Anda di halaman 1dari 10

Memahami Nuzul Al-Qur’an

Dosen Pengampu : Firmansyah, M.Ag

Disusun Oleh :

1. Ihda safira anastasya 07020222031

2. Haena mawardah emha 07020222030

A. Pendahuluan

Al-Qur'an adalah kitab suci kita umat Islam, sumber utama ajaran Islam yang harus
kita yakini dan terapkan dalam kehidupan kita untuk kesejahteraan kita di kehidupan ini dan
selanjutnya. Al Quran sendiri memiliki banyak pelajaran hidup yang bisa kita pelajari. Allah
memberi kelebihan kepada Nabi Muhammad bahwa dia melihat malaikat Jibril bahkan
setelah dia berusia 40 tahun. Dan Al-Qur’an diturunkan Secara bertahap menurun selama
sekitar 23 tahun. Suatu ketika ayat turun karena peristiwa-peristiwa dan kejadian-kejadian
serta kebutuhan Rasulullah saw. ada saatnya pula kehadiran ayat alQur’an terjadi secara tiba-
tiba tanpa diduga sebelumnya, bahkan pernah pula kehadirannya amat sangat ditunggu-
tunggu namun ia tidak kunjung-kunjung datang, kaum kafir pun mendapat kesempatan untuk
mencela Nabi saw. sebagai utusan yang ditinggalkan Tuhannya. Semua itu merupakan suatu
pertanda, bahwa tidaklah mungkin bagi ayat Al-Qur’an merupakan qaul Muhammad.

Terlepas dari kronologi histori turunnya ayat Al-Qur’an, kenyataannya ayat-ayat dan
surat-surat disusun berdasarkan tauqîfî, sudah ditentukan. Tak sekedar peletakan tanpa arti, ia
mengandung misteri dan energi yang perlu disingkapkan. Secara tekstualis, dalam urutan
membaca al-Qur’an pasti di awali dengan membaca surat al-Fatihah, kemudian al-Baqarah
dan seterusnya. Bukan seperti saat turunnya Al-Qur’an, membaca dari al-‘Alaq ayat 1-5
kemudian al-Mudaṡṡir ayat 3 dan kemudian ayat yang turun selanjutnya. Karena itu ulama
kontemporer cenderung menjadikan urutan ayat dan surat dalam muṣḥaf sebagai tauqîfî
karena pemahaman seperti itu sejalan dengan konsep tentang eksistensi teks azâlî yang ada di
lauh al-Mahfuzh.

Disamping itu, Mempelajari Al-Qur'an adalah kewajiban umat Islam. Sebab, Alquran
adalah kitab suci umat Islam dan sumber utama ajaran Islam. Kitab suci yang harus mereka
yakini dan terapkan dalam kehidupan mereka untuk kesejahteraan di kehidupan ini dan
selanjutnya. Oleh karena itu, kami tidak hanya meneliti konten dan informasinya, tetapi juga
berusaha sebaik mungkin untuk menjaga keasliannya. Penting bagi kita untuk mengetahui
sejarah pewahyuan Al-Qur'an agar iman dapat tumbuh dan kokoh. sehingga dalam
penelitihan ini, penelitih ingin memahami “ ayat-ayat yang pertama dan terakhir kali turun,
pengertian Al-Qur’an diturunkan dengan tujuh huruf dan urgensi mengetahui ilmu nuzul al-
Qur’an.

B. Ayat-Ayat Yang Pertama Kali Diturunkan

Ada 4 pendapat tentang ayat pertama turun

1. Pendapat yang paling shahih mengenai yang pertama kali turun ialah firman Allah :

٥ ؕ ۡ‫عَلَّ َم ااۡل ِ ۡن َسانَ َما لَمۡ يَ ۡعلَم‬٤ ‫الَّ ِذ ۡى عَلَّ َم بِ ۡالقَلَ ۙ ِم‬٣ ‫اِ ۡق َر ۡا َو َربُّكَ ااۡل َ ۡك َر ۙ ُم‬٢ ۚ‫ق‬
ٍ َ‫ق ااۡل ِ ۡن َسانَ ِم ۡن َعل‬ ۚ َ َ‫ك الَّ ِذ ۡى خَ ل‬
َ َ‫ خَ ل‬١ ‫ق‬ ۡ ِ‫اِ ۡق َر ۡا ب‬
َ ِّ‫اس ِم َرب‬

“1) Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, 2) Dia telah menciptakan
manusia dari segumpal darah. 3) Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia, 4) Yang
mengajar (manusia) dengan pena. 5) Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.”

Pendapat ini didasarkan pada suatu hadis yang diriwayatkan oleh dua syaikh ahli hadis dan
yang lain, dari Aisyah, yang mengatakan: "Sesungguhnya apa yang mula-mula terjadi bagi
Ra sulullah adalah mimpi yang benar di waktu tidur. Dia melihat dalam mimpi itu datangnya
bagaikan terangnya pagi hari. Kemudian dia suka menyendiri. Dia pergi ke gua Hira untuk
beribadah beberapa malam. Untuk itu ia membawa bekal. Kemudian ia pulang kepada
Khadijah, maka Khadijah pun membekalinya seperti bekal terdahulu. Di gua Hira dia
dikejutkan oleh suatu kebenaran Seorang malaikat datang kepadanya dan mengatakan:
'Bacalah!! Rasulullah menceritakan, maka aku pun menjawab: 'Aku tidak pandai membaca.'
Malaikat tersebut kemudian memelukku sehingga aku merasa amat payah. Lalu aku
dilepaskan, dan dia berkata lagi: 'Bacalah!' Maka aku pun menjawab: Aku tidak pandai
membaca. Lalu dia merangkulku yang kedua kali sampai aku kepayahan. Kemudian dia
lepaskan lagi dan dia berkata: 'Bacalah!" Aku menjawab: 'Aku tidak pandai membaca.' Maka
dia merangkul. ku yang ketiga kalinya sehingga aku kepayahan, kemudian dia berkata:
'Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang men ciptakan..' sampai dengan ...apa yang
tidak diketahuinya." (Hadis).1
1
Manna Khalil al-Qattan, Studi ilmu-ilmu al-qur’an, 88
2. Dikatakan pula, bahwa yang pertama kali turun adalah surah al-Fatihah. Mungkin yang
dimaksudkan adalah surah yang pertama kali turun secara lengkap.Pendapat ini berdasarkan
riwayat Maisarah melalui abu ishaq, pendapat ini juga dikemukakan oleh al imam
muhammad abduh katanya bahwa surat yang mula-mula turun adalah al-Fatihah dengan 3
alasan:

* terletak dipermutaan al-Quran

* Kandungannya yg lengkap melengkapi segala is al-Qur’an yang menyebabkan kita harus


memandangnya Fihris tingtas lengkap bagi segala isi al-Quran

*Hadis yang diriwayatkan al-baihaqi dalam kitab daulun nubuwah.

3. Disebutkan juga bahwa yang pertama kali turun adalah Bismillahir-rahmanir-raḥīm, karena
basmalah itu turun mendahului setiap surah. Dalil-dalil kedua pendapat di atas hadis-hadis
mursal. Pendapat pertama yang didukung oleh hadis Aisyah itulah pendapat yang kuat dan
masyhur.

Az-Zarkasyi menyebutkan di dalam kitabnya al-Burhan, hadis Aisyah yang menegaskan


bahwa yang pertama kali turun adalah Iqra' bismi rabbikal laži khalaq dan hadis Jabir yang
menegaskan bahwa yang pertama kali turun adalah Ya ayyuhal muddassir qu fu unzir.
Kemudian dia berkata: "Sebagian besar ulama menyatu kan keduanya yaitu, bahwa Jabir
mendengar Nabi menyebutkan kisah permulaan wahyu dan dia mendengar bagian akhirnya,
sedang bagian pertamanya dia tidak mendengar. Maka dia (Jabir) menyangka bahwa surah
yang didengarnya itu adalah yang per- tama kali diturunkan, padahal bukan. Memang surah
al-Muddassir itu adalah surah pertama yang diturunkan setelah surah al-'Alaq dan setelah
terhentinya wahyu. Hal itu juga termuat dalam Sahih Bukhari dan Muslim dari Jabir, bahwa
Rasulullah di kala itu sedang membicarakan masalah terhentinya wahyu. Di dalam hadis itu
dia berkata:

َّ َ‫ي بَ ْين‬x‫ الِسٌ َعلَى ُكرْ ِس‬x‫ َرا َء َج‬x‫ ا َءنِي بِ ِح‬x‫ك الَّ ِذي َج‬
‫ َما ِء‬x‫الس‬ ُ xَ‫ِإ َذا ْال َمل‬xَ‫ي ف‬x‫ْت َرْأ ِس‬
ُ ‫رفَع‬xَ َ‫ َما ِء ف‬x‫الس‬
َّ َ‫وْ نَا ِمن‬x‫ص‬ ُ ‫ ِمع‬x‫ي َس‬x‫بَ ْينَ َما َأنَا َأ ْم ِش‬
َ ‫ْت‬
‫ك َوتَ َعالَى (يَا َأيُّهَا‬ َ َ‫ فََأ ْن َز َل هَّللا ُ تَب‬،‫ زَ ِّملُونِي‬،‫ َز ِّملُونِي‬:‫ت‬
َ ‫ار‬ ُ ‫ْت فَقُ ْل‬ ُ ‫ فَ ُح ِش ْث‬،‫ض‬
ُ ‫ فَ َر َجع‬،‫ت ِم ْنهُ فَرْ قًا‬ ِ ْ‫َواَأْلر‬

"Ketika aku berjalan, aku mendengar suara dari langit. Lalu kuangkat kepalaku, tiba-tiba
yang datang kepadaku malaikat yang kulihat ketika aku di gua Hira duduk di atas kursi yang
terletak di antara langit dan bumi, sehingga aku pun merasa ketakutan sekali. Kemudian aku
pulang dan aku berkata: 'Selimuti aku; selimuti aku.' Lalu Allah menurunkan: Wahai orang
yang berkemul (ber- selimut)! Bangunlah, lalu berilah peringatan!".
4. Ada pula Orang yg mengatakan bahwa ayat pertama turun ialah allah Firman yang berbung
ya ayyuhal muddassir" Pendapat ini didasarkan dari syaikhan dan salamah bin Abdurrahman.

Dari Abu Salamah bin Abdurrahman, dia berkata: "Aku telah bertanya kepada Jabir bin
Abdullah: Yang manakah di antara Qur'an itu yang turun pertama kali? Dia menjawab: Ya
ayyuhal muddassir. Aku bertanya lagi: Ataukah igra bitmi rabbik? Dia menjawab: Aku
katakan kepadamu apa yang dikatakan Rasulullah kepada kami:

‫ت‬ُ ْ‫ر‬xxَ‫ ثُ َّم نَظ‬،‫ َمالِي‬x‫ا ِمي َو َخ ْلفِي َوع َْن يَ ِمينِي َو ِش‬xx‫ت َأ َم‬ ُ ْ‫ر‬xxَ‫ فَنَظ‬،‫ َوا ِدي‬x‫ت ْال‬ُ ‫ت فَا ْستَ ْبطَ ْل‬
ُ ‫اري نَ َز ْل‬
ِ ‫ْت ِح َو‬ ُ ‫ضي‬
َ َ‫ت بِ ِح َرا َء فَلَ َّما ق‬
ُ ْ‫اور‬
َ ‫ِإنِّي َج‬
َ ‫ فََأ ْن‬،‫يحةً فََأ َم َر ْتهُ ْم فَ َدْأرُونِي‬
‫زَل هَّللا ُ (يَا‬ ُ ‫ فََأتَي‬،ٌ‫ فََأخَ َذ ْتنِي َرحْ فَة‬- ‫ِإلَى ال َّس َما ِء فَِإ َذا هُ َو – يَ ْعنِي ِجب ِْري َل‬
َ ‫ْت َح ِد‬

‫َأيُّهَا ْال ُم ْدثِ ُر قُ ْم فََأ ْن ِذن‬.

