Anda di halaman 1dari 6

UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS) GANJIL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) “SMH”BANTEN


TAHUN AKADEMIK 2021/2022

Nama : Indri Rahmawati Sulaiman


Nim : 201130010
Semester/jurusan : III/HES/A
Mata Kuliah : Qawaid Fiqiyyah
Dosen : Dr. H. Ahmad Sanusi, M.A

JAWABLAH PERTANYAAN BERIKUT!

1. Jelaskan pengertian Qawaid menurut bahasa dan Istilah?


2. Jelaskan pengertian Qawaid Fiqhiyah berikut contohnya?
3. Jelaskan Tujuan dan faedah Qawaid Fiqhiyah
4. Jelaskan Perbedaan Qawaid Fiqhiyah dan Qawaid Ushuliyah?
5. Sebutkan 3 Qawaid Fiqhiyah yang berasal dari hadis langsung?
6. Sebutkan 4 kitab-kitab Qawaid Fiqhiyah dari Madzhab Hanafi, Maliki, Syafei,
dan Hanbali?
7. Jelaskan arti dan maksud qawaid fiqhiyah berikut ini

a. ‫االمور بمقاصدها‬
b. ‫االمشقة تجلب التيسير‬

Jawaban
1. Qawaid menurut bahasa merupakan bentuk jamak dari qaidah ( ‫)قاعدة‬, berarti:
asas, landasan, dasar atau fondasi sesuatu, baik yang bersifat kongkret, materi,
atau inderawi seperti fondasi bangunan rumah, maupun yang bersifat abstrak,
non materi dan non indrawi seperti ushuluddin (dasar agama). Qaidah dengan
arti dasar atau fondasi sesuatu yang bersifat materi terdapat dalam al-Qur’an
surah Al-Baqarah ayat 127 :

َّ ‫ت َواِسْمٰ ِع ْي ۗ ُل َربَّنَا تَقَبَّ ْل ِمنَّا ۗ اِنَّ َك اَ ْنتَ ال‬


‫س ِم ْي ُع ا ْل َعلِ ْي ُم‬ ِ ‫َواِ ْذ يَ ْرفَ ُع اِ ْب ٰر ٖه ُم ا ْلقَ َوا ِع َد ِمنَ ا ْلبَ ْي‬
Dan (ingatlah) ketika Ibrahim meninggikan pondasi Baitullah bersama
Ismail, (seraya berdoa), “Ya Tuhan kami, terimalah (amal) dari kami.
Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui.
Secara istilah Qawaid atau Qaidah menurut ulama adalah sebagai berikut:
Menurut al Jurjani qaidah adalah:
‫قضية كلية منطبقة على جميع جز نياتها‬
Ketetapan yang kulli (menyeluruh, general) yang mencangkup atau
diterapkan pada seluruuh bagian-bagiannya.

Sedangkan menurut at Tahanawi qaidah adalah :


‫امر كلى منطبق على جميع جز نياته عند تعرف وحكامها منه‬
Sesuatu yang bersifat general yang meliputi pada seluruh bagian-bagiannya,
yang bisa diketahui hukum bagian tersebut dengan kaidah tadi.

2. Pengertian qawaid fiqhiyyah menurut etimologi berarti aturan yang sudah


pasti atau patokan, dasar-dasar bagi fiqh. Sedangkan pengertian qawaid
fiqhiyyah menurut terminologi, al-Taftazany (w. 791 H.), yaitu:

‫إنها حكم كلى ينطبق على جز نياتها ليتعرف أحكامها منه‬


Suatu hukum yang bersifat universal yang dapat diterapkan kepada seluruh
bagiannya agar dapat diidentifikasikan hukum-hukum bagian tersebut
darinya.

secara garis besar para ulama terbagi menjadi dua kelompok dalam
mendefinisikan qawaid fiqhiyyah. Hal ini berdasarkan atas realita bahwa ada
sebagian ulama yang mendefinisikan qawaid fiqhiyyah sebagai suatu yang
bersifat universal, dan sebagian yang lain mendefinisikan sebagai sesuatu
yang bersifat mayoritas (aghlabiyyah) saja.

