Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PENGERTIAN AAM ,KHOS,AMR,NAHYI,MUTLAQ DAN MUQAYYAD

Dosen Pengampu: H.ENUNG SUMAMO Drs,M.PDSI

Disusun oleh:

Disusun oleh:

Fatahilah ahmad

Indah nurhamidah

Wafa siti amalia

Rifa fatwa

Ihsan fauzan

Pendidikan Agama Islam 2D

FAKULTAS TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS KH RUHIYAT CIPASUNG

2024

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum, Wr. Wb.

Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt., atas izin dan
karunia-Nya sehingga makalah dengan berjudul "
Aam,khos,amr,nahyi,mutlaq,muqayyad " ini dapat tersusun dengan baik dan benar.
Shalawat serta salam tak lupa kami limpah curahkan kepada baginda nabi muhammad
saw. Semoga Syafaatnya mengalir pada kita di hari akhir kelak.

Pada kesempatan ini, kami mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar-
besar nya kepada Bapak H.Enung Sumamo DRS. M. Pdi SI., selaku dosen mata kuliah
"Ushul fiqih". tugas yang telah di berikan ini dapat menambah pengetahuan dan
wawasan kami. Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang
telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang di miliki dan


ini merupakan langkah baik untuk studi yang sesungguhnya. oleh karena itu makalah
ini jauh dari kata sempurna maka kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kami pada khususnya dan pihak lain yang berkepentingan pada umum
nya.

Tasikmalaya, November 20

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................

DAFTAR ISI.....................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.................................................................

A. Latar belakang.............................................................................
B. Rumusan Masalah.......................................................................
C. Tujuan..........................................................................................
D. Manfaat........................................................................................

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................

A. Pengertian Aam...........................................................................
B. Pengertian khos.................................................................................
C. Pengertian nahyi..........................................................................
D. Pengertian mutlaq dan muqayyad...............................................

BAB III PENUTUP...............................................................................

A. Kesimpulan..................................................................................

Saran
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lafaz adalah suatu ungkapkan yang dengannya dapat dipahami satu hal.

Namun makna dari lafaz itu sangat dipengaruhi dengan sesuatu yang bergandengan

dengannya. Makna daripada lafaz bisa saja bermakna âm (umum) khâs (khusus),

muthlaq (pasti) dan muqayyad (terikat). Tulisan ini akan mengetengahkan bagaimana

lafaz dapat bermakna am, khas, muthlaq dan muqayyad dengan menjelaskan

kaidah/ketentuan yang dapat mempengaruhinya. Penulis akan memaparkannya

dengan menyebutkan beberapa pendapat dan membandingkannya disertai dengan


contoh-contoh dari al-Quran dan Hadis untuk menemukan satu pemahaman yang lebih jelas

Rumusan Masalah

1. Apaygdimaksuddengan aam,khos,amr,nahyi,mutlaq dan


muqayyad
2. Apa saja kaidahnya
3. Sebutkan contoh contohnya
Tujuan
A. Dapat mengetahui 'Am,khos,amr,nahyi,mutlaq,dan muqoyyad
B.dapat mengetahui kaidah kaidah ushul fiqih
C.dapat membedakan kaidah ushul fikih satu sama lainnya

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN AAM DAN KHOS

Dalam ilmu ushul fiqh permasalahan ‘âm dan khâs banyak mendapat sorotan secara
mendalam oleh para ulama ushul fiqh sejak dulu,karena hal ini sering memunculkan
perbedaan pendapat di antara mereka.Perbedaan tersebut terjadi
karenaberhubungan dengan kedudukan hadits-hadits ahad dengan keumuman
Alquran dan kedudukan qiyâs terhadap nash-nash yang bersifat umum. Untuk
mengetahui konsep ‘âm dan khâs yang menjadi kajian dalam pembahasan ini,maka
di bawah ini akan dikemukakan pengertian ‘âm dan khâs serta hal-hal yang
berkaitan dengannya.

1. ‘Âm

‘Âm menurut bahasa ialah cakupan sesuatu baik lafaz atau selainnya. Sedangkan
menurut istilah ialah lafaz yang menunjukkan pada jumlah yang banyak dan satuan
yang termasuk dalam pengertiannya dalam satu makna yang berlaku Adapun yang
dimaksud
dengan satu makna yang berlaku yaitu lafaz yang tidak mengandung arti lain yang
bisa menggantikan makna tersebut (bukan musytarak). Di sini penulis dapat tegaskan
bahwa lafaz ‘âm tersebut menunjukkan arti banyak dengan menggunakan satu
ungkapan dan dalam keadaan yang sama. aam adalah sesuatu yang meliputi dua
perkara atau lebih dan tidak mempunyai batasan. Lafadz-lafadz yang menerangkan
tentang 'Am ada 4 (empat) yaitu:

1. Isim Mufrad yang dita'rifi dengan alif dan lam. Firman Allah
Swt:
‫َّن اِإْل نَس اَن َلِفي ُخ ْس ٍر * ِإاَّل اَّلِذ يَن َء اَم ُنوا‬
"Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,
kecuali orang-orang yang beriman (QS. al-'Ashr: 2-3)
2. Isim Jama' yang dita'rifi dengan alif dan lam. Firman Allah
Swt:
‫ِإَّن َهَّللا ُيِح ُّب اْلُم ْح ِس ِنيَن‬
"Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat
baik." (QS. Al-Baqarah: 195)
3. dilafadz Nakiroh (Umum). Firman Allah Swt:
‫ َو اَّتُقوا َيْو ًم ا اَّل َتْج ِز ى َنْفٌس َعن َّنْفٍس َشْيًئا‬.
"Dan jagalah dirimu dari (azab) hari (kiamat, yang pada hari
itu) seseorang tidak dapat membela orang lain,....." (QS. al-
Baqarah: 48)
4. Isim Mubham
a. Lafadz ‫ من‬untuk yang berakal, firman Allah Swt:

‫َفَم ن َيْع َمْل ِم ْثَقاَل َذ َّرٍة َخ ْيًر ا َيَرُه‬

"Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun,


niscaya dia akan melihat (balasan)nya." (QS. az-Zalzalah
b. Lafadz untuk yang tidak berakal, firman Allah Swt:

‫َوُهَّللا َبِص يٌر ِبَم ا َتْع َم ُلوَن‬


"Dan Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan." (QS. al-
Hujurat: 18)
c. Lafadz pada firman Allah Swt:

‫َأَّيا َم ا َتْدُعوا َفَلُه اَأْلْس َم اُء اْلُح ْس َنى‬

"......Dengan nama yang mana saja kamu seru, dia mempunyai


Al asmaaul husna (nama- nama yang terbaik) (QS. Al-Israa:
110)
d. Lafadz ‫ َأْين‬dzorof makan pada firman Allah Swt:

‫ َأْيَنَم ا َتُك وُنوا ُيْد ِر َكُك ُم اْلَم ْو ُت‬.

"Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan


kamu........." (QS. an-Nisa: 78)
e. Lafadz untuk dzorof zaman,

seperti lafadz ‫) َم َتى َس َفْر ِت َفَاْنِت َطاِلٌق‬kapan saja kamu pergi, maka
kamu terthalaq)
B. PENGERTIAN KHAS
KHAS adalah sesuatu yang mencakup dua perkara atau lebih dan tidak mempunyai
batasan. Khas menurut bahasa ialah lawan daripada ‘âm. Sedangkan menurut istilah
ialah suatu lafaz yang menunjukkan arti tunggal yang menggunakan bentuk mufrad,
baik pengertian itu menunjuk pada jenis (‫ إنسان‬,(atau menunjuk macam (‫ رجل‬,(atau
juga menunjuk arti perorangan (‫ خالد‬, Singkatnya bahwa setiap lafaz yang
menunjukkan artitinggal itulah lafaz khâs. Dan menurut kesepakatan para ulama
bahwa setiap lafaz yang khâs, menunjukkan pengertian yang qath’iy yang tidak
mengandung adanya kemungkinan kemungkinan yang lain. khas adalah lafaz yang
bermakna khusus, yang ditentukan oleh kondisi tertentu. Contohnya, "seorang warga
negara yang berusia 18 tahun" yang ditentukan oleh kondisi usia.
C. PENGERTIAN AMR DAN NAHYI
1. pengertian amr
AMR adalah permintaan melakukan suatu pekerjaan dari yang lebih tinggi
derajatnya kepada yang lebih rendah derajatnya. Dalam AMR terdapat beberapa
kaidah yaitu:
‫ اَألْص ُل ِفي اَأْلْمِر ِلْلُو ُج وِب ِإال َم اَد َّل الَّد ِليُل َع َلى ِخ الِفِه‬a.
"Asal dalam perintah itu hukumnya wajib kecuali terdapat dalil yang menjelaskan
tentang perbedaannya"seperti firman Allah Swt:
‫َو َأِقيُم وا الَّص َلَو َة َو َء اُتوا الَّزَك وَة‬

"Dan dirikanlah sholat dan tunaikanlah zakat!" (QS. an-Nisa: 77)

b. ‫َألْص ُل ِفي اَألْمِر ال َيْقَتِض ي الَّتْك َر اَر ِإال َم ا َد َّل الَّد ِليُل َع َلى ِخ الِفِه‬
"Asal dalam perintah itu tidak mesti diulangi kecuali terdapat dalil yang
menjelaskan tentang perbedaannya"seperti firman Allah Swt:
‫َو َأِتُم وا اْلَح َّج َو اْلُعْم َر َة ِهَّلِل‬
"Dan sempurnakanlah ibadah haji dan 'umrah Karena Allah." (QS. al-
Baqarah: 196)
c. ‫َألْص ُل ِفي اَأْلْمِر اَل َيْقَتِض ي اْلَفْو َر‬
"Asal dalam perintah itu tidak mesti spontan" karena sesungguhnya tujuan
yang diminta adalah melaksanakan perintah dengan tidak menentukan waktu
pelaksanaannya pada masa awal bukan pada masa kedua
d. ‫َألْم ُر ِبالَّش ْيِئ َأْم ٌر ِبَو َس اِئِلِه‬
Memerintah sesuatu berarti juga memerintah melaksanakan wasilah
(perantara) nya,"misalnya perintah melaksanakan sholat juga berarti
perintah untuk bersuci sebelum sholat, karena sholat tidak sah jika tidak
bersuci.
e. ‫ َألْم ُر ِبالَّش ْيِئ َنْه ي َعْن ِض ِّد ِه‬..
"Memerintah sesuatu berarti juga melarang yang berlawanan dengan sesuatu
itu seperti firman Allah Swt
‫َو ُقوُلوا ِللَّناِس ُح ْس ًنا‬
"Dan ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia," (QS. Al-Baqarah:
83) Perintah untuk mengucapkan kata-kata yang baik kepada manusia
berarti larangan untuk mengucapkan kata-kata yang tidak baik.
f. ‫ِإَذ ا ُفِع َل اْلَم ْأُم وُر ِبِه َع َلى َو ْج ِهِه َيْخ ُرُج اْلَم ْأُم وُر َعْن ُعْهَد ِة اَأْلْمِر‬
"Jika apa yang diperintahkan telah dilakukan, maka orang yang diperintah
telah keluar dari tanggungan perintah itu."Misalnya jika seseorang dengan
tidak adanya air ia bertayammum dan melaksanakan sholat, maka tidak
mesti melakukan qadha sholat jika ia telah menemukan air
2.pengertian nahyi
Nahyi adalah permintaan meninggalkan pekerjaan dari yang lebih tinggi
derajatnya kepada yang lebih rendah derajatnya. Dalam NAHY terdapat
beberapa kaidah yaitu:
a. ‫ اَألْص ُل ِفي الَّنْه ِي ِللَّتْح ِر يِم ِإاَّل َم ا َد َّل الَّد ِليُل َع َلى ِخ اَل ِفِه‬..
"Asal dalam larangan itu hukumnya haram kecuali terdapat dalil yang
menjelaskan tentang perbedaannya"seperti firman Allah Swt:
‫َو اَل ُتْفِس ُدوا ِفي اَأْلْر ِض َبْعَد ِإْص اَل ِحَها‬
"Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah)
memperbaikinya." (QS. Al-A'raaf: 56)
b. ‫لَّنْه ُي َع ِن الَّش ْيِئ َأْم ٌر ِبِض ِّد ِه‬
"Melarang sesuatu berarti juga memerintah yang berlawanan dengan
sesuatu itu"seperti firman Allah Swt:
‫َو اَل َتْأُك ُلوا َأْمَو اَلُك م َبْيَنُك م ِباْلَباِط ِل‬
"Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di
antara kamu dengan jalan yang bathil." (QS. Al-Baqarah: 188)
c. ‫" َأْلْص ُل ِفي الَّنْه ِي َي ُد ُّل َع َلى َفَس اِد اْلَم ْنِهِّي َع ْن ُه ِفي اْلِع َب اَداِت‬Asal dalam larangan itu
menunjukkan pada kerusakan perkara yang dilarangnya dalam
beribadah."
D.MUTLAQ DAN MUQAYYAD
1. pengertian mutlaq

‫ َم ا َد َّل َع َلى اْلَم اِهَيِة ِبال َقْيٍد ِم ْن ُقُيْو ِد َها‬: ‫ْلُم ْطَلُق‬
Mutlaq ialah mengambil pengertian dari lafadz, yang menunjukkan hakikat dan
tidak ada yang mengikat bebas Muthlaq menurut istilah ialah lafaz yang
menunjukkan pada hakikat lafaz itu apa adanya tanpa memandang jumlah maupun
sifatnya. Lafas raqabah dalam ayat tersebut adalah lafaz khas yang muthlaq, karena
tidak diberi qayyid dengan sifat tertentu. Sehingga dengan demikian dapat
mencakup Seluruh macam budak, baik budak yang mu’min maupun yang kafir.Di
sini bisa muncul pertanyaan, apakahperbedaan antara muthlaq dan âm? Ayat yang
disebut di atas menuntut Dimerdekakannya budak, tanpa memperhatikan jumlah
budak, satu
atau banyak dan tanpa mengartikan sifat budak, apakah beriman ataukah tidak.
Iniberarti muthlaq. Sedang âm ialah lafaz yang menunjukkan pada hakikat lafaz
tersebut, dengan memperhatikan jumlah
2.pengertian muqayyad
‫ َم ا َد َّل َع َلى اْلَم اِهَيِة ِبَقْيٍد ِم ْن ُقُيْو ِد َها‬: ‫اْلُم َقَّيُد‬
Muqayyad ialah mengambil pengertian dari lafadz, yang menunjukkan hakilat
dengan beberapa ikatan Dan ketahuilah bahwa sesungguhnya khithab (petuah) itu
jika datang secara muthlak maka akan tetap kemuthlakannya, dan jika datang
secara muqayyad maka akan tetap pula kemuqayyadannya, dan apabila datang
dengan muthlaq pada satu tempat dan muqayyad ditempat yang lain maka akan
menjadi Muqayyad ialah lafaz yang menunjukkan pada hakikat lafaz tersebut
dengan dibatasi oleh sifat, keadaan, dan syarat tertentu. Atau dengan kata lain, lafaz
yang menunjukkan pada hakikat lafaz itu sendiri, dengan dibatasi oleh batasan,
tanpa memandang pada jumlahnyaMuqayyad seperti dalam keterangan
memerdekakan hamba sahaya perempuan yang dimuqayyadi dengan mu'minah,
pada sebagian hukum diantaranya pada kafarat membunuh yang termaktub dalam
surat an-Nisa: 92
‫َفَتْح ِر يُر َر َقَبٍة ُّم ْؤ ِم َنٍة‬
.Maka (hendaklah) ia memerdekakan seorang hamba sahaya yang beriman...."

Dan contoh lafadz muthlaq yaitu terdapat pada surat al-Mujadalah: 30 dalam
menjelaskan tentang kafarat Dzihar
‫ َفَتْح ِر يُر َر َقَبٍة‬.
..Maka (wajib atasnya) memerdekakan seorang budak
3 perbedaan antara mutlaq dan muqayyad
Telah disepakati bahwa jika ada lafaz muthtlaq yang hukum dan obyeknya sama
dengan lafaz yang muqayyad, maka pengertian lafaz yang muthlaq tersebut
disesuaikan dengan lafaz yang muqayyad Adapun apabila ada lafaz muthlaq
mempunyai perbedaan hukum dengan lafaz yang muqayyad, maka ulama sepakat
bahwa pengertian lafaz yang muthlaq tidak dapat disesuaikan dengan lafaz yang
muqayyad, meskipun keduanya mempunyai sebab yang sama, kecuali bila ada
indikasi (qarînah) atau dalil lain
Muthlaq ialah lafaz yang menunjukkan pada hakikat lafaz itu apa adanya tanpa
memandang jumlah maupun sifatnya. Sedangkan muqayyad ialah lafaz yang
menunjukkan pada hakikat lafaz tersebut dengan dibatasi sifat, keadaan, dan syarat
tertentu. Jika hukum dan obyek lafaz muthlaq sama dengan lafaz muqayyad, maka
disesuaikan dengan yang muqayyad. tetapi jika keduanya berbeda dari segi hukum
dan sebabnya, maka pengertian lafaz yang muthlaq tidak disesuaikan dengan lafaz
yang muqayyd

BAB III

PENUTUP
A. KESIMPULAN
Âm ialah lafaz yang menunjukkan pada jumlah yang banyak dan satuan yang
termasuk di dalamnya,dan memiliki ciri-ciri tertentu. Sedangkan khâs lafaz yang
menunjukkan arti tunggal, baik menunjuk jenis, macam, nama, atau isim jumlah
yang pasti, dan menutup kemungkinan yang lainnya. Namun terlepas dari ketentuan-
ketentuan tersebut bisa saja ada lafas umum, tetapi yang dimaksud adalah khusus.
Demikian juga sebaliknya, bisa saja ada lafaz khusus tetapi yang dimaksud adalah
umum, tentu dengan melihat kesesuaian konteks pembicaraannya. tuntutan lafaz âm
wajib, kecuali ada dalil yang menunjuk selainnya. Dan apabila ada lafaz âm karena
sebab khusus, maka wajib mengamalkan keumumannya. Apabila âm dan khâs datang
bersamaan, maka yang âm di oleh yang khâs. Tetapi jika âm datang kemudian,
menurut hanafiyah, khâs dinasakh oleh yang âm.
Muthlaq ialah lafaz yang menunjukkan pada hakikat lafaz itu apa adanya tanpa
memandang jumlah kemaupun sifatnya. Sedangkan muqayyad ialah lafaz yang
menunjukkan pada hakikat lafaz tersebut dengan dibatasi sifat, keadaan, dan syarat
tertentu. Jika hukum dan obyek lafaz muthlaq sama dengan lafaz muqayyad, maka
disesuaikan dengan yang muqayyad. tetapi jika keduanya berbeda dari segi hukum
dan sebabnya, maka pengertian lafaz yang muthlaq tidak disesuaikan dengan lafaz.

DAFTAR PUSTAKA
Abu Zahra, Muhammad. Ushul Fiqh,
(ed. terj.) Jakarta: Pustaka
Firdaus, 1999.
Asyqar, Muhammad Sulaimân
Abdullah al-. al-Wâdhih fi
Ushûl al-Fiqh, Ammân: Dâr alFath, 1992.
Fatchurrahman, Mukhtar Yahya dan.
Dasar-dasar Pembinaan
Hukum Fiqh Islami, Bandung:
PT. Al-Ma’arif, 1986.
Khallâf, Abdulwahhab. ‘Ilm

Anda mungkin juga menyukai