Anda di halaman 1dari 22

SUMBER DAN

KARAKTERISTIK AJARAN
ISLAM

Oleh : IS SUSANTO

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI)


UIN Raden Intan, Lampung
TA. Genap 2020/2021
Hakikat sumber ajaran ISLAM
Islam merupakan agama yang ajaran-ajarannya
diwahyukan Tuhan kepada masyarakat manusia
melalui Nabi Muhammad Saw. Secara Istilah adalah
mengacu kepada agama yang bersumber pada
wahyu yang datang dari Allah SWT., bukan berasal
dari manusia dan bukan pula berasal dari Nabi
Muhammad Saw.
Kalangan ulama’ sepakat bahwa sumber ajaran
Islam yang utama adalah al-Qur’an, sedangkan as-
Sunnah sebagai sumber hukum kedua yaitu pada
tingkatan sumber hukum di bawah al-Qur’an.
Ketentuan ini sesuai dengan agama Islam sebagai
wahyu yang berasal dari Allah SWT., yang
penjabarannya dilakukan oleh Nabi Muhammad
Saw.
Sedangkan rayu’ atau penalaran atau akal pikiran
sebagai alat untuk memahami al-Qur’an dan as-
Sunnah, merupakan sumber hukum setelah al-
Qur’an dan as-Sunnah.
Berdasarkan hal tersebut, maka menurut
kesepakatan ulama, sumber hukum ajaran Islam
terbagi menjadi dua, yaitu sumber ajaran Islam
primer (al-Qur’an dan as-Sunnah) dan sumber
ajaran Islam sekunder (ijtihad).
Macam-macam ijtihad yaitu ijma’ (sepakat, setuju
atau sependapat), Qiyas (mengukur atau
menyamakan), istihsan (mengganti argumen
dengan fakta, ex. jual beli salam), mushalat
murshalah (ex. Pembukuan al-Qur’an), sududz
dzariah (menutup jalan), istishab, dan urf.
SUMBER AJARAN ISLAM PRIMER
1. al-Qur’an
Menurut pendapat Subni Shalih, al-Qur’an berarti
bacaan. Ia merupakan kata turunan (mashdar) dari
kata qara’a (fi’il madhi) dengan arti ism al-maf’ul,
yaitu maqru’ yang dibaca. Pegertian ini merujuk
pada sifat al-Qur’an yang difirmankan-Nya dalam
surat al-Qiyamah ayat 17-18.
Secara istilah al-Qur’an adalah firman Allah SWT.
yang diturunkan kepada hati Rasulullah, melalui
jibril dengan menggunakan bahasa Arab dan
maknanya yang benar, agar ia menjadikan hujjah
bagi Rasul, bahwa ia benar-benar Rasulullah,
menjadi undang-undang bagi manusia, memberi
petunjuk kepada mereka, dan menjadi sarana
untuk melakukan pendekatan diri dan ibadah
kepada Allah SWT. dengan membacanya.
Ia terhimpun dalam mushaf, dimulai dari surat al-
Fatihah dan diakhiri dengan surat al-Nas,
disampaikan kepada kita secara mutawatir dari
generasi ke generasi baik secara lisan maupun
tulisan serta terjaga dari perubahan dan
penggantian (Abd. Al-Wahhab Al-Khallaf).
Fungsi al-Qur’an yaitu sebagai al-Huda (Petunjuk);
al-Furqan (Pembeda); asy-Syifa’ (Obat); dan al-
Mau’ziah (nasihat).
Pokok-pokok kandungan dalam al-Qur’an yaitu:
Tauhid, ibadah, janji dan ancaman, dan kisah umat
terdahulu.
Al-Qur’an mengandung tiga komponen dasar
hukum, yaitu: Hukum I’tiqadiah, hukum amaliah,
dan hukum khuluqiah.
2. Al-Hadis
Al-Hadis merupakan sumber ajaran Islam kedua
setelah al-Qur’an. Hadis adalah sesuatu yang
disandarkan kepada Nabi, baik berupa perkataan,
perbuatan, maupun taqrir. Selain didasarkan
pada ayat al-Qur’an dan Hadis juga didasarkan
kepada pendapat kesepakatan para sahabat,
yakni seluruh sahabat sepakat untuk menetapkan
tentang wajib mengikuti hadis, baik pada masa
Rasulullah masih hidup maupun setelah wafat.
Dalam literatur hadis dijumpai beberapa istilah
lain yang menunjukkan penyebutan al
hadits, seperti al-sunnah, al-khabar, dan al-
atsar. Dalam arti terminologi, ketiga istilah
tersebut kebanyakan ulama’ hadis adalah sama
dengan terminologi al-hadits meskipun ulama’
