Disusun oleh:
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Ilmu fiqih memiliki peran penting dalam kehidupan sehari-hari. Umat islam
bukanlah umat yang kacaubalau tanpa aturan tetapi umat islah adalah umat yang
berpedoman pada akidah dan syariat. Fiqih bisa dikatakan sebagai perangkat yang
mengatur peran peradabaan umat islam dengan hukum-hukum syariah. Sehingga
peran peradabaan yang dijalankan sesuai dengan yang dikehendaki oleh islam dan
yang diperintahkannya. Khususnya kita sebagai umat muslim dan muslimah, yang
harus menjalakan ibadah sesuai aturan yang telah ditentukan oleh syariat islam. Ilmu
fiqih tidak sekedar memberikan aturan-aturan hukum individual dan keluarga, namun
ia mencakup kehidupan sosial, politik, keuangan, internasional, dan seluruh bidang
lain. Pembahasanya akan lebih ringkas dan dijelaskan melalui makalah ini. Oleh
sebab itu ilmu fiqh mempunyai peran utama dalam berbagai bidang ilmu lainya. Dan
hubungan ilmu fiqih dengan ilmu lainnya sangat berkaitan penuh karena ilmu fiqh
termasuk salah satu ilmu yang dipelajari dalam agama islam.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi fokus permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini
dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. pengertianilmu fiqih?
2. Hubungan ilmu fiqih dengan ilmu pengetahuan lainnya?
3. Perbedaanilmu fiqih dengan ilmu lainnnya?
Fiqih didefinisikan oleh para ulama adalah ilmu yang mengatur kehidupan
individu insan muslim, masyarakat muslim, umat islam, dan negara islam dengan
hukum-hukum syariat. Yaitu hukum-hukum yang berkaitan dengan hubungan dirinya
dengan Allah SWT.sebagaimana dijelaskan oleh fiqih ibadah. Atau yang berkenaan
dengan seseorang dan anggota keluarganya, yaitu yang diterangkan oleh fiqih
keluarga berupa perkawinan. Untuk perkembangan terakhir kalinya arti fiqh
disempitkan lagi. Jadi, fiqh bisa dikatakan refleksi dari perkembangan kehidupan
masyrakat sesuain kondisi zaman, perubahan waktu, dan situasi setiap masyarakat
islam. Kegunaan ilmu fiqh sama pentingnya dengan ilmu lain. kegunaan kita akan
mengetahui aturan-aturan secara rinci mengenai kewajiban dalam tanggung jawab
manusia terhadap Allah SWT, mengetahui cara bersuci, jual beli, pidana, perdata, dan
sebagainya, serta yang terakhir kita akan mengetahui mana perbuatan yang wajib,
sunah,mubah,makruh, halal, haram, perbuatan yang sah dan batal, dan sebagainya.
Dalam reformasi hukum islam, Abdul Manan mengatakan bahwa pada hakikatnya
fiqh adalah sebagai berikut:
a. Ilmu yang menerangkan hukum syara dari setiap aktivitas mukallaf, baikyang
wajib, haram, makruh, mandub, maupun mubah.
b. Objek kajian fiqh adalah hal-hal yang bersifat amaliah.
c. Pengetahuan hukum syari’ah didasarkan pada dalil tafsili
d. Fiqh digali dan ditemukan melalui penalaran (nazhar) dan ta’amul yang
diistinbatkan dan ijtihad
e. Fiqh sebagai ilmu merupakan seperangkat cara kerja, cara berpikir,terutama
cara berpikir taksonomi dan cara berpikir logis untuk memahami kandungan
f. Fiqh adalah seperangkat norma yang mengatur hubungan antarmanusia dalam
hidup bermasyarakat.
a. Dalil naqli
Dalil naqli adalah dalil-dalil yang berasal dari sumber nash langsung yaitu Al-
qur’an dan Sunnah Rosul, atau hukum-hukum yang diwahyukan kepada para
Rosul Allah sebelum datangnya islam (Shar’u Man Qoblana). Dalil-dalil naqli ini
juga dapat dibenarkan secara rasional dan sesuai dengan perkembangan zaman.
