OLEH :
SANTI
RESKI SUCI MULIANTI
NASRUL HUDA
UMAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT bahwa dengan Rahmat dan
Ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “AL -QUR’AN DAN
HADITS SEBAGAI SUMBER HUKUM ISLAM” sebagai tugas mata kuliah USUL
FIQIH.
Semoga makalah ini dapat menambah wawasan kita semua dan dapat
memenuhi tugas yang Dosen berikan serta dapat menjadi nilai untuk penulis.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, Oleh sebab itu
penulis menerima kritik dan saran dari pembaca sebagai perbaikan bagi penulis untuk
masa yang akan datang.
Penulis
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Drs. Abd. Rochim, M.Ag, Fiqih 3 (Semarang, Aneka Ilmu:2006), 55
2
M. Rizal Qosim, Pengamalan Fikih 3 (Solo, AQILA:2013), 33
3
Abdul Wahab Khallaf, Ilmu Ushul Fiqh (Mesir, Maktabah al-Da’wah al-Islamiyah),20.
4
Ibid, hlm. 21
1
َ ُ أ أ َ َ ُ ْ َ ُ ْ ذَ ََ ُ ْ ُ َ َُْ أ
ذ ٓ َ َ َ َٰٓ َ ُّ َ ذ
يأيها ٱَّلِين ءامنوا أطِيعوا ٱّلل وأطِيعوا ٱلرسول وأو ِِل ٱۡلم ِر مِنكمۖۡ فإِن
َ ذ أ ُ ُ ُأ َ أ َ ُ ُّ ُ َ ذ َ أ
نت أم تؤم ُِنون ب ِٱّللِ َوٱۡلَ أو ِم وه إَِل ٱّللِ َوٱ ذلر ُسو ِل إِن ك ت َنَٰ َزع ُت أم ِِف َشءٖ فرد
َ َ أ َ ُ َ أ اٞ َ َٰ َ َ أ
٥٩ ٱٓأۡلخ ِِر ذل ِك خۡي وأحسن تأوِيًل
5
Abdul Wahab Khallaf, Ilmu Ushul Fiqh (Mesir, Maktabah al-Da’wah al-Islamiyah),22.
6
Abdul wahhab Khallaf, terj., Ilmu Ushul Fiqh, (Semarang, Dina Utama Semarang, 1994)
18.
2
1.2 Rumusan Masalah
a. Bagaimana Alqur’an sebagai sumber hukum Islam?
b. Bagaimana Hadist sebagai sumber hukum Islam?
c. Bagaimana Hubungan Al -Qur’an dan Hadits?
1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui Alqur’an sebagai sumber hukum Islam
b. Untuk mengetahui Hadist sebagai sumber hukum Islam
c. Untuk mengetahui hubungan Al -Qur’an dan Hadits
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Al-qur’an
2.1.1 Pengertian Al-Qur’an
“Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al-Qur’an yang kami
wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surah (saja)
yang semisal Al-Qur’an itu, dan ajaklah penolong-penolongmu selain
Allah, jika kamu orang-orang yang benar.”
5
2.1.3 Penjelasan Al-Qur’an Terhadap Hukum
Dari segi penjelsanya terhadap hukum, ada beberapa cara yang
digunakan Al-Quran yaitu :
a. Secara juz’i(terperinci).maksudnya, Al-Quran menjelaskan secara
terperinci. Allah dalam al-Quran memberikan penjelasan secara
lengkap,sehingga dapat dilaksanakan menurut apa adanya, mesikpun
tidak dijelaskan Nabi dengan sunahnya. Contohnya ayat-ayat
tetangg kewarisan yang terdapat dalam surat an-Nisa (4):4.tentang
sanksi terhadap kejahata zina dalam surat al-Nur(24):4.
b. Secara kulli (global). Maksudnya, penjelasan Al-Quran terhadap
hukum berlaku secara garis besar, sehingga masih memerlukan
penjelasan dalam pelaksanannya. Yang paling berwenang memberi
pennjelasan terhadap maksud ayat yang berbentuk garis besar itu
adalah Nabi Muhammad dengan sunnah-nya.
c. Secara Isyarah Al-Quran memberikan penjelasan terhapad apa yang
secara lahir desebutkan dalam bentuk penjelasan secara ibarat. Salah
satu ayat Al- Quran yang memberikan beberapa maksud. Firman
Allah dalam surat al- Baqrah (2):233:
“ dan kewajiban ayah memberikan makan dan pakaian kepada para
ibu dengan secara makruf.”(Al-Baqarah(2):233).
