Anda di halaman 1dari 30

PENGANTAR USUL FIQH

Gampang Dadiyono
Mabadi’ (prinsip-prinsip) ilmu Ushul Fiqh

Sebelum membahas lebih dalam tentang ilmu usul fikih,


alangkah baiknya jika disebutkan 10 mabadi’ (prinsip-prinsip
dasar) setiap bidang ilmu, yang harus diketahui oleh setiap
orang yang bermaksud memahami satu limu. Agar dia
mendapatkan gambaran umum mengenai ilmu yang akan
dipelajari sebelum dia memulainya.
Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Fiqh – 10 Mabda’

ُ ‫ اَلْ َح ُّد َوالْ َم ْو‬# ‫ش َرة‬


‫ض ْوعُ ث ُ َّم الث َّ َم َرة‬ َ ‫ئ كُ ِل فَ ٍّن‬
ْ ‫ع‬ َ ‫ِإ َّن َمبَا ِد‬
Prinsip-prinsip ilmu itu ada sepuluh… Had (pengertian), Maudhu (objek), lalu Tsamrah (buah/faidah)

‫ستِ ْم َدا ُد ُح ْك ُم الشَّ ِارع‬


ْ ‫اال‬
ِ ‫س ُم‬
ْ ‫اال‬ ِ ‫ضلُهُ َوالْ َو‬
ِ ‫ َو‬# ‫اضع‬ ْ َ‫سبَةُ َوف‬
ْ ِ‫َون‬
Nisbah (hubungan), Fadhl (kedudukan/keutamaan), Wadhi’ (perintis)…Ism (nama), Istimdaad
(sumber), hukum syar’i mempelajarinya

‫ َو َم ْن َد َرى الْ َج ِميْ َع َحازَ الشَّ َرفَا‬# ‫ض ا ْكتَفَى‬ ُ ْ‫سائِ ُل َوالْبَع‬


ِ ْ‫ض ِبالْبَع‬ َ ‫َم‬
Masail (masalah-masalah yang dibahas). Sebagian orang cukup dengan mengetahui beberapa
prinsip …Barang siapa memahami seluruh prinsip ini akan memperoleh kemuliaan

*Sebagian ulama menjadikannya 11 mabda’, dengan menambah 1 mabda’ yaitu al-Syaraf: kemuliaannya
1. Defenisi (ُّ‫)ال َحد‬

al-Ta’rif (definisi) dikatakan ‘al-Had’ (batasan) karena definisi harus


bersifat jami’ (komperhensif) dan mani’ (tidak melampaui batas).

Para ulama biasanya dalam mendefinisikan usul fikih membagi menjadi


2 definisi :

1. Definisi dilihat dari sisi pecahan katanya


2. Definisi ushul fiqih sebagai salah satu bidang ilmu syar’i
A. Definisi dilihat dari sisi pecahan katanya, yaitu terdiri dari kata “usul”
dan “fikih”
a. Usul
Secara lughah usul adalah bentuk jamak dari kata ‘aslun’ yang berarti :
‐ Asal
‫ والنهر أص ٌل للجدول‬،‫فاألب أص ٌل للولد‬
ُ ،‫ ما يستند وجود ذلك الشيء إليه‬:‫وأصل كل شيء‬
Asal dari sesuatu adalah sesuatu yang menjadi sumber atau sebab adanya sesuatu itu,
contoh ayah adalah asal bagi anaknya, sungai adalah asal bagi irigasi yang bersumber
darinya.

