Anda di halaman 1dari 14

PENGANTAR METODOLOGI

STUDI ISLAM

Dosen: Is Susanto, M.E.Sy

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM


UIN RADEN INTAN
LAMPUNG 2021
PENGERTIAN
Secara etimologi, metode berasal dari bahasa
Yunani, yaitu meta (sepanjang), hodos (jalan).
Jadi, metode adalah suatu ilmu tentang cara atau
langkah-langkah yang di tempuh dalam suatu
disiplin tertentu untuk mencapai tujuan tertentu.
Secara terminologi, metode adalah ajaran yang
memberi uraian, penjelasan, dan penentuan nilai.
Metode biasa digunakan dalam penyelidikan
keilmuan. Hugo F. Reading mengatakan bahwa
metode adalah kelogisan penelitan ilmiah, sistem
tentang prosedur dan teknik riset.
Metodologi berasal dari kata method (cara) dan
logos (ilmu). Secara sederhana berarti ilmu tentang
cara.
Ketika metode digabungkan dengan kata logos
maknanya berubah. Logos berarti “studi tentang”
atau “teori tentang”. Oleh karena itu, metodologi
tidak lagi sekedar kumpulan cara yang sudah
diterima tetapi berupa kajian tentang metode.
Dalam metodologi dibicarakan kajian tentang cara
kerja ilmu pengetahuan.
Menurut Ahmad Tafsir metodologi adalah cara
yang paling cepat dan tepat dalam melakukan
sesuatu, dalam hal ini ilmu tentang cara studi Islam.
PENGERTIAN METODOLOGI
STUDI ISLAM
 Metodologi adalah pengkajian (study) dengan
penggambaran (deskripsi), penjelasan (explanasi)
dan pembenaran (justifikasi). (Abraham Kaflan).
 Studi berasal dari bahasa Inggris, study artinya
mempelajari atau mengkaji, yang berarti
pengkajian terhadap Islam secara ilmiah, baik
Islam sebagai sumber ajaran, pemahaman,
maupun pengamalan.
 Islam berasal dari bahasa Arab, dari kata salima
dan aslama. Salima (selamat, tunduk dan
berserah). Aslama (kepatuhan, ketundukan, dan
berserah)
Di Barat : Islamic Studies, yaitu usaha mendasar
dan sistematis untuk mengetahui dan memahami
serta membahas secara mendalam tentang seluk-
beluk/ hal-hal yang berhubungan dengan agama
Islam, baik ajaran, sejarah maupun praktik-
praktik pelaksanaannya.
Metodologi studi Islam adalah prosedur yang
ditempuh secara ilmiah, cepat dan tepat dalam
mempelajari Islam secara luas dalam berbagai
aspeknya, baik dari segi sumber ajaran,
pemahaman terhadap sumber ajaran maupun
sejarahnya
LINGKUP STUDI ISLAM
Objek studi Islam adalah ajaran Islam itu sendiri
dalam berbagai aspeknya dan berbagai madzhab
alirannya. Ajaran Islam tidak hanya sebatas ibadah
dalam arti sempit, tetapi meliputi interaksi sosial
kemasyarakatan.
Amin Abdullah menyatakan bahwa pangkal tolak
kesulitan pengembangan scope wilayah kajian
Islamic studies berakar pada kesulitan para
agamawan untuk membedakan antara yang
normativitas dan historisitas. Dari sisi normativitas
masih banyak terbebani oleh misi keagamaan yang
bersifat memihak (Kurang analitis, kritis).
Sedangkan untuk tataran historisitas, Islam dalam
arti yang dipraktekan oleh manusia serta tumbuh
dan berkembang dalam sejarah kehidupan manusia
justru telah menjadi ilmu pengetahuan Islam yaitu
sebuah disiplin ilmu, yakni ilmu Ke-Islaman atau
Islmic Studies.
Menurut Harun Nasution, Studi Islam diarahkan
pada delapan bidang sesuai dengan pengakuan dari
LIPI (1982) yakni: Sumber ajaran (Al-Qur’an dan
Hadits; Pemikiran Dasar Islam (Kalam, Falsafat
dan Tasawuf); Fikih dan Pranata Sosial; SKI;
Dakwah; Pendidikan Islam; Bahasa dan Sastera
Arab; Pembaharuan Pemikiran dalam Islam.
URGENSI MEMPELAJARI STUDI
ISLAM
Umat Islam mengalami tantangan kehidupan dunia
dan budaya modern, sehingga studi keislaman
sangat urgen untuk dipelajari.
 Alternatif dalam mengatasi problem yang
dihadapi
umat Islam pada saat ini berada dalam kondisi
problematis, yaitu berada dalam posisi
termarginalkan dan lemah dalam aspek kehidupan
sosial dan budaya. Dengan demikian umat Islam
harus melakukan gerakan pemikiran, sehingga
mampu memberikan alternatif dari kondisi tersebut.
 Meluruskan Arah Menuju Masa Depan
Menurut Roger, Perkembangan filsafat dan peradaban
modern saat ini telah mendorong manusia pada hidup
tanpa tujuan dan membawa kematian. Hal ini
merupakan akibat dari perkembangan filsafat Barat
modern yang salah arah, yang berpegang pada hal-hal:
 Konsep yang keliru tentang alam, dengan menganggap-
nya sebagai milik manusia (mengeksploitasinya).
 Konsep yang tidak mengenal belas kasih tentang
hubungan manusia yang didasarkan atas
individualisme.
 Konsep yang menyebabkan rasa putus asa/masa depan.
 Menggali Kembali Ajaran Islam yang Asli
dan Murni
serta bersifat Manusiawi dan Universal
Disinilah urgensi studi Islam untuk menggali
ajaran Islam yang asli dan murni serta bersifat
manusiawi dan universal, yang mempunyai
daya untuk mewujudkan dirinya sebagai
rahmatan lil alamin. Hal tersebut harus
ditransformasikan kepada generasi penerusnya
agar dengan peradaban dan budaya modern,
mampu berhadapan dan beradabtasi dengannya.
ASPEK-ASPEK SASARAN STUDI
ISLAM
Agama dan ilmu pengetahuan memiliki kekhasan
yang slalu mendapat perhatian. Dalam bidang
agama terdapat sikap dogmatis, sedangkan dalam
bidang ilmiah terdapat sikap rasional dan terbuka.
 Aspek Sasaran Keagamaan
Kerangka ajaran yang terdapat dalam al-Qur’an
dan hadis tetap dijadikan sandaran sentral agar
kajian keislaman tidak keluar dari teks dan
konteks. Dari aspek sasaran tersebut, wacana
keagamaan dapat ditransformasikan secara baik
dan menjadi landasan kehidupan dalam
berperilaku sebagai kerangka normatif.
Pertama: Islam sebagai dogma juga merupakan
pengamalan universal dari kemanusiaan. Oleh
karena itu, sasaran studi Islam diarahkan pada
aspek-aspek praktik dan empiris yang memuat
nilai-nilai keagamaan agar dijadikan pijakan.
Kedua: Islam tidak hanya terbatas pada
kehidupan setelah mati, tetapi orientasi utama
adalah dunia sekarang. Jadi sasaran studi Islam
diarahkan pada pemahaman terhadap sumber
ajaran Islam, pokok ajaran Islam, sejarah Islam,
dan aplikasi dalam kehidupan. Jadi wilayah
agama yang idak bisa dianalisis dengan kajian
empiris yang kebenarannya relatif.
 Aspek Sasaran Keilmuan
Studi keilmuan memerlukan pendekatan kritis,
analitis, metodologis, empiris dan historis. Studi
Islam membutuhkan berbagai pendekatan. Selain
itu, ilmu pengetahuan tidak kenal dan tidak terikat
pada wahyu, tetapi beranjak dan terikat pada
pemikiran rasional.

Oleh karena itu, kajian keislaman yang bernuansa


ilmiah meliputi aspek kepercayaan normatif
dogmatik yang bersumber dari wahyu dan aspek
perilaku manusia (lahir dari kepercayaan)
Wallahu a’lam bish shawab
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai