Anda di halaman 1dari 7

Islam dalam paradigma keilmuan dalam bingkai Wahdatul

’Ulum
Makalah ini di susun guna memenuhi tugas wahdatul Ulum

Dosen pengampu:

Uqbatul Khoir Rambe

Disusun oleh:

Balqis Mawadda Nur Madiah Harahap


0403222236 0403222137

Prodi:Ilmu Al-Qura'n dan Tafsir

Fakultas Ushuluddin

Universitas islam negeri Sumatera Utara

2022
Kata Pengantar
Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah,segala puji bagi Allah yang telah memberikan kita nikmat seperti nikmat
keimanan, nikmat kesehatan,nikmat Ilmu dan nikmat kehidupan dan lain-lainNya sehingga
kita dapat berkumpul disini.

Selanjutnya,sholawat dan salam kita hadiahkan kepada junjungan Nabi besar


Muhammad S.A.W,semoga dengan bersholawat kepada-Nya kita mendapatkan syafaatnya di
yaumul akhir nanti.

Semoga Makalah ini yang kami susun bersama menjadi manfaat bagi pembaca.Dan
kamai meminta maaf atas salah dalam pengetikan dan penyampaian Makalah kamai. Dan
kami menerima saran dan kritikan dari teman teman sekalian.

Medan 16, November 2022


PEMBAHASAN
Islam dalam Paradigma Keilmuan UINSU

A. Pengertian Paradigma

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), paradigma adalah model dalam teori ilmu
pengetahuan atau cara pandang seseorang atau biasa disebut dengan pemikiran. Tak hanya itu saja,
dalam percakapan sehari-hari, istilah paradigma adalah berpikir. Sebab, paradigma merupakan model
utama, pola, ataupun metode untuk meraih beberapa jenis tujuan. Seringkali paradigma disebut
sebagai sifat yang paling khas atau dasar dari sebuah teori ataupun cabang ilmu.1

B. Islam dalam Paradigma Keilmuan UINSU

Wahdatul ulum dirumuskan dalam paradigm. Wahdatul 'Ulum merupa-kan


keniscayaan bagi Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan sebagai
pertanggungjawaban universitas ini dan segenap civitas akademikanya untuk mengembang-
kan ilmu-ilmu Islam bagi kesejahteraan umat manusia.

C.Sejarah Islam Dalam Paradigma Keilmuan Uin-Su

Sejak didirikan pada tahun 1973, Institut Agama Islam Negeri Sumatera Utara Medan-
sebagai suatu keharusan sebuah institut-hanya mengembangkan ilmu-ilmu keislaman (islamic
studies) dalam empat fakultas: Fakultas Tabiyah, Fakultas Syari'ah, Fakultas Ushuluddin, dan
Fakultas Dakwah.

Dengan transformasi Institut Agama Islam Negeri Sumatera Utara menjadi Universitas
Islam Negeri Sumatera Utara Medan tahun 2014, maka universitas ini telah dan akan terus
mengembangkan ilmu-ilmu, bukah hanya ilmu-ilmu keislaman (islamic studies) tetapi juga
mengembangkan ilmu pengetahuan Islam (islamic science), dengan fakultas-fakultas yang
memiliki spektrum yang luas semisal Fakultas Sains dan Teknologi, Fakultas Kesehatan
Masyarakat, Fakultas Ilmu Sosial, dan fakultas-fakultas lain yang akan terus
berkembang.Perkembangan cakupan ilmu dan departemen yang dikembangkan di Universitas
Islam Negeri Sumatera Utara Medan, membutuhkan paradigma yang menempatkan Islam
sebagai roh dan nilai yang mendasari semua pengembangan ilmu yang dilakukan.

Ada dua model yang digunakan dalam pengembangan ilmu pengetahuan di


universitas Islam. Pertama, universitas Islam yang mengembangkan fakultas-fakultas atau
departemen-departemen pengembangan ilmu-ilmu keislaman (Islamic studies) dan
mengembangkan fakultas-fakultas atau departemen-departemen ilmu-ilmu pengetahuan islam
atau (Islamic science) yang mengembangkan ilmu pengetahuan islam (natural science, social
science dan humaniora) 2

1
https://www.gramedia.com/literasi/paradigma/
2
Buku Wahdatul ulum. Halaman 26
D. Pembagian paradigma Wahdatul Ulum

1. Islamic studies

Islamic studies adalah ilmu-ilmu yang mempelajari tentang keislaman atau agama.
Yang dikembangkan pada fakultas-fakultas ilmu keislaman. Seperti Fakultas Tabiyah,
Fakultas Syari'ah, Fakultas Ushuluddin, dan Fakultas Dakwah.

