Dosen Pembimbing :
Amin Nur Kholid, M.E.I
Disusun Oleh :
Galang Arifin
Julianto
Untuk memahami pesan hukum yang terkandung dalam al-Qur’an dan sunah para
ulama usul telah menyusun semacam semantik yang kemudian digunakan untuk praktik
penalaran fiqh. AL-Quran telah menyampaikan pesan hukumnya melalui gaya bahasa dengan
berbagai tingkat kejelasannya. Para ulama ushul fiqh telah mampu menciptakan kaidah-
kaidah kebahasaan (ushuliyah) yang terpenting untuk memahami pesan hukum al-Qur’an dan
sunah dari aspek kebahasaan sebagai berikut:
Keumuman am itu bersifat secara menyeluruh sedang keumuman mutlak itu bersifat
mengganti/mewakili
2) Lafaz lafaz yang menunjukan arti ‘Am (Umum)
Berdasarkan hasil penelitian tehadap mufradat atau ungkapan (gaya bahasa), dalam
bahasa arab ditemukan bahwa lafaz-lafaz yang arti bahasanya menunjukan arti yang
bersifat umum yang menyangkup satuannya adalah sebagai berikut lafaz قُ ًّلdan ج ِم ْي ًع
َ
Contohnya:
والمطلقا ت يتربصنن
"dan perempuan perempuan yang dijatuhi talaq,mereka menahan diri untuk
menunggu…”
خذ من اموالهم
Artinya: “Ambilah dari harta mereka.”
b. المفهوم له عموم
Artinya : “ makna tersirat itu mempunyai bentuk umum .”
Maksud kaidah ini ialah bahwa makna tersirat (mafhum), dari sebuah kalimat masih
menyimpan arti yang bersifat umum (belum pasti dan jelas). Contohnya firman Allah
SWT.
ٍّ “ فَاَل تَقُل لَّهُ َمٓا ُأفmaka sekali kali janga kamu mengatakan kepada kedua orangtua
perkataan “AH” (QS.al isra :23)
Mafhum (arti yang tersirat ) dari ayat ini masih bersifat umum bias di pahami
mencaci, menghina, memukul, dan menghardik yang kesemuanya di haramkan.
Kaidah ini dapat dipahami bahwa hukum tidak berlaku kepada bawahan (orang yang
diperintah), tetapi juga berlaku kepada orang yang memerintahnya. Kecuali dalam hal
ini yang memerintah adalah Allah SWT, maka hukumnya tidak berlaku kepada Allah.
a. Masalah kesempurnaan dan keagungan Allah. Seperti terdapat dalam QS. Ar- Rahman :
27.
ِامUۚ َّويَب ْٰقى َوجْ هُ َربِّكَ ُذو ْال َج ٰل ِل َوااْل ِ ْك َر
Artinya: “dan tetap kekal wajah tuhanmu yang mempunyai kebesan dan kemuliaan.”
b. Keharam menikahi ibu, baik karena nasab atau persusuan. Seperti dalam QS. An-nisa :
22.
c. Setiap individu pasti mengalami kematian. Seperti dalam QS. Ali imran :185.
ۗ ا َزUUَ ْد فUَ َل ْال َجنَّةَ فَقUار َواُ ْد ِخ ِ ۗ ْس َذ ۤا ِٕىقَةُ ْال َمو
ِ َّ ِز َح ع َِن النUْ ِة ۗ فَ َم ْن ُزحUوْ َم ْالقِ ٰي َمUَم يUْ ت َواِنَّ َما تُ َوفَّوْ نَ اُجُوْ َر ُك ٍ ُكلُّ نَ ْف
ع ْال ُغرُوْ ِر ُ َو َما ْال َح ٰيوةُ ال ُّد ْنيَٓا اِاَّل َمتَا
“Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Dan hanya pada hari Kiamat sajalah
diberikan dengan sempurna balasanmu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan
dimasukkan ke dalam surga, sungguh, dia memperoleh kemenangan. Kehidupan dunia
hanyalah kesenangan yang memperdaya.”
ٍ ض اِاَّل َعلَى هّٰللا ِ ِر ْزقُهَا َويَ ْعلَ ُم ُم ْستَقَ َّرهَا َو ُم ْستَوْ َد َعهَا ۗ ُكلٌّ فِ ْي ِك ٰت
ب ُّمبِي ٍْن ۤ
ِ ْ َو َما ِم ْن دَابَّ ٍة فِى ااْل َر
هّٰلِل
ِ ْت َو َما فِى ااْل َر
ض ِ ِ َما فِى السَّمٰ ٰو
Milik Allah-lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi.
a. Syarat, contohnya bolehnya suami ruju’ dengan istrinya jika ia menghendaki kebaikan.
Artinya: “ Dan para istri yang diceraikan (wajib) menahan diri mereka (menunggu) tiga
kali quru'. Tidak boleh bagi mereka menyembunyikan apa yang diciptakan Allah dalam
rahim mereka, jika mereka beriman kepada Allah dan hari akhir. Dan para suami mereka
lebih berhak kembali kepada mereka dalam (masa) itu, jika mereka menghendaki
perbaikan. Dan mereka (para perempuan) mempunyai hak seimbang dengan kewajibannya
menurut cara yang patut. Tetapi para suami mempunyai kelebihan di atas mereka. Allah
Mahaperkasa, Mahabijaksana.” (QS. al-Baqarah :228)
َخطَـًٔا فَتَحْ ِر ْي ُر َرقَبَ ٍة ُّمْؤ ِمنَ ٍة َّو ِديَةٌ ُّم َسلَّ َمةٌ اِ ٰلٓى اَ ْهلِ ٖ ٓهUَو َما َكانَ لِ ُمْؤ ِم ٍن اَ ْن يَّ ْقتُ َل ُمْؤ ِمنًا اِاَّل خَ طَـًٔا ۚ َو َم ْن قَتَ َل ُمْؤ ِمنًا
ر َرقَبَ ٍة ُّمْؤ ِمنَ ٍة ۗ َواِ ْن َكانَ ِم ْن قَوْ ۢ ٍم بَ ْينَ ُك ْم َوبَ ْينَهُ ْمUُ م َع ُد ٍّو لَّ ُك ْم َوهُ َو ُمْؤ ِم ٌن فَتَحْ ِر ْيUٍ ْص َّدقُوْ ا ۗ فَاِ ْن َكانَ ِم ْن قَو َّ َّآِاَّل اَ ْن ي
َصيَا ُم َشه َْر ْي ِن ُمتَتَابِ َعي ۖ ِْن تَوْ بَةً ِّمنَ هّٰللا ِ َۗو َكان ٓ
ِ َق فَ ِديَةٌ ُّم َسلَّ َمةٌ اِ ٰلى اَ ْهلِ ٖه َوتَحْ ِر ْي ُر َرقَبَ ٍة ُّمْؤ ِمنَ ٍة ۚ فَ َم ْن لَّ ْم يَ ِج ْد ف ٌ ِّم ْيثَا
هّٰللا ُ َعلِ ْي ًما َح ِك ْي ًما
Artinya: “ dan tidak patut bagi seorang yang beriman membunuh seorang yang
beriman (yang lain), kecuali karena tersalah (tidak sengaja). Barangsiapa membunuh
seorang yang beriman karena tersalah (hendaklah) dia memerdekakan seorang hamba
sahaya yang beriman serta (membayar) tebusan yang diserahkan kepada keluarganya
(si terbunuh itu), kecuali jika mereka (keluarga si terbunuh) membebaskan
pembayaran. Jika dia (si terbunuh) dari kaum yang memusuhimu, padahal dia orang
beriman, maka (hendaklah si pembunuh) memerdekakan hamba sahaya yang beriman.
Dan jika dia (si terbunuh) dari kaum (kafir) yang ada perjanjian (damai) antara
mereka dengan kamu, maka (hendaklah si pembunuh) membayar tebusan yang
diserahkan kepada keluarganya (si terbunuh) serta memerdekakan hamba sahaya yang
beriman. Barangsiapa tidak mendapatkan (hamba sahaya), maka hendaklah dia (si
pembunuh) berpuasa dua bulan berturut-turut sebagai tobat kepada Allah. Dan Allah
Maha Mengetahui, Mahabijaksana.” (QS. an-Nisa : 93)
c. Ghayah (lafaz yang menunjukan maksud terakhir), contohnya membasuh tangan dalam
berwudhu sampai siku-siku.
مUْ ُكUحُوْ ا بِ ُرءُوْ ِسUق َوا ْم َسU ِ Uِم اِلَى ْال َم َرافUْ ِديَ ُكUم َواَ ْيUْ وْ هَ ُكUUلُوْ ا ُو ُجUٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُ ْٓوا اِ َذا قُ ْمتُ ْم اِلَى الص َّٰلو ِة فَا ْغ ِس
َواَرْ ُجلَ ُك ْم اِلَى ْال َك ْعبَي ۗ ِْن
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka
basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh)
kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. (QS al-Maidah: 6)
d. Badal ba’du min kull (pengganti dari sebagian). Contohnya: kewajiban haji bagi orang-
orang yang mampu melakukan perjalan.
e. Haal (yang menunjukan keadaan).misalnya, larangan melakukan shalat dalam keadaan
mabuk.
f. Zharaf (keterangan waktu atau tempat). Contohnya: tentang masa menunaikan zakat
fitrah. Jika dilakukan sebelum shalat Ied maka diterima, maka jika dilakukan setelah
shalat Ied maka di anggap sedekah biasa.