b. Dalil aqli
Dalil aqli adalah dalil yang bukan berasal dari nash langsung, tetapi dengan
menggunakan akal pikiran, yaitu ijtihad. Dalil aqli bukanlah dalil yang sama sekali
terlepas dan tidak bersumber dari Al-qur’an ataupun Hadits. Namun merupakan
penjabaran dari Al-qur’an dan Hadits. Setidak-tidaknya, perinsip–perinsip
umumnya terdapat dalam Al-qur’an dan Hadits. Qiyas misalnya, merupakan dalil
aqli, tetapi jiga memiliki kaitan erat dengan dalil-dalil naqli, agar menjadi valid,
qiyas harus dibangun atas dasar hukum Al-qur’an dan Hadits.
a. Dalil kulli
Dalil kulli yaitu dalil yang mempunyai sifat keseluruhan dan tidak
menunjukkan kepada sesuatu persoalan tertentu dari perbuatan mukallaf.
Dalil juz’I atau tafsili adalah dalil yang menunjukkan kepada suatu
persoalan dengan satu hukum tertentu.
a. Qathi’ yaitu lafal-lafal yang mengandung pengertian tunggal dan tidak bisa
dipahami makna lain darinya.
1. Al-qur’an
Al-qur’an adalah sumber hukum utama. Al-qur’an menurut bahasa arab qara’a yang
bearti membaca. Sedangkan Al-qur’an menurut istilah adalah kalamullah yang di
turunkan kepada nabi muhammad tertulis dalam mushaf bahasa arab,yang
disampaikan kepada kita dengan jalan mutawattir, bila bacaanya mengandung nilai
ibadah,dimulai dengan Al-fatihah sampai annas.
2. Al- sunnah
Kata sunah bsecara bahasa berarti “perilaku seseorang tertentu, baik yang perilaku
yang baik atau perilaku yang buruk”. Menurut istilah ushul fikih. Sunnah Rosulullah
seperti di kemukakan oleh Muhammad ‘Ajjaj al-Khatib berarti segala perilaku
Rasulullah berhubungan dengan hukum, baik berupa ucapan (Sunnah qaulyyiah),
perbuatan (Sunnah fii’liyyah), atau pengakuan (Sunnah taqririyah).
3. Al-ijtihad
4. Ijma’
5. al- Qiyas
Qiyas menurut bahasa “mengukur sesuatu dengan sesuatu yang lain untuk di ketahuai
adanya persamaan antara keduanya”.menurut istilah ushul fiqih seperti di kemukakan
oleh Wahbah az-Zuhaili adalah menghubungkan (menyamakan hukum Sesuatu yang
tidak ada ketentuan hukumnya dengan sesuatu yang ada ketentun hukumnya karna
ada persamaan ‘iLLat antara keduanya.
6. Al-Istihsan
Istihsan yaitu “Perpindahan dari satu hukum yang telah ditetapkan oleh dalil syara
kepada hukum lain karena ada dalil syara yang mengharuskan perpindahan ini sesuai
dengan jiwa Syari’ah islam”.
7. Al-Maslahah al-Mursalah
Maslahah Mursalah yaitu “Memberikan hukum syara kepada sesuatu kasus yang
tidak terdapat dalam nash atau ijma’ atas dasar memelihara kemaslahat-an”.
8. Al-‘Urf
‘Urf adalah “Sikap, perbuatan, dan perkataan yang “biasa” dilakukan oleh
kebanyakan manusia atau oleh manusia seluruhnya”.
9. Al-Istishab
Asyaukani menta’rifkan istihab “Tetapnya sesuatu hukum selama tidak ada yang
mengubahnya”. Jadi, hukum yang telah ditetapkan pada masa lalu terus berlaku
sampai ada dalil lain yang merubah hukum tersebut. Atau sebaliknya apa yang
ditetapkan pada masa lalu, terus demikian keadaannya sampai ada dalil yang
menetapkan hukumnya.
Karena yang menurunkan syari’at samawi itu satu yaitu Allah SWT, maka syari’at
tersebut pada dasarnya adalah satu, meskipun kemudian Allah SWT telah
mengharamkan beberapa hal kepada sebagian kaum. Yahudi diharamkan untuk
memakan binatang-binatang yang berkuku, lemak sapi dan kambing.
Juga ditetapkan bahwa dosa tidak bisa dimaafkan kecuali dengan membunuh diri dan
pakaian yang kena najis tidak bisa jadi suci dengan dicuci kecuali dengan dipotong
kainnya. Selain itu juga bahwa bentuk dan cara-cara ibadah (hubungan manusia
dengan Allah berbeda dalam perincian meskipun intinya sama yaitu menyembah
Tuhan Yang Maha Esa (Tauhidullah)).