‐ Sesuatu yang berdiri di atasnya sesuatu yang lain ( ‫غيره‬


ُ ‫) ما يُبنى عليه‬
‫أصل الجدار هو أساسه المستتر في األرض المبني عليه الجدار‬
Asal sebuah dinding adalah pondasinya yang menyentuh tanah yang dibangun di atasnya
dinding tersebut.
‫وأصل الشجرة طرفها الثابت في األرض‬
Asal sebuah pohon adalah akarnya yang tertanam dalam tanah.
Adapun secara istilah kata “al-asl” memiliki beberapa makna:
‐ Al-Rajih ( ‫ ) الراجح‬yaitu sesuatu yang dikuatkan/ diterima, dan dianggap lebih benar
maknanya, seperti ungkapan orang arab:
‫األصل في الكالم الحقيقة‬
Asal dari perkataan adalah al hakikat
Yang berarti yang rajih, dan dikutkan oleh orang yang mendengar suatu perkataan,
bahwa perkataan yang dimaksud adalah makna hakiki, bukan makna kiasan atau
majaz.
‐ Al-Mustashab (penyertaan hukum asal)
Dikatakan untuk orang yang yakin bahwa dia sudah bersuci, kemudian timbul rasa
ragu akan adanya hadas:
‫األصل الطهارة‬
Yang menjadi asal adalah thoharoh, artinya: diistishabkan toharoh, dengan kata lain
orang itu tetap disertakan pada dirinya hokum toharah, sehingga jelas ada bukti
bahwa dia sudah berhadas, karena keyakinan tidak dihilangkan dan tidak terpengaruh
hanya dengan adanya keraguan.
‐ Al-Qoidah al-mustamirrah (kaidah yang berlaku terus menerus)
Orang arab kadang berkata:
‫إباحة الميتة للمضطر على خالف األصل‬
Bolehnya bangkai dalam keadaan darurat menyelisihi asal: artinya menyelisihi kaidah
yang telah ditetapkan dan berlaku secara terus menerus.

‐ Al-Maqis alaih (sesuatu yang kepadanya dikiaskan sesuatu yang lain)


Seperti perkataan:
‫الخمر أصل للنبيذ‬
Khamr adalah asal bagi nabidz.

‐ Dalil
))‫ (( يأيها الذين آمنوا كتب عليكم الصيام‬:‫أصل وجوب الصوم قوله تعالى‬
Dalil wajibnya puasa adalah firman Allah: Wahai orang-orang yang beriman, telah
diwajibkan atas kalian berpuasa. Q.S al-Baqarah2:183
b. Al-Fiqh
Secara Bahasa fikih mempunyai dua makna:
‐ Al-fahm, seperti dalam ayat:
78 :‫ون َحدِيثًا ﴾ النساء‬ َ ‫ال َهؤ َُال ِء الْقَ ْو ِم َال يَ َكاد‬
َ ‫ُون يَفْقَ ُه‬ ِ ‫﴿ فَ َم‬
Maka mengapa orang-orang itu (orang-orang munafik) hampir-hampir tidak
memahami pembicaraan (sedikitpun)?
Contoh lain yaitu doa nabi Muhammad saw. kepada ibn ‘abbas r.a.
ِّ ‫الل ُه َّم فَ ِّق ْهه ُ فِّي الد‬
‫ِّين‬
Ya Allah berilah dia pemahaman agamamu
‐ pemahaman atas maksud dan tujuan dari sebuah perkataan, seperti firman Allah
ُ ‫] ﴿ قَالُوا يَا شُ َعي‬.
ً ِ‫ْب َما نَفْقَه ُ َكث‬
91 :‫يرا ِم َّما تَقُو ُل ﴾ [هود‬
Mereka berkata “wahai syu’aib, kami tidak banyak mengerti dari apa yang kamu
katakan

ِ ‫ وهذا قدر زائدٌ على مجرد‬،‫ وهو فه ُم مراد المتكلم من كالمه‬،‫أخص ِمن الفَهم‬
‫فهم وضع اللفظ‬ ُّ ‫ (الفقه‬:‫قال ابن القيم‬
[7] )‫في اللغة‬
Ibn Qayyim rahimahullah berkata: al-fiqh lebih bermakna spesifik dibanding kata al
fahm, (al-fiqh) berarti memahami makna dan maksud dari perkataan sesorang. Ini
merupakan kadar yang lebih dari hanya sekedar mengerti lafazh dari segi Bahasa
Adapun secara istilah fikih berarti:
‫معرفة األحكام الشرعية العملية بأدلتها التفصيليَّة‬
Pengetahuan tentang hukum-hukum syariat amaliah dengan-dengan dalil dalil tafshiliyah
(terperinci).