lain ada yang membedakannya.
Sunnah dibagi menjadi empat macam, yaitu:
Sunnah Qauliyah (perkataan Nabi), Sunnah Fi’liyah
(perbuatan Nabi), Sunnah Taqririyah (penetapan
atau pengakuan Nabi), dan Sunnah Hammiyah
(direncanakan tapi tidak sampai dikerjakan).
Al-Hadis memiliki beberapa fungsi terhadap al-
Qur’an, yaitu: Bayan al-Taqrir atau bayan
itsbat (memperjelas);bayan tafsir (menerangkan
ayat a’m, mujmal, dan musytarak; Bayan
Takhshis (membatasi/mengkhususkan); Bayan
Taqyid (membatasi ayat yang bersifat mutlak),
bayan tasyri’ , bayan tabdil (nasakh/
membatalkan, alijalah/ menghilangkan, tahwil /
memindahkan, atau taqyir /mengubah).
SUMBER AJARAN Islam sekunder
Sumber ajaran Islam sekunder adalah ijtihad.
Ijtihad secara bahasa berarti mencurahkan tenaga
dan pikiran atau bekerja semaksimal mungkin.
Sedangkan Ijtihad sendiri berarti mencurahkan
segala kemampuan berfikir untuk mengeluarkan
hukum syar’i dari dalil-dalil syara, yaitu al-Qur’an
dan Hadis. Hasil dari ijtihad merupakan sumber
hukum ketiga setelah al-Qur’an dan Hadist.
Ijtihad dapat dilakukan apabila ada suatu masalah
yang hukumnya tidak terdapat di dalam al-Qur’an
maupun Hadis, maka dapat dilakukan ijtihad
dengan menggunakan akal pikiran dengan tetap
mengacu pada al-Qur’an dan Hadis.
Dasar hukum ijtihad dijelaskan dalam Qs. An-Nisa
ayat 105.
Syarat-syarat mujtahid, yaitu: Mukalaf,
mengetahui makna-makna lafad dan rahasianya;
mengetahui keadaan mukhathab yang merupakan
sebab pertama terjadinya perintah atau larangan;
mengetahui keadaan lafad apakah memiliki
qarinah atau tidak.
Macam-macam Mujtahid, yaitu: Mujtahid Mutlak
(sahabat atau 4 mazhab); Mujtahid Mazhab
(pengikut salah satu mazhab); Mujtahid fil Masa’il
(berijtihad hanya pada beberapa masalah saja);
Mujtahid Mugaiyyad (orang yang berijtihad
mengikatkan diri dan mengikuti pendapat ulama
salaf, dengan kesanggupan untuk menentukan
mana yang lebih utama).
Macam-macam ijtihad, yaitu
1. Ijma’, yaitu menurut bahasa artinya sepakat,
setuju, atau sependapat.
2. Qiyas, yaitu mengukur sesuatu dengan yang lain
dan menyamakannya.
3. Istihsan, yaitu proses perpindahan dari suatu qiyas
pada qiyas lainnya yang lebih kuat.
4. Mushalat murshalah, berarti kesejahteraan umum
5. Sududz dzariah, berarti menutup jalan.
6. Istishab, yaitu melanjutkan berlakunya hukum yang
telah ada dan telah ditetapkan pada masa lalu
hingga ada dalil yang mengubahnya.
7. Urf’.
SIFAT DASAR AJARAN ISLAM
Konsep dasar ajaran Islam adalah seluruh alam
semesta diciptakan oleh Allah SWT. yang
merupakan Tuhan dan Penguasa Alam Semesta,
dan dia pula yang mencukupinya. Allah SWT. telah
menentukan kode kehidupan tertentu yang paling
baik bagi manusia, tetapipada saat yang sama
manusia diberi kebebasan untuk memilih,
menerima atau mengingkari dasar kehidupannya
sendiri.
Ajaran Islam memiliki sifat khas yang berbeda
dengan ajaran agama lainnya yang menjadikan-
nya menarik bagi manusia sepanjang umur dan
zaman.
Sifat ajaran Islam menurut Ali Anwar Yusuf ada 9,
sedangkan menurut Khursyid Ahmad ada 6.
berikut sifat ajaran Islam yang dimaksud.
1. Kesederhanaan, Rasionalitas, dan Praktis
Islam tidak memiliki mitologis, ajarannya cukup sederhana
dan dapat dipahami. Ajaran Islam bersifat rasional yang
dapat dijelaskan oleh logika dan penalaran, Islam
merangsang pemeluknya mempergunakan akal serta
mendororng pemakaian intelek, sehingga jelaslah bahwa
Islam merupakan agama yang praktis dan tidak
memprbolehkan manusia berpuas diri dalam kesia-siaan.

