْيئًا ِام ه ن
َ ي
ْ بِ
َ َ ُ َ َ َّ َ جر َ فىِو َ
ط س ْ
ْ ُ َ َ َّ ب
و الِو ة بَّا بس ال
Artinya: “Dari Sahl bin Sa’ad RA, berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: ‘Saya
dan orang yang memelihara anak yatim itu dalam surga seperti ini.’ Beliau
34
mengisyaratkan dengan jari telunjuk dan jari tengahnya serta merenggangkan
keduanya.”
DAFTAR PUSTAKA
Abdurohim, Acep, Lim, Pedoman Ilmu Tajwid Lengkap, (Bandung: CV Penerbit
Diponegoro, 2003) .
Imam Bukhari. Tt. Juz 1 Shahih Bukhari Darûn wa Mutâbi’u Ats-Tsabit.
Rizal, S., Palapa, S., & Lombok, N. (2019). Model Pembelajaran Hadist Integratif
Dengan Tema Silaturahmi. EDISI : Jurnal Edukasi Dan Sains, 1(1), 178–196.
https://ejournal.stitpn.ac.id/index.php/edisi
35
https://pontianak.tribunnews.com/2021/02/05/hadits-tentang-niat-dan-
penjelasannya-innamal-amalubinniat-hr-bukhari-dan-muslim
https://kumparan.com/berita-terkini/asbabun-nuzul-surah-al-qariah-dan-makna-
yang-terkandung-di-dalamnya-1wGAgJrAP6j/full
https://www.bacaanmadani.com/2018/01/kandungan-ayat-al-quran-surat-al-
qariah.html?m=1
https://islam.nu.or.id/tafsir/pengantar-tafsir-surat-az-zalzalah-karakteristik-
asbabun-nuzul-dan-keutamaannya-LZ50W
36
37