Oleh karena itu terdapat penghapusan terhadap sebagian hukum umat sebelum
lahirnya syari’at Islam. Dengan datangnya syari’at Islam, tidak semua hukum tersebut
dihapuskan. Sebagian hukum-hukum umat yang terdahulu tetap berlaku, seperti
qishash. Hukum tersebut, di kalangan umat Islam, dikenal sebagai syar’man qoblana,
yang secara harfiah berarti syari’at umat sebelum kita.
Madzhab Sahabi ialah pendapat sahabat Rasulullah Saw, Tentang suatu kasus dimana
hukumnya tidak dijelaskan secara tegas dalam Alquran dan Sunnah.Sedangkan yang
dimaksud sahabat Rasulullah adalah setiap orang muslim yang hidup bergaul bersama
Rasulullah dalam waktu yang cukup lama serta menimba ilmu dari Rasulullah.
Dzari’ah artinya washilah atau jalan yang menyampaikan kepada tujuan , yang
dimaksud dengan dzari’ah di sini adalah ialah jalan untk sampai kepada yang haram
atau kepada yang halal. Jalan atau cara menyampaikan kepada yang haram
hukumnya haram dan cara yang menyampaikan kepada yang halal hukumnya pun
halal dan apa yang menyampaikan kepada wajib hukumnya adalah wajib.
Fiqh dalam arti luas termasuk ruang lingkup syariah. Oleh karena itu ilmu
mempunyai kaitan yang erat dengan ilmu tauhid dan ilmu akhlak. Karena ilmu fiqh
dalam arti sempit merupakan produk ijtihad maka erat pula kaitanya dengan ilmu
sejarah islam dan sejarah hukum islam atau Tarikh al-tasyri’. Didalam ilmu fiqh
terdapat berbagai aliran atau mahzab. Guna mengetahui mana yang paling maslahat
untuk diterapkan, diperlukan Muqaranah al-madzahib atau ilmu perbandingan
mahzab. karena sesuatu ilmu berangkat dari falsafahnya, maka sudah tentu ilmu fiqh
erat kaitanya dengan falsafah Hukum Islam atau falsafah al-tasyri’. Diantara ajaran-
ajaran islam yang paling menonjol adalah perintah untuk menuntut ilmu pengetahuan.
Allah SWT telah menciptakan manusia kosong dari ilmu pengetahuan. Dengan
kemurahannya Allah memberikan manusia perangkat untuk mendapatkan ilmu dan
sarana-sarananya agar dapat belajar. Karena sesungguhnya ilmu didapatkan dengan
proses belajar dengan cara mendengar, penglihatan, pemikiran dan akal. Adapun
hubungan ilmu fiqih dengan ilmu lainya sebagai berikut:
Ilmu tauhid ialah ilmu yang membicarakan keesaan dan keyakinan kepada
Allah SWT. Ilmu tauhid menjadi sumber ilmu-ilmu keislaman, ilmu fiqh erat
kaitanya dengan ilmu tauhid karena sumber ilmu fiqh yang utama adalah Al-Qur’an
dan sunah Nabi SAW. Mengakui Al-Quran sebagai sumber hukum yang utama dan
paling utama, tidak lain, berangkat dari keimanan bahwa Al-Qur’an diturunkan Allah
SWT. Dengan perantara Malaikat kepada Nabi Muhammad SAW sebagai utusa-Nya.
Disini ilmu fiqh sudah memerukan keimanan kepada Allah SWT., keimanan kepada
para malaikat, keimanan kepada rosul, dan keimanan kepada kitab-kitab allah sebagai
wahyu-nya. Allah SWT berfirman dalam Q.S Muhammad ayat 19
Ketika islam datang, ajaran pertama yang disampaikan oleh Rasulullah setelah
fungsinya sebagai utusan-Nya adalah ajaran Tauhid yang mengesakan Tuhan.
Karena tujuan akhir ilmu fiqh adalah untuk mencapai keridhaan Allah SWT. Didunia
dan akhirat, maka sudah pasti harus yakin pula akan adanya hari akhirat, yakni hari
pembalasan segala amal perbuatan manusia. Masalah-masalah yang berkaitan dengan
keimanan ini dibahas didalam ilmu tauhid.
