Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT. Yang mana atas rahmat dan
karunia-Nya kita diberikan kesehatan dan kesempatan serta di izinkan untuk melihat dan
menikmati keindahan ciptaan-Nya.Sholawat serta salam marilah kita hadiahkan kepada
junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW. Yang mana beliau telah membawa umatnya dari
alam kebodohan menuju alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti yang kita rasakan
pada saat ini.
A. Latar Belakang
Al-Qur’an dan Hadist adalah rujukan yang paling utama bagi seluruh umat muslim di
dunia.Kitab yang tidak memiliki kecacatan sedikitpun dan ajarannya adalah untuk umat
sepanjang masa hingga hari kiamat.Bahkan seorang muslim jika membaca Al-Qur’an dinilai
ibadah dan diberikan pahala oleh Allah SWT.
Al-Qur’an dan Hadist sudah melewati berbagi masa ataupun zaman,mulai dari masa
syihir atau ketika masa Nabi, masa keilmuan, hingga pada zaman sekarang ini pada masa
berkembangnya teknologi.Dimana semua kegiatan dipermudah dengan adanya teknologi.Al-
Qur’an dan Hadist tidak luput memberikan kontribusi informasi mengenai masa-masa
tersebut.Bahkan Dr. Zakir Naik mengatakan dalam pidatonya tidak ada satupun ayat dalam
Al-Qur’an dan Hadist Nabi yang tidak terbukti atau tidk sesuai secara ilmiah.Hal ini
membuktikan bahwa Al-Qur’an memang benar adanya dan bukan karangan manusia.
A. Pengertian Al-Qur’an
1. Pengertian Al-Qur’an Secara Etimologi (Bahasa)
Secara etimologi, Al-Quran adalah mashdar dari kata qa-ra-a ( ق- ر- ) أ
setimbang dengan kata fu’lan ()فعالن.Ada dua pengertian Al-Qur’an dalam bahasa Arab
yaitu Qur’an (رانAA )قberarti “bacaan” dan Maqru’ (روءAA )مقartinya “apa yang tertulis
padanya” ismu al-fail (subjek) dari qara’a ()قرأ. Dalam rujukan lain, juga terdapat definisi
Al-Qur’an seacra etimilogi yang sama-sama dari mashdar qara’a akan tetapi
persamaannya seperti lafal Al-Ghufran yang diambil dari kata gafara ()غفر.Dikatan :
qara’a, yaqra’u, qira’atan dan qur’anan (قرأ- يقرأ- قرأة- قرانا-).Definisi-definisi tersebut
adalah ditemukan dari Al-Qur’an surat al- Qiyamah/75:16-18
َ َ) بِه لِتَ ْع َجل لِ َسان16( ) َوقُرْ آنَه َج ْم َعه َعلَ ْينَا ِإ َّن17( قُرْ آنَهُ فَاتَّبِ ْع قَ َرْأنهُ فَِإ َذا
ْ ك بِ ِه تُ َح
(18) رِّك ال
Al-Qur’an merupakan nama kitab suci yang diturunkan Allah SWT. Kepada Nabi
Muhammad SAW. Dalam kajian ushul fiqh, Al-Qur’an juga disebut dengan Al-Kitab (
) الكتاب, sebagaimana terdapat dalam surat Al-Baqarah?2:2
“Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang
bertakwa”
Secara terminologi yakni yang dikemukakan oleh para ulama ushul fiqh adalah
berasal dari satu pengertian yaitu:
َ َعلَى ُم َح َّمد صلى هللاٍ عليه وسالم بِالَّل ْف ِظ ال َع َربِي ال َم ْنقُوْ لِّ اِلَ ْينَا بِالتَّ َواتُ ِر ال َم ْكتُوْ بُ بِال َم
صا ِحف ال ُمتَ َعبَّ ُد بِتِاَل َوتِ ِه كَاَل م هللاِ تَ َعالَى ال ُمنَ َّز ُل
“Siapa yang membaca satu huruf dari Al-Qur’an, maka ia mendapatkan satu
kebaikan,satu kebaikan bernilai sepuluh kali.Saya tidak mengatakan alif lam mim itu
satu huruf,tetapi alif satu huruf,lam satu huruf dan mim satu huruf.”(H.R Al-Tirmizi dan
Al-Hakim dari ‘Abdullah ibn Mas’ud)
Al-Qur’an dimulai dari surat Al-Fatihah dan dikahiri surat An-Nas,tidak boleh di
ubah/diganti letaknya karena sudah disusun sesuai dengan petunjuk Allah SWT. melalui
malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SW.
1. Hukum I’tiqadiyah
2. Hukum Khuluqiyah
3. Hukum ‘Amaliyah
Lafal as-sunnah, menurut bahasa adalah jlan atau kos kata kuno yang elh ikenal
dalam bahasa arab yang bermakna jalan yang menjdi kebiasaan,baik atau buruk.diantara
firmn Allah SWT.
