Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

ULUMUL QUR’AN 1H

‘Amm dan Khos

Dosen pengampu : Syaiful Arief,M.Ag

Disusun Oleh Kelompok


Siti Hajar Aulia
Nurul Hidayah

Siti Rosikah

Siti Jehan Syarifah

Siti Afifah

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR


FAKULTAS USHULUDDIN & PEMIKIRAN ISLAM
UNIVERSITAS PERGURUAN TINGGI ILMU AL-QUR’AN JAKARTA
2023/202
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat,
hidayah, serta ‘inayah-Nya sehingga kami selaku penulis dapat menyelesaikan
Makalah dengan judul “Amm dan Khos” ini dengan baik.
Sholawat teriring salam semoga senantiasa tercurahkan kepada
junjungan dan suri tauladan terbaik sepanjang masa di Bumi ini, yakni Baginda
Besar Nabi Muhammad Saw. Semoga senantiasa tercurahkan kepada beliau,
keluarga, sahabat, dan orang-orang yang selalu berusaha mengikuti ajaran
agamanya hingga hari kiamat kelak.
Makalah ini membahas tentang salah satu mata kuliah di universitas
kami, yaitu ‘Ulumul Qur’an. Kami berharap dengan makalah ini dapat
memberikan pemahaman yang utuh dan integral dari setiap pembahasan.
Makalah ini tentu saja belum sepenuhnya sempurna sehingga kami
mengharapkan kritik serta saran yang dapat membangun diri kami agar menjadi
lebih baik lagi kedepannya.
Selaku mahasiswa yang mengikuti mata kuliah ‘Ulumul Qur’an, kami
sangat senang dan gembira dapat menyelesaikan makalah ini. Kami
mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ust. Syaiful Arief,M.Ag selaku dosen
pengampu pada mata kuliah ini yang telah memberikan arahan dan
bimbingannya dalam menyelesaikan makalah ini.
Pada akhirnya, kami mengharapkan semoga dari buku ini dapat diambil
hikmah dan manfaat sehingga dapat memberikan inspirasi terhadap para
pembaca.

Jakarta, 24 November 2023

Penulis

II
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................ii
BAB I...................................................................................................................1
PENDAHULUAN...............................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................2
.BAB II................................................................................................................3
PEMBAHASAN..................................................................................................3
A. Definisi ‘Amm………………….............................................................5
B. Bentuk-bentuk ‘Amm beserta contoh……..............................................9
C. Macam-macam ‘Amm………………….................................................9
D. Takhsish Al’am…………………………………………......................10
E. Jenis Mukhassis beserta macamnya…………………………………...11
F. Pengertian khos ……………………………………………………….13
G. Hukum khos ……………………………………………..……………13
H. Karakteristik Khos ……………………………………………………14
BAB III..............................................................................................................16
PENUTUP..........................................................................................................16
A. KESIMPULAN.....................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................17

III
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sudah kita ketahui bahwa Al-Qur’an merupakan wahyu Allah yang di
turunkan kepada nabi Muhammad SAW dengan menggunakan bahasa Arab.
Sebagai bahasa Al-Qur’an, bahasa Arab memiliki berbagai macam dialek
(lahjah), sehingga tidak sedikit di jumpai lafal yang kadang kala bisa
memiliki berbagai macam arti. Dalam Al-Qur;an banyak dijumpai istilah
yang biasa di pakai untuk menunjukkan makna tertentu, seprti lafal amm
khas, muthlaq muqayyad, dan lain sebagainya.
Untuk bisa memahami dengan baik dan benar bahasa Al-Qur’an tersebut
para Ulama, baik ulama ushul fiqh, ulama tafsir, ulama lughah, dan lain
sebagainya, telah mengadakan peneitian yang serius terhadap beberaa lafal,
khususnya yang terkait dengan ushlub atau gaya bahasa Arab.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian lafadz ‘Amm dan lafadz Khas?
2. Apa saja macam-macam/ Bentuk lafadz ‘Amm dan lafadz Khas?
3. Hukum dan Karakteristik lafadz Khas?