"Sesungguhnya aku berdiam diri di gua Hira. Maka ketika habis masa diamku, aku turun lalu
aku telusuri lembah. Aku lihat ke muka, ke belakang, ke kanan dan ke kiri. Lalu aku lihat ke
langit, tiba-tiba aku melihat Jibril yang amat menakutkan. Maka aku pulang ke Khadijah.
Khadijah memerintahkan mereka untuk menyelimuti aku. Mereka pun menyelimuti aku. Lalu
Allah me- nurunkan: Wahai orang yang berkemul (berselimut)! Bangunlah, lalu berilah
peringatan!"

C. Ayat-Ayat Yang Terakhir Kali Diturunkan

Ada banyak pendapat mengenai ayat-ayat yang terakhir kali diturunkan, berikut pendapat-
pendapat mengenai ayat-ayat yang terakhir kali diturunkan :

1. Dikatakan bahwa ayat yang terakhir itu adalah ayat mengenai riba. Ini didasarkan pada
hadits yang dikeluarkan oleh Al-Bukhari dari Ibnu Abbas, yang mengatakan, "Ayat terakhir
yang diturunkan adalah ayat tentang riba." Maksudnya ialah ayat,

‫ٰ ٓيا َ ُّي َها الَّ ِذي َْن ٰا َم ُنوا ا َّتقُوا هّٰللا َ َو َذر ُْوا َما َبق َِي م َِن الرِّ ٰب ٓوا اِنْ ُك ْن ُت ْم مُّْؤ ِم ِني َْن‬

"Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkanlah sisa riba."
(Al-Baqarah: 278)

2. Ada yang berpendapat, ayat Al-Qur'an yang terakhir diturunkan ialah, "Dan peliharalah
dirimu dari adzab yang akan terjadi pada suatu hari dimana pada waktu itu kamu semua
dikembalikan kepada Allah..."(Al- Baqarah: 281)

Ini didasarkan pada hadits yang diriwayatkan An-Nasa'i dan lain-lain, dari Ibnu Abbas dan
Said bin Jubair, "Ayat Al-Qur'an yang terakhir kali turun ialah, "Dan peliharalah dirimu dari
adzab yang terjadi pada suatu hari dimana pada waktu itu kamu semua dikembalikan kepada
Allah..."(Al Baqarah: 281)

3. Dikatakan bahwa yang terakhir kali turun itu ayat tentang hutang, dasarnya adalah hadits
yang diriwayatkan dari Said bin Al- Musayyib, "...Telah sampai kepadanya bahwa ayat Al-
Qur'an yang paling muda di Arsy ialah ayat mengenai hutang." Yang dimaksudkan adalah
ayat.

]٢٨٢ :‫يَتَأيُّهَا الَّ ِذينَ َءا َمنُوا ِإ َذا تَدَايَنتُم بِ َد ْي ِن ِإلَى َأ َج ٍل ُّم َس ّمًى فَا ْقتُبُوهُ [البقرة‬

"Wahai orang-orang beriman, apabila kamu berhutang untuk waktu yang ditentukan,
hendaklah kamu menuliskannya..." (Al-Baqarah: 282)

Ketiga riwayat itu dapat dipadukan, yaitu bahwa ketiga ayat tersebut di atas diturunkan
sekaligus seperti urutannya di dalam mushaf, Ayat mengenai riba, ayat "peliharalah
dirimu...." dan ayat tentang hutang. karena ayat-ayat itu masih satu kisah. Setiap perawi
mengabarkan bahwa sebagian dari yang diturunkan itu sebagai yang terakhir kali. Dan itu
memang benar. Dengan demikian, maka ketiga ayat itu tidak saling bertentangan.

4. Ada lagi yang berpendapat bahwa yang terakhir kali diturunkan adalah ayat tentang
masalah kalalah. Al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Al-Barra' bin Azib, katanya,
"Ayat yang terakhir kali turun adalah,

‫ك قُ ِل هّٰللا ُ يُ ْفتِ ْي ُك ْم فِى ْال َك ٰللَ ِة‬


َ ۗ َ‫يَ ْستَ ْفتُوْ ن‬

Mereka meminta fatwa kepadamu mengenai kalalah, katakanlah; Allah memberi fatwa
kepadamu tentang kalalah." (An-Nisaa": 176)

Ayat yang turun terakhir menurut hadits Al-Barra' ini adalah berhubungan dengan masalah
warisan.

5. Pendapat lainnya mengatakan, bahwa yang terakhir turun adalah ayat, "Sesungguhnya
telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri..."sampai dengan akhir surat.

Dalam Al-Mustadrak disebutkan dari Ubay bin Ka'ab, ia berkata, "Ayat yang terakhir kali
diturunkan yaitu; Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri...
(At-Taubah: 128) sampai akhir surat. Mungkin yang dimaksudkan adalah ayat terakhir yang
diturunkan dari surat At-Taubah.
Imam Muslim meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa hadits ini memberitahukan bahwa surat
ini ialah surat yang diturunkan terakhir kali. Sebab, ayat ini mengisyaratkan wafatnya Nabi
Shallallahu Alaihi wa Sallam, sebagaimana dipahami oleh sebagian sahabat. Atau mungkin
juga surat ini adalah surat yang terakhir kali diturunkan.

6. Ada juga yang mengatakan, bahwa yang terakhir kali turun adalah surat Al-Maa'idah. Ini
didasarkan pada riwayat At-Tirmidzi dan Al- Hakim dari Aisyah Radhiyallahu Anha. Tetapi
menurut kami, surat itu adalah surat yang terakhir kali turun dalam masalah halal dan haram,
sehingga tak satu hukum pun yang dihapus di dalamnya.

7. Ada juga yang mengatakan bahwa yang terakhir kali turun adalah ayat.

ٍ ‫ض ُكم ِّمن بَع‬


١٩٩( ‫ْض ) ال ىمران‬ ِ ‫اب لَهُ ْم َربُّهُ ْم َأنِّي ال ُأ‬
ُ ‫ضي ُع َع َم َل َع َم ٍل ِّمن ُكم ِّمن َذ َك ٍر َأوْ أنتى بَ ْع‬ َ ‫فَا ْستَ َج‬

"Maka Tuhan memperkenankan permohonan mereka, kata Allah, Aku tidak akan menyiakan-
nyiakan amal orang-orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki ataupun perempuan,
karena sebagian kamu adalah turunan dari sebagian yang lain."(Ali Imran: 195)

Pendapat ini didasarkan pada hadits yang diriwayatkan Ibnu Mardawaih melalui Mujahid,
dari Ummu Salamah, dia berkata, "Ayat yang terakhir kali turun adalah ayat, "Maka Tuhan
memperkenankan permohonan mereka, sesugguhnya Aku tidak akan menyia-nyiakan amal
orang-orang yang beramal di antara kaummu..." sampai akhir ayat tersebut.

8. Ada yang berpendapat, ayat yang terakhir turun ialah,


‫ُؤه جهنَّم خَالدًا ف ْيها و َغض هّٰللا‬ ۤ ‫َم ْن يَّ ْقتُلْ ُمْؤ ِمنًا ُّمتَ َع ِّمدًا فَ َج‬
ِ ‫ب ُ َعلَ ْي ِه َولَ َعنَهٗ َواَ َع َّد لَهٗ َع َذابًا ع‬
‫َظ ْي ًما‬ َ ِ َ َ ِ ِ ُ َ َ ٗ ‫زَا‬

"Barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja, maka balasannya ialah
neraka jahanam, dia kekal di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan mengutuknya serta
menyediakan adzab yang besar baginya." (An-Nisaa": 93)

Ini didasarkan pada hadits yang diriwayatkan Al-Bukhari dan lainnya dari Ibnu Abbas
katanya, "Ayat ini (An-Nisaa": 93) adalah ayat yang terakhir diturunkan dan tidak
dihapusoleh apa pun."

Ungkapan "ia tidak dinasikh oleh apa pun" itu menunjukkan ayat itu adalah ayat yang
terakhir turun dalam masalah hukum membunuh mukmin dengan sengaja.

9. Ada juga pendapat yang berdasar kepada riwayat Muslim dari Ibnu Abbas, yang
menyebutkan bahwa surat terakhir yang diturunkan ialah,
"Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan."

Semua pendapat itu tidak disandarkan kepada Nabi. Masing-masing hanya ijtihad dan
dugaan. Mungkin pula bahwa masing-masing mereka itu memberitahukan apa yang terakhir
didengarnya dari Rasulullah. Atau mungkin juga masing-masing mengatakan hal itu
berdasarkan apa yang terakhir diturunkan dalam hal perundang-undangan tertentu, atau
dalam hal surat terakhir yang diturunkan secara lengkap seperti pendapat pendapat yang telah
kami kemukakan di atas. Adapun ayat.

‫ْت لَ ُك ُم ااْل ِسْ اَل َم ِد ْي ًن ۗا‬ ُ ‫اَ ْل َي ْو َم اَ ْك َم ْل‬


ُ ْ‫ت لَ ُك ْم ِد ْي َن ُك ْم َواَ ْت َمم‬
ُ ‫ت َعلَ ْي ُك ْم نِعْ َمتِيْ َو َرضِ ي‬

"Pada hari ini telah Kusempurnakan untukmu agamamu, dan telah Kucukupkan Kepadamu
nikmat-Ku, dan telah Kuridhai Islam menjadi agama bagimu." (Al-Maa'idah: 3), diturunkan
di Arafah pada haji wada.

Secara teks, menunjukkan penyempurnaan kewajiban dan hukum. Juga telah diisyaratkan di
atas, riwayat mengenai turunnya ayat riba, ayat hutang-piutang, ayat kalalah dan yang lain itu
setelah ayat ketiga dari surat Al-Maa'idah. Oleh karena itu, para ulama menyatakan
kesempurnaan agama di dalam ayat ini. Allah telah mencukupkan nikmat-Nya kepada
mereka dengan menempatkan mereka di negeri suci dan membersihkan orang-orang musyrik
daripadanya serta menghajikan mereka di rumah suci tanpa disertai oleh seorang musyrik
pun, padahal sebelumnya orang-orang musyrik juga berhaji dengan mereka. Yang demikian
termasuk nikmat yang sempurna, "Dan telah kucukupkan kepadamu nikmat-Ku."

Al-Qadhi Abu Bakar Al-Baqillani dalam Al-Intishar ketika mengomentari berbagai riwayat
yang berkaitan dengan masalah ayat terakhir kali diturunkan, mengatakan bahwa pendapat-
pendapat ini sama sekali tidak disandarkan kepada Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam. Boleh
jadi pendapat itu diucapkan karena ijithad atau dugaan saja. Mungkin masing-masing
memberitahukan mengenai apa yang terakhir kali didengarnya dari Nabi pada saat beliau
telah wafat atau tak seberapa lama sebelum beliau sakit. Sedangkan yang lain mugkin tidak
secara langsung mendengar dari Nabi. Mungkin juga ayat itu yang dibaca terakhir kali oleh
Rasulullah bersama-sama dengan ayat-ayat yang turun di waktu itu.

D. Turunnya Al-Qur’an Dengan Tujuh Huruf

Orang Arab mempunyai aneka ragam lahjah (dialek) yang timbul dari fitrah mereka dalam
langgam, suara dan huruf-huruf sebagaimana diterangkan secara komprehensif dalam kitab-
kitab sastra. Setiap kabilah mempunyai irama tersendiri dalam mengucapkan kata-kata yang
tidak dimiliki oleh kabilah-kabilah lain. Namun kaum Quraisy mempunyai faktor-faktor yang
menyebabkan bahasa mereka lebih unggul di antara cabang-cabang bahasa Arab lainnya,
yang antara lain karena tugas mereka menjaga Baitullah, menjamu para jemaah haji,
memakmurkan Masjidil Haram dan menguasai perdagangan. Oleh sebab itu, semua suku
bangsa Arab menjadikan bahasa Quraisy sebagai bahasa induk bagi bahasa- bahasa mereka
karena adanya karakteristik-karakteristik tersebut. Dengan demikian, wajarlah jika Qur'an
diturunkan dalam logat Quraisy, kepada Rasul yang Quraisy pula untuk mempersatukan
bangsa Arab dan mewujudkan kemukjizatan Qur'an ketika mereka gagal mendatangkan satu
surah yang seperti Qur'an.

Apabila orang Arab berbeda labjah dalam pengungkapan sesuatu makna dengan beberapa
perbedaan tertentu, maka Qur'an yang diwahyukan Allah kepada Rasul-Nya, Muhammad,
menyem- purnakan makna kemukjizatannya karena ia mencakup semua huruf dan wajah
qiraah pilihan di antara lahjah-lahjah itu. Dan ini merupakan salah satu sebab yang
memudahkan mereka untuk membaca, menghafal dan memahaminya, Nas-nas Sunah cukup
banyak mengemukakan hadis mengenai turunnya Qur'an dengan tujuh huruf. Di antaranya:
Dari Ibn Abbas, ia berkata:

‫ ْب َع ِة‬x‫ ُدنِي َحتَّى ا ْنتَهَى ِإلَى َس‬x‫ت َِزي ُدهُ َويَ ِزي‬x‫ فَلَ ْم َأ َز َل َأ ْس‬،ُ‫ه‬xُ‫ف فَ َرا َج ْعت‬
ٍ ْ‫ ر‬x‫ َأ ْق َرَأنِي ِجب ِْري ُل َعلَى َح‬:‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬
َ ِ ‫قَا َل َرسُو ُل هَّللا‬
‫ُف‬ِ ‫َأحْ ر‬.

"Rasulullah berkata: Jibril membacakan (Qur'an) kepadaku dengan satu huruf. Kemudian
berulang kali aku mendesak dan me minta agar huruf itu ditambah, dan ia pun menambahnya
kepadaku sampai dengan tujuh huruf.”

Hadis yang berkenaan dengan hal itu amat banyak jumlahnya dan sebagian besar telah
diselidiki oleh Ibn Jarir di dalam Pengantar Tafsir-nya. As-Suyuti menyebutkan bahwa hadis-
hadis tersebut diriwayatkan dari dua puluh orang sahabat. Abu 'Ubaid al-Qasim bin Salam
menetapkan kemutawatiran hadis mengenai turunnya Qur'an dengan tujuh huruf.

E. Urgensi Mengetahui Ilmu Nuzul Al-Quran

Pengetahuan mengenai ayat-ayat yang pertama kali dan terakhir kali diturunkan itu
mempunyai banyak faedah, yang terpenting di antaranya ialah:

A. Menjelaskan perhatian yang diperoleh Qur'an guna menjaganya dan menentukan ayat-
ayatnya. Para sahabat telah hayati Qur'an ini ayat demi ayat, sehingga mereka mengerti kapan
dan di mana ayat itu diturunkan. Mereka telah menerima dari Rasulullah ayat-ayat Qur'an
yang diturunkan kepadanya dengan sepenuh hati, hati-hati dan percaya bahwa Qur'an adalah
dasar agama, penggerak iman dan sumber kemuliaan serta kehormatannya. Dan ini membawa
akibat positif yaitu bahwa Qur'an selamat dari perubahan dan kekacau balauan.
"Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Qur'an, dan pasti Kami (pula) yang
memeliharanya." (al-Hijr/15: 9).

