Anda di halaman 1dari 4

BAB I

USHUL FIQIH
I. USHUL FIQIH

A. PENGERTTIAN USHUL FIQIH


Kata ushul fiqih terdiri dari dua kata yaitu ٌ ‫ص ْول‬ ُ ُ ‫ ا‬dan ‫اَ ْلفِ ْق ُه‬. yang pertama mudlaf
dan yang kedua mudlaf ilaih, jadi artinya dasar-dasar fiqih atau pokok-pokok fiqih.
1. Pengertian ushul dan fiqih menurut Bahasa.
ُ ُ ‫ ا‬adalah bentuk jamak dari pada ٌ ‫صل‬
a. ٌ ‫ص ْول‬ ْ َ‫ا‬, artinya dasar, pokok, pondasi, atau
sumber. kata aliman Asy- Syaukani ashal ialah :
ُ‫صل ُ َما َي ْب َتنِى َعلَ ْي ِه َغ ْي ُره‬ ْ َ ‫اَاْل‬
Artinya " Sesuatu yang terdiri dia atasnya yang lain"
Misalnya :
Pondasi adalah tempat berdirinya rumah, akar tempat tegaknya pohon dan
seterusnya.
Jadi menurut pengertian diatas adalah pondasi dan akar adalah ashal, rumah
dan pohon adalah cabang atau fur'un.
b. Fiqih artinya: Faham/ mengerti.
Pengertian ini terdapat pada Al-Quran dan Assunah atau dalam kata pepatah
lainnya.
Firman Allah SWT dalam surah Toha ayat 28.
Artinya:
" Berkata ( Nabi Musa As ) Ya Tuhanku lapangkanlah untukku dadaku,
mudahkanlah untukku urusanku,dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku agar
mereka memahami perkataanku.
Sabda Nabi Muhammad SAW. Dalam hadits Shahih.
‫َمنْ ُي ِر ِدهَّللا ُ ِب ِه َخ ْي ًرا َي َف ِّق ُه ُه ف ِْي ال ِّد ْي ِن‬
Artinya:
"barang siapa yang dikehendaki Allah menjadi orang baik maka dia diberi
mengerti tentang agama".
‫ِلى ال َّت َف ُّق ِه‬
َ ‫س ِب ْيل َ ا‬ َ َ‫س َفِأ َد َت ْرَأ ْستُ َفال‬ َ ‫َت َف َّق ُه َق ْبل َ اَنْ َت ْرَأ‬
Artinya :
" mengertilah engkau sebelum engkau menjadi pemimpin, jika engkau telah
menjadi pimpinan maka tidak ada kesempatan untuk mengerti".

2. Pengertian Fiqih dan Ushul iqih menurut istilah.


a. Fiqih menurut istilah :
‫ش ْر ِع َّي ِة ا ْل َع َملِ َي ِة مِنْ اَ ِدلَّتِ َها ال َّت َفصِ ْيلِ َّي ِة‬
َّ ‫اَ ْل ِع ْل ُم ِبااْل َ ْح َك ِام ال‬
Artinya:
"Mengetahui hukum-hukum syara' yang diamalkan yang diambil dari dalil-
dalilnya yang terperinci".
Misalnya kita mengetahui bahwa :
1) Shalat lima waktu menurut syara' hukumnya wajib.
2) Shalat setelah faridlah hukumnya sunnat.
3) Berzina , mencuri dan judi hukumnya haram.
4) Shalat setelah ashar dan shubuh hukumnya makruh tahrim.
5) Makan, minum hukumnya mubah/ boleh.
Jadi mengetahui hukum-hukum tersebut diatas Namanya fiqih menurut istilah.
b. Ushul Fiqih menurut istilah :
‫ش ْر ِع َّي ِة مِنَ ااْل َ ِدلَّ ِة‬
َّ ‫استِ ْن َباطِ ااْل َ ْح َك ِام ال‬ َّ ‫ِع ْل ُم ِبا ْل َق َواعِ ُد الَّتِى َي َت َو‬
ْ ‫سل ُ ِب َها ِالَى‬
Artinya:
"suatu ilmu tentang qaidah-qaidah yang menjadi dasar perantaraan istinbath
hukum-hukum syara dari dalil-dalilnya".
Misalnya qaidah-qaidah dibawah ini.
1) " ‫و َب‬6 ْ 6‫صل ُ ف ِْي ااْل َ ْم ِر َي ْق َتضِ ْي ا ْل ُو ُج‬ ْ َ ‫ "اَاْل‬Pada dasarnya/ asalnya setiap bentuk amar
menunjukan kepada wajib.
2) ‫ ِر ْي َم‬6666‫ ْي ال َّت ْح‬6666‫ض‬ ِ ‫ل ُ ف ِْي ال َّن ْهيِ َي ْق َت‬6666‫ص‬ْ َ ‫ ""اَاْل‬Pada dasarnya setiap bentuk Nahyi
menunjukkan kepada haram.
3) ‫اح ُة‬ َ ‫ ""ااْل َ ْمر َب ْعدَ ال َّن ْهيِ َي ْف ِي ُد ااْل ِ َب‬Setiap amar terletak setelah nahyi menunjukkan
kebolehan.