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi ‘Amm dan Khos


➢ Pengertian ‘Amm
a. ‘Amm menurut bahasa ( etimologi )
Al-‘Am dapat diterjemahkan sebagai umum. Secara bahasa al-‘am berarti:
‫غيه‬
‫ سواء كان األمر لفظا أم ر‬,‫شمول أمر لتعدد‬
Ketercangkupan sesuatu karena berbilang, baik sesuatu itu berupa lafadz atau
yang lainnya.
Lafadz ‘Amm jika dilihat dari segi bahasa berarti mencakup keseluruhan atau
yang umum.
b. ‘Amm menurut istilah ( terminologi )
Secara istilah, abu Zahra mendefinisikan Al-‘am sebagai berikut :
َ ‫اللفظ الدال عىل ر‬
‫كيين المستغرق يف دللته لجميع ما يصله له بحسب وضع واحد‬
Suatu lafadz menunjukkan makna banyak yang mencangkup keseluruhan makna
yang dikandungnya melalui satu ketetapan Bahasa.
Sedangkan menurut istilah pengertian ‘am dalam ilmu ushul fiqh yaitu suatu
lafal yang digunakan untuk menunjukkan suatu makna pada jumlah yang banyak
yang mencakup seluruh satuan-satuan yang tidak terbatas
c. ‘Amm menurut para ulama
Para ulama ushul fiqh memberikan pengertian atau definisi ‘Amm dan Khos
yang berbeda-beda. Namun memiliki arti dan makna yang sama.

5
1) Menurut ulama Hanafiyah
َ ْ َ ْ َّ َ َ َ َ َْ َْ ُ
‫ك ُّل لف ٍظ ين ِظ ُم ج ْم ًعا َس َو ٌاء أ كان ِبا للف ِظ أ ْو ِبال َم ْعن‬
Setiap lafadz yang mencakup banyak, baik secara lafadz maupun makna.
2) Menurut ulama Syafi’iyah, diantaranya Al-Ghazali
ً َ ْ َ ْ َ َ َ َ َ َ ْ ُ َّ ُ َ ْ ُ ْ َّ
‫ي ف َص ِاعدا‬
ِ ‫احد ٍة عىل شيئ ر‬
ِ ‫احد الدال ِمن ِجه ٍة و‬
ِ ‫اللفظ الو‬
Satu lafadz yang dari satu segi menunjukkan dua makna atau lebih.
3) Menurut Al-Bazdawi
‫اح ٍد‬ َ ْ َ ُ َ ُ ُ ْ َ َ َ ْ َ ُ ْ َ ْ ُ ْ ُ ْ َّ
ِ ‫اللفظ المستغ ِرق ج ِميع ما يصلح له ِبوض ٍع و‬
Lafadz yang mencakup semua yang cocok untuk lafadz tersebut dengan satu
kata.
Jika dilihat dari beberapa pengertian diatas, bahwasanya secara subtansial semua
lafadz ‘Amm memiliki makna yang sama, yang artinya kandungan maknanya
tidak memberikan jumlah batasan tertentu.
Dengan pengertian lain, al-Amm adalah suatu perkataan yang
memberi pengertian umum dan meliputi segala sesuatu yang terkandung dalam
perkataan itu dengan tidak terbatas, misalnya al-Insan yang berarti
manusia. Perkataan ini mempunyai pengertian umum. Jadi, semua manusia
termasuk dalam tujuan perkataan ini, sekali mengucapkan lafadz al-insan berarti
meliputi jenis manusia seluruhnya.
Dapat dimengerti keumuman itu menjadi sifat yang pengertiannya
mencakup segala yang dapat dimasukkan kedalam konotasi lafal. Sedangkan
lafal yang hanya menunjukkan beberapa orang, seperti rijalun tidak termasuk
lafadz umum.1

1 Khairul Umam dan Ahyar Aminudin, Ushul Fiqh II, CV Pustaka Setia,
Bandung, hal. 61

6
B. Bentuk-bentuk (shighot) ‘Amm
Berikut diantaranya lafadz-lafadz yang menunjukkan makna umum :

1. Apa yang secara umum di tunjukkan oleh alatnya,

‫ جميع‬، ‫ كل‬،‫ قاطبة‬،‫كافة‬,‫عامة‬

‫… ُكل امرئ ۢ بما َكسب َره ْن‬..}


Seperti firman Allah ٢١ : ‫ي} الطور‬ ِ َ َ َِ ٍ ِْ
“…Setiap orang terikat dengan apa yang dikerjakannya.” At-Thur : 12
Lafadz lil jami’ ‫ كل‬tersebut diatas , mencangkup seluruh satuan yang
tidak terbatas jumlahnya.

