Anda di halaman 1dari 4

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI BONTANG

QUIZ 2

MATA KULIAH : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM 1


HARI & TGL : Senin, 5 Desember 2022
Jam : 17.00 s/d 18.30
JURUSAN : Teknik Kimia
Nama : Wulan Suciaty

SUMBER HUKUM ISLAM

Menurut pandangan pendapat saya, Sumber hukum Islam adalah asal (tempat
pengambilan) hukum Islam. Sumber hukum Islam disebut juga dengan istilah dalil
hukum Islam atau pokok hukum Islam atau dasar hukum Islam.

Dalam Islam terdapat empat sumber hukum dalam Islam. Berikut penjelasannya:
1. Al-Qur’an
Pengertian Al Qur’an menurut beberapa ahli :
 Muhammad A. Summa (1997)
Al-Qur’an adalah kitab suci ini memuat aturan-aturan yang sangat
jelas tentang kehidupan manusia, baik dari segi lahiriyah maupun
batiniyah.

 Abu Faiz (2014)


Menurutnya, beberapa keutamaan yang akan diperoleh oleh para pecinta
Al-Qur’an ini diantaranya, memperoleh pahala yang sangat besar, selalu
bersama para malaikat yang mulia, menghapus dosa dan keburukan,
membersihkan hati serta menentramkan jiwa.

 Muhammad Ali ash-Shabumi


Definisi Al-Qur’an adalah firman Allah SWT yang paling mulia dan
diturunkan Nabi Muhammad melalui perantara malaikat Jibril, yang ditulis
dalam bentuk mushaf-mushaf dan disampaikan secara mutawatir.

 Syekh Muhammad Khudari Beik


Al-Qur’an adalah firman Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW untuk seluruh umat manusia yang harus dipahami isinya
dan diamalkan, dengan jalan atau penyampaian kepada mutawatir, yang
ditulis dengan awal surat Al-Fatihah dan diakhiri surat An-Nas.

ٌ ‫ا ٓل ٰ‌ر ۚك ِٰت‬
ِّ ُ‫ب ا ُ ۡح ِك َم ۡت ٰا ٰيـ ُت ٗه ُث َّم ف‬
‫ص َل ۡت م ِۡن لَّد ُۡن َحك ِۡي ٍم َخ ِب ۡي ۙ ٍر‬

“Alif laam raa, (inilah) suatu kitab yang ayat-ayatnya disusun dengan rapi
serta dijelaskan secara terperinci, yang diturunkan dari sisi (Allah) Yang
Maha Bijaksana lagi Maha Tahu.” (QS. Hud: 1).

َ‫س َوا ْل ِجنُّ َع ٰ ٓلى اَنْ َّيْأ ُت ْوا بِ ِم ْث ِل ٰه َذا ا ْلقُ ْر ٰا ِن اَل َيْأ ُت ْونَ بِ ِم ْثلِهٖ َولَ ْو َكان‬
ُ ‫ت ااْل ِ ْن‬ ْ ‫قُلْ لَّ ِٕى ِن‬
ِ ‫اج َت َم َع‬
‫ض َظ ِه ْي ًرا‬ ٍ ‫ض ُه ْم لِ َب ْع‬
ُ ‫َب ْع‬

Artinya: “Katakanlah, Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk


membuat yang serupa (dengan) Al-Quran ini, mereka tidak akan dapat
membuat yang serupa dengannya, sekalipun mereka saling membantu
satu sama lain”.

2. Hadist
Menurut jumhur ulama, kedudukan hadits menempati posisi kedua setelah Al-
Quran. Ditinjau dari segi wurud atau tsubutnya, Al-Quran bersifat qath’I (pasti)
sedangkan hadits bersifat zhanni al wurud (relatif) kecuali yang berstatus
mutawatir (berturut-turut).

‫هّٰللا‬ ‫هّٰللا‬
َ‫ِب ا ْل ٰكف ِِر ْين‬
ُّ ‫س ْول َ ۚ َفاِنْ َت َولَّ ْوا َفاِنَّ َ اَل ُيح‬ َّ ‫قُلْ اَطِ ْي ُعوا َ َو‬
ُ ‫الر‬
Artinya: “Katakanlah (Muhammad), “ Taatilah Allah dan Rasul. Jika kamu
berpaling, ketahuilah bahwa Allah tidak menyukai orang-orang kafir”.

3. Ijma
Pengertian Ijma merupakan bagian dari hukum Islam. Dalam Islam, Al-
Qur’an dan hadits adalah dasar hukum yang digunakan. Para ulama
menggunakan Al-Qur’an dan hadits sebagai dasar menetapkan Ijma.
Berikut pengertian Ijma menurut para ulama:
 Imam Al-Ghazali
Ijma adalah kesepakatan umat Muhammad secara khusus atas suatu
urusan agama.

 Imam al-Amidi
Ijma adalah kesepakatan sejumlah ahlul hall wa al ‘aqd (para ahli yang
berkompeten mengurusi umat) dari umat Muhammad pada suatu masa
atas hukum suatu kasus.

 Abd al Wahhab Khallaf


Ijma adalah konsensus semua mujtahid muslim pada suatu masa setelah
Rasul wafat atas suatu hukum syara‘ mengenai suatu kasus.

4. Qiyas
Sumber hukum Islam yang terakhir adalah qiyas. Qiyas sendiri secara bahasa
adalah tindakan mengukur sesuatu yang kemudian dinamakan. Sedangkan
secara istilah, qiyas adalah penetapan hukum pada suatu perbuatan yang saat
itu belum ada ketentuannya dan kemudian didasarkan dengan yang sudah ada
ketentuannya.

Rukun Qiyas

Biar qiyas bisa terjadi, menurut para ulama ushul, qiyas itu memerlukan empat
unsur utama. Empat unsur ini sering juga disebut dengan rukun :

1. Al-Ashlu

Para fuqaha mendefinisikan al-ashlu ( ‫ )األصل‬sebagai hukum yang sudah jelas


dengan didasarkan pada nash yang jelas.
Dalam contoh di atas, air perasan buah kurma dan anggur termasuk contoh al-
ashlu. Sebab pada waktu turunnya ayat haramnya khamar, keduanya adalah
khamar yang dikenal di masa itu.

2. Al-Far’u

Makna al-far’u (‫ )الفرع‬adalah cabang, sebagai lawan kata dari al-ashlu di atas.
Yang dimaksud dengan al-far’u adalah suatu masalah yang tidak ditemukan nash
hukumnya di dalam Al-Quran atau As-Sunnah secara eksplisit.

Dalam contoh kasus khamar di atas, yang menjadi al-far’u adalah an-nabidz,
yaitu perasan dari selain kurma dan anggur, yang diproses menjadi khamar
dengan pengaruh memabukkan.

3. Al-Hukmu
Yang dimaksud dengan al-hukmu ( ‫ )الحكم‬adalah hukum syar’I yang ada dalam
nash, dimana hukum itu tersemat pada al-ashlu di atas. Maksudnya, perasan.

4. Al-‘Illat

Yang dimaksud dengan al-‘illat ( ‫ )العلة‬adalah kesamaan sifat hukum yang terdapat
dalam al-ashlu (‫( األصل‬dan juga pada al-far’u (‫)العلة‬.
Dalam contoh di atas, ‘illat adalah benang merah yang menjadi penghubung
antara hukum air perasan buah anggur dan buah kurma dengan air perasan dari
semua buah-buahan lainnya, dimana keduanya sama-sama memabukkan.

Anda mungkin juga menyukai