Didalam Islamic suidies ini banyak ilmu ilmu agama yang dapat kita pelajari
diantaranya ilmu alqur’an, ilmu hadits, ilmu kalam, ilmu tasawuf , ilmu tauhid , kisah kisah
nabi, hukum hukum islam, dan bermacam ilmu agama lainnya. Dengan mandalami ilmu ini
kita bisa menambah keimanan kita dalam beragama. Sehimgga kita tidak salah arah dalam
memahami agama islam. Karena kita sudah berpedoman pada alquran dan sunnah.3

2. Islamic science

Kedua, universitas Islam integratif. Pada universitas ini dikembangkan fakultas-


fakultas dan departemen-de- partemen ilmu-ilmu keislaman (islamic studies) dan fa-
kultas atau departemen-departemen ilmu pengetahuan Islam (islamic science). Model
inilah yang dikembangkan di Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan.

Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan me- ngembangkan fakultas-


fakultas/departemen-departemen yang mengembangkan ilmu-ilmu keislaman (islamic
studies). Di samping itu juga mengembangkan fakultas-fakul- tas/departemen-departemen
yang mengembangkan ilmu pengetahuan Islam (islamic science).

Dalam model ini, selain menetapkan adanya matakuliah agama Islam pada fakultas-
fakultas yang mengembangkan ilmu pengetahuan Islam (islamic science), juga
mengembangkan ilmu-ilmu pengetahuan Islam (islamic science), yang dipahami,
diyakini, dan dijalankan sebagai ilmu yang rabbaniyah (ilmu pengetahuan yang berasal
dari Tuhan dan pengembangan serta penerapannya ditu. jukan sebagai pengabdian kepada
Tuhan.4

Dalam al- quran sudah dijelaskan Islamic science, yaitu dalam firman allah Al-Imran
ayat 191:

Artinya : (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam
keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya
berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Mahasuci
Engkau, lindungilah kami dari azab neraka.5

3
Lihat buku wahdatul ulum halaman 26
4
Lihat buku wahdatul ulum halaman 27
5
Lihat Q.S Al-Imran ayat 191
Dengan demikian ontologi, epistemologi, dan aksiolo ginya dikembangkan dengan
landasan nilai-nilai univer sal yang diajarkan Islam. Jadi, ilmu pengetahuan apa pun yang
dikembangkan diyakini sebagai ilmu pengetahuan Islam di mana roh pengembangannya
adalah nilai-nila universal yang diajarkan Islam.

Dalam hal ini keislaman pengembangan ilmu di Universitas Islam Negeri Sumatera
Utara Medan bukan hanya karena membuka fakultas ilmu-ilmu keislaman (islamic
studies), menetapkan adanya matakuliah agama pada fakultas-fakultas ilmu pengetahuan
Islam (islam science), dan ayatisasi ilmu pengetahuan Islam, akan tetapi mengembangkan
ilmu-ilmu tersebut sebagai ilmu pengetahuan Islam di mana dasar dan roh pengembang
annya didasarkan dan dipandang sebagai penemuan dan penegakan nilai-nilai ajaran
Islam, yang ditujukan sebagai pengabdian kepada Tuhan dan kesejahteraan umat ma
nusia, serta pengembangan peradaban.

Dengan model ini semua proses pengembangan ilmu, kehidupan kampus, dan
aplikasinya dalam kehidupan, baik di lingkungan universitas maupun dalam kehidupan
segenap civitas akademikanya sehari-hari dinuansai oleh nilai-nilai ajaran dan peradaban
Islam.6

6
Lihat buku wahdatul ulum halaman 28
Kesimpulan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), paradigma adalah model dalam teori ilmu
pengetahuan atau cara pandang seseorang atau biasa disebut dengan pemikiran.

Islamic studies adalah ilmu-ilmu yang mempelajari tentang keislaman atau agama.
Yang dikembangkan pada fakultas-fakultas ilmu keislaman. Seperti Fakultas Tabiyah,
Fakultas Syari'ah, Fakultas Ushuluddin, dan Fakultas Dakwah.

Islamic science ilmu yang mengembangkan ilmu pengetahuan islam (natural science,
social science dan humaniora) yang dimana adanya kesadaran dari generasi kita untuk
mengembangkan ilmu ilmu sains seperti ilmu kesehatan masyarakat, ilmu teknologi, ilmu
kedokteran , ilmu pertanian, ilmu komunikasi dan informasi dan lain sebagainya.

Dimana kedua ilmu di atas adalah ilmu yang bersumber dari Allah SWT.

Saran
Saran kami kepada pembaca adalah dalam menuntut ilmu, baik Islamic studies ataupun
Islamic science haruslah seimbang dalam mendalami atau mempelajari kedua ilmu ini, karena
sesungguhnya semua ilmu berasal dari Allah SWT.
Daftar pustaka
https://www.gramedia.com/literasi/paradigma/

Harahap,syahrin. 2022. Paradigma Integrasi Keilmuan dan Karakter Lulusan


universitas Islam Negeri (UIN) Sumatera Utara Medan. Medan,Kencana

Anda mungkin juga menyukai