“Dan kamu sekali-kali tiada akan mendapati perubahan pada sunnah Allah.(q.s. A-
ahzab/33;62)”
As-Sunnah buakn hanya digunakan untuk makna yang terpuji saja,akan teapi juga
digunakan untuk sesuatau yang tercela,sebagaima disebutkan dalam hadist:
ِ َسن سنةً حسنةً كان له اجرُه و ِمثل اَجْ ر َمن َع ِم َل بها ِمن غير اَن يَ ْنقُص َمن اُج
ُورهم شي ٌء و َمن َس َّن سنةٌ َسيَِئةٌ َمن
“Barang siapa yang berbuat baik maka ia akan mendapatkan pahalanya dan pahala
orang-orang yang melakukannya tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun, dan
barang siapa yang melakukan perbuata buruk,maka ia mendapatkan dosanya dan dosa
orang-orang yang melakukannnya tanpa mengurangi dosa mereka sedikitpun”(H.R. Al-
Darami).
“Ikutilah sunahku dan sunnah khulafa’ al-rasyidin (para pengganti Rasul yng
mendaptkan petunjuk)sepeninggalanku.”(H.R Ahmad, Abu Dawud, Turmuzi, Ibn Majjah,
Ibn Hibban dan Al-Hakim).
Kedua, dipandang sesuai dean perkembangan disiplin ilmu keislaman yaitu dari
sudut ilmu fiqih,hadist dan ushul fiqh:
Pertama, sunnah fi’liyyah merupakan segala perbuatan atau prilaku Nabi yang
diketahui oleh sahabat dan disampaikan kepada sahabat yang lain. Contohnya yaitu tata
cara sholat 5 waktu yang dicontohkan oleh Nabi
Kedua, sunnah qauliyyah merupakan segala perkataan atau ucapan Nabi yang
didengar oleh sahabat dan disampaikan kepada sahabat yang lain. Contoh sabda
Rasulullah yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah “Tidak sah sholat seseorang yang tidak
membaca surat Al-Fatihah” (H.R. Al-Bukhari dan Muslim) atau contoh lain yakni
”Segala amal perbuatan harus disertai dengan niat” (H.R. Bukhari).
Ketiga, sunnah taqririyah merupakan segala perbuatan atau ucapan sahabat yang
dilakukan dihadapan Nabi atau tidak dilakukan dihadapan Nabi akan tetapi beliau
mengetuinya dan beliau diam (tidak mencegahnya atau hal itu boleh dilakukan karena
tidak bertentangan dengan syariat).Contohnya kasus ‘Amr ibn al-Ash yang berada dalam
keadaan junub,suatu hari cuaca sangat dingin sehingga beliau tidak sanggap mandi
karena dikhawatirkan akan sakit dan ketika itu ‘Amr menyampaikan kepada Rasulullah ,
kemudian Nabi bertanya “Apakah kamu sholat bersama teman-temanmu? Sedangkan
kamu dalam keadaan junub.” Kemudian ‘Amr menjawab “Saya ingat firman Allah SWT.
Yang mengatakan “ Janganlah kamu mebunuh diri kamu,sesungguhnya Allah maha
pengasih lagi maha penyayang” kemudian saya bertayamum dan langsung
sholat.Mendengar jawaban itu Rasulullah tertawa dan tidak berkomentar apapun.(H.R.
Ibn Hambal dan Al-Baihaqi). Perilalu Rasulullah tersebut (tertawa dan tidak berkometar)
adalah tanda bahwasanya perbuatan tersebut tidak dilarang atau di perbolehkan karena
Rasulullah tidak mungkin membiarkan seseorang melakukan hal-hal yang dilarang oleh
syariat.
Kedua, sunnah mashur yakni sunnah yang diriwayatkan dari Rasulullah oleh
beberapa orang saja yang belum mencapai derajat tawatur (perawi sunnah
mutawatir),kemuian para perawi yang telah mencapai jumlah tawatur meriwayatkannya.
Ketiga, sunnah ahad yakni sunnah yang diriwayatkan dari Rasulullah oleh
beberapa orang tetapi toak mencapai derajat tawatur atau tidak mencapai jumlah
kemutawatirnnya.
PENUTUP
A. Kesimpulan
a. Hukum I’tiqodiyah
b. Hukum Khuluqiyah
c. Hukum Amaliyah
As-Sunnah menurut bahasa adalah jalan atau kosa kata kuno yang telah dikenal dalam
bahasa arab yang bermakna jalan yang menjadi kebiasaan,baik atau buruk.sedangkan menurut
ulama fiqh yakni perbuatan yang apabila dikerjakan mendapatkan pahala dan apabila
ditinggalkan tidak mendaptkan dosa.Sedangkan menurutulama ushul fiqh yakni segala Sesutu
yang diriwayatkan atau timbul dari Nabi yang mencakup perbuatan,perkataan dan
keteteapan(taqrir) yng dapat dijadikan landasan hukim syariat.
Macam-Macam As-Sunnah
Al-Anshari, al-islam Zakaria. Pengantar Memahami Lubbul Ushul. Diterjemahkan oleh: Saipul
Muhid: Lirboyo Press,2015.
Djazuli, dan Aen, Nurul. Ushul Fiqh: Metologi Hukum Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada,2000.
Forum Karya Ilmiah. Kilas Balik Teoritis Fiqh Islam. Kedri: Purna Siwa Aliyyah, 2004
Khalaf, Abdul Wahhab. Ilmu Ushul Fiqh, Diterjemahkan oleh: Halimuddin. Jakarta: PT Rineka
Cipta, 2005
Khalaf, Abdul Wahhab. Ilmu Ushul Fiqh. Diterjemahkan oleh: Moh. Zuhri dan Ahmad Qarib.
Semarang: Dina Utama, 2014
Koto, Alaidin. Ilmu Fiqh dan Ushul Fiqh. Sebuah Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2004