Khash Dan Am
Dosen Pengampu :
Abd Ghofur, M.Se.
Feri Firdaus
Bahruddin
Eka Taufiq Al Farisi
Assalamu’alaikumWr. Wb.
Dengan menyebut asma Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Segala Puji bagi Allah yang telah memberikan taufik dan hidayahnya.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada suri teladan kita,
Nabi Muhammad SAW, keluarga dan para sahabatnya yang membawa kebenaran
bagi kita semua.
Tidak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada ibu/bapak pembimbing
yaitu Abd Ghofur, M.Se. yang telah membimbing serta mengajarkan kami, dan
mendukung kami sehingga terselesaikan makalah yang berjudul “’Am Dan
Khash” dan juga terima kasih yang sebesar-besarnya kami ucapkan kepada
semua pihak yang telah membantu kami sehingga terselesaikan makalah ini.
Ucapan terima kasih tak lupa kami ucapkan, sebagai wujud rasa syukur
dengan tersusunnya makalah ini kepada semua pihak yang telah berpartisipasi
selama penyusunan makalah ini, yang telah dengan tulus ikhlas membantu baik
secara moril maupun materiil, terutama kepada Dosen Pembina dan teman-teman
sekalian.
Penyusun
DAFTAR ISI
i
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang...................................................................................1
1. Rumusan Masalah.......................................................................1
B. Tujuan Masalah..................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................2
A. Pengertian “Am..................................................................................2
B. Pengertian Takhshish.........................................................................3
C. Macam-macam takhshish...................................................................3
A. Kesimpulan........................................................................................8
B. Saran...................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu unsur penting yang digunakan sebagai pendekatan dalam mengkaji
Islam adalah Ilmu Ushul Fiqh, yaitu ilmu yang mempelajari kaidah-kaidah yang
dijadikan pedoman dalam menetapkan hukum-hukum syari’at yang bersifat
amaliyah yang diperoleh melalui dalil-dalil yang rinci. Melalui kaidah-kaidah
Ushul Fiqh akan diketahui nash-nash syara’ dan hukum-hukum yang
ditunjukkannya. Diantara kaidah-kaidah Ushul Fiqh yang penting diketahui
adalah Istinbath dari segi kebahasaan. Dengan kaidah itu diharapkan dapat
memahami hukum dari nash syara’ dengan pemahaman yang benar, dan juga
dapat membuka nash yang masih samar, menghilangkan kontradiksi antara nash
yang satu dengan yang lain, mentakwilkan nash yang ada bukti takwilnya, juga
hal-hal lain yang berhubungan dengan pengambilan hukum dari nashnya. Salah
satu dari kaidah-kaidah ushul fiqh adalah lafadz ‘amm (lafaz umum) dan lafadz
khash (lafaz khusus).Rumusan Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
1
5. Untuk Mengetahui Macam Macam Khash
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian “Am
'Am adalah suatu bentuk lafazh yang menunjukkan makna syumul (global) tanpa
ada penjelasan tertentu yang membatasi makna itu. ‘Am menurut istilah Ushul
Fiqh ialah:
ِ ض ٍع و
ًاح ٍد َد ْف َعة ِ
ِ ح بِ َح ْس
َ ْ ب َو ْ َلم ْسَتغْ ِر ُق ل َج ِم ْي ِع ماَي
ُ صلُ ْو ُ الَّْف
ُ ْظ ا
“Lafal yang mencakup semua apa saja yang masuk padanya dengan satu
ketetapan dan sekaligus”. 1
Contoh lafaz Am seperti lafaz “laki-laki” ( الرج اَ ُل )
ِّ dalam lafaz tersebut
mencakup semua laki-laki. Atau lafaz “manusia” ( َّاس
ُ الن ) itu mencakup semua
manusia.
Macam macam lafadz ‘Am di bagi menjadi tiga yaitu :
1. Lafaz umum yang tidak mungkin di Takhsiskan seperti dalam firman Allah :
ٍ َض ِإاَّل َعلَى اللَّ ِه ِر ْز ُق َها َو َي ْعلَم ُم ْسَت َق َّر َها َو ُم ْسَت ْو َد َع َها ُكلٌّ فِي كِت
اب ُمبِي ٍن ِ اَأْلر ٍِ ِ
ُ ْ َو َما م ْن َدابَّة في
Artinya : “Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-
lah yang memberi rezkinya”, (Qs. Huud.- 6)
Ayat diatas menerangkan sunnatullah yang berlaku bagi setiap mahkluk
karena itu dialahnya qath’i yang tidak rnenerima Takhsis.
2. Lafaz umum yang dimaksudkan khusus karena adanya bukti tentang
kekhususannya, seperti dalam firman Allah :
...ت َ ِ ولِلَّ ِه َعلَى الن...
ِ َّاس ِح ُّج الْب ْي
َ
Artinya : “……mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap
Allah.....”, (Q.S Ali-Imran: 97)
Lafaz manusia dalam ayat adalah lafaz umum yang dimaksudkan adalah
manusia yang mukallaf saja karena dengan perantara akal dapat dikeluarkan
dari keumuman lafal anak kecil dan orang gila.
3. Lafaz umum yang khusus seperti lafaz umum yang tidak ditemui tanda yang
menunjukan di Takhsis seperti dalam firman Allah :
B. Pengertian Takhshish
1
Dr. Hakimah Hafizi, Mukhtalif Hadits, (Mesir:2013), hlm. 70.
