Anda di halaman 1dari 17

MATA KULIAH

pendidikan AGAMA ISLAM


Oleh:
H.Eko Wardoyo,S.Ag,MSI
Bab V

SUMBER HUKUM ISLAM


A. AL-QUR’AN
1. Pengertia Al-Qur’an
Allah swt, memahami kitab suciNya yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad saw, dengan nama Al-Qur’an. Di
kalangan ulama terdapat beberapa pendapat tentang asal kata al-
Qur’an, di antaranya:
a. Asy-Syafi’i berpendapat bahwa kata al-Qur’an itu ditulis dan
dibaca tanpa hamzah (Qur’an bukan al-Qur’an) serta tidak
diambil kata lain. Ia adalah nama khusus untuk kitab suci yang
diturunkan kepda Nabi Muhammad saw, sebagaimana nama
Injil dan Taurat yang masing-masing diberikan kepada Nabi Isa
as dan Musa as.
b. Al-Lihyani berpendapat bahwa lafal al-Qur’an itu menggunakan
huruf hamzah ( ‫ ) أ‬, yaitu bentuk masdar dari kata َ ‫ قَ َرَأ‬yang
berarti membaca. Hanya saja, al-Qur’an ini menurut Al-
Lihyani adalah masdar bi ma’na ism al-maf’ul. Jadi, arti
Qur’an sama dengan arti maqru’ yaitu yang dibaca.
Lanjutan …
c. Dr. Shubhi ash-Shalih dalam kitabnya, Mabahis fi Ulum Al-
Qur’an, mengemukakan bahwa pendapat yang paling kuat
adalah lafal al-Qur’n itu masdar dari dan sinonim dengan lafal
qiro’ah, sebagaiman tersebut dalam surah al-Qiyamah: 17-18

.َُ‫ َفَإِذَاقَ َرأَْنَهَُفَات َّ ِب ْعََقُ ْرأَنَه‬.َُ‫َُوقُ ْرأَنَه‬


َ ‫علَ ْينَاَ َج ْمعَه‬
َ َ‫اِ َّن‬
“Sesungguhnya Kami yang akan mengumpulkannya (di
dadamu) dan membacakannya. Apabila Kami telah selesai
membacakannya maka ikutilah bacaanya itu”. (QS. al-
Qiyamah:17-18)
Menurut istilah, Al-Qur’an adalah Kalam Allah yang
diturunkan Nabi Muhammad saw dengan perantara Malaikat Jibril
menjadi mukjizat atas kenabiannya, tertulis dalam bahasa Arab
yang sampai kepada kita dengan jalan mutawatir, dan
membacanya merupakan ibadah.
Lanjutan…
Menurut Dr. Shubhi ash-Salih, definisi al-Qur’an
dikemukakan sebagai berikut.
ْ .‫علَىَالنَّ ِبيَِص‬
ُ ‫مَال َم ْكت ُ َْو‬
َ‫بَ ِفى‬ َ َ‫ل‬ َُ ‫َال ُمن ََّز‬ْ ‫َال ُم ْع ِج ُز‬ْ ‫ب‬ ُ َ ‫ْالقُ ْرأ َ ُنَ ُه َو ْال ِكت‬
.َ‫علَ ْي ِهَ ِبالت َّ َواَت ُ ِر ْال ُمتَعَبَّ ُُ ِبتِ ََ َوتِ ِه‬ ْ ‫ف‬
َ َ‫َال َم ْنقُ ْو ُل‬ ِ ‫اح‬ ِ ‫ص‬َ ‫ْال ُم‬
Al-Qur’an adalah sebuah Kitab Allah yang mengandung
mukjizat, yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw yang
tertulis dalam mushaf-mushaf yang sampai kepada kita dengan
jalan mutawatir dan membacanya menjadi ibadah.
Syeikh Khudhiri Beik dalam bukunya Tarikh at-Tasyri al-
Islami menerangkan bahwa definisi al-Qur’an adalah sebagai
berikut.

َ‫مَل ِلت َََُّبُ ِر‬.‫علَىَالنَّ ِبيَِ ُم َح َّمٍَُص‬ ْ ‫ي‬


ََ َ‫َال ُمن ََّز ُل‬ ْ ‫ظ‬
ُّ ‫َالعَ َر ِب‬ ُ ‫ْالقُ ْرأ َ ُنَ ُه َواللَّ ْف‬
...ََ‫ُ ْو َرَِِ ْالفَاتِ َح ِة‬ ْ ‫َوالتَّذَ ُّك ِر ْال ُم ْنقُ ِلَ ُمت َ َواتِ ًر َو ُه َو َمابَيْنَََ َُفَّتَي ِْن‬
ُ ‫َال َم ْبُ ُْو َُُ ِب‬
Lanjutan Arab…

ُ ‫َو ْال َم ْخت ُ ْو ُمَ ِب‬


ِ َّ‫ُ ْو ََر َِِالن‬
.َ‫اس‬
“Al-Qur’an ialah firman Allah, berbahasa Arab, yang
diturunkan kepada Muhammad saw untuk dipahami isinya dan
selalu diingat, disampaikan secara mutawatir, ditulis dalam
mushaf yang dimulai dari Surah al-Fatihah dan diakhiri dengan
Surah an-Nas”.
Definisi lain dikemukakan oleh Muhammad Abduh sebagai
berikut.

ْ ‫ف‬
ُ َ‫َال َم ْحفُ ْو ِظَفِى‬
َ‫صُ َُْو ٍر‬ ِ ‫اح‬
ِ ‫ص‬ ْ ِ‫بَف‬
َ ‫ىَال ََم‬ ْ ‫ابَ ُه َو ْالقُ ْرا َ ُن‬
ُ ‫َال َم ْكت ُ ْو‬ ُ َ ‫ْال ِكت‬
ْ َ‫َمن‬
.َ َ‫َال ُم ُْ ِل ِميْن‬ ِ ‫عنَىَ ِب ِح ْف ِظ ِه‬ َ َ‫َم ْن‬
“Kitab al-Qur’an ialah bacaan yang tertulis dalam mushaf-
mushaf yang terpelihara dalam hafalan-hafalan kaum muslimin”.
Dengan demikian, selain menjadi bacaan umat Islam, al-
Qur’am juga petunjuk bagi seluruh umat manusia, termasuk
petunjuk dan pedoman dalam pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi.
Dari beberapa pengertian yang di kemukakan, dapat disebutkan
unsur-unsur makna yang terkandung dalm definisi al-Qur’an.
Unsur-unsur tersebut adalah sebagi berikut:
a. Al-Qur’an adalah wahyu atau kalam Allah swt.
b. al-Qur’an diturunkan oleh Allah swt kepada Nabi Muhammad
saw dengan perantara Malaikat Jibril.
c. Al-Qur’an mempunyai daya I’jaz yaitu sebagai mukjizat bagi
Nabi Muhammad saw.
d. Penyampaian al-Qur’an berlangsung secara mutawatir.
e. Al-Qur’an merupakan bacaan mulia dan yang membacanya
merupakan ibadah
f. Alquran tertulis dalam mushaf dimulai fatikhah dan diakhiri an-
Nas
Lanjutan…
g. Lafal Al-Quran berbahasa Arab
h. Al-Quran senantiasa terpelihara dan terjaga dari bentuk
Kesalahan dan pemalsuan .

2. Fungsi dan Tujuan Al-Qur’an diturunkan


a. Petunjuk bagi manusia sebagaimana dijelaskan dalam Al-
Quran Surat Al-Baqoroh:185

ِ ‫َوبَ ِيَنَات‬
َ َ‫ٍَمن‬ َ ‫اس‬
ِ َّ ‫ن‬ ‫ل‬‫ًىَل‬
ِ ُ ُ
‫ه‬ َ ُ
‫ن‬ َ ‫آ‬‫ر‬ْ ُ َ
‫ق‬ ْ
‫َال‬‫ه‬ِ ‫ي‬
ْ ‫ف‬
ِ َ‫ل‬َ ‫ز‬
ِ ْ
‫ن‬ ُ ‫َأ‬ ‫ي‬
ْ ‫ذ‬
ِ َّ َ ‫َر َم‬
‫ضانََال‬ َ ‫ش ْه ُر‬َ
. . .َ َ‫ىَو ْالفُ ْرقَان‬
َ ُ
َ ‫ه‬
ُ ْ
‫ال‬
“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadan,
bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur'an
sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan
mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang
batil)...”
b. Sumber Pokok Ajaran Islam
Sumber ajaran dalam Al-Qur’an ada yang disebut ajaran
dasar yeaitu yang berkaitan dengan bidang keimanan ( akidah ) dan
ibadah mahdhoh. Adaapun ajaran yang bukan dasar yaitu
berkaitan dengan hukum ,ekonomi, politik, sosial budaya,
pendidikan , ilmu pengetahuan atau seni. Salah satu contoh ayat Al-
qur’an yang berkaitan dengan prinsif keadilan adalah Al-quran
Surat Al-Maidah ayat 8.

َ‫َو ََلََيَ ْج ِر َمنَ ُك ْم‬


َ ‫ط‬ِ ُ
ْ ‫ق‬
ِ ْ
‫ال‬ ‫ب‬
ِ َ َُ ‫ا‬َُ ‫ه‬
َ ‫ش‬
َ َ ِ
‫َلِل‬ِ ََ‫ْن‬
‫ي‬ ‫ام‬ِ ‫و‬َّ َ ‫ق‬َ‫ا‬‫و‬ْ ُ ‫ن‬ ‫و‬
ْ ُ
‫ك‬ َ‫وا‬ ُ ‫ن‬ ‫م‬
َ ‫َآ‬ ‫ي‬
َ‫ْن‬ ‫ذ‬
ِ َّ ‫اَال‬ ‫ه‬
َ ُّ ‫ي‬َ ‫يَاَأ‬
. . .َ‫بَل ِلت َّ ْق َوى‬ ُ ‫علَىَأ َ ََلَت َ ْع ُِلُ ْواَاِ ْع ُِلُ ْواَ َُه َوَأ َ ْق َر‬ َ َ‫َآنَقَ ْو ٍم‬ ُ ‫شن‬ َ
“Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-
orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah,
menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali
kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk
berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat
kepada takwa. ..”
Lanjutan …
c. Peringatan dan Pelajaran bagi manusia.
Diantara ayat-ayat Al-Qur’an yang menerangkan tentang fungsi
Al-qur’an sebagai pelajaran dan peringatan bagi manusia adalah
QS. asy-Syura: 7.

ََ‫ىَو َم ْنَ َح ْوَلَ َها‬ ُ ْ ُ


َ َ َ ‫ع َر ِبَيَاَ ِلت ُ ْنذَ َرَأ‬
‫ر‬ ‫ق‬ ‫َال‬ ‫م‬ َ َ‫َو َكذَ ِل َكَأ َ ْو َح ْينَاَ ِإلَي َْكَقُ ْرآنًا‬
َ‫َوفَ ِري ٌْقََِفي‬ َ ‫ة‬
ِ َّ ‫ن‬ ‫ج‬ َ ْ
‫يَال‬ ‫ف‬
ِ َ ٌ
‫ْق‬ ‫ي‬ َ
‫ر‬ِ َ ‫ف‬َ‫ه‬ِ ‫ي‬
ْ ‫ف‬
ِ َ ‫ْب‬
َ ‫ي‬ ‫َر‬
َ َ
‫ََل‬ ‫ع‬ ‫م‬ ْ ‫ج‬
َ ْ
‫َال‬ ‫م‬
َ ‫و‬ْ َ ‫ي‬ َ‫ر‬َ ‫ذ‬ِ ‫ن‬ ْ ُ ‫َوت‬
ِ
.‫ْر‬ َِ ‫ُ ِعي‬َّ ‫ال‬
“Demikianlah Kami wahyukan kepadamu Al Qur'an dalam bahasa
Arab supaya kamu memberi peringatan kepada umulqura
(penduduk Mekah) dan penduduk (negeri-negeri) sekelilingnya
serta memberi peringatan (pula) tentang hari berkumpul (kiamat)
yang tidak ada keraguan padanya. Segolongan masuk surga dan
segolongan masuk neraka.”
B.HADIS
1. Pengertian Hadis
Menurut bahasa (etimologi) kata hadis mempunyai
beberapa arti yaitu baru (jadidun) dekat (qoribun) dan khabar
(berita) .
Dari segi istilah (terminologi), hadis mempunyai beberapa
pengertian sebagaimana dikemukakan para ahli berikut ini :
a. Ulama ahli hadis ( Muhadisin ) seperti al-Hafiz dalam Syarah al-
Bukhari mengemukakan hadis adalah perkataan –perkataan
Nabi Muhammad SAW, perbuatan – perbuatan dan keadaan
beliau ( ‫) اقواله صلى هللا عليه وُلم وافعا له واحوا له‬
b. Ahli Ushul hadis berpendapat bahwa yang dimaksud dengan
hadis adalah perkataan, perbuatan, dan ketetapan (taqrir,
pengakuan) Nabi Muhammad SAW, yang bersangkut paut dengan
hukum. Contoh hadis menurut definisi ini adalah sebagai berikut :
Lanjutan …
َ‫عنَعمربنَالخطاَبَقاَلَقاَلَرُوَلَهللاَصلىَهللاَعليهَوُلم‬
َ‫انماَاَلعماَلَبالنياَتَوانماَلكلَامرئَماَنوىَمتفق‬
Dari Umar bin ََََََََََََََََََََََََََََََََََََََ‫عليه‬
Khotob berkata: “Rosulullah SAW
bersabda ,setiap amal perbuatan tergantung niatnya , karena itu
pahala semua amal seseorang sesuai dengan niatnya”. (HR. Al-
Bukhori no.1 dan Muslim no. 3530)

2.Fungsi hadis dalam hubungannya dengan Al-Qur’an


a. Fungsi Hadis sebagai Bayan at-Taqrir atau bayan at-
takid atau bayan al-isbat .Bayan ini adalah menetapkan dan
memperkuat apa yang telah diterangkan di dalam Al-Qur’an
.Fungsi hadis dalam hal ini hanya memperkukuh kandungan Al-
Qur’an .
Lanjutan …
Contoh hadis sebagai bayan at-taqrir adalah hadis yang
diriwayatkan Musli dari Ibnu Umar sebagai berikut :