• Dari kata ‘ma’rifat’ di atas berarti meliputi al-ilm dan al-zhan.


• Dari kata ‘ahkam syar’iyyah’ maka dipahami bahwa hukum-hukum aqliyyah tidak
termasuk, seperti: “satu adalah setengah dari dua”.
• Kata “al-amaliyyah” menunjukkan bahwa hukum-hukum akidah tidak termasuk
pada pembahasan fikih yang dimaksud di sini, seperti iman kepada Allah, malaikat,
dan yang semisalnya.
• Dan kata “adlillah tafshiliyyah” menunjukkan bahwa ushul fikih tidak termasuk,
karena usul fikih khusus membahas dalil-dalil yang ijmaliyah, atau bersifat global,
tidak terperinci.
B. Definisi ushul fiqih sebagai salah satu bidang ilmu syar’i

Di antara definisi ushul fiqih yang populer adalah:


.‫مجموعة القواعد العامة التي تستخدم في استنباط األحكام الشرعية الفرعية من أدلتها التفصيلية‬

Sekumpulan kaidah-kaidah umum yang digunakan dalam menyimpulkan hukum-hukum syar’i


yang bersifat far’I dari dalil-dalil yang bersifat tafshili (rinci)

Kata “qowaid” adalah bentuk jamak dari “qoidah” , yang berarti aturan-aturan yang bersifat
kulliyyah (umum) yang masing-masing memiliki juziyyat (cabang-cabang permasalahan) yang
dikembalikan kepadanya.
Untuk memperjelas definisi di atas bisa dengan melihat contoh berikut:
Allah berfirman:
)‫(( وأقيموا الصالة وآتوا الزكاة‬
Ayat di atas merupakan dalil tafsili, yang disimpulkan darinya hokum syar’I far’I, yaitu wajibnya
menegakkan sholat dan wajibnya menunaikan zakat.

Cara menyimpulkan hokum yang pertama yaitu wajibnya menegakkan sholat sebagai berikut:
1. Kata (‫ )أقيموا الصالة‬adalah amr (perintah)
2. ungkapan perintah menunjukkan hal yang wajib (‫)األمر يقتضي الوجوب‬
Jadi penegakkan sholat hukumnya adalah wajib.

Adapun untuk hokum kedua yaitu wajibnya zakat adalah dengan cara yang sama sebagai berikut:
1. ungkapan (‫ )وآتوا الزكاة‬adalah bentuk amr (perintah)
2. ungkapan perintah menunjukkan hal yang wajib (‫)األمر يقتضي الوجوب‬
Jadi menunaikan zakat hukumnya adalah wajib
Adapun memahami bahwa kalimat ( ‫ ) وأقيموا الصالة وآتوا الزكاة‬adalah perintah ini adalah
bagian dari ilmu lughah, bukan dari usul fiqih.

Sedangkan hasil dari kesimpulan di atas, yaitu bahwa sholat dan zakat merupakan hal
yang wajib adalah kadah fiqhiyyah far’iyyah., dan bukan termasuk bagian dari ilmu usul, akan
tetapi bagian dari limu fikih.

Di antara contoh kaidah-kaidah usul fikih yang lain adalah;


1. ( ‫ = ) النهي يقتضي التحريم‬Setiap larangan pada asalnya menunjukkan pengharaman
2. ( ‫ = ) السنة الغعلية حجة‬Sunnah fi’liyyah adalah hujjah
3. ( ‫ اإلجماع السكوتي ال يحتج به‬i ) = ijmak sukuti bukan hujjah
Dan lain sebagainya.
2. Objek Ilmu Usul Fikih (‫)موضوعه‬

‫ وأقسامها‬،‫ األدلة اإلجمالية الموصلَة إلى األحكام الشرعية العملية‬:‫موضوع علم أصول الفقه‬
.ٍّ ‫ وكيفية أخذ األحكام الشرعية ِمنْ َها على وجه كُ ِلي‬،‫واختالف مراتبها‬

Objek ushul fikih adalah dalil-dalil ijmaliyyah (umum) yang


menghantarkan kepada hukum-hukum syar’iyyah ‘amaliyyah, macam-
macamnya, tingkatan-tingkatannya, dan tatacara pengambilan hukum
syar’I darinya secara kulli (umum dan menyeluruh).

