Anda di halaman 1dari 35

Materi 1

SEPUTAR SYARI’AH, FIQH


DAN USHUL FIQH

Apa itu syariah, fiqh dan


ushul fiqh?
Pengertian Syari’ah
• Menurut etimologis berasal dari kata kerja
(fi‘il) syara‘a–yasyra‘u, yang pada mulanya
mempunyai arti jalan yang dilalui air
terjun. Kemudian kata syari‘ah digunakan
oleh orang-orang Arab dalam arti al-
thariqah al-mustaqimah (jalan yang lurus).
• Dalam bahasa Indonesia kata syari‘ah
sering diterjemahkan dengan perundang-
undangan, peraturan, atau hukum. Bahkan
juga diartikan dengan agama
Dasar arti di atas, adalah firman Allah dalam
QS. al-Jatsiyah (45): 18.

• ‫ِن اأْل َ ْم ِر َفاتَّ ِب ْع َها َواَل َتتَّ ِب ْع‬


َ ‫اك َعلَى َش ِري َع ٍة م‬ َ ‫ثُ َّم َج َع ْل َن‬
َ ‫أَ ْه َوا َء الَّذ‬
َ ‫ِين اَل َي ْعلَ ُم‬
‫ون‬
• Artinya: “Kemudian Kami jadikan
kamu berada di atas suatu syari‘ah
(peraturan) dari urusan (agama)
itu, maka ikutilah shari’ah itu dan
janganlah kamu ikuti hawa nafsu
orang-orang yang tidak
mengetahui.”

• Sedangkan arti syari‘ah menurut
terminologis terdapat beberapa makna
yang dikemukakan oleh para ulama’,
diantaranya adalah sebagai berikut:
ْ ‫ال ْال ُم َكلِفّ ْي َن م‬
‫ِن‬ ِ ‫ ِخطاَ ُب اهللِ َت َعالَى ْال ُم َت َعلِّ ُق ِبأ ْف َع‬: ‫الش ِر ْي َع ُة ِه َي‬
َّ •
‫َح ْي ُث اَنَّ ُه ُم َكلٌفّ ِب ِه‬
• Artinya:“Syari’ah adalah Kitab
(perundangan) Allah yang berhubungan
dengan perbuatan mukallaf, sekirannya
mukallaf itu mampu terbebani.

‫• الشريعة هي ما شرعه اهلل لعباده من اال حكام التى جاء بها‬
‫نبي من االنبياء وعلى نبينا محمد صلى اهلل عليه وسلم اي سواء‬
‫كانت متعلقة بكيفية عمل وتسمى فرعية وعملية و ُدوَنّ لها علم‬
‫الفقه ام بكيفية االعتقادية واصولية ودون لها علم الكالم أم‬
‫بكيفية السلوك ودون لها علم االخالق‬
• “Syariah adalah ketentaun hukum-hukum Allah yang
disyariatkan untuk hamba-Nya, yang datang kepada para
Nabi, termasuk Nabi Kita Muhammad saw. baik yang
berhubungan dengan tata cara amal perbuatan yang
disebut cabang atau praktis, dan disusun menjadi ilmu
fikih, maupun yang berkenaan dengan masalah
akidah/keyakinan yang disebut I’tiqadiyah dan
ushuliyyah, yang selanjutnya disusun menjadi ilmu
kalam, atau berkenaan dengan pengaturan tingkah laku,
yang selanjutnya dibukukan menjadi ilmu akhlak.
Sementara Fiqh

• Secara etimologis, mempunyai arti


al-fahm, yaitu memahami sesuatu dengan baik.
Pengertian secara etimologis ini sesuai dengan
firman Allah yang banyak dijumpai dalam al-
Qur’an dan Hadits Nabi saw. Dalam al-Qur’an
tidak kurang dari 19 ayat yang berkaitan dengan
kata fiqh, seperti kata yafqahuna, nafqahu, atau
liyataqqahu.
Di antara ayat-ayat tersebut antara lain
adalah sebagai berikut:

ً ‫ون َحد‬
‫ِيثا‬ َ ‫ال َه ُؤاَل ِء ْال َق ْو ِم اَل َي َكاد‬
َ ‫ُون َي ْف َق ُه‬ ِ ‫► َف َم‬
► Artinya:
“...Maka mengapa orang-orang
itu hampir-hampir tidak memahami
pembicaraan. Q.S. al-Nisa’ (4): 78