(‫اَرا َ ْيت ُ ُم ْوهَُفَاَََْف ِط ُر ْوا )رواهَمُلم‬


َ َ ‫ذ‬ِ ‫ا‬‫اَو‬
ََ ‫و‬
ْ ‫م‬
ُ ‫و‬
ْ ‫ص‬
ُ َ ‫ف‬َ‫ل‬َ ََ ‫ه‬ ْ
‫َال‬ َ َ‫اِذ‬
ِ ‫َاَرا َ ْيت ُ ُم‬
“Apabila kalian melihat bulan ,maka berpuasalah dan jika kalian
melihatnya yang kedua kalinya maka berbukalah”.
( HR.Muslim )
Hadis tersebut memperkuat hukum yang terkandung dalam
ayat berikut ini:
ُ َ‫ش ْه َرَفَ ْلي‬
...ُ‫ص ْم َه‬ ََّ ‫َم ْن ُك ْمَال‬ َ َ‫فَ َم ْن‬...
ِ َُ ‫ش ِه‬
“Karena itu ,barang siapa diantara kamu ada di bulan itu maka
berpuasalah”. (QS. Al-Baqoroh: 185 )
b. Bayyan At-tafsir yaitu hadis berfung untuk meberikan
pembahasan dalam bentuk rincian terhadap ayat al-Qur’an yang
masih bersifat global. Contoh hadits yang merinci keglobalan ayat:

‫ رواهَالبخارى‬.َ‫صَِلى‬ َ ‫صلُّ ْوا َك َم‬


َ ُ ‫اَرا َ ْيت ُ ُم ْوَنِيَا‬ َ
“Sholat lah sebagaimana engkau melihat aku sholat”. (HR.
Bukhori no.595)
Hadits tersebut menjelaskan bagaiman mendirikan sholat,
sebagaimana yang dijelaskan dalam al-Qur’an surah al-Baqarah: 43

‫وأقيمواَالصََِوآتواَالزكاَِواركعواَمعَالراكعين‬

“Dan laksanakanlah sholat tunaikanlah zakat dan


ruuklah beserta orang-orang yang rukuk”.
c. Bayyan at-Tasyri adalah penjaelasan hadits yang berupa
mewujudkan, mengadakan, atau menetapkan suatu hukum atau
aturan syarak yang tidak didapati nasnya dalam al-Qur’an. Contoh
hadits yang berfungsi sebagai Bayyan at-Tasri.

َ‫ رواه‬.َِ‫َالُبَاع‬
ِ َ‫َمن‬
ِ ‫ب‬ ْ ‫ل ِذ‬
ٍ َ‫يَنَا‬ َ َ‫ُلَّ َم‬
َِ ‫ع ْنَ ُك‬ َ ‫علَ ْي ِه‬
َ ‫َو‬ ِ َّ
َ َ‫ولََّللا‬ ُ
ُ ‫ىَر‬
َ ‫نَ َه‬
‫مُلمَعنَابنَعباس‬
”Rasulullah saw melarang memakan tiap-tiap binatang
buas yang mempunyai taring”. (HR. Riwata Muslim dari Ibnu
abbas)
C. IJTIHAD

1. Pegertian Ijtihad, adalah menggunakan seluruh kesanggupan


untuk menetapkan hukum syara’ dengan jalan memetik atau
mengeluarkan dari kitab dan sunah
2. Pengertian Mujtahid, adalah ahli fikih yang menghabiskan
seluruh kesanggupannya untuk memperoleh prsangkaan kuat
terhadap sesuatu hukum agama dengan jalan istimbat dari al-
Qur’an dan as-Sunnah
3. syarat-syarat berijtihad, antara lain:
a. mengetahui isi al-Qur’an dan hadits yang bersangkutan dengan
hukum.
b. mengetahui bahas arab dengan alat-alat yang berhubungna
dengan hukum tersebut
c. mengetahui ushul fiqih dan kaidah-kaidah fikih.
d. mengetahui soal-soal ijma.
e. Mengetahui nasikh-masukh dari al-Qur’an dan sunnah
f. mengetahui ilmu riwayat dan dapat membedakan mana hadits
yang sahih maupun hadits yang dhoip.
g. Mengetahui rahasia-rahasia tasrikh yaitu kaidah-kaidah yang
menerangkan tujuan syara’ dalam meletakkan hukum taklifi
kepada mukalaf.
4. soal-soal yang di ijtihadkan, yaitu hukum-hukum syara yang
tidak mempunyai dalil qot’i dan bukan terhadap hukum-hukum
akal dan masalah-masalah yang berhubungan dengan ilmu kalam.

Selesai...

Anda mungkin juga menyukai