2. Kesatuan antara Materi dan Rohani


Islam mendorong manusia untuk mencapai kepuasan
dalam kehidupan, tidak memisahkan yang material dengan
yang moral, yang dunia dengan yang ukhrowi, dan
mengajak manusia agar selalu mencurahkan tenaga untuk
mengkontruksikan kehidupan atas dasar moral.
3. Sebuah Cara Hidup yang Lengkap
Islam memberikan tuntunan bagi seluruh aspek
kehidupan baik pribadi dan sosial, moral dan material,
ekonomi dan politik, legal dan kultural, serta nasional dan
internasional.

4. Keseimbangan antara Pribadi dan Masyarakat


Islam menciptakan keserasian dan keseimbangan anatara
individualisme dan kolektivisme, keduanya mempunyai
hak dan kewajiban sehingga harus ditunaikan secara
selaras dan sebaik-baiknya.

5. Universalitas dan Humanisme


Islam bersifat menyeluruh dan sangat menjunjung tinggi
kemanusiaan, menghendaki perdamaiaan dan persatuan
umat.
6. Keajegan dan Perubahan
Yang dimaksud Keajegan dalam Islam bukan berarti kaku, datar
dalam setiap hal. Islam bisa menerima perubahan, keduanya harus
dijalankan secara seimbang, sehingga prinsip Islam tetap ada tanpa
terganggu oleh perubahan yang ada.

KARAKTER ISLAM: ANTARA NORMATIVITAS DAN


HISTORISITAS
Kata normatif berasal dari bahasa Inggris norm yang berarti norma
ajaran, acuan, ketentuan tentang masalah yang baik dan buruk yang
boleh dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan.
Historisitas adalah sejarah, sedangkan sejarah adalah kejadian dan
peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau atau peristiwa
penting yang benar-benar terjadi.
Karakteristik Normatif yang dimaksud yaitu
Karakteristik yang memandang agama dari segi
ajarannya yang pokok dan asli dari Tuhan yang di
dalamnya terdapat penalaran manusia. Islam
memiliki karakteristik yang khas yang dapat dikenali
melalui konsepnya dalam berbagai bidang, seperti
bidang agama, ibadah, muamalah yang di
dalamnya mencakup masalah pendidikan, ilmu
pengetahuan, kebudayaan, sosial, politik, ekonomi,
lingkungan hidup,dan kesehatan.
Sedangkan Karekteristik Historis, yaitu Ilmu yang di
dalamnya membahas berbagai peristiwa dengan
memperhatikan unsur tempat, waktu, objek, latar
belakang, dan pelaku dari peristiwa tersebut.
Menurut Yusuf Qardhawi, karakteristik ajaran Islam
itu terdiri dari tujuh hal penting yang tidak terdapat
dalam agama lain dan ini pula yang menjadi salah
satu sebab mengapa hingga sekarang ini begitu
banyak orang yang tertarik kepada Islam sehingga
mereka menyatakan diri masuk ke dalam Islam.
Karakteristik ajaran Islam yang dimaksud yaitu:
1) Rabbaniyyah
Karakteristik Rabbaniyyah artinya bahwa Islam
merupakan agama yang bersumber dari Allah SWT.
bukan dari manusia sedangkan Nabi Muhammad
Saw tidak membuat agama ini tapi beliau hanya
menyampaikannya.
2) Insaniyyah
Islam merupakan agama yang diturunkan untuk
manusia karena itu Islam merupakan satu-satunya
agama yang cocok dengan fitrah manusia. Pada
dasarnya tidak ada satupun ajaran Islam yang
bertentangan dengan jiwa manusia.
3) Syumuliyah (Sempurna)
Islam merupakan agama yang lengkap tidak hanya
mengutamakan satu aspek lalu mengabaikan aspek
lainnya. Kelengkapan ajaran Islam itu nampak dari
konsep Islam dalam berbagai bidang kehidupan
mulai dari urusan pribadi keluarga masyarakat
sampai pada persoalan-persoalan berbangsa dan
bernegara.
Syumuliyah az-zaman (sepanjang masa),
syumuliyah al‑minhaj (mencakupi semuanya) dan
syumuliyah al‑makaan (semua tempat).
4) Al -Waqi’iyyah
Al-waqi’iyyah ini menunjukkan bahwa Islam
merupakan agama yg dapat diamalkan oleh
manusia atau dengan kata lain dapat direalisir
dalam kehidupan sehari-hari. Islam dapat
diamalkan oleh manusia meskipun mereka
berbeda status, suku, usia, jenis kelamin, dll.