2. Lafadz Isim Isyarat, (Isim-isim syarat , kata benda untuk mensyaratkan),


seperti
‫ مت‬، ‫ أين‬، ‫ ما‬، ‫من‬
َْ َ َ
Seperti firman Allah ٤٦:‫{ َم ْن ع ِم َل َص ِال ًحا ف ِلنف ِس ِه } فصلت‬
“Barang siapa mengerjakan kebajikan maka (pahalanya) untuk dirinya
sendiri” Fushilat : 46

3. Isim-isim mausul , lafadz al-ladzi (‫ )الذي‬dan al-lati (‫)الن‬


‫ي‬ serta
turunannya
Isim maushul itu adalah kata ganti penghubung, misalnya kata
walladzina dalam ayat
ََ ُ َّ َ ْ َ َ َ ُ َ ْ ّ
Seperti firman Allah ٦٩ : ‫{ َوال ِذي َن َجاهدوا ِف ْينا لنه ِدينك ْم ُس ُبلنا } العنكبوت‬
“Dan orang-orang yang berjihad unuk (mencari keridaan) kami, kami
akan tunjukkan kepada mereka jalan kami.” Al-‘ankabut : 69

7
4. Kata Benda tunggal yang dima’rifahkan dengan alif dan lam,
Seperti firman Allah

٢ : ‫ْس } العرص‬ْ ُ ْ َ َ َ ْ َّ
ٍ ‫{ ِإن ِاإلنسان ل ِ يف خ‬

“Sungguh, manusia berada dalam kerugian” Al-‘asr : 2

Jadi, maksud semua manusia berada dalam kerugian

Lafadz al-Insan dan al-riba adalah kata yang dima’rifatkan dengan alif
lam. Oleh karena itu, lafadz tersebut adalah lafadz ‘am yang mencakup
semua satuan-satuan yang dapat dimasukkan ke dalamnya.
5. Isim nakirah yang dinafikan
Seperti firman Allah
Isim nakirah yang dinafikkan, seperti kata laa junaha dalam surat al
mumtahanah ayat 10 :

ُ ُ ُ َ ٰ َۤ ُ َۡ ۡ َ ُ َ َ َ ُ ََ
…‫اح َعل ۡيك ۡم ان تن ِك ُح ۡوه َّن ِاذا ا ت ۡي ُت ُم ۡوه َّن ا ُج ۡو َره َّن‬ ‫ول جن‬....
Dan tidak ada dosa atas kamu mengawini mereka apabila kamu bayar
kepada mereka maharnya. (Qs Al-mumtahanah / 60; 10)

6. Sighat Jama’ Yang Disertai Alif Lam ( ‫ )ال‬di Awal


Seperti lafadz al-walidat dalam Surat Al Baqarah ayat 233.

َ َ َ َ َّ ُ َ َ َ َ ُ ُ
ْ ‫} َوال َو ِال ٰد ت ير ِضعن اولدهن حول‬
ْ ‫ي ك ِامل‬ ْ
{….‫ي‬ ِ
“Para ibu (hendaknya) menyusukan anaknya selama 2 tahun penuhyaitu
badi orang yang ingin menyempurnakan penyusuannya” . (QS Al
Baqarah : 233)
Kata al-walidat dalam ayat tersebut bersifat umum yang mencakup setiap
yang bernama atau disebut ibu.

8
C. Macam-macam Lafadz ‘Amm
Lafadz ‘am apabila dilihat dari segi penggunaannya dapat dikategorikan
menjadi tiga macam, yaitu:
1. ‫عام الباف عىل عممه‬
‘Amm yang tetap pada keumumannya . Menurut pendapat Qadi
Jalaluddin al Balqini “ ‘Amm seperti ini jarang ditemukan, karena
setiap lafadz ‘amm berarti didalamnya mengandung tahksis (
pengkhususan ). Amm seperti ini banyak ditemukan di dalam Al-
Qur’an, contohnya2
ُْ
٦: ‫هللا ِرزق َها } هود‬
َ َ َّ َْ ْ َّ َ ْ َ َ
ِ ‫ض ِإَّل عَل‬
ِ ‫{ وما ِمن داب ٍة ِف اْلر‬
“Dan tidak ada satu binatang melata pun di bumi melainkan Allahlah
yang memberikan rezekinya” Hud : 6
Yang dimaksud adalah seluruh hewan melata tanpa terkecuali.

2. ‫ العام المرد به الخصوص‬Lafadz ‘Amm yang memiliki maksud khusus


didalamnya.
َ َ
‫هللا َوال َي ْرغ ُب ْوا‬ ْ ُ َ ْ َ ْ ُ َّ َ َ َ ْ َ ‫اْل ْع َر‬
َْ َ ُْ َْ َ ْ َ َ َْ َْ ْ َ َ َ ْ َ
ِ ‫اب أن يتخلفوا عن رسو ِل‬ ِ ‫من كان ِْله ِل الم ِدين ِة ومن حولكم ِمن‬
َْ ْ َ ْ ُ َْ
‫ ِبأنف ِس ِهم عن نف ِسه‬١٢٠ : ‫التوبة‬

“Tidaklah sepatutnya bagi penduduk Madinah dan orang-orang Arab


Badui yang berdiam di sekitar mereka, tidak turut menyertai Rasulullah
(pergi berperang) dan tidak patut (pula) bagi mereka lebih mencintai diri
mereka daripada mencintai diri Rasul.” At-Taubah : 120.

2 Mabaahist fii uluummil qur’an,hlm351.


9
Yang dimaksud ayat di atas adalah bukan untuk seluruh penduduk
Makkah pada umumnya, melainkan hanya untuk orang-orang yang
mampu saja yang diwajibkan. Sepintas dipahami bahwa ayat tersebut
menunjukkan ayat umum, yaitu penduduk madinah dan orang-orang arab
disekitarnya, termasuk orang-orang sakit dan lemah. Namun yang
dikehendaki dari ayat tersebut bukanlah masya rakat pada umumnya,
tetapi hanya masyarakat yang mampu saja yang diwajibkan. 3

3. ‫ العام المخصوص‬Lafadz ‘Amm yang dikhususkan.


٢٢٨ : ‫وء } البقرة‬ ُ ُ َ َ َ َ َّ ُ ْ َ َ ْ َّ َ َ َ ُ َ َّ َ ُ ْ َ
ٍ ‫{ والمطلقات يتبصن ِبانف ِس ِهن ثالثة قر‬

“Wanita-wanita yang ditalak hendaknya menahan diri menunggu) tiga


kali quru’.” Al-Baqoroh: 228.

Maksud dari lafadz ‘am diatas adalah (perempuan yang ditalak) terbebas
dari indikasi bahwa menunjukkan makna umum atau sebagian
cakupannya.

D. Takhsish Al- A’m

Takhshish al ‘am biasa disebut juga dengan qashar al ‘am, yaitu


mempersempit makna yang masih umum. Alat atau sarana yang digunakan
untuk melakukan takhshish al ‘am biasa disebut dengan mukhash-shish Takhsis
(mengkhususkan) secara bahasa berarti lawan dari keumuman. Sedangkan
menurut istilah Takhsis merupakan mengeluarkan Sebagian anggota keumuman.

3 Syafi’I Karim, Fiqih Ushul Fiqih, (Bandung : CV Pustaka Setia, 1997). 153
10
Menurut Zakiy Al-Din Sya’ban, takhsis adalah memalingkan lafadz
‘Amm dari makna umumnya dan membatasinya dengan Sebagian satuan-satuan
yang tercakup di dalamnya, karena ada dalil yang menunjukkan mengenai hal
itu.4. Takhshish al ‘am biasa disebut juga dengan qashar al ‘am, yaitu
mempersempit makna yang masih umum. Alat atau sarana yang digunakan
untuk melakukan takhshish al ‘am biasa disebut dengan mukhash-shish.
Menurut syeikh Manna Al-Qathan Mukhashis merupakan dalil yang
menjadi dasar adanya pengeluaran lafadz ‘Amm. Mukhassis juga merupakan alat
dan sarana yang digunakan untuk melakukan takhsis al-‘amm (mempersempit
makna yang umum). Mukhashshish dapat dibagi menjadi 2 macam, yaitu
mukhashshis muttashil dan mukhashshish munfashil.5

1. Macam-macam Mukhassis

1) Mukhasis ada dua bentuk, pertama mukhasis yang bersambung (Mukhashis


Muttasshil), kedua mukhasis yang terpisah (Munfashil) .6
Mukhashis Muttasshil adalah takhsis yang tidak bisa berdiri sendiri antara
‘Amm dan mukhasisnya . salah satu contoh Mukhashis Muttasshil adalah
Ististna’ (pengecualian) , seperti dalam surah (Q.S Ashr : 1-2)

ِ ٰ‫ص ِلح‬
‫ت‬ َ ‫سانَ لَ ِف ْي ُخس ٍۙ ٍْر ا َِّْل الَّ ِذيْنَ ٰا َمنُ ْوا َو‬
ّٰ ‫ع ِملُوا ال‬ ِ ْ ‫ا َِّن‬
َ ‫اْل ْن‬
“Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali
orang-orang yang beriman dan beramal shaleh”. (Q.S Ashr : 1-2)
Jadi yang dikhususkan pada ayat tersebut adalah orang-orang yang beriman dan
beramal shaleh. Pengkhususan pada ayat tersebut ialah dengan jalan
‫ْإ‬
mengecualikan, yakni dengan memakai huruf istisna ( ‫)ل‬.

4 Acep Hermawan. Ulumul Qur’an. (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011),h. 153


5 Acep Hermawan. Ulumul Qur’an. (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011),h. 153
6 19 Basiq, Ilmu Ushul Fiqih, hlm. 88-89.
11
2) Mukhashshish Munfashil
Mukhashshish munfashil merupakan kebalikan dari mukhashshish
muttashil, dimana antara ‘am dengan mukhashshish dipisahkan oleh suatu hal,
sehingga antara keduanya tidak disebutkan dalam satu kalimat.7 Takhshish
untuk kategori ini dapat berupa nash Al Quran, hadist nabi, ijma’, maupun qiyas.

7 Acep Hermawan. Ulumul Qur’an. (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011),h. 153


12
1. Definisi Khos
➢ Pengertian Khas
Lafadz khos merupakan lawan dari lafadz ‘am, jika lafadz ‘am
memberikan arti umum, yaitu suatu lafadz yang mencakup berbagai satuan-
satuan yang bnyak, maka lafadz khas adalah suatau lafadz yang menunjukan
makna khusus. Definisi lafadz khas dari para ulama adalah sebagai berikut :
1. Manna al-Qaththan Menurut Manna al-Qaththan, lafadz khas adalah
lafadz yang merupakan kebalikan dari lafadz ‘am, yaitu yang tidak
menghabiskan semua apa yang pantas baginya tanpa ada pembatasan
2. Mushtafa Said al-Khin Menurut Mushtafa Said al-Khin, lafadz khas
adalah setiap lafadz yang digunakan untuk menunjukkan makna satu atas
beberapa satuan yang diketahui.
3. Abdul Wahhab Khallaf Sedangkan menurut Abdul Wahhab Khallaf,
lafadz khas adalah lafadz yang digunakan untuk menunjukkan satu orang
tertentu.

➢ Hukum khash
Bila ada suatu lafadz khash dalam nash syar’i maka makna khash yang ditunjuk
oleh lafadz itu adalah qath’iy bukan dzanny contohnya: al-baqarah 228
ُ ُ َ َ ٰ َ َّ ُ َ َ َّ َ َ َ ُ ٰ َّ َ ُ ْ َ
‫والمطلقت يتبصن ِبأنف ِس ِهن ثلثة قروء‬
Lafadz tsalatsah disitu adalah khash dan maknanya qath’iy. Seringkali lafadz
khash itu terdapat secara mutlaq tanpa ada batasan atau ikatan apapun dan sering
pula terdapat dalam bentuk tuntutan perbuatan

13
➢ Karakteristik Lafadz Khos
Berdasarkan definisi lafadz khos sebagaimana yang telah diebutkan sebelumnya,
maka lafadz khas dapat diketahui dengan karakteristik sebagai berikut :
1. Lafadz tersebut menyebutkan tentang nama seseorang, jenis, golongan, atau
nama sesuatu, seperti dalam surat Al Fath ayat 29 :
ََُْ ٓ َ َّ ُ ْ َ َ ٓ َّ َ ُ َ َّ َّ ُ ُ َّ ٌ َّ َ ُّ
‫ٱَّلل ۚ َوٱل ِذين َم َعه ٓۥ أ ِشدا ُء عىل ٱلكف ِار ُرح َما ُء بينه ْم‬
ِ ‫محمد رسول‬
“Muhammad itu adalah Rasul Allah dan orang orang yang bersama dengan
dia adalah keras (tegas) terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang
sesama mereka…”(QS Al Fath/48 : 29)
Lafadz Muhammad pada ayat tersebut adalah lafadz khas, karena hanya
menunjukkan satu pengertian, yaitu Nabi Muhammad SAW.

2. Lafadz tersebut menyebutkan jumlah atau bilangan tertentu dalam satu


kalimat. Seperti dalam firman Allah :

ُ ُ َ َ ٰ َ َّ ُ َ َ َّ َ َ َ ُ ٰ َّ َ ُ ْ َ
‫والمطلقت يتبصن ِبأنف ِس ِهن ثلثة قروء‬
“Dan wanita-wanita yang ditalak (oleh suaminya) hendaklah ia menahan diri
(menunggu) selama tiga kali quru’.” (QS Al Baqarah : 228)

Ayat di atas menjelaskan bahwa iddah seorang wanita yang ditalak suaminya
adalah tiga kali quru’. Lafadz tsalatsah pada ayat tersebut merupakan lafadz
khas, arena secara eksplisit menyebutkan tentang jumlah atau bilangan tertentu.

3. Lafadz tersebut dibatasi dengan suatu sifat tertentu atau diidhafahkan.

َ ‫و َم ْن َقتَ َل ُمؤْ ِمنًا َخ‬..


… ‫طـًٔا َفتَحْ ِري ُْر َر َقبَ ٍة مؤْ ِمنَ ٍة‬ َ
“Dan barang siapa yang membunuh seorang mukmin karena tersalah,
maka (hendaklah) ia memerdekakan seorang hamba sahaya yang
beriman.” (QS An Nisa: 92)

14
Lafadz raqabah mu’minah (hamba sahaya yang beriman) dalam ayat tersebut
merupakan lafadz khas, karena menunjukkan pada satu jenis tertentu, yaitu
hamba sahaya yang beriman.

Dari ketiga karakteristik di atas dapat dipahami bahwa lafadz khash


menunjukkan makna tertentu dan spesifik, yang cakupannya terbatas pada satu
obyek atau satu satuan yang menggambarkan jumlah, jenis dan macam dari
sesuatu.

15
BAB III
Kesimpulan

Amm adalah suatu perkataan yang memberi pengertian umum dan


meliputi segala sesuatu yang terkandung dalam perkataan itu dengan tidak
terbatas, misalnya al-Insan yang berarti manusia.
Dapat dimengerti keumuman itu menjadi sifat yang pengertiannya
mencakup segala yang dapat dimasukkan kedalam konotasi lafal. Sedangkan
lafal yang hanya menunjukkan beberapa orang, seperti rijalun tidak termasuk
lafadz umum.
Lafadz Khas ialah lafadz yang dalalahnya berlaku bagi seseorang yang
namanya disebutkan seperti Muhammad atau seseorang yang disebutkan
jenisnya umpamanya seorang lelaki atau beberapa orang tertentu seperti tiga
orang, sepuluh orang, seratus orang, sekelompok orang. Jadi berarti lafadz Khas
tidak mencakup semua namun hanya berlaku untuk sebagian tertentu.

16
DAFTAR PUSTAKA
• Khairul Umam dan Ahyar Aminudin, Ushul Fiqh II, CV Pustaka Setia,
Bandung, hal. 61
• http://hamizanabqari.blogspot.co.id/2015/01/teori-dalalah-makna-
dalam-al-quran-al.
• 1Syafi’i Karim. Fiqh-Ushul Fiqh. (Bandung: Pustaka Setia, 1997),h. 166
• Acep Hermawan. Ulumul Qur’an. (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2011),h. 153
• 1 Acep Hermawan. Ulumul Qur’an. (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2011),h. 153
• 1 19 Basiq, Ilmu Ushul Fiqih, hlm. 88-89.
• Syafi’I Karim, Fiqih Ushul Fiqih, (Bandung : CV Pustaka Setia, 1997).
153
• Buku Mabahis Fii Ulumil Qura’an
• Kitab Al-Ushul Min I’lmil Ushuli
• Kitab kumpulan – Kumpulan hakikat

17
“Barang siapa yang menyulitkan (Orang lain), Maka Allah akan

mempersulit nya pada hari kiamat.”

( HR. Al- Bukhari no 7512)

18

Anda mungkin juga menyukai