2
Ketika membicarakan lafadz ‘am dan lafadh khas, tidak bisa
terlepas dari takhshish. Menurut Khudari Bik dalam bukunya Ushul
al-Fiqh, takhshish adalah penjelasan sebagian lafadz ‘am bukan
seluruhnya. Atau dengan kata lain, menjelaskan sebagian dari satuan-
satuan yang dicakup oleh lafadz ‘am dengan dalil.
C. Macam-macam takhshish
َتَ ْعتَ ُّدون ِم ْن ِع َّد ٍة َعلَ ْي ِه َّن تَ َمسُّوه َُّن َأ ْن قَ ْب ِل ِم ْن طَلَّ ْقتُ ُموه َُّن ثُ َّم ت
ِ ْال ُمْؤ ِمنَا نَكَحْ تُ ُم ِإ َذا َآ َمنُوا َالَّ ِذين َأيُّهَا يَا
فَ َما لَ ُك ْم هَا
2
Prof. Dr. H. Satria Effendi, M.Zein, M. A. Ushul Fiqh, (Jakarta:Kencana
Prenada Media Group, 2008). hal 69
3
Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri,
potonglah tangan keduanya (sebagai).(Al-Maidah:38).
Dalam ayat di atas tidak disebutkan batasan nilai barang
yang dicuri. Kemudian ayat di atas ditakhshish oleh sabda Nabi
SAW:
ْ َق َال
ٍ ِد ْين ُرب ِْع ِم ْن َأقَ َّل فِي ط َع
)الجماعة (رواه. َار
“Tidak ada hukuman potong tangan di dalam pencurian
yang nilai barang yang dicurinya kurang dari seperempat
dinar”. (H.R. Al-Jama’ah).
Dari ayat dan hadits di atas, jelaslah bahwa apabila nilai
barang yang dicuri kurang dari seperempat dinar, maka si
pencuri tidak dijatuhi hukuman potong tangan.
عليه متفق . ضَأ
َّ يَت ََو ى َ َأحْ د ِإ َذا َأ َح ِد ُك ْم َصالَة
َّ خَت َث َ ُهللا يَ ْقبَ ُل َال
ْالغَاِئ ِطَأ ْ…و َ ِمن ِم ْن ُك ْم َأ َح ٌد َجا َء َْأو َسفَ ٍر َعلَى َْأو ضى َ ْ َمر ُك ْنتُ ْم َوِإ ْن …فَاطَّهَّرُوا ُجنُبًا ُك ْنتُ ْم َوِإ ْن
طَيِّبًا ص ِعيدًا
َ فَتَيَ َّم ُموا َما ًء تَ ِجدُوا فَلَ ْم النِّ َسا َء اَل َم ْستُ ُم
4
“Pada tanaman yang disirami oleh air hujan, zakatnya
sepersepuluh”. (Muttafaq Alayh).
Keumuman hadits di atas tidak dibatasi dengan jumlah
hasil panennya. Kemudian hadits itu ditaksis oleh hadits lain
yang berbunyi:
5
Menurut definisi terakhir ini, lafaz khas itu ditentukan untuk
menunjukan satu satuan secara perorangan seperti si Ali; atau satu
satuan secara kelompok seperti laki-laki; atau lafaz lain dalam bentuk
satuannya (yang masuk dalam pengertian ‘am)
Khushush adalah keadaan lafaz yang mencakup sebagian makna
yang pantas baginya dan tidak untuk semuanya. Dengan demikian
dapat dibedakan antara khas dan khushush, meskipun dalam
pengertian bahasa Indonesia sering disamakan. Pengertian khas adalah
apa yang sebenarnya dikehendaki adalah sebagian yang dikandung
oleh lafaz. Sedangkan pengertian khushush adalah apa yang
dikhususkan menurut ketentuan bahasa, bukan berdasarkan kemauan.
6
Artinya: sesungguhnya Alloh menyuruh kamu berlaku adil dan
berbuat kebajikan member kepada kaum kerabat dan Alloh
melarang dari perbuatan keji kemungkaran dan permusuhan
dia member pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil
pelajaran
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
'Am adalah suatu bentuk lafazh yang menunjukkan makna syumul (global) tanpa
ada penjelasan tertentu yang membatasi makna itu. ‘Am menurut istilah Ushul
Fiqh ialah:
ِ ض ٍع و
ًاح ٍد َد ْف َعة ِ
ِ ح بِ َح ْس
َ ْ ب َو ْ َلم ْسَتغْ ِر ُق ل َج ِم ْي ِع ماَي
ُ صلُ ْو ُ الَّْف
ُ ْظ ا
“Lafal yang mencakup semua apa saja yang masuk padanya dengan satu
ketetapan dan sekaligus”
Ketika membicarakan lafadz ‘am dan lafadh khas, tidak bisa terlepas dari
takhshish. Menurut Khudari Bik dalam bukunya Ushul al-Fiqh, takhshish adalah
penjelasan sebagian lafadz ‘am bukan seluruhnya. Atau dengan kata lain,
7
menjelaskan sebagian dari satuan-satuan yang dicakup oleh lafadz ‘am dengan
dalil.
Lafaz khusus adalah lafaz yang dibuat untuk menunjukan satu satuan
tertentu;berupa orang, seperti muhammad atau satu jenis, seperti laki-laki atau
beberapa satuan yang bermacam-macam dan terbatas, seperti tiga belas,seratus,
kaum, golongan, jama’ah, kelompok dan lafal lain yang menunjukan jumlah
satuan dan tidak menunjukan cakupan kepada seluruh satuannya.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Prof. Dr. H. Satria Effendi, M.Zein, M. A. Ushul Fiqh, (Jakarta:Kencana Prenada Media Group,
2008). hal 69