Contohnya adalah
‫األصل في المعاملة اإلباحة إال أن يدل دليل على تحريمها‬
“Segala bentuk muamalah pada dasarnya adalah mubah (boleh) kecuali ada
dalil yang mengharamkannya”

Ini menjadi alasan bagi setiap bentuk transaksi perdagangan dan ekonomi
menjadi halal kecuali jelas ada alasan yang melarangnya. Maka Jika dua orang
pelaku muamalah atau lebih, mereka berselisih tentang suatu hal berkaitan
dengan akad muamalah, seperti jual beli, sewa menyewa, gadai, akad di bank
atau lain-lain, maka keberpihakan diberikan kepada yang lebih kuat alasannya
sesuai prinsip dalil.

3. Tujuan dan Manfaat mempelajari qawaid fiqhiyyah adalah


 agar dapat mengetahui prinsip-prinsip umum fiqh
 mengetahui pokok masalah yang ada didalam fiqh kemudian menjadi titik
temu dari masalah-masalah fiqh.
 akan lebih mudah menetapkan hukum bagi masalah-masalah yang
dihadapi
 akan lebih bijaksana (arif) dalam menerapkan materi-materi hukum dalam
waktu dan tempat yang berbeda, untuk keadaan dan adat yang berbeda
 Mempermudah dalam menguasai kaidah fiqih, bisa memberikan jalan
keluar dari berbagai perbedaan pendapat dikalangan uulama, atau
setidaknya menguatkan yang lebih mendekati kepada kaidah-kaidah fiqhih
 Orang yang mengetahui kaidah-kaidah fiqih akan mengetahi rahasia-
rahasia dan semangat-semangat hukum islam (ruh al hukm) yang
disimpulkan didalam kaidah-kaidah fiqh
 Mendidik orang yang berbakat (mengetahui lebih) akan fiqh dalam
melakukan analogi (ilhaq) dan takhrij untuk memahami permasalahan-
permasalahan baru
 Mempermudah orang yang berbakat (memahami) akan fiqh dalam
mengikuti bagian-bagian hukum dengan mengeluarkannya dari tempatnya.

4. Perbedaan mendasar antara qawaid ushuliyyah dengan qawaid fiqhiyyah,


adalah: Qawaid ushuliyyah membahas tentang dalil-dalil syar’i yang bersifat
umum. Sedangkan qawaid fiqhiyah adalah qaidah-qaidah pembahasannya
tentang hukum yang bersifat umum. Jadi, qawaid ushuliyyah membicarakan
tentang dalil-dalil syar’i yang bersifat umum, sedangkan qawaid fiqhiyyah
membicarakan tentang hukum-hukum bersifat umum.

Secara terperinci perbedaan Qawaid Fiqhiyyah dengan Qawaid Ushuliyyah


sebagai berikut:
a) Qawaid ushuliyyah adalah qaidah-qaidah bersifat umum yang dapat
diterapkan pada semua bagian bagian objeknya. sedangkan qawaid
fiqhiyyah adalah himpunan hukum-hukum yang dapat diterapkan
kepada mayoritas bagian-bagiannya. Namun terkadang pengecualian
dari kebiasaan yang berlaku umum tersebut.
b) Qawaid ushuliyyah atau ushul fiqh merupakan metode untuk meng-
istinbath-kan hukum secara benar dan terhindar dari keliru.
Kedudukannya persis sama dengan ilmu nahwu yang berfungsi
melahirkan pembicaraan dan tulisan yang benar. Qawaid ushuliyyah
sebagai metode melahirkan hukum dari dalil-dalil terperinci sehingga
objek kajiannya selalu berkisar tentang dalil dan hukum.
c) . Qawaid ushuliyyah sebagai metode untuk menggali, menemukan dan
merumuskan hukum syara’ yang bersifat amaliyah. Sedangkan qawaid
fiqhiyyah merupakan himpunan sejumlah hukum-hukum fiqh yang
serupa dengan ada satu ‘illat (sifat) untukmenghimpunnya secara
bersamaan. Tujuan adanya qawaid fiqhiyyah adalah untuk
menghimpun dan memudahkan memahami fiqh.
d) Qawaid ushuliyyah ada sebelum ada fiqh. Sebab qawaid ushuliyyah
digunakan fukaha untuk melahirkan hukum fiqh. Sedangkan qawaid
fiqhiyyah ada setelah ada fiqh. Sebab, qawaid fiqhiyyah berasal dari
kumpulan sejumlah masalah fiqh yang serupa, ada hubungan dan sama
substansinya.

5. Qawaid Fiqhiyyah bersumber dari Hadits


 Kaidah pertama

‫الضرر يزال‬
Kemudharatan itu harus dihilangkan
Qaidah tersebut berasal dari Hadis Rasulullah Muhammad SAW.;

َ ِ‫ض َي هللاُ َع ْنهُ أَ َّن َرسُوْ َل هللا‬


َ‫صلَّى هللا عليه وسلَّ َم قَا َل ال‬ ِ ‫َان ْال ُخ ْد ِري َر‬
ِ ‫ع َْن أَبِي َس ِع ْي ٍد َس َع ْد ْب ِن ِسن‬
ِ َ‫ض َر َر َوال‬
‫ض َرا َر‬ َ
Dari Abu Sa’id, Sa’ad bin Sinan al-Khudri RA, sesungguhnya Rasulullah
SAW bersabda: "Tidak boleh melakukan perbuatan yang bisa membahayakan
diri sendiri dan membahayakan orang lain." (HR Ibnu Majah, No 2340 dan
2341).

 Kaidah kedua
‫الحدود تسقط بالشبهات‬
Hukum gugur karena sesuatu yang syubhat
Kaidah tersebut bersumber dari Hadist Nabi Muhammad SAW.:
)‫ ادرؤوا الحدود بالشبهات (رواه البخاري‬: ‫صلَّى هللا عليه وسلَّ َم‬
َ ِ‫قَا َل َرسُوْ َل هللا‬

Tinggalkanlah atau bataklaknlah hukuman gad karena ada faktor


keraguan (HR. Bukhari)

 Kaidah ketiga
‫االمور بمقا صد ها‬
Setiap perkara tergantung kepada maksud mengerjakannya
Kaidah tersebut bersumber dari Hadist Nabi Muhammad SAW.:
‫إِنِّ َما اأْل َ ْع َما ُل ِبالنِّيَّ ِة‬
Sesungguhnya segala amal itu tergantung pada niatnya
6. Kitab-kitab Qawaid Fiqhiyyah
a) Madzhab Hanafi
o Ta'siis al-Nadzr karya al-Qadhi, Ubaidullah ibn Umar ad-
Dabusi (430 H)
o Al-Majallah al-Ahkaam al-cAdliyyah oleh Komite `Ulama
Daulah Usmaniyyah (1286 H) f)
b) Madzhab Maliki
o Al-Qawaid oleh Muhammad itn Muhammad Dm Ahmad al-
Muclarri (758 H)
o Lidhaah al- Masaalik ila Qawaaid al-Imaam Maalik hasil karya
Ahmad ibn Yahya bin Muhammad at-Tilmisani al-Winsyarinsi
(914 H)
c) Madzhab Syafi’i
o Kitaab Al-Asybaah wan-Nazhaa' ir karya Sadraddin Abi
Abdullah ibn Murahhil, Ibn Wakil al-Syafi ci (716 H)
o Majmu' al-Mazhab fil-Qawaid al-Madzhab oleh Salahuddin
Abi Said al-Ala' i as-Syafii (761 H)
d) Madzhab Hambali
o Al-Qawaid al-F iqhiyyah oleh S harifudd in Ahmad ibn al-
Hasan, bn Qadhi al-Jabal al-Maqdisi (771 H)
o Taqriir al-Qawaid wa Tahriir al-Fawaa' id (al-Qawaid) karya
Abdurrahman Shihab ibn Ahmad ibn Abi Rajab (Ibn Rajab)
alHanbali (795H)

7. ‫االمور بمقا صد ها‬


Setiap perkara tergantung kepada maksud mengerjakannya

Maksudnya adalah segala niat atau motif yang terkandung didalam seseorang
saat melakukan perbuatan, menjadi kriteria yang dapat menentukan nilai dan
status hukum amal perbuatan yang telah dilakukan, baik berhubungan dengan
peribadatan ataupun adat-kebiasaan. Intinya dalam qa’idah ini mencakup
semua hal tentang niat. Dan kaidah inipun dapat diartikan pula bahwa segala
sesuatu perbuatan akantimbul tergantung bagaimana niatnya.

‫المشقة تجلب التيسير‬


Kesulitan mendatangkan kemudahan
Maksudnya adalah diantara hikmah dan rahmat yang Allah SWT., apabila
datang kesulitan, maka syari’at mempermudahnya. Contohnya ketika sakit
tidak bisa sholat berdiri maka diperbolehkan untuk duduk, atau ketika sedang
berpergian jauh maka sholat yang tadinya 4 rakaat menjadi 2 rakaat, artinya
mengerjakan qasar.

Anda mungkin juga menyukai