1. Angelina Moli memiliki perusahaan bisnis yang bergerak di bidang perdagangan,
dengan nama badan hukum PT. Lap Tiger (PT.LP). PT. LP memesan barang kepada PT. Dualisme Poligani (PT. DP) yang dimiliki salah satunya oleh H. Marka Jalani. Pemesanan barang ini dituangkan dalam kontrak tertulis pada tanggal 25 Desember 2012 yang dibuat di Jakarta, di mana di dalam kontrak disebutkan bahwa PT. DP akan mengirimkan barangnya kepada PT. LP pada tanggal 2 Januari 2013. Ternyata sampai dengan tanggal 5 Januari 2013, barang tersebut belum juga dikirim tanpa pemberitahuan. Atas hal tersebut, PT. LP merasa dirugikan karena adanya kewajiban dengan pihak ketiga yang harus dipenuhi oleh PT. LP. Ke peradilan manakah PT. LP dapat mengajukan gugatan kepada PT. DP? Mengapa demikian? 2. Kota Tangerang sempat mengeluarkan Peraturan Daerah (Perda) yang mengatur salah satunya tentang larangan seorang wanita sendirian keluar malam di atas jam 9 malam dengan dugaan perempuan tersebut sebagai Pekerja Seks Komersial (PSK). Perda ini banyak mendapat protes dari pelbagai kalangan. Jika Anda adalah salah seorang warga Kota Tangerang yang ikut merasa dirugikan dengan adanya aturan tersebut, maka: a. Ke manakah anda mengajukan keberatan terhadap Perda tersebut? b. Mengapa diajukan ke tempat tersebut? c. Apa alasan hukum yang tepat menurut Anda untuk mengajukan gugatan terhadap pelaksanaan Perda tersebut 3. Jelaskan arti dari adagium hukum berikut ini: a. Lex spesialis derogate legi generali. b. Lex posteriore derogate legi priori. 4. Ada banyak profesi hukum yang sah di Indonesia, antara lain Hakim, Jaksa, Polisi, Advokat, dan Notaris. Jelaskan fungsi dari masing-masing profesi hukum tersebut dalam penegakan hukum. 5. UU No. 12 Tahun 2011 mengatur tentang sumber hukum dan hirarki perundang- undangan serta mekanisme pembuatannya. Apakah sumber dari segala sumber hukum di Indonesia dan sebutkan hirarki peraturan yang berlaku di Indonesia. 6. Ada lima syarat yang harus dipenuhi oleh setiap Pemohon yang mengajukan keberatan terhadap keberlakuan suatu UU (parsial maupun holisitik) agar dapat diterima pengajuannya di Mahkamah Konstitusi. Uraikan syarat-syarat tersebut!
JAWAB:
1. Dalam perkara tersebut, PT. LP dapat mengajukkan gugatan di Pengadilan Niaga.
Karena Pengadilan Niaga dalam fungsi dan tugasnya berwenang mengadili sengketa perniagaan seperti dalam kasus tersebut. 2. Menurut pasal 7 ayat 1 Undang-undang nomor 12 tahun 2012 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, hierarki dan kekuatan Perda Kota/Kabupaten ada di posisi paling bawah. Di atasnya ada 6 peraturan lain yang lebih tinggi dan lebih kuat. Artinya, jika Perda tersebut bertentangan isinya dengan peraturan di atasnya, maka bisa diuji. Pasal 9 ayat 2 Undang-undang itu menyebut, Perda bisa diuji lewat Mahkamah Agung (MA). Mahkamah Agung menyebut Pengujian Perda ini bukan sebagai Gugatan, tapi Permohonan Keberatan. Lewat aturan nomor 01 tahun 2011 tentang Hak Uji Materiil MA mengatur, Permohonan Keberatan bisa diajukan langsung kepada Mahkamah Agung atau lewat Pengadilan Negeri yang membawahi wilayah hukum tempat kedudukan Pemohon. Permohonan Keberatan terhadap suatu Perda yang diduga bertentangan dengan aturan yang lebih tinggi. Berkas Permohonan Keberatan dibuat rangkap sesuai keperluan. Sertakan alasan- alasan yang menjadi dasar keberatan dalam berkas. Berkas wajib ditandatangani oleh Pemohon atau kuasanya yang sah. Biaya permohonan besarnya diatur dalam ketentuan tersendiri, saat mendaftarkan. 3. Lex spesialis derogate legi generali adalah Undang-undang khusus melumpuhkan/mengalahkan undang-undang umum yang mengatur materi yang sama apabila terjadi konflik Lex posteriori derogate legi priori adalah Undang-undang yang baru melumpuhkan undang-undang yang lama; apabila undang-undang yang baru bertentangan dengan undang-undang yang lama yang mengatur materi yang sama, maka yang berlaku adalah undang-undang yang baru 4. Fungsi: a. Hakim Fungsi hakim adalah menerima, memeriksa dan mengadili serta menyelesaikan semua perkara yang diajukan kepadanya. Dalam perkara perdata, hakim harus membantu para pencari keadilan dan berusaha keras untuk mengatasi hambatan- hambatan dan rintangan agar terciptanya peradilan yang sederhana, cepat dan biaya ringan b. Polisi Fungsi Polisi dalam penegakkan hukum adalah sebagai penyidik c. Jaksa Fungsi Jaksa adalah menjadi filter antara proses penyidikan dan proses pemeriksaan di persidangan serta juga sebagai pelaksana penetapan dan keputusan pengadilan. Sehingga, Lembaga Kejaksaan sebagai pengendali proses perkara (Dominus Litis), karena hanya institusi Kejaksaan yang dapat menentukan apakah suatu kasus dapat diajukan ke Pengadilan atau tidak berdasarkan alat bukti yang sah menurut Hukum Acara Pidana. Kejaksaan juga merupakan satu-satunya instansi pelaksana putusan pidana (executive ambtenaar). Selain berperan dalam perkara pidana, Kejaksaan juga memiliki peran lain dalam Hukum Perdata dan Tata Usaha Negara, yaitu dapat mewakili Pemerintah dalam Perkara Perdata dan Tata Usaha Negara sebagai Jaksa Pengacara Negara. Jaksa sebagai pelaksana kewenangan tersebut diberi wewenang sebagai Penuntut Umum serta melaksanakan putusan pengadilan, dan wewenang lain berdasarkan Undang-Undang. Berdasarkan Pasal 30 Undang- undang No. 16 Tahun 2004, tentang Kejaksaan Republik Indonesia berikut adalah tugas dan wewenang Kejaksaan d. Advokat Fungsi advokat dalam penegakkan hukum adalah berperan pada setiap proses dalam sistem peradilan pidana. Dalam KUHAP, peran seorang penasehat hukum telah ada sejak proses penyelidikan sampai dengan proses rehabilitasi di lembaga pemasyarakatan. Advokat sebagai seorang penasehat hukum berperan untuk memastikan bahwa hak-hak seorang tersangka, terdakwa dan terpidana tidak dilanggar. Advokat bertindak sebagai penyeimbang terhadap upaya paksa yang diberikan oleh undang-undang kepada penegak hukum. 5. Sumber dari segala sumber hukum adalah Pancasila. Berdasarkan UU No. 12 Tahun 2011, maka jenis dan hierarki Peraturan Perundang- undangan sesuai urutan dari yang tertinggi adalah: 1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945) 2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat (Tap MPR) 3. Undang-undang (UU) atau Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perppu) 4. Peraturan Pemerintah (PP) 5. Peraturan Presiden (Perpres) 6. Peraturan Daerah (Perda) Provinsi 7. Peraturan Kabupaten atau Kota