B. RUANG LINGKUP PEMBAHSAN USHUL FIQIH


Masalah-masalah yang akan dibahas dalam ushul fiqih adalah cabang-cabang
hukum syara dengan maksud untuk diselidikinya.
1. Perintah Allah SWT. Yang terdapat dalam Al-Quran, apakah menunjukan
kepadda wajib, sunnat, atau mubah, karena baik wajib atau sunnat dan mubah
masing menggunakan bentuk amar.
2. Larangan Allah SWT. Apakah menunjukan haram atau karohah, karena keduanya
menggunakan bentuk larangan/ nahyi.
3. Mengenai sesuatu hukum setelah dihubungkan dengan illatnya, seperti kebolehn
ziarah qubur, illatnya agar mengingat akhirat atau mati.
Contoh lain :
Meminum minuman keras adalah haram, karena terdapat illat memabukan dan
jika khamar itu telah menjadi cuka maka hukumnya menjadi boleh, karena
illatnya memabukan tidak terdapat padanya.
Jadiharamnya khamar karena memabukkan dan halalnya khamar karena tidak
memabukkan.
Menurut qaidah Ushul Fiqih.

Artinya:
"hukum itu mengikuti illatnya. Baik ada atau tidak adanya".

Artinya:
"jika terdapat illat maka terdapatlah hukum dan jika tidak terdapat illat maka tidak
ada hukum".

C. TUJUAN DAN KEGUNAAN USHUL FIQIH


Diantara tujuan dan kegunaan mempelajari Ushul Fiqih :
1. Untuk mengetahui hukum-hukum syara' secara qot'I atau dzonni.
2. Untuk menghindari taqlid, yakni mengikuti pendapat orang lain tanpa mengetahui
alasannya.
3. Untuk dapat mengetahui hukum-hukum furu'iyyah dari asalnya, ini adalah
pekerjaan orang-orang mujahid.
4. Untuk dapat menegmbalikan soal-soal furu'iyyah kepada pokok, ini merupakan
pekerjaan orang Muttabi', yakni orang yang mengikuti pendapat orang lain
disertai mengetahui dalilnya.
5. Agar mengetahui qaidah-qaidah yang dipergunakan ulama-ulama dalam
mengistinbath hukum-hukum dari dalil-dalilnya.
6. Dengan mempelajari ushul fiqih dapat diketahui lafadz-lafadz 'amm dan khass,
Mutlaq dan muqoyyad, mujmal dan mubayyan, murodif dan musytarok dan
sebagainya.

D. HUBUNGAN USHUL FIQIH DENGAN ILMU-ILMU YANG LAIN


Ushul Fiqih sangat erat hubungannya dengan ilmu-ilmu:
1. Bahasa Arab
Kita maklumi bahwa Al-Quran yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW
adalah berbahsa Arab, begitu pula sunnah yang menjadi penguat, penjelas dari
kemujmalan Al-Quran adalah berbahasa arab. Dengan demikian tidak mungkin
mempelajari ushul fiqih tanpa mengetahui dan mempelajari Bahasa arab termasuk
di dalamnya terdapat ilmu qowaid ( nahwu dan sharof), ilmu balaghah (ma'ani
bayan dan badi') dan ilmu lughah dan sebagainya.
2. Ilmu Tauhid
Yakni ilmu yang menjelaskan aqidah-aqidah islam yang diperoleh dari dalil-
dalilnya baik secara naqli atau 'aqli. Dengan mempelajari Ilmu Tauhid kita akan
meyakini wujudnya Allah SWT. Yang menurunkan syari'at dan akan mengetahui
Rasul-Rasul Allah sebagai penyampai syari'at tersebut.

E. KEDUDUKAN USHUL FIQIH


Ushul Fiqih mempunyai kedudukan yang sangat penting terutama dikalangan
para mujtahidin, karena seorang mujtahidin tidak mungkin dapat mengistinbath
hukum-hukum syara dari dalil-dalilnya (AL-Quran dan Assunnah) tanpa mempelajari
ushil fiqih, lebih-lebih jika dalilnya bersifat pokok-poko tau (global).
Dengan demikian

II. SEJARAH USHUL FIQIH

A. SEJARAH TIMBULNYA USHUL FIQIH


Pada zaman Nabi Muhammad Saw. Ushul fiqih itu brlum dapat diukukan
karean segala sesuatu atau masalah-masalah langsung dapat ditanyakan kepada
Rasulullah Saw dan dijawab oleh wahyu atau dengan penetapan sendiri melalui
sunnahnya.
Demikian pula ilmu-ilmu yang lainnya seperti ilmu Tauhid, ilmu Akhlak, ilmu
Hadits dan ilmu-ilmu lainnya belum dibukukan dan belum menjadi disiplin ilmu.
Hanya dalam praktek atau secara teoritis memang pada masa itu sudah penuh
dengna disiplin ilmu, yang selanjutnya dilanjutkan dan dikembangkan oleh ulama-
ulama pada periode berikutnya.
B. PROSES PERKEMBANGAN USHUL FIQIH
Sebagaimana diterangkan diatas bahwa ushul fiqih dizaman Nabi Muhammad
Saw. Belum dibukukan karena segala sesuatu dapat langsung ditanyakan kepada
Beliau.
Begitu pula dizaman para sahabat khulafaur Rasyidin dan sahabat-sahabat
lainnya, karena jika mereka mendapatkan sesuatu masalah langsung mencarinya dalam
Al-Quran dan Assunnah. Dan jika tidak menemukannya baru mereka berijtihad dan
tidak mempergunakan ushul fiqih. Karena masih dekat dengan masanya kepada
Rasulullah Saw. Dan mereka mengetahui sebab nuzul dan sebab wurudnya Al-Quran
dan Assunnah.
Sebetulnya para sahabat dalam praktenya penuh dengan pengetahuan ushul
fiqih yang menjadi teladan bagi umat islam sesudahnya.
Ushul fiqih baru dibukukan pada abad hijrah. Adapaun yang mendorong para
ulama membukukan ushul fiqih antara lain :
1. Setelah meluasnya islam ke luat Jazirah Arab dan bangsa Arab sudah banyak
bergaul dengan bangsa-bangsa di dunia, dengan demikian dbuatlah pertauran-
peraturan bahsa arab agar dapat dimengerti dan difahami oleh bangsa-bangsa lain.
Dengan cara mengetahui peraturan-peraturan bahsa arab mereka dapat menggali
isi Al-Quran dan Assunnah.
2. Banyaknya masalah yang timbul dikalangan umat islam yang mendrong ulama-
ulama mennetukan hukum-hukumnya. Dengan demikian timbul pemikiran-
pemikiran membuat peraturan-peraturan agar memperoleh pendapat-pendapat
yang sesuai dengan kehendak Al-Quran dan Assunnah.

C. ULAMA-ULAMA YANG MENYUSUN USHUL FIQIH


Diantara ulama-ulama yang mula-mula Menyusun ushul fiqih adalah sebagai
berikut :
1. Abu Hanifah (80-150 H) beliau adalah diantara para ulama madhab yang sangat
banyak ijtihadnya dan banyak mengeluarkan fatwa-fatwanya melalui r'oyu
(pendapat).
Abu Yusf seorang murid beliau pernah mencatat anggaran-anggran ushul fiqih
dari padanya. Namau catatan itu hilang. Dengan demikian maka Abu Hanifah
tidak tercatat dalam sejarh ulama yang pertama Menyusun ushul fiqih.
2. Al-iman Asy-Syafi'I nama lengkapnya Muhammad bin Idris Asy-Syafi'I (150-204
H). didalam sejarah beliau termasuk peletak atau pertama yang Menyusun ushul
fiqih yang terkenal dengan kitabnya Arrisalah yang berisi kedudukan AL-Quran
dan Assunnah, ijma dan qiyas dan dasar-dasar peraturan istinbath hukum islam.
D.

Anda mungkin juga menyukai