B. Mengetahui rahasia perundang-undangan Islam menurut sejarah sumbernya yang pokok.


Ayat-ayat Qur'an dapat mengatasi persoalan kejiwaan manusia dengan petunjuk ilahi, dan
mengantar- kannya dengan cara-cara yang bijaksana dan menempatkan mereka ke tingkat
kesempurnaan. Ia dapat bertahan dalam menetapkan hukum-hukum, sehingga dengan
demikian cara hidup mereka menjadi benar dan urusan masyarakat berada pada jalan yang
lurus.

C. Membedakan yang nasikh dengan yang mansukh. Kadang terdapat dua ayat atau lebih
dalam satu masalah, tetapi ketentuan hukum dalam satu ayat berbeda dengan ayat lain.
Apabila diketahui mana yang pertama diturunkan dan mana yang kemudian, maka ketentuan
hukum dalam ayat yang diturunkan kemudian menasakh (menghapus) ketentuan ayat yang
diturunkan sebelumnya.

F. Kesimpulan

1. Al-Qur'an adalah kitab suci kita umat Islam, sumber utama ajaran Islam yang harus kita
yakini dan terapkan dalam kehidupan kita untuk kesejahteraan kita di kehidupan ini dan
selanjutnya. Sebab, Alquran adalah kitab suci umat Islam dan sumber utama ajaran Islam.
Kitab suci yang harus mereka yakini dan terapkan dalam kehidupan mereka untuk
kesejahteraan di kehidupan ini dan selanjutnya.

2. Dari banyaknya pendapat mengenai ayat-ayat yang pertama kali turun, pendapat yang
paling kuat yakni surat al-alaq ayat 1-5.

3. Sedangkan pendapat-pendapat mengenai ayat-ayat yang terakhir kali turun, semua tidak
mengandung sesuatu yang disandarkan kepada Nabi SAW, masing-masing mempunyai
ijtihad dan dugaan. Mungkin pula bahwa masing-masing mereka itu memberitahu mengenai
apa yang terakhir kali didengarnya dari Rasulullah.

4. Berdasarkan perbedaan-perbedaan tersebut muncul beragam bacaan di kalangan para


sahabat yang dikenal bacaan Qiraat. Bacaan tersebut diabadikan dengan nama imam yang
mengembangkannya. Setelah dilakukan penelitian terhadap bacaan-bacaan imam tersebut,
ternyata ada tujuh imam yang sesuai dengan ketentuan yang telah ditetap, sehingga bacaan
tesrebut dikenal dengan bacaan Qiraat Sab’ah. Berdasarkan hal tersebut, muncul kekeliruan
dalam memahami makna tujuh huruf yaitu menganggap bahwa tujuh huruf itu adalah Qiraat
sab’ah.

5. Pemahaman Nuzul Al-Qur’an akan sangat membantu dalam memahami konteks turunnya


ayat. Ini sangat penting untuk menerapkan ayat-ayat pada kasus dan kesempatan yang
berbeda. Peluang terjadinya kekeliruan akan semakin besar jika mengabaikan riwayat asbab
an-nuzul dalam Turunnya al-Qur'an.

Daftar Pustaka

Mudzarki (penerjemah). 2019. Studi ilmu-ilmu al-qur’an. Bogor: Penerbit litera AntarNusa.

Zuhdi, Ahmad dkk. 2021. Studi al-qur’an .Surabaya: Pusat percetakan UIN Sunan Ampel
Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai