ULUMUL QUR’AN 1H
Siti Rosikah
Siti Afifah
Penulis
II
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................ii
BAB I...................................................................................................................1
PENDAHULUAN...............................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................2
.BAB II................................................................................................................3
PEMBAHASAN..................................................................................................3
A. Definisi ‘Amm………………….............................................................5
B. Bentuk-bentuk ‘Amm beserta contoh……..............................................9
C. Macam-macam ‘Amm………………….................................................9
D. Takhsish Al’am…………………………………………......................10
E. Jenis Mukhassis beserta macamnya…………………………………...11
F. Pengertian khos ……………………………………………………….13
G. Hukum khos ……………………………………………..……………13
H. Karakteristik Khos ……………………………………………………14
BAB III..............................................................................................................16
PENUTUP..........................................................................................................16
A. KESIMPULAN.....................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................17
III
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sudah kita ketahui bahwa Al-Qur’an merupakan wahyu Allah yang di
turunkan kepada nabi Muhammad SAW dengan menggunakan bahasa Arab.
Sebagai bahasa Al-Qur’an, bahasa Arab memiliki berbagai macam dialek
(lahjah), sehingga tidak sedikit di jumpai lafal yang kadang kala bisa
memiliki berbagai macam arti. Dalam Al-Qur;an banyak dijumpai istilah
yang biasa di pakai untuk menunjukkan makna tertentu, seprti lafal amm
khas, muthlaq muqayyad, dan lain sebagainya.
Untuk bisa memahami dengan baik dan benar bahasa Al-Qur’an tersebut
para Ulama, baik ulama ushul fiqh, ulama tafsir, ulama lughah, dan lain
sebagainya, telah mengadakan peneitian yang serius terhadap beberaa lafal,
khususnya yang terkait dengan ushlub atau gaya bahasa Arab.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian lafadz ‘Amm dan lafadz Khas?
2. Apa saja macam-macam/ Bentuk lafadz ‘Amm dan lafadz Khas?
3. Hukum dan Karakteristik lafadz Khas?
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
1) Menurut ulama Hanafiyah
َ ْ َ ْ َّ َ َ َ َ َْ َْ ُ
ك ُّل لف ٍظ ين ِظ ُم ج ْم ًعا َس َو ٌاء أ كان ِبا للف ِظ أ ْو ِبال َم ْعن
Setiap lafadz yang mencakup banyak, baik secara lafadz maupun makna.
2) Menurut ulama Syafi’iyah, diantaranya Al-Ghazali
ً َ ْ َ ْ َ َ َ َ َ َ ْ ُ َّ ُ َ ْ ُ ْ َّ
ي ف َص ِاعدا
ِ احد ٍة عىل شيئ ر
ِ احد الدال ِمن ِجه ٍة و
ِ اللفظ الو
Satu lafadz yang dari satu segi menunjukkan dua makna atau lebih.
3) Menurut Al-Bazdawi
اح ٍد َ ْ َ ُ َ ُ ُ ْ َ َ َ ْ َ ُ ْ َ ْ ُ ْ ُ ْ َّ
ِ اللفظ المستغ ِرق ج ِميع ما يصلح له ِبوض ٍع و
Lafadz yang mencakup semua yang cocok untuk lafadz tersebut dengan satu
kata.
Jika dilihat dari beberapa pengertian diatas, bahwasanya secara subtansial semua
lafadz ‘Amm memiliki makna yang sama, yang artinya kandungan maknanya
tidak memberikan jumlah batasan tertentu.
Dengan pengertian lain, al-Amm adalah suatu perkataan yang
memberi pengertian umum dan meliputi segala sesuatu yang terkandung dalam
perkataan itu dengan tidak terbatas, misalnya al-Insan yang berarti
manusia. Perkataan ini mempunyai pengertian umum. Jadi, semua manusia
termasuk dalam tujuan perkataan ini, sekali mengucapkan lafadz al-insan berarti
meliputi jenis manusia seluruhnya.
Dapat dimengerti keumuman itu menjadi sifat yang pengertiannya
mencakup segala yang dapat dimasukkan kedalam konotasi lafal. Sedangkan
lafal yang hanya menunjukkan beberapa orang, seperti rijalun tidak termasuk
lafadz umum.1
1 Khairul Umam dan Ahyar Aminudin, Ushul Fiqh II, CV Pustaka Setia,
Bandung, hal. 61
6
B. Bentuk-bentuk (shighot) ‘Amm
Berikut diantaranya lafadz-lafadz yang menunjukkan makna umum :
7
4. Kata Benda tunggal yang dima’rifahkan dengan alif dan lam,
Seperti firman Allah
٢ : ْس } العرصْ ُ ْ َ َ َ ْ َّ
ٍ { ِإن ِاإلنسان ل ِ يف خ
Lafadz al-Insan dan al-riba adalah kata yang dima’rifatkan dengan alif
lam. Oleh karena itu, lafadz tersebut adalah lafadz ‘am yang mencakup
semua satuan-satuan yang dapat dimasukkan ke dalamnya.
5. Isim nakirah yang dinafikan
Seperti firman Allah
Isim nakirah yang dinafikkan, seperti kata laa junaha dalam surat al
mumtahanah ayat 10 :
ُ ُ ُ َ ٰ َۤ ُ َۡ ۡ َ ُ َ َ َ ُ ََ
…اح َعل ۡيك ۡم ان تن ِك ُح ۡوه َّن ِاذا ا ت ۡي ُت ُم ۡوه َّن ا ُج ۡو َره َّن ول جن....
Dan tidak ada dosa atas kamu mengawini mereka apabila kamu bayar
kepada mereka maharnya. (Qs Al-mumtahanah / 60; 10)
َ َ َ َ َّ ُ َ َ َ َ ُ ُ
ْ } َوال َو ِال ٰد ت ير ِضعن اولدهن حول
ْ ي ك ِامل ْ
{….ي ِ
“Para ibu (hendaknya) menyusukan anaknya selama 2 tahun penuhyaitu
badi orang yang ingin menyempurnakan penyusuannya” . (QS Al
Baqarah : 233)
Kata al-walidat dalam ayat tersebut bersifat umum yang mencakup setiap
yang bernama atau disebut ibu.
8
C. Macam-macam Lafadz ‘Amm
Lafadz ‘am apabila dilihat dari segi penggunaannya dapat dikategorikan
menjadi tiga macam, yaitu:
1. عام الباف عىل عممه
‘Amm yang tetap pada keumumannya . Menurut pendapat Qadi
Jalaluddin al Balqini “ ‘Amm seperti ini jarang ditemukan, karena
setiap lafadz ‘amm berarti didalamnya mengandung tahksis (
pengkhususan ). Amm seperti ini banyak ditemukan di dalam Al-
Qur’an, contohnya2
ُْ
٦: هللا ِرزق َها } هود
َ َ َّ َْ ْ َّ َ ْ َ َ
ِ ض ِإَّل عَل
ِ { وما ِمن داب ٍة ِف اْلر
“Dan tidak ada satu binatang melata pun di bumi melainkan Allahlah
yang memberikan rezekinya” Hud : 6
Yang dimaksud adalah seluruh hewan melata tanpa terkecuali.
Maksud dari lafadz ‘am diatas adalah (perempuan yang ditalak) terbebas
dari indikasi bahwa menunjukkan makna umum atau sebagian
cakupannya.
3 Syafi’I Karim, Fiqih Ushul Fiqih, (Bandung : CV Pustaka Setia, 1997). 153
10
Menurut Zakiy Al-Din Sya’ban, takhsis adalah memalingkan lafadz
‘Amm dari makna umumnya dan membatasinya dengan Sebagian satuan-satuan
yang tercakup di dalamnya, karena ada dalil yang menunjukkan mengenai hal
itu.4. Takhshish al ‘am biasa disebut juga dengan qashar al ‘am, yaitu
mempersempit makna yang masih umum. Alat atau sarana yang digunakan
untuk melakukan takhshish al ‘am biasa disebut dengan mukhash-shish.
Menurut syeikh Manna Al-Qathan Mukhashis merupakan dalil yang
menjadi dasar adanya pengeluaran lafadz ‘Amm. Mukhassis juga merupakan alat
dan sarana yang digunakan untuk melakukan takhsis al-‘amm (mempersempit
makna yang umum). Mukhashshish dapat dibagi menjadi 2 macam, yaitu
mukhashshis muttashil dan mukhashshish munfashil.5
1. Macam-macam Mukhassis
ِ ٰص ِلح
ت َ سانَ لَ ِف ْي ُخس ٍۙ ٍْر ا َِّْل الَّ ِذيْنَ ٰا َمنُ ْوا َو
ّٰ ع ِملُوا ال ِ ْ ا َِّن
َ اْل ْن
“Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali
orang-orang yang beriman dan beramal shaleh”. (Q.S Ashr : 1-2)
Jadi yang dikhususkan pada ayat tersebut adalah orang-orang yang beriman dan
beramal shaleh. Pengkhususan pada ayat tersebut ialah dengan jalan
ْإ
mengecualikan, yakni dengan memakai huruf istisna ( )ل.
➢ Hukum khash
Bila ada suatu lafadz khash dalam nash syar’i maka makna khash yang ditunjuk
oleh lafadz itu adalah qath’iy bukan dzanny contohnya: al-baqarah 228
ُ ُ َ َ ٰ َ َّ ُ َ َ َّ َ َ َ ُ ٰ َّ َ ُ ْ َ
والمطلقت يتبصن ِبأنف ِس ِهن ثلثة قروء
Lafadz tsalatsah disitu adalah khash dan maknanya qath’iy. Seringkali lafadz
khash itu terdapat secara mutlaq tanpa ada batasan atau ikatan apapun dan sering
pula terdapat dalam bentuk tuntutan perbuatan
13
➢ Karakteristik Lafadz Khos
Berdasarkan definisi lafadz khos sebagaimana yang telah diebutkan sebelumnya,
maka lafadz khas dapat diketahui dengan karakteristik sebagai berikut :
1. Lafadz tersebut menyebutkan tentang nama seseorang, jenis, golongan, atau
nama sesuatu, seperti dalam surat Al Fath ayat 29 :
ََُْ ٓ َ َّ ُ ْ َ َ ٓ َّ َ ُ َ َّ َّ ُ ُ َّ ٌ َّ َ ُّ
ٱَّلل ۚ َوٱل ِذين َم َعه ٓۥ أ ِشدا ُء عىل ٱلكف ِار ُرح َما ُء بينه ْم
ِ محمد رسول
“Muhammad itu adalah Rasul Allah dan orang orang yang bersama dengan
dia adalah keras (tegas) terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang
sesama mereka…”(QS Al Fath/48 : 29)
Lafadz Muhammad pada ayat tersebut adalah lafadz khas, karena hanya
menunjukkan satu pengertian, yaitu Nabi Muhammad SAW.
ُ ُ َ َ ٰ َ َّ ُ َ َ َّ َ َ َ ُ ٰ َّ َ ُ ْ َ
والمطلقت يتبصن ِبأنف ِس ِهن ثلثة قروء
“Dan wanita-wanita yang ditalak (oleh suaminya) hendaklah ia menahan diri
(menunggu) selama tiga kali quru’.” (QS Al Baqarah : 228)
Ayat di atas menjelaskan bahwa iddah seorang wanita yang ditalak suaminya
adalah tiga kali quru’. Lafadz tsalatsah pada ayat tersebut merupakan lafadz
khas, arena secara eksplisit menyebutkan tentang jumlah atau bilangan tertentu.
14
Lafadz raqabah mu’minah (hamba sahaya yang beriman) dalam ayat tersebut
merupakan lafadz khas, karena menunjukkan pada satu jenis tertentu, yaitu
hamba sahaya yang beriman.
15
BAB III
Kesimpulan
16
DAFTAR PUSTAKA
• Khairul Umam dan Ahyar Aminudin, Ushul Fiqh II, CV Pustaka Setia,
Bandung, hal. 61
• http://hamizanabqari.blogspot.co.id/2015/01/teori-dalalah-makna-
dalam-al-quran-al.
• 1Syafi’i Karim. Fiqh-Ushul Fiqh. (Bandung: Pustaka Setia, 1997),h. 166
• Acep Hermawan. Ulumul Qur’an. (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2011),h. 153
• 1 Acep Hermawan. Ulumul Qur’an. (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2011),h. 153
• 1 19 Basiq, Ilmu Ushul Fiqih, hlm. 88-89.
• Syafi’I Karim, Fiqih Ushul Fiqih, (Bandung : CV Pustaka Setia, 1997).
153
• Buku Mabahis Fii Ulumil Qura’an
• Kitab Al-Ushul Min I’lmil Ushuli
• Kitab kumpulan – Kumpulan hakikat
17
“Barang siapa yang menyulitkan (Orang lain), Maka Allah akan
18