Dari sini terlihat jelas sebagaimana disinggung sebelumnya,


bahwa hokum syar’I bukanlah objek ilmu usul fikih, karena hokum-
hukum syar’I buah hasil dari dalil-dalil.
3. Buah/Hasil Ilmu Ushul Fikih ( ‫) الث َّ َم َره‬
Di antara hasil atau faidah mempelajari ilmu ushul fikih adalah:

• Mengetahui metodologi para fuqoha dalam menyimpulkan hokum-hukum.


• Memiliki pemahaman yang baik terhadap dalil-dalil syar’i
• Membedakan antara yang rajah (kuat) dan yang marjuh (lemah) dari perkataan ulama
tatkala mereka berbeda pendapat.
• Orang yang menguasai ilmu usul fikih bisa berdakwah di tengah masyarakat dengan
cara yang lebih meyakinkan dan memuaskan objek dakwah.
• Menafsirkan nas-nas syar’i dan menyimpulkan hokum-hukum fikih secara benar.
• Mempelejari ilmu usul fikih merupakan salah satu bentuk ibadah, mendekatkan diri
kepada allah.
• Seseorang yang mahir dalam ilmu ushul fikih akan bisa menjelaskan kepada non
muslim bahwa agama islam sholih (relevan) untuk setiap masa dan tempat.
• Ilmu ushul fikih merupakan asas (pondasi) bagi ilmu tafsir dan dalam menyimpulkan
hokum-hukum fikih dari ayat-ayat al-qur’an, karenanya seseorang tidak bisa menjadi
seorang mufassir sebelum menguasai ilmu ushul fikih.
4. Hubungan ( ‫) نسبة‬

Ilmu ushul fikih termasuk salah satu ilmu-ilmu syar’I,


hubungannya dengan ilmu fikih seperti hubungannya ilmu ushul tafsir
dengan ilmu tafsir, atau ulumul hadis dengan hadis.
5. Keunggulan ( ‫) الفضل‬

Keunggulan ilmu usul fikih adalah bahwa pemahaman ilmu fikih


tidak bisa dihasilkan tanpa melalui proses istinbat dalil-dalil yang
merupakan bidang ilmu ushul fikih, karenya keutamaan mempelajari
usul fikih tidak kalah dibanding dengan keutamaaan mempelajari ilmu
fikih itu sendiri, karena merupkan wasilah menuju ilmu fikih, dan
keutamaan disisi Allah tinggi karena membahas hokum-hukum yang
Allah turunkan yang menghantarkan kepada kesuksesan dan
kebahagiaan dunia akhirat.
6. Penggagas ( ‫) الواضع‬

Penggagas atau pelopor dalam bidang ilmu ushul fikih adalah


Imam Muhammad bin Idris Abu Abdillah Al-Syafi'iy RA (150-204H),
dengan kitabnya yang beliau karang yaitu al-Risalah.
7. Nama ( ‫) االسم‬

Nama bidang ilmu ini adalah ushul fikih sebagaimana telah didefinisikan, akan tetapi
sebagian ulama hanya mencukupkan dengan nama al-ushul saja tanpa menambahkan kata fikih
dalam pemberian judul-judul buku mereka, seperti :

• Imam al-gozali yang menamai kitabnya al-mustashfa min ‘ilmil ushul


• Al-razi dengan kitabnya al-mahshul min ‘ilmil ushul
• Al-baidhawi menamkan kitabnya minhajul ushul fii ilmil ushul
• Al-syaukani dengan bukunya irsyadul fuhuul ilaa tahqiqi alhaqqi min ‘ilmil ushul

Hal ini mungkin karena ilmu ushul fikih ini sebenarnya tidak terbatas membahas persoalan
fikih saja, bahkan ilmu tafsir, hadis, dan akidah pun memerlukan pemahaman ilmu ushul dalam
menyelesaikan beberapa persoalan-persoalan. Jadi siapapun yang menginginkan istinbat hokum-
hukum dari al-Qur’an dan Sunnah harus menguasai ilmu ini, meskipun bukan dalam bidang fikih.
8. Sumber ( ‫) االستمداد‬
Sumber ilmu ushul fikih adalah :
‐ Al-Qur’an dan Sunnah
Setiap ilmu yang tidak berdasarkan al-Qur’an dan Sunnah bukan termasuk ilmu syar’i, adapun
ilmu usul tentu bersumber dari keduanya, bahkan semua dalil-dalil syar’i baik yang disepakati
atau yang terjadi perselisihan di dalamnya, seperti ijmak, qiyas, al-mashalih, al-istishab, al-
istihsan dan lainnya semua itu harus bersumber dari al-Qur’an dan Sunnah.

‐ Ilmu ushuluddin (sebagian ulama menyebut dengan ilmu kalam)


Hal ini karena ilmu usul fikih yang membahas dalil-dalil ijmaliyyah dapat dipahami dan
dijadikan sebagai dalil yang sahih dibangun di atas ma’rifatullah dan sifat-sifatNya dan
kepercayaan terhadap apa yang dating dari rasullaah saw.

‐ Bahasa arab
‫اللغة وعاء الكتاب والسنة‬
Bahasa (arab) merupakan wadahnya al-Qur’an dan Sunnah, di mana al-Qur’an turun dengan
bahasa arab, dan Sunnah qouliyyah juga keluar dari lisan nabi Muhammad saw. dengan
bahasa yang sama. Maka seseorang tidak akan bisa memahami dalil-dalil dalam al-Quran
maupun Sunnah tanpa memahami bahasa arab.
9. Hukum

Hukum mempelajari dan mengajarkan ilmu ushul fikih adalah


fardhu kifayah, sebagian ulama menyebutkan bahwa hokum
mempelajarinya fardhu ain bagi seorang yang berijtihad, menetapkan
hukum dan berfatwa.
10. Permasalahan-permasahan ( ‫) المسائل‬

Peramasalahan yang dibahas dalam ilmu ini adalah semua


pembahasan yang dibutuhkan oleh seorang mujtahid, cara beristifidah
darinya, juga menyimpulkan hukum-hukum syar’I berdasarkan hal itu.
11. Syarof (kemuliaanya)

Ilmu usul fikih termasuk ilmu yang memiliki kedudukan yang


sangat mulia, hal ini dikarenakan pembahasan yang dikaji adalah hal
yang mulia, yaitu ilmu tentang hukum-hukum Allah ta’ala yang
merupakan kunci kebahagiaan dunia akhirat.
Sejarah singkat munculnya ilmu ushul fikih

Pada masa setelah wafatnya rasulullaah saw. para sahabat


tatkala menyimpulkan hukum-hukum syar’i untuk
diaplikasikan pada setiap kejadian-kejadian yang dianggap baru
mereka menggunakan kaidah-kaidah yang mereka pahami
dalam diri-diri mereka, yang mereka simpulkan dari nushus
syariah, dan dari perbuatan nabi Muhammad saw. yang mereka
dapati dan saksikan dari beliau saat beliau hidup di tengah
mereka.
Sejarah singkat
Kadang di munculnya ilmuada
antara mereka ushul fikih
yang dengan terus terang
menyebutkan dalil yang dijadikan sandaran dalam menyimpulkan
satu hukum, seperti perkataan ibn Umar ketika mendengar
seseorang yang melarang haji tamatu’ atas dasar larangan dari
Umar: “hampir saja dijatuhkan kepada kalian batu dari langit, saya
katakan kepada kalian: “Berkata Rasulullah, sedangkan kalian
berkata: “Berkata Abu Bakr, Umar”.
Ibn Umar dalam dalam hal ini bermaksud menjelaskan
bahwa tamatu’ hukumnya boleh, hal ini merupakan hukum fiqhi
fa’i, dia tidak membenarkan adanya larangan akan tamatu’
berdasarkan kaidah ushuliyah yang disarihkan: yaitu bahwa dalil
dari sunnah nabawiyah didahulukan ketimbang perkataan
sahabat, bahkan meskipun hal itu adalah perkataan 2 syeknya
para sahabat yaitu abu bakr dan umar.
Sejarah singkat munculnya ilmu ushul fikih
Contoh lain adalah perkataan Umar bin khattab kepada abu
musa al-asy’ari saat mengangkatnya sebagai qadhi: “perhatikanlah
hal-hal yang serupa dan semisal, dan qiyaskan perkara berdasarkan
pendapatmu”, sejatinya ini adalah bentuk tasrih (terus terang) atas
bolehnya mengamalkan qiyas.
Setelah tiba masa tabiin dan setelah mereka semakin besar
kebutuhan terhadap istinbat, dikarenakan banyak kejadian-kejadian
yang berkembang sejak islam melebarkan kejayaannya ke banyak
penjuru bumi. Maka mulai banyak para tabiin yang menggeluti
secara khusus bidang fatwa, maka mereka butuh akan adanya
kaidah-kaidah tertentu dan metodologi-metodologi yang dikenal,
juga ushul-ushul yang jelas dalam rangka beristinbat.
Sejarah singkat munculnya ilmu ushul fikih
Akan tetapi ilmu ushul fikih baru nampak lebih jelas sebagai
salah satu bidang ilmu syar’i yang mustaqil (terpisah) dari ilmu yang
lain setelah imam syafi’i mengumpulkan pembahasan-
pembahasannya pada bukunya yang bernama ‘al-Risalah”, beliau
mengkhususkan dalam kitab tersebut pembahasan istinbat dari al-
Kitab, al-Sunnah, ijmak, dan qiyas, juga membahas tentang nasikh
dan mansukh, al- ‘am dan al-khas dan hadis-hadis yang menjadi
hujjah dan yang tidak, dengan kata lain beliau lah yang pertama
membahas secara terperinci ilmu ushul fikih.
Kemudian bertambah dan semakin banyak kitab-kitab yang
membahas tentang ilmu ushul fikih yang pada akhirnya timbulah
kemudahan dalam berijtihad dan istinbat adillah, karena dalil-dalil
menjadi terasa terbatas, begitu pula hukum-hukum menjadi lebih
mudah terjangkau..
Semoga Allah merahmati imam syafi’i dan para ulama
kita dan memberikan tempat seluas-luasnya di
syurgaNya, amiin.
Sejarah
Maraji’: singkat munculnya ilmu ushul fikih
• al-Qur’an
• al-Wadih fii Ushulil Fiqh Lil Mubtadiin (Dr. Muhammad Sulaiman
al-Aysqar)
• Syarah al-Waraqat (Syekh. Abdullah bin Salih al Fauzaan)
• al-Mabadi’ al-‘asyrah li’ilmi ushul al fiqh (Zahran kadah)
• Ushul fiqh alladzi laa yasa’u al-faqih jahlah (Prof. Dr. ‘Iyadh al-
Sulami)
• https://www.alukah.net/sharia/0/137224/
• http://santrijournal.blogspot.com/2018/10/mabadi-10-asyarah-
ushul-fiqih.html
• https://alwaraqat.id/al-mabadi-al-asyarah-prinsip-yang-sepuluh/
Masih minat untuk lanjut belajar
ushul fikih?

Follow fb: Gampang Dadiyono


youtobe chanel:
PaeSarahNgajiOnline

Anda mungkin juga menyukai