Anda di halaman 1dari 2

3.

Tauhid Al-Asma` wa Ash-Shifat, adalah keyakinan bahwa Allah Azza wa Jalla memiliki nama-nama yang indah (al-asma`ul husna) dan sifat-sifat yang mulia sesuai dengan keagungan dan kemuliaan-Nya, sebagaimana yang Allah Azza wa Jalla beritakan dalam Al-Qur`an, atau sebagaimana yang diber itakan oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam dalam hadits-haditsnya yang shahih. Sekaligus meyakini dan beriman bahwa tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Allah Azza wa Jalla.

Syura: 11] Penyimpangan dalam tauhid AlAsma wa Ash Shifat: - Tidak meyakini bahwa Allah Azza wa Jalla mempunyai sifat-sifat yang sempurna tersebut. Padahal telah disebutkan dalam Al-Quran atau dalam hadits Nabi Shalallahu alaihi wa Sallam yang shahih. - Menyerupakan sifat-sifat Allah Azza wa Jalla dengan sifat-sifat makhluk-Nya. Padahal Allah Azza wa Jalla telah berfiman (artinya): Kita katakan tentang tauhidullah Para pembaca semoga Allah Azza wa Jalla senantiasa mencurahkan dalam keadaan meyakini dengan taufiq Allah, bahwa sesungguhnya rahmat-Nya kepada kita semua. Para ulama Ahlus Sunnah Wal Allah adalah Esa tidak ada sekutu Jamaah baik dari kalangan salaf bagi-Nya, tidak ada sesuatupun yang maupun khalaf setelah meneliti dalil- semisal dengan-Nya, tidak ada dalil baik dari Al-Quran maupun As- s e s u a t u p u n y a n g b i s a Sunnah tentang Tauhid mereka mengalahkannya, tidak ada ilah selain menyimpulkan bahwa Tauhid itu Dia.

Di antara sekian banyak ayat AlTidak ada sesuatupun yang Qur`an yang menunjukkan tauhid ini, menyerupai Allah dan Dia Maha firman Allah Azza wa Jalla: Mendengar lagi Maha Melihat. [Asy Syura: 11]. Hanya milik Allah al-asma`ul husna, maka berdoalah kalian - Menyelewengkan atau mentawil kepada-Nya dengan menyebutnya (al- makna Al-Asmaul Husna, yang asma`ul husna) dan tinggalkanlah berujung pada peniadaan sifat-sifat orang-orang yang menyimpang dari Allah Azza wa Jalla. kebenaran dalam (mengimani) nama- Menentukan cara dari sifat-sifat nama-Nya. Nanti mereka akan Allah Azza wa Jalla, yang bermuara mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan. [Al-Araf: 180] pada penyerupaan dengan makhlukNya. Allah Azza wa Jalla berfirman: Wallahu taala alam bish-shawab. Tidak ada sesuatupun yang H t t p : / / w w w. b u l e t i n menyerupai Allah dan Dia Maha alilmu.com/?p=442 Mendengar lagi Maha Melihat. [Asy

Penjelasan tentang pernyataan Aldibagi menjadi tiga, yaitu Tauhid Rububiyyah, Tauhid Uluhiyyah dan Imam Ath-Thahawi rahimahullah Tauhid Al-Asma Wa Ash Shifat. Allah adalah Esa tidak ada sekutu Diantara Pernyataan Ulama Salaf bagi-Nya meliputi tiga jenis tauhid sekaligus, karena Allah Esa dalam Tentang Pembagian Tauhid Rububiyyah-Nya, dalam Uluhiyyah, 1. Al-Imam Abu Jafar Ahmad bin dan dalam Al-Asma wa Ash-Shifat Muhammad Ath-Thahawi Nya. rahimahullah (wafat tahun 321 H). Tidak ada sesuatupun yang Dalam salah satu karya semisal dengan-Nya ini adalah Tauhid monumentalnya, Al-Aqidah AthAl-Asma` wa Ash-Shifat Thahawiyyah, Al-Imam Abu Jafar Tidak ada sesuatupun yang bisa Ath-Thahawi menegaskan: mengalahkannya, ini adalah Tauhid

Ar-Rububiyyah.

sangat banyak, di antaranya (artinya):

Tidak ada ilah selain Dia ini adalah Sesungguhnya Rabb kalian hanyalah Allah yang telah Tauhid Al-Uluhiyyah. 2 . A l - I m a m U b a i d u l l a h b i n menciptakan langit dan bumi dalam Muhammad bin Baththah Al-Ukbari enam hari, lalu Dia beristiwa` di atas Arsy. Dia menutupkan malam kepada rahimahullah (wafat tahun 387 H) siang yang mengikutinya dengan dalam karya besarnya yang berjudu lcepat. (Diciptakan-Nya pula) matahari, Ibanatul Kubra, beliau mengatakan: bulan dan bintang-bintang (semuanya) Bahwa dasar iman kepada Allah yang tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, wajib atas makhluk (manusia dan jin) hak mencipta dan memer intah u n t u k m e y a k i n i n y a d a l a m hanyalah milik Allah. Maha Suci Allah, menetapkan keimanan kepada-Nya, Rabb semesta alam. [Al-Araf: 54] ada tiga hal: Kaum musyrikin Quraisy juga Pertama: Seorang hamba harus m e n g a k u i Ta u h i d R u b u b i y y a h meyakini Rububiyyah-Nya, yang berdasarkan firman Allah Azza wa dengan itu dia menjadi berbeda Jalla (artinya): dengan atheis yang tidak menetapkan Dan Sesungguhnya jika kamu adanya pencipta. tanyakan kepada mereka: Siapakah Kedua: Seorang hamba harus yang menjadikan langit dan bumi dan meyakini Wahdaniyyah-Nya, yang menundukkan matahari dan bulan? dengan itu dia menjadi berbeda tentu mereka akan menjawab: Allah, dengan jalannya orang-orang musyrik Maka betapakah mereka (dapat) yang mengakui sang Pencipta namun dipalingkan (dari jalan yang benar). menyekutukan-Nya dengan beribadah [Al-Ankabut: 61] kepada selain-Nya. Dari ayat diatas bisa disimpulkan Ketiga: Meyakini bahwa Dia bersifat bahwa kaum musyrikin mengakui dengan sifat-sifat yang Dia harus bahwa hanya Allah-lah satu-satunya bersifat dengannya, berupa sifat Ilmu, Yang Maha Menciptakan, Maha Qudrah, Hikmah, dan semua sifat Mengatur, dan Maha Memberi Rizki. yang Dia menyifati diri-Nya dalam (Lihat Tafsir Ibnu Katsir, 6/294) kitab-Nya. Penjelasan Tentang Makna Tiga Macam Tauhid tersebut 1. Tauhid Ar-Rububiyyah, adalah keyakinan bahwa Allah Azza wa Jalla adalah satu-satunya Rabb. Makna Rabb adalah Dzat yang Maha Menciptakan, yang Maha Memiliki dan Menguasai, serta Maha Mengatur seluruh ciptaan-Nya. Ayat-ayat yang menunjukkan tauhid Ar-Rububiyyah Penyimpangan Rububiyyah Dalam Tauhid

Seperti keyakinan bahwa penguasa dan pengatur Laut Selatan adalah Nyi Roro Kidul. Ini suatu keyakinan yang bathil. Barangsiapa meyakini bahwa penguasa dan pengatur laut selatan adalah Nyi Roro Kidul maka dia telah berbuat syirik (menyekutukan Allah Azza wa Jalla) dalam RububiyyahNya. Karena hanya Allah-lah Yang Menguasai dan Mengatur alam semesta ini. Begitu juga barangsiapa meyakini bahwa yang mengatur padi-padian adalah Dewi Sri, berarti ia telah syirik dalam hal Rububiyyah-Nya, karena h a n y a A l l a h - l a h Ya n g M a h a Menciptakan dan Mengatur alam semesta ini. Meyakini bahwa benda tertentu bisa memberi perlindungan dan pertolongan terhadap dirinya seperti jimat, keris, cincin, batu, pohon, dan lain-lain.

sesungguhnya tidak ada Ilah yang berhak diibadahi kecuali Allah. [Muhammad: 19] Juga firman Allah Azza wa Jalla: Beribadahlah kalian hanya kepada Allah dan jangan menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. [An-Nisa`: 36] Rabbul Alamin adalah satu-satuNya Dzat yang berhak dan pantas untuk diibadahi. Oleh karena itu, Allah Azza wa Jalla memerintahkan umat manusia untuk beribadah hanya kepada-Nya, karena Dia adalah Rabb. Termasuk juga Allah Azza wa Jalla memerintahkan kepada kaum musyrikin arab, yang mengakui bahwa Allah Azza wa Jalla sebagai Rabb satu-satunya, untuk mereka beribadah hanya kepada-Nya. Allah Azza wa Jalla berfirman:

Wahai umat manusia, beribadahlah kalian kepada Rabb kalian. [AlSerta keyakinan bahwa sebagian Baqarah: 21] para wali bisa memberi rizki, dan bisa pula memberi barokah, juga termasuk kesyirikan dalam Rububiyyah-Nya. Penyimpangan-penyimpangan dalam tauhid uluhiyyah. 2. Tauhid Al-Uluhiyyah, adalah keyakinan bahwa Allah Azza wa Jalla adalah satu-satu-Nya Dzat yang berhak diibadahi dengan penuh ketundukan, pengagungan, dan kecintaan. Dinamakan juga dengan Tauhidul Ibadah atau Tauhidul Ubudiyyah, karena hamba wajib memurnikan ibadahnya hanya kepada Allah Azza wa Jalla semata. Ayat-ayat Al-Qur`an yang menunjukkan tauhid jenis ini sangat banyak, diantaranya: Maka ketahuilah, bahwa Penyimpangan dalam tauhid jenis ini yaitu dengan memalingkan ibadah kepada selain Allah Azza wa Jalla seperti berdoa kepada kuburan atau ahli kubur, meminta pertolongan kepada jin, meminta barokah kepada orang tertentu, menyandarkan nasibnya (bertawakkal) kepada benda tertentu, seperti batu, jimat, cincin, keris, dan semacamnya. Karena doa dan tawakkal termasuk ibadah, maka harus ditujukan hanya kepada Allah Azza wa Jalla semata.

Peny impangan dalam tauhid rububiyyah yaitu dengan meyakini adanya yang menciptakan, menguasai, dan mengatur alam semesta ini selain Allah Azza wa Jalla dalam hal yang hanya dimampui oleh Allah Azza wa Jalla.

Anda mungkin juga menyukai