Anda di halaman 1dari 2

NAMA : Ahmad Rizal Mashabi

KELAS : 12 IPS 2
ABSEN :

1. Jelasan tujuan mempelajari ushul fikih menurut wahba Zuhaili !


2. Jelaskanpokok-pokok isi yang terkandung dalam Al-Qur’an !
3 Jelaskan rukun yang terdapat dalam Qiyas !
4. Apakah yang anda ketahui tentang Ijma’ Qouli ? Jelaskan !
5. Jelaskan pengerian Syar’u Man Qablana !
6. Jelaskan pengerian Istishab !
7. Jelaskan pengerian Mashalihul Mursalah !
8. Jelaskan pengerian Al-Urf !
9. Jelaskan pengrtian hukum Taklifi!
10. Apakah yang anda ketahui tentang wajib Muhaddad ? Jelaskan !

Jawab !!
1.

 Mengngkaji sejarah. Mangkaji kaidah – kaidah yang ada dalam ushul fikih yang ada dalam ushul fiqih
akan dketahui sumber hukum kajian ulama fiqih yang ahli ijtihad,metode pentepan hukumnya dan
menghubungkannya untuk mengetahui hukum syara’ secara mendalam,sehingga diperoleh pemahaman
dan ketenangan hati.
 Mengkaji sesuatu secara ilmiah dan menindaklanjuti dalam amaliah. Maksudnya adalah mendapatkan
kemampuan untuk menetapkan hukum berdasarkan dalil hal ini bagi mujtahid. Sedangkan bagi orang
yang bertaklid (muqalid),mengkaji ushul fiqih membuat muqalid mampu memahami sumber – sumber
hukum dan sandaran yang digunakan para imam mujtahid dalam menetapkan hukum,sehingga hati bisa
tunduk dan tenang dengan pendapat imam mujtahid. Hal ini mendorongnya untuk mengamalkan
pendapat mujtahid,patuh,dan tunduk dengan hukum syara’yang mennjadi pijakan kebhagiaan dunia
akhirat.
 Mendorong ijtihad. Mengkaji ushul fiqih bagi mujtahid akan membantunya dalam kegitan. Mengkaji
ushul fiqih bagi para peneliti dan ilmuwan juga mendorong lahirnya proses(mengunggulkan hukum)
dan (mengeluarkan dari sumbernya) atas pendapat ulama ahli fiqih terdahulu. Selain itu,mengkaji ushul
fqih juga mendorong lainnya hukum syara’ terdapat persoalan persoalan baru yang terjadi ditengah
masyarakat. Akibat munculnya kebutuhan individu dan sosial.

2.
 Tauhid : (bahasa Arab: ‫ )توحيد‬merupakan dasar agama Islam yang secara persis diungkapkan dalam
frasa “Lā ilāha illallāh” (Tidak ada yang berhak disembah selain Allah). Menurut bahasa, tauhid adalah
bentuk masdar dari fi'il wahhada-yuwahhidu yang artinya menjadikan sesuatu jadi satu saja.
 Ibadah : Ibadat atau Ibadah adalah sebuah kata yang diambil dari bahasa Arab 'Ibadah (‫)عبادة‬. Dalam
terminologi bahasa Indonesia sebagaimana yang terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) kata ini memiliki arti: Perbuatan atau penyataan bakti terhadap Allah atau Tuhan yang didasari
oleh peraturan agama.
 JanjiJanji dan ancaman : Janji dan ancaman Allah adalah sesuatu yang pasti terjadi baik di dunia
maupun di akhirat. al-Milal wa al-Nihal karya Asy-Syahrastani menyebutkan bahwa janji dan
ancaman (dalam istilah ilmu kalam disebut wa'ad dan wa'id) merupakan salah satu ajaran dalam aliran
Mu'tazilah.
 Jalanlan mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat
 Riwayat dan cerita (qishas) umat terdahulu.

3.
 kejadian adalah peristiwa,perbuatan,tindakan,yang tidak ada hukumnya atau belum jelas hukumnya
baik di dalam al – quran maupun as – sunnah.
 KejadianKejadian yang telah ada ketentuan hukumnya baik di dalam al – quran maupun sunnah disebut
ashal atau disebut juga maqiis’alaih yaitu sesuatu yanga kan diqiyaskan kepadanya atau musyabbah bin
yaitu sesuatu yang akan diserupakan dengannya.
 IllatIllat yaitu sesuatu sifat yang menjadi dasar hukum pada ashal. Sifat ini pula yang harus ada pada
“far’un”. Haramnya minum khamr adalah ashal karena ada nash yang menyatakan itu. Perasaan anggur
adalah “far’un” yang tidak disebutkan hukumnya tetapi sifatnya saja yaitu memabukkan. Karena
sifatnya sama maka rasa anggur dan semua makanan dan minuman yang memiliki sifat membaukkan
hukumnya disamakan dengan khamr yaitu memabukkan.
 HukumHukum ashal yaitu hukum suatu kejadian yang sudah disebutkan dan akan ditetapkan bagi
far’un karena sma asifatnya (illatnya). Suatu sifat dapat dijadikan sebagai illat,apabila jelas atau dzonni
(dapat dibuktikan), dapat dibatasi secara pasti sama antara ashal dengan far’un serta munasabah yaitu
dugaan kuat bahwa sifat tersebut merupakan alasan hukum pada ashal,sehingga adanya menyebabkan
adanya hukum dan tidak adanya mengakibatkan tidaka adabya hukum.

4. Ijma' Qauli, yaitu suatu ijma' di mana para ulama' mengeluarkan pendapatnya dengan lisan ataupun
tulisan yang menerangkan persetujuannya atas pendapat mujtahid lain di masanya. Ijma' Sukuti, yaitu
suatu ijma' di mana para ulama' diam, tidak mengatakan pendapatnya.
5. Syar’u man qablana yaitu syariat yang diturunkan kepada orang – orang sebelum kita,yaitu ajaran
agama sebelum datangnya agama islam.
6. Istadalah yaitu mengambil hukum yang telah ada atau ditetapkan pada masa lalu dan tetap ditetapkan
pada masa lalu dan tetap dipakai hingga masa – masa selanjutnya,sebelum ada hukum yang
mengubahnya. Misalnya seseorang ragu – ragu,apakah sudah wudhu atau belum? Dalam keadaan
seperti ini,ketentuan hukumnya berpegang kepada “belum wudhu”,karena hukum yang asal adalah
belum wudhu.
7. Mashalihul mursalah yaitu kemaslahatan yang terlepas maksudnya ialah peetapan hukum
berdasarkan kepada kemaslahatan,yaitu manfaat bagi manusia atau menolak kemadrahatan atas mereka
al-khawarizmi menyatakan bahwa maslahah adalah menjaga tujuan syara’ dengan jalan menolak
mafsadat(kerusakan)atau madharat dari makhluk.
8. Al – urf yaitu segala sesuatu yang sudah saling dikenal dan dijalankan oleh suatu masyarakat dan
sudah menjadi adat istiadat,baik berupa qauly(perkataan)maupun amaly(perbuatan).
9. Hukum taklifi yaitu firmn allah yang berhubungan dengan perbuatan mukalaf yang menghendaki
tuntutan untuk melakukan atau menjauhi atau untuk membuat pilihan.
10. Wajib muhaddad yaitu kewajiban yang ditentukan kadar atau jumlahnya.
Contoh : jumlah zakat yang mesti dikeluarkan,jumlah rakaat sholat,dl.

Anda mungkin juga menyukai