Singkatnya hubungan ilmu fiqh dengan ilmu tauhid seperti hubungan antara sebuah
bangunan dan fondasinya. Ilmu tauhid merupakan fondasi yang kokoh, sedangkan
bangunan yang berdiri tegak dengan megah diatas fondasi yang kuat itu lah ilmu
fiqih.
Akhlak menurut asal katanya (menurut bahasa) kata “ Akhlak “ berasal dari kata
jamak bahasa Arab”Akhlaq”. Kata mufrodnya ialah”khulqu “ yang berarti :
a. sajiyyah = perangai
b. muruu-ah = budi
c. thab’u = tabiat
d. adaab = adab
jadi, ilmu akhlak merupakan ilmu yang mempelajari tingkah laku manusiasebagai
gejala yang tampak, meliputi penerapannya kepada manusiadan juga ilmu
pengetahuan , yang memberikan pengertian baik dan buruknya suatu perbuatan
Yang dinamakan ilmu akhlak ialah ilmu yang menjelaskan tentang pengertian baik
dan buruk atau jahat, meneragkan apa yang perlu ada didalam pergaulan umat
manusia, menjelaskan tujuan yang harus dicapai dalam semua tingkah lakunya, dan
cara melaksanakan apa yang harus ada itu.
Hubungan ilmu fiqih dengan ilmu akhlak sangat berkaitan erat, meskipun
keduanya dibedakan. Tata cara berakhlak dengan baik dijelaskan dengan sangat rinci
dalam ilmu fiqih.Ilmu fiqih dan ilmu akhlak tidak bisa dipisahkan meskipun
keduanya berbeda. Pemisahan keduannya akan mengakibatkan kehilangan
keindahannya. Tanpa ilmu akhlak, ilmu fiqih hanyalah bangunan kosong, sunyi, dan
tidak membawa pada ketentraman dan ketenangan hati. Ilmu akhlak tanpa ilmu fiqih
dalam artinya yang luas akan menyimpang dari ketentuan- ketentuan syari’ah. Pada
gilirannya, penyimpangan-penyimpangan ini akan sulit untuk
dipertanggungjawabkan.
Ilmu akhlak memberi isi pada ilmu fiqih, sebaliknya ilmu fiqih memberikan kerangka
pengaturan lahir agar ilmu akhlak berjalan diatas rel yang telah ditentukan.
Ulama besar yaitu Imam al-Ghazali memiliki peran penting dalam usahanya
menggabungkan ilmu fiqih dengan ilmu tasawuf, meskipun akhirnya tanpak
kecenderungannya terhadap ilmutasawuf lebih besar ilmu fiqih.
Dalam kitab Ta’lim Muta’alim menjelaskan tentang harus bagaimanakah akhlak kita
dalam keseharian. Dijelaskan dengan sangat rinci sehingga tata cara paling kecil
sekalipun. Contohnya seperti bagaimana akhlak manusia dengan masyarakat,akhlak
kita kepada orang tua,akhlak kita dengan manusia ramai, akhlak terhadap diri sendiri,
akhlak kita terhadap sahabat atau berteman, akhlak dengan pemimpin atau
pemerintah,akhlak kepada guru, dan lain-lain. semua aspek ini ada tata cara dan
hukumnya sangat jelas dalam ilmu fiqih. Gambaran lain tentang eratnya hubungan
fiqih dengan akhlak dijelaskan sebagai berikut:
Kita mendapat perintah dari Allah untuk melakukan sholat. Rasulullah SAW
bersabda:
“Hal pertama yang diwajibkan oleh Allah SWT atas umatku adalah sholat lima
waktu. Hal pertama yang diangkat dari amalan-amalan mereka adalah sholat lima
waktu dan hal pertama yang dipertanyakan kepada mereka adalah sholat lima
waktu.”(Kanzul ‘ummal, jilid, hadits 18859)
Cara-cara sholat ditentukan dalam hadist, kemudian dibahas oleh para fiqaha tentang
rukun sholat, syarat-syarat sahnya sholat dan hukum-hukumnya yang diambil dan
difahami dari Al-Qur’an dan hadist-hadist yang banyak sekali sholat dan
berhubungan dengan sholat. Disamping itu kita diperintahkan untuk menerapkan
akhlak terpuji dalam beribadah, yaitu:
Ilmu sejarah tidak lepas dari tiga dimensi ialah masa lalu, masa sekarang, dan
kemungkinan-kemungkinan pada masa yang akan datang(masa depan). Untuk
mempelajari dan meneliti bagaiman ilmu fiqh dimasa lalu sampai peluang-peluang
yang terjadi dimasa yang akan datang bisa ditelusuri dari sejarah islam dan sejarah
hukum islam. Masa lalu dan masa sekarangan memberikan gambaran dengan adanya
kumpulan data dan fakta. Data dan fakta ini dipelajari ataupun ditelusuri kebeneranya
kandungan maknanya sehingga diambillah benang merahnya yang merupakan
semangat ajaran islam pada umumnya dan semangat ilmu fiqh pada khusunya yang
terjadi sepanjang masa. Implementasi semangat ajaran islam akan berubah secara
bertahap sesuai kondisi masyarkat yang dihadapinya dengan tetap mengedepankan
metodelogi ilmu fiqh yaitu Ushul Fiqh dan kaidah-kaidah fiqhiyahnya. Dari sejarah
inilah kita dapat mengetahui naik turunya ilmu fiqh dalam proses implementasinya
dibebagai masyarakat islam.