‫ات لَ َعلَّ ُه ْم َي ْف َق ُه ْو َن‬


ِ ‫ف ااْل َ َي‬
ُ ‫ص ِّر‬
َ ‫ن‬
ُ ‫كيف‬‫ر‬ ُ
ْ ُ‫► ا‬
‫نظ‬
► Artinya:“Perhatikanlah,betapa Kami
mendatangkan tanda-tanda kebesaran
Kami silih berganti agar mereka
memahaminya.” Q.S. al-An’am (6): 65
ِ ‫ص ْل َناااْل َي‬
 ‫ات لِ َق ْو ٍم َي ْف َق ُه ْو َن‬ َّ ‫ َق ْد َف‬.
Artinya: “Sesungguhnya telah Kami jelaskan
tanda-tanda kebesaran Kami kepada orang
—orang yang mengetahui.” Q.S. al-An’am
(6): 98

‫ضعِي ًفا‬ ُ ‫ِما َت ُق‬


َ ‫ول َوإِنَّا لََن َر‬
َ ‫اك فِي َنا‬ ُ ‫َقالُوا َي‬
ً ‫اش َع ْي ُب َما َنف َقهُ َكث‬
َّ ‫ِيرا م‬
Artinya:“...Mereka berkata: “Hai Syu‘aib,
kami tidak banyak mengetahui tentang apa
yang kamu katakan itu. Dan sesungguhnya
kami benar-benar melihat kamu seorang
yang lemah di antara kami…” Q.S. Hud (11):
91
Adapun dalam Hadis di temukan antara
lain:
Hadits yang diriwayatkan oleh Imam
Bukhari dan Imam Muslim:
ِّ ‫َم ْن ُي ِر ِد اهللُ ِب ِه َخ ْي ًرا ُي َف ِّـق ْه ُه فِى‬
‫الد ْي ِن‬
Artinya:“Barang siapa dikehendaki Allah
kebaikan, Allah menjadikannya
mengerti/paham tentang agama-Nya.”
Berdasar ayat-ayat dan Hadits di
atas, dapat dipahami bahwa arti
fiqh secara bahasa berarti
memahami, mengetahui, atau
mendalami. Sedangkan objek
yang dipahami adalah kalimat-
kalimat yang ada dalam al-Qur’an
dan al-Hadits.
Menurut terminologi ulama terdapat
berbagai ragam pendapat:
1. Muhammad Baqir al-Shadr dan Murtadla
Muthahhari menyatakan bahwa fiqh
adalah pengetahuan yang luas dan
mendalam mengenai perintah-Nya dan
tidak memiliki relevansi khusus dengan
bagian ilmu tertentu. Oleh karena itu,
menurutnya fiqh memiliki cakupan yang
sangat luas
Sementara ulama‘ fiqh, berpandangan bahwa
fiqh itu secara khusus diterapkan pada
pemahaman yang mendalam dalam kaitan
dengan hukum Islam
Abu Hanifah misalnya mendefinisikan:
‫ َو ْال َم ْع ِر َف ُة‬, ‫اعلَ ْي َها‬
َ ‫س َمالَ َها َو َم‬ ِ ْ
‫ف‬ ّ
‫ن‬ ‫ال‬ ُ
‫ة‬ َ
‫ف‬ ‫ر‬
ِ ‫ع‬ْ ‫م‬
َ ‫و‬
َ ‫ه‬ُ ُ
‫ه‬ ْ
‫ق‬ ‫ف‬
ِ ْ
‫ل‬ َ‫ا‬
)‫ات َع ْن َدلِ ْي ٍل‬ُ ‫اك ْال ُج ْز ِئ َي‬ُ ‫ْر‬
َ ‫(ه َي اِد‬ِ
Artinya:“Fiqh adalah mengetahui/memahami
individu, harta, dan apa-apa yang ada kaitan
dengannya. Mengetahui maksudnya adalah
memperoleh bagian-bagian tentang dalil”

Imam Syafi’i berpendapat sebagai
berikut:
ْ ‫الش ْر ِعَّي ِة ْال َع َمل َِّي ِة ال ُم ْك َت َس ُب م‬
 ‫ِن‬ َّ ‫اَْل ِف ْق ُه ُه َو اَْلع ِْل ُم ِبا ااْل َ ْحكام‬
ِ
ِ ‫اَدِلَِّت َها التَّـ ْف‬
‫ص ْيل َِّي ِة‬
Artinya:“Ilmu tentang hukum-hukum
syari‘ah yang bersifat ‘amali (praktis),
yang diambil dari dalil-dalil bersifat tafshili
(terperinci).

Abdul Wahab Khallaf

‫الفقه هو مجموعة االحكام الشرعية العملية المكتسبة من‬


‫ادلتها التفصيلية‬
“Kumpulan hukum syariah yang bersifat
praktis yang diambil dari dalil-dali secara
terperinci”
Dengan melihat pengertian fiqh, baik
dari segi etimologis maupun terminologis
di atas, dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud dengan ilmu fiqh adalah “ilmu
yang mempelajari tentang ajaran Islam
yang disebut syari‘ah yang bersifat
‘amali (praktis) yang diambil dari dalil-
dalil yang tafsili (rinci) atau sistematis”.

Pengertian Ushul Fiqh
Ushul itu dasar/sumber yang sering
dikatakan dalil. Sedangkan fiqh adalah
memahami hukum syara’ tentang
perbuatan mukallaf yang bersifat praktis.
Maka dari sini dapat dikatakan bahwa
Ushul Fiqh adalah dasar pemahaman
metodologis terhadap sumber ajaran atau
dalil-dalil. Ini yang sering disebut metode
istinbat hukum (menggali hukum)
Karena itu, ilmu ushul fiqh dipahami ulama
sebagai ilmu yang membicarakan dalil-dalil yang
menjadi pijakan syariah amaliyah, apa syarat
sahnya dalil tersebut, dan bagaimana cara
menetapkannya.
Jumhur Ulama Ushul Fiqh mendefinisikan
sebagai himpunan kaidah (norma) yang
berfungsi sebagai alat penggalian syara’ dari
dalil-dalinya.
Dengan demikian, ushul fiqh adalah ilmu
pengetahuan yang objeknya adalah dalil hukum
atau sumber hukum dengan seluk beluknya dan
metode penggaliannya.
Hubungan Ilmu Fiqh dan Syari‘ah.

secara umum dan khusus keduanya


bertemu pada hukum yang sesuai dengan
hukum Allah. Syari‘ah merupakan induk
ilmu fiqh karena hukum yang ditetapkan
oleh ilmu fiqh semua didasarkan kepada
syari‘ah, tidak boleh bertentangan dengan
norma-norma akidah dan akhlak, serta
nash-nash hukum yang sudah jelas di
dalam al-Qur’an dan Sunnah Nabi saw.
Syari‘ah mempunyai konotasi
hukum yang suci dan mengandung
nilai-nilai uluhiyah. Sedangkan fiqh
merupakan ilmu tetang syari’ah.
Karena itu, kata syari‘ah
mengingatkan kita kepada wahyu
dan atau Sunnah Nabi saw.,
sedangkan fiqh mengingatkan kita
kepada ilmu hasil ijtihad para
ulama’.
Syari‘ah lebih dikenal dengan
sebutan syari‘ah Ilahi”, sedangkan
fiqh dikenal dengan sebutan
syari‘ah wadl‘i.
Syari‘ah Ilahi berlaku secara
universal untuk semua waktu dan
tempat, dan tidak bisa berubah
karena tidak ada yang kompeten
untuk mengubahnya
Sementara syari‘ah wadl‘i adalah
produk-produk ijtihad yang
dilakukan oleh para ulama’
dengan langkah-langkah kreatif
dalam menggali hukum syari‘ah
yang bersifat Ilahi dengan tetap
memperhatikan batas-batas yang
digariskan oleh Allah swt
Perbedaan Fiqh dengan Syari‘ah.

1. Syari‘ah mempunyai bidang kajian yang


lebih luas dari ilmu fiqh. Syari‘ah meliputi
bidang kajian akidah, hukum, akhlak,
sedangkan fiqh adalah hanya dalam bidang
hukum. Syari‘ah mempunyai bidang kajian
yang lebih luas dari ilmu fiqh. Syari‘ah
meliputi bidang kajian akidah, hukum,
akhlak, sedangkan fiqh adalah hanya dalam
bidang hukum.
2. Syari‘ah itu sempurna, berbeda
dengan fiqh. Syari‘ah itu mencakup
kaidah dan dasar-dasar umum yang
dari dasar dan kaidah tersebut, kita
menyandarkan hukum-hukum yang
tidak di-nash-kan dalam seluruh
persoalan hidup. Sedangkan fiqh itu
adalah pendapat para mujtahid dari
kalangan para ulama’
3. Syari‘ah berlaku untuk umum,
tidak seperti fiqh, sebagaimana
firman Allah swt. wa ma arsalnaka
illa rahmatan li al‘alamin.
Keumuman tersebut, dapat dilihat
dari fakta syari‘ah bahwa sasaran
nashnya ditujukan kepada seluruh
manusia.
4. Syari‘ah diwajibkan kepada seluruh manusia,
artinya setiap orang yang telah memenuhi syarat
taklif (subjek hukum) itu wajib melaksanakannya,
baik segi akidah, akhlak, atau ibadah. Sedangkan
fiqh yang merupakan hasil ijtihad para ulama’,
hasilnya tidak wajib diikuti oleh mujtahid lain,
bahkan bagi seorang muqallidnya (pengikut) tidak
harus mengikutinya manakala ia mendapatkan
pendapat mujtahid lain yang lebih baik,
sebagaimana ungkapan kaidah ushul al-fiqh.
 “Inna al-awwam la madzhaba lahu
(Sesungguhnya orang awam itu tidak memiliki
madzhab tertentu).
5. Syari‘ah itu selalu sesuai dengan
segala tempat dan waktu (shalih li kulli
zaman wa makan). Sedangkan fiqh
yang merupakan hasil ijtihad seorang
mujtahid dapat mengantisipasi
persoalan-persoalan yang muncul pada
zaman dan waktunya, dan tidak
dianggap dapat mengantisipasi
persoalan pada waktu dan tempat yang
lain.
6. Syari‘ah itu mengisi kebenaran
semata, sementara pemahaman para
fuqaha’ terhadap syari‘ah terkadang
salah dan terkadang benar.
7. Syari‘ah itu tetap dan kekal,
sementara fiqh (hukum hasil ijtihad)
tidaklah demikian, karena bisa berubah
sesuai dengan kondisi dan keadaan.
Hubungan Fiqh dan Ushul Fiqh
Dalam penjelasan sebelumnya telah
dipaparkan bahwa ilmu fiqh merupakan
ilmu yang sangat erat hubungannya
dengan syari‘ah, karena keduanya saling
keterkaitan ibarat jasad dan ruh.
Sementara hubungan ilmu fiqh dengan
ushul al-fiqh, keduanya ibarat hubungan
antara ilmu Nahwu (tata bahasa Arab) dan
Bahasa Arab, keduanya juga tidak bisa
terpisahkan
Secara sederhana hubungan keduanya
dapat di illustrasikan sebagai berikut:

SYARI’AH
Perundangan
Ilahi

USHUL FIQH
Metodologi

FIQH
Hukum
Dengan melihat illustrasi di atas,
dapat dipastikan bahwa fiqh
merupakan produk yang dihasilkan
dari sumber hukum (syari’ah) melalui
proses metode tertentu yang
dilakukan oleh mujtahid. Hasil-hasil
tersebut kemudian disimpulkan
menjadi prinsip umum yang disebut
dengan kaidah fiqh.
Dengan demikian, kaidah fiqh
dipandang sebagai lambang
kearifan fiqh yang
mendampingi ushul al-fiqh
sebagai cara berpikir hukum di
dalam fiqh untuk memecahkan
masalah-masalah baru yang
timbul.
Hukum Islam dam Pembagiannya
Hukum Islam adalah ketentuan-ketentuan
hukum yang berhubungan dengan amal
perbuatan manusia berdasarkan nash al-
Qur’an dan al-Hadits melalui penalaran
atau ijtihad para ulama’
Dengan demikian hukum Islam itu sifatnya
temporer, dapat berubah, tidak
sebagaimana syari‘at yang bersifat
permanen/abadi.
Hukum Islam dibagi menjadi tiga bagian,
antara lain:
1. Hukum Taklifi, yaitu ketentuan hukum
yang menuntut para mukallaf untuk
mengerjakan atau meninggalkannya suatu
perbuatan. Hukum taklifi ini menurut jumhur
ulama’ ushul fiqh terbagi menjadi empat
macam, yaitu: al-Ijab (wajib), al-Nadb
(Sunnah), al-Karahah (Makruh), dan al-
Tahrim (haram).
2. Hukum Takhyiri, yaitu ketentuan Allah yang
memberi peluang bagi para mukallaf untuk
memilih antara mengerjakan atau
meninggalkannya. Dalam pembahasan ilmu
ushul al-fiqh biasa disebut dengan al-Ibahah
(mubah),
3. Hukum Wadl‘i, yaitu ketentuan yang
diletakkan Syari’ sebagai pertanda ada atau
tidaknya hukum taklifi. Dan ketentuan ini
dituntut untuk di taati dengan baik, karena
mempengaruhi terwujudnya perbuatan
mukallaf yang terkait langsung dengan
ketentuan wadl‘i tersebut
WALLAHU A’LAM
TERIM KASIH

Anda mungkin juga menyukai