، َوطُ ْع َمةً لِ ْل َم َسا ِكي ِن،ث ِ َط ِر طُ ْه َرةً لِلصَّاِئ ِم ِمنَ اللَّ ْغ ِو َوال َّرف ْ ِصلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم زَ َكاةَ ْالف
َ ِ ل هَّللاUُ ض َرسُو َ فَ َر
َّ ص َدقَةٌ ِمنَ ال
ِ ص َدقَا
ت َ صاَل ِة فَ ِه َي َّ َو َم ْن َأ َّداهَا بَ ْع َد ال،ٌصاَل ِة فَ ِه َي زَ َكاةٌ َم ْقبُولَة
َّ فَ َم ْن َأ َّداهَا قَ ْب َل ال
Artinya:
Rasulullah SAW mewajibkan zakat fitrah untuk membersihkan orang yang berpuasa
dari perkataan sia-sia dan perkataan kotor, dan sebagai makanan bagi orang-orang
miskin. Barang siapa yang menunaikannya sebelum shalat (Idul Fitri), berarti ini
merupakan zakat yang diterima, dan barang siapa yang menunaikannya setelah shalat
(idul fitri) berati hal itu merupakan sedekah biasa”. (HR. Abu Daud, Ibnu Majah).
4) Ketentuan takhsis yang munfasil (terpisah)
Dan para istri yang diceraikan (wajib) menahan diri mereka (menunggu) tiga kali
quru'. (QS Al-baqarah:228)
Kemudian ayat di atas di kususkan iddah-nya dengan “sampai melahirkan anak” bagi
wanita yang hamil.
b. AL-Qur’an dikhususkan dengan sunah.contohnya masalah waris. Ank laki-laki
mendapat dua bagian perempuan.
Selanjutnya, ayat tersebut dikhususkan dengan hadits anak yang kafir atau membunuh
bapaknya, mereka tidak dapat warisan.
يل ٍ ِبU ابِ ِرى َسUUا ِإاَّل َعUUًوا َما تَقُولُونَ َواَل ُجنُب ۟ م ُس ٰ َك َر ٰى َحتَّ ٰى تَ ْعلَ ُمUُْصلَ ٰوةَ َوَأنت
َّ ُوا ٱل ۟ ُٰيََٓأيُّهَا ٱلَّ ِذينَ َءامن
۟ وا اَل تَ ْق َرب
َ
۟ى َأوْ َعلَ ٰى َسفَر َأوْ َجٓا َء َأ َح ٌد ِّمن ُكم ِّمنَ ْٱلغَٓاِئ ِط َأوْ ٰلَم ْستُ ُم ٱلنِّ َسٓا َء فَلَ ْم ت َِجدُوا ٓ ُ
َ ْوا ۚ َوِإن كنتُم َّمر
Uٰ ض ۟ َُحتَّ ٰى تَ ْغتَ ِسل
َ ٍ
مUْ ِدي ُكUUUUUUUUUUUْو ِه ُك ْم َوَأيUUUUUUUUUUUُُوا بِ ُوج ۟ حUUUUUUUUUUUا فَٱ ْم َسUUUUUUUUUUUً ِعيدًا طَيِّبUUUUUUUUUUUص U۟
َ واUUUUUUUUUUU ٓا ًء فَتَيَ َّم ُمUUUUUUUUUUUَم
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam
keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, (jangan pula
hampiri mesjid) sedang kamu dalam keadaan junub, terkecuali sekedar berlalu saja,
hingga kamu mandi. Dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau datang dari
tempat buang air atau kamu telah menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak
mendapat air, maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci); sapulah
mukamu dan tanganmu.QS an-nisa:43.
d. As-sunah dapat di takhsis dengan sunah misalnya, hadis yang mengharuskan zakat
hasil tani 10 persen jika dibantu air hujan.sesuia dengan hadis
Selanjutnya, hadis itu dikhususkan oleh hadis riwayat Bukhari muslim yang
menyatakan bahwa kalua bijian itu belum mencapai lima wasaq (gantang) maka tidak
wajib dizakati.
Zakat kambing dikembalakan apabila ada 40 sampai 120 kambing maka zakatnya 1
kambing (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits ini di khususkan oleh hadits lain bahwa kambing yang di zakati bahwa hanya
kambing yang dipelihara diluar kendang mencari makan dengan sendirinya. Oleh
karena itu, kambing yang di pelihara di dalam kandang (menurut mafhumnya) tidak
wajib di zakati.
1
Shidiq Saipudin, Ushul Fiqh, Jakarta: Kencana, Januari 2017, Cet. ke-3.