5) Al-Wasathiyah
Al-Wasathiyyah memiliki arti bahwa islam
merupakan agama yang seimbang, yang
memenuhi kebutuhan baik rohani, jasmani,
maupun fikriyyah. Jadi umat Islam adalah
ummatan wasathan.
6) Al Wudhuh
Karakteristik penting lainnya dari ajaran Islam
adalah konsepnya yang jelas. Kejelasan konsep
Islam membuat umatnya tidak bingung dalam
memahami dan mengamalkan ajaran Islam
bahkan pertanyaan umat manusia tentang Islam
dapat dijawab dengan jelas apalagi kalau
pertanyaan tersebut mengarah pada maksud
merusak ajaran Isla itu sendiri.
Dalam masalah aqidah konsep Islam begitu jelas
sehingga dengan aqidah yang mantap seorang
muslim menjadi terikat pada ketentuan-ketentuan
Allah dan Rasul-Nya. Konsep syari’ah atau
hukumnya juga jelas.
7) Al Jam’u Baina Ats Tsabat wa Al Murunnah
Di dalam Islam tergabung juga ajaran yg
permanen dengan yang fleksibel. Yang dimaksud
dengan yang permanen adalah hal-hal yang tidak
bisa diganggu gugat dia mesti begitu (ex. shalat
lima waktu yang mesti dikerjakan tapi dalam
melaksanakannya ada ketentuan yang bisa
fleksibel). Dengan demikian menjadi jelas bagi kita
bahwa Islam merupakan satu-satunya agama
yang sempurna dan kesempurnaan itu memang
bisa dirasakan oleh penganutnya yang setia.
Rabbaniyyah memiliki arti bahwa islam merupakan agama yang
bersumber dari Allah SWT bukan dari manusia, sedangkan Nabi
Muhammad SAW hanyalah selaku penyampai pesan.
Insaniyyah memiliki arti bahwa islam merupakan agama fitrah, agama
yang memang pada dasarnya diturunkan untuk manusia, dan tidak
bertentangan dengan jiwa manusia.
Syumuliyyah memiliki arti bahwa islam merupakan agama yang
lengkap dalam berbagai macam bidang kehidupan, di mana islam
mengatur kesemuanya.
Al-Waqi’iyyah memiliki arti bahwa islam adalah agama yang dapat
diamalkan pada kehidupan sehari-hari, tanpa ada perbedaan menurut
setrata sosial maupun latar belakang.
Al-Wasathiyyah memiliki arti bahwa islam merupakan agama yang
seimbang, yang memenuhi kebutuhan baik rohani, jasmani, maupun
fikriyyah.
Al-Wudhuh memiliki arti bahwa islam merupakan agama dengan
konsep yang jelas dan realistis, di mana setiap muslim terikat pada
ketentuan Allah dan Rasul-Nya.
Al-jam’u baina Ats Tsabat wa Al Murunnah memiliki arti bahwa islam
memiliki aturan-aturan yang bersifat permanen dan aturan-aturan
yang bersifat fleksibel, yang tidak dapat diganggu gugat setiapnya.
Wallahu a’lam bish shawab
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai