Qowaid al 'am
Pengertian
Dalam pengertian ini ada dua terminologi yang perlu dijelaskan terlebih
dahulu, yaitu qawaid dan fiqhiyah. Kata qawaid merupakan bentuk jama'
dari kata qaidah, dalam istilah bahasa Indonesia dikenal dengan kata
'kaidah' yang berarti aturan atau patokan, dalam tinjauan terminologi
kaidah mempuyai beberapa arti. Dr. Ahmad asy-Syafi'I menyatakan bahwa
kaidah adalah:
القضايا الكلية التى يندرج تحت كل واحدة منها حكم جزئيات كثيرة
secara keseluruhan;
.Umum Syumuliy.
Yaitu semua lafazh yang dipergunakan dan dihukumkan serta berlaku bagi seluruh pribadi, seperti :
عل َيْك ُْمَ اۤءل ُْو َن ِب ٖه َوالْا َْر َحا َمـ ۗ اِ ّـَن الل ّ ٰ َهـ كَا َنـ
َ اۤء ۚ َواتَّقُوا الل ّ ٰ َهـ ال َّ ِذ ْيـ تَ َسـ
ً ث ِمن ْ ُه َمـا ِر َجال ًا ك َ ِثيْ ًرا َّو ِن َسـ ِ يٰٓا َيُّ َهـا الن َّا ُسـ اتَّقُ ْوا َربَّكُ ُمـ ال َّ ِذ ْيـ َخلَقَك ُ ْمـ ِ ّم ْنـ نَّفْ ٍسـ َّو
َاح َد ٍة َّو َخل َ َقـ ِمن ْ َها َز ْو َج َهـا َوبَ ّـ
َر ِقيْبًا
Artinya : Hai sekalian manusia, sertakwalah kepada Tuhan-mu yang Telah menciptakan kamu dari seo-
rang diri, (Qs. A n-Ni.ssa’: 1)
Dalam Ayat ini seluruh manusia dituntut untuk sertakwa tanpa kecuali, maka
lafaz yang seperti ini dinamakan umun Syumuliy.
Macam macam Lafadz Am
Macam - macam lafadz am
. Lafaz umum yang tidak mungkin di Takhsiskan seperti dalam firman Allah :
اۤبَةٍ ِفى الْا َْر ِض اِلَّا َعل َى الل ّ ٰ ِه ِر ْزق َُها َوي َ ْعل َُم
ّ َو َما ِم ْن َد
م ْستَ َق َّر َها َو ُم ْستَ ْو َد َع َها ۗ ك ّ ٌُل ِف ْي ِكتٰ ٍب ُّمب ِْي
ُ
Artinya :
“Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang
memberi rezkinya”, (Qs. Huud.- 6)
Ayat diatas menerangkan sunnatullah yang berlaku bagi setiap
mahkluk karena itu dialahnya qath'I yang tidak rnenerimaTakhsis
Macam macam Lafadz Am
Lafaz umum yang dimaksudkan khusus karena adanya bukti tentang kekhususannya,
seperti dalam firman Allah : yang Artinya :
“mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, (Q.S Ali-Imran: 97)
Lafaz manusia dalam ayat diatas adalah lafaz umum yang dimaksudkan adalah manusia yang
mukallaf saja karena dengan perantara akal dapat dikeluarkan dari
keumuman lafal anak kecil dan orang gila.
Macam macam Lafadz Am
Lafaz umum yang khusus ( yang memang dipakai untuk hal-hal yang khusus)
seperti lafaz umum yang tidak ditemui tanda yang menunjukan di Takhsis seperti
dalam firman Allah : yang Artinya : “Wanita-wanita yang di talak hendaklah menahan (menunggu) tiga
kali quru”
Lafadz ‘am dalam ayat tersebut diatas adalah kata-kata al-muthallaqat (wanitawanita yang di talak), ter-
bebas dari indikasi yang menunjukkan bahwa yang dimaksud adalah makna umum atau sebagian caku-
pannya.
Lafazh 'am itu terbagi atas dua macam, yaitu 'am yang dapat dimasuki takhshiah dan 'am yang tidak di-
masuki takhshiah. Karena itu harus ada dalil yang menunjukkan bahwa ia benar-benar ditaksis. golongan
hanafi berpendapat bahwa yang bisa mentaksis 'am adalah lafazh yang berdiri sendiri bersama dalam
suatu zaman Serta mempunyai kekuatan yang sama dilihat dari segi qath'i / zhannynya. Sebagaimana
contoh adalah firman Allah: yang Artinya : “dan dihalalkan bagi kamu selain yang demikian (yaitu) men-
cari isteri-isteri dengan hartamu untuk dikawini bukan untuk berzina”. (Qs.An- Nisaa:24)
تغير الفتوى و اختالفها بحسب تغير األزمنة و األمكنة و األحوال و النيات و العوائد
Artisnya “Perubahan Fatwa dan Perbedaannya sesuai dengan Perubahan Zaman, Tempat, Kondisi,
Niat dan Adat kebiasaaan”.
Di dalam bahasan tersebut, Ibnul Qoyyim banyak memberikan contoh hal-hal yang begitu luwes berubah
dalam fatwa, sebagaimana beliau juga menekankan tentang prinsip-prinsip
pokok dalam masalah ijtihad dan fatwa. Hal ini tentu sesuai dengan yang disabdakan Rasulullah SAW dalam
“Aku diutus dengan (agama) yang lurus dan moderat” (HR Ahmad dari Abu Umamah)
contoh
Contohnya pernikahan siri
Perubahan hukum ini adalah sah sesuai dengan kaidah fiqhiyah yang berbunyi:
انِ ال َيُنْك َُر تَ َغيُّ ُر اَْأل ْحك َا ِم ِبتَ َغيُّ ِر اَْأل ْز َم.
Artinya: Tidak diingkari perubahan hukum karena perubahan zaman.
Ibnu al-Qayyim menyatakan :
لع َواِئ ِد
َ ْ ات َوا ِ َّال َوالنِّيِ ح ْس ِب تَ َغي ُّ ِر اَْأل ْز ِمن َ ِة َواَْأل ْم ِكن َ ِة َواَْأل ْح َو
َ اخ ِتالَف َُها ِب
ْ تَ َغي ُّ ُر اْل َفتْ َوى َو.
Artinya: Perubahan fatwa dan perbedaannya terjadi menurut perubahan zaman, tempat, keadaan, niat dan
adat istiadat [I’lam al-Muwaqqi’in, Juz III, hlm. 3pencatatan perkawinan selain substansinya untuk
mewujudkan ketertiban hukum juga mempunyai manfaat preventif, seperti supaya tidak terjadi
penyimpangan rukun dan syarat perkawinan, baik menurut ketentuan agama maupun peraturan
perundang-undangan. Tidak terjadi perkawinan antara laki-laki dan perempuan yang antara keduanya
dilarang melakukan akad nikah. Menghindarkan terjadinya pemalsuan identitas para pihak yang akan kawin,
seperti laki-laki yang mengaku jejaka tetapi sebenarnya dia mempunyai isteri dan anak. Tindakan preventif
ini dalam peraturan perundangan direalisasikan dalam bentuk penelitian persyaratan perkawinan oleh
Pegawai Pencatat, seperti yang diatur dalam Pasal 6 PP Nomor 9 Tahun 1975.
kaidah
2
المحافظة على الفديم الصالح
واألخذ بالجديد األصلح
Artinya
Mempertahankan nilai-nilai lama yang baik dan menginovasikan nilai-nilai baru yang lebih baik.
Kaidah tersebut menuntun kita untuk memperlakukan fenomena kehidupan secara seimbang.
Degan menggunakan
kaidah ini, warga NU memiliki pegangan dalam menyikapi tradisi atau budaya. Yang dilihat bukanlah tradisi
atau budaya tersebut, melainkan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Seseorang harus bisa mengapresiasi
tradisi yang ada yang merupakan hasil-hasil kebaikan orang-orang terdahulu, dan bersikap kreatif mencari
berbagai trobosan baru untuk menyempurnakan tradisi tersebut. Sikap ini memacu untuk bergerak kedepan
dan tidak melupakan akar tradisinya.
contoh
persoalan dalam menggunakan kaidah ini adalah kemajuan IPTEK ditengah arus globalisasi saat ini
merupakan fenomena baru yang tidak mungkin dihindari. Selain manfaatnya, kemajuan IPTEK juga
membawa disruptif atau perubahan cepat yang mendasar, perubahan ini mengubah cara pandang
manusia dalam beraktifitas, berbisnis, bertransaksi dan berinteraksi. Dalam hal ini maka mengambil
hal-hal baru yang lebih baik perlu dilakukan untuk penentu kemajuan dan daya saing. Namun
memelihara hal-hal lama atau warisan yang baik juga merupakan suatu kebaikan, warisan tersebut
meliputi akidah,
THANK YOU