Cara tersebut akan memperluas wawasan tentang fiqih dan menambah cakrawala
pemikiran mengenai cara-cara yang ditempuh oleh para Imam Madzhab oleh dalam
ijtihadnya. Pada gilirannya kita akan memiliki sikap terbuka dalam menghadapi
para
perbedaapn pendapat ulama. Menghargai jasa dan karya para ulama. Sikap
keterbukaan ini sangat penting dalam menciptakan ukhuwwah Islamiyah dan
persatuan umat.
Ilmu fiqih erat kaitannya dengan falsafah hukum, khususnya falsafah hukum
islam, yaitu “ satu-satu falsafah tentang syari’ah islam yang membuahkan pengenlan,
pengetahuan, dan penghayatan terhadap makna, kegunaan kaidah-kaidah dan aturan
syariah untuk mengatur kehidupan syariah sehingga menggerakannya untuk
menggerakannya sebagai dasar didalam kebijaksanaan hidup”
Dengan demikian, seseorang yang mempelajari ilmu fiqih bersamaan dengan falsafah
hukum akan memahami letak ketinggian dan keindahan ajaran islam sehingga
menimbulkan rasa cinta yang mendalam terhadap sumber tertinggi hukum yaitu Allah
SWT. Kepada sesama manusia, terhadap alam, dan lingkungan tempat dia hidup.
Maksud ilmu hukum disini ialah ilmu hukum sistem Romawi dan sistem Hukum
Adat. Seperti sering terjadi, sistem hukum Islam dalam masyarakat bertemu dengan
sistem hukum Romawi dan atau sistem hukum Adat. Misalnya, di Indonesia hukum
Islam menghargai sistem hukum lain yang telah menjadi adat kebiasaan masyarakat,
selama tidak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan yang telah digariskan dengan
tegas didalam hukum Islam. Tidak bertentangan dengan identitas hukum Islam.
Dalam kaitan ini dalam hukum Islam ada kaidah :
Dari kaidah tersebut menjelaskan bahwa hukum Islam tidak menganut sistem
tertutup yang menyebabkannya statis dan tidak memiliki dinamika, tetapi tidak juga
menganut sistem yang terbuka secara mutlak yang mengakibatkan hilangnya identitas
sebagai hukum Islam. Oleh karena itu, dalam batas-batas tertentu ada hubungan
antara ilmu fiqih dengan ilmu hukum lainnya, terutama dalam mengamati peraturan-
peraturan manakah yang sama, sesuai atau tidak bertentangan dengan hukum Islam
dan peraturan-peraturan manakah yang bertentangan. Hal ini sangat penting diketahui
dalam rangka penerapan hukum dilingkungan masyarakat tertentu.
Walaupun demikian perlu difahami perbedaan antara sistem hukum yang berfaham
kemasyarakatan (sistem hukum Romawi dan Adat) dengan sistem hukum berfaham
kewahyuan (sisten=m hukum Islam), perbedaan tersebut antara lain:
b. dalam sistem hukum kemasyarakatan, ada batas antara lingkungan hukum dan
lingkungan kesusilaan, meskipun ada sebagian dari lingkungan kesusilaan itu
yang ditarik kelingkungan hukum. Dalam sistem hukum kewahyuan tidak
dadakan batas lingkungan tersebut.
d. dalam sistem hukum faham kemasyarakatan, hukum itu hanya sebagian dari
ciptaan kebudayaan manusia, sehingga untuk setiap masyarakat mempunyai
hukumnya masing-masing sesuai dengan corak, bentuk, dan kebutuhan
masyarakat pada waktu itu .
dalam sistem hukum berdasarkaan faham kewahyuan, ada tiga sumber hukum antara
lain sumber hukum itu adalah Allah, sunnah nabi, dan ijtihad berpedoman kepada
Kitabullah dan Sunaturrasul. Oleh karena itu sistem hukum kewahyuan,ada prinsip-
prinsip hukum dan aturan yang berlaku untuk seluruh masyarakat manusia dan untuk
sepanjang waktu yang disebut dengan Fiqih Nabawi. Adapula Fiqih Ijtihad yang
dalam batas-batas tertentu bisa berbeda antara satu masyarakat dengan masyarakat
lainnya. Fiqih Nabawi ialah hukum yang tegas dan ditarik langsung dari Al-Qur’an
atau Hadist. Sedangkan Fiqih Ijtihad adalah hukum yang dihasilkan dari ijtihad para
ulama.
Oleh karenanya, akan terjadi kesamaan diseluruh masyarakat muslim di dunia ini
dalam hal hukum-hukum yang ada dalam ruang lingkup Fiqh Nabawi. Kemungkinan
berbeda antara satu masyarakat Islam dengan masyarakat Islam lainnya dalam
hukum-hukum yang ada dalam ruang lingkup Fiqh Nabawi. Kemungkinan berbeda
antara satu masyarakat islam dengan masyarakat islam lainnya dalam hukum-hukum
ang telah ada dalam ruang lingkup Fiqh Ijtihadi bukn dalam hal prinsip. FIQH
Nabawi menjadi unsur pemersatu dunia muslim, sedangkan Fiqh Ijtihadi pemberi
warna yang beragam dalam dunia Islam.
Apabila hukum Islam bertemu dengan hukum positif yaitu hukum yang berlaku
dalam suatu masyarakat tertentu, pada waktu tertentu sering terjadi penyerapan
hukum Islam oleh hukum masyarakat tertentu. Atau pergeseran dari satu hukum yang
seharusnya berlaku dalam suatu masyarakat tertentu. Atau pergeseran dari satu
hukum yang seharusnya berlaku kepada hukum tersebut, bahkan diadakan
penangguhan pelaksanaanya. Hal serupa itu sangat tergantung kepada rasa keadilan
masyarakat dan kesadaran umum hukum masyarakat.
Untuk mempelajari ketiga ajaran agama tersebut pertama iman dipelajari melalui
ilmu tauhid yang menjelaskan trntang pokok-pokok keyakinan (aqidah). Kedua, islam
berupa pratek amallahirah di jelaskan diilmu fiqh, yaitu ilmu yang mengenal
perbuatan amal lahiriah manusia sebagai hamba Allah, sedangkan untuk mempelajari
ilmu ihsan sebagai tata cara beribadah adalah bagian dari ilmu tasawuf namun aturan
berdasarkan ilmu fiqh.
3.1 Kesimpulan
Ilmu fiqh adalah ilmu yang mengatur kehidupan individu insan muslim,
masyarakat muslim, umat islam, dan negara islam dengan hukum-hukum syariat.
Ataupun Fiqih bisa dikatakan sebagai perangkat yang mengatur peran peradabaan
umat islam dengan hukum-hukum syariah. Sehingga peran peradabaan yang
dijalankan sesuai dengan yang dikehendaki oleh islam dan yang
diperintahkannya.Ilmu fiqh juga berkaitan dengan ilmu-ilmu lainnya, seperti ilmu
tauhid, ilmu akhlak, ilmu sejarah, muqaranat al-madzhab, falsafah hukum islam, ilmu
hukum, islam, iman, dan ihsan.Ilmu ini masing-masing memiliki objeknya tersendiri
dengan saling melengkapi satu sama lain. dan menjadikan ilmu fiqh lebih menarik
kedudukanya sebagai ilmu islam.
3.2 saran
Semoga makalah yang kami buat ini dapat bermanfaat khususnya bagi kami
pembuat maupun pembaca dan mengerti isi dari makalah ini, memang makalah ini
jauh dari kata sempurna.
DAFTAR PUSTAKA