2.2 Hadist
2.2.1 Pengertian Hadist
Hadits ( ) الحديثsecara harfiah dapat diartikan sebagai perkataan (sabda),
percakapan, atau perbuatan. Sedangkan secara terminologi, hadist didefinisikan
sebagai catatan yang bersumber dari pernyataan dan tingkah laku Nabi Muhammad
SAW yang dijadikan landasan syariat islam.
Secara garis beras, hadits mempunyai makna segala perkataan (sabda),
perbuatan, dan ketetapan lainnya dari Nabi Muhammad SAW yang dijadikan
hukum syariat islam selain Al-Qur’an. Ada banyak sekali ulama-ulama ahlul
hadits, diantaranya adalah Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam Tirmidzi, Imam
Ahmad, Imam Abu Daud, Imam Ibnu Majah, dan Imam Nasa’i.
Beberapa ulama memiliki pendapat berbeda terkait dengan pengertian
hadits tersebut.
1. Menurut Para Ahli Hadits
Menurut para ahli hadits, hadits merupakan segala perkataan (sabda),
perbuatan, hal ihwal (kejadian, peristiwa, masalah), dan ketetapan lainnya yang
disandarkan kepada Nabi Muhahmmad SAW.
2. Menurut Ahli Ushul Fiqh (Ushuliyyun)
Pengetian hadits juga dijelaskan oleh ahli ushul fiqh (Ushuliyyun).
Menurut ahli ushul fiqh, hadits adalah segala perkataan, perbuatan, dan ketetapan
7
yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW yang hanya berhubungan dengan
hukum-hukum islam.
3. Menurut Jumhur Ulama
Beberapa ulama berpendapat bahwa hadist adalah segala perkataan
(sabda), perbuatan, dan ketetapan lainnya (taqrir) yang disandarkan kepada Nabi
Muhammad SAW, para sahabat, dan para tabiin.
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka
basuhlah muka dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan
(basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki” (QS.Al-Maidah:6)
Artinya: Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan
keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai
siksaan dari Allah. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana
Dalam Al-Qur’an, Allah memerintahkan hukuman bagi seorang pencuri
dengan memotong tangannya. Ayat ini masih bersifat umum, kemudian Nabi SAW
memberikan batasan bahwa yang dipotong dari pergelangan tangan.
9
3. Bayan At-Tasyri’ (Memberi Kepastian Hukum Islam yang Tidak Terdapat
dalam Al-Qur’an)
Fungsi hadits sebagai sumber hukum Islam berikutnya yakni adalah
sebagai Bayan At-Tasyri’, yang dimana hadits sebagai pemberi kepastian hukum
atau ajaran-ajaran islam yang tidak dijelaskan dalam Al-Qur’an. Biasanya Al-
Qur’an hanya menjelaskan secara general, kemudian diperkuat dan dijelaskan
lebih lanjut dalam sebuah hadits. Sebagaimana contohnya hadist mengenai zakat
fitrah, dibawah ini:
َ صا عًا مِ ْن ت َ َم ٍرا َ ْو
صا ِ َّعلَى الن
َ اس َ ِط ِر مِ ْن َر َم
َ َضان ْ ض زَ كَا ة َ الف َ سلَّ َم فَ َرَ علَ ْي ِه َو َ ُصلَّى هللا
َ ِس ْو ُل هللا ُ ا َِّن َر
َع ْب ٍد ذَك ٍَر أ َ ْو أ ُ ْنثَى مِ نَ ْال ُم ْسلِمِ يْن
َ ع َلى ُك ِل ُح ٍر ا َ ْو َ عًامِ ْن
َ ش ِعي ٍْر
“Rasulullah telah mewajibkan zakat fitrah kepada umat Islam pada bulan
Ramadhan satu sha’ kurma atau gandum untuk setiap orang, beik merdeka atau
hamba, laki-laki atau perempuan”(HR. Muslim).
7
https://www.liputan6.com/hot/read/4404644/fungsi-hadits-sebagai-sumber-hukum-islam-
pahami-penjelasan-dan-contohnya . Diakses 15 April 2023 Pukul 20.32
10
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
3.1. Al-Qur’an secara terminologi adalah mashdar yang bermakna qiro’ah
(bacaan dan apa yang ditulis di dalamnya). Sedangkan makna al-Qur’an
secara etimologi berarti kalam Allah swt. yang diturunkan kepada nabi
Muhammad saw. dalam bahasa Arab yang dinukilkan kepada kita
dengan jalan yang mutawattir, jika membacanya dihukumi ibadah, dan
diawali dengan Surat Al- Fatihah dan diakhiri Surat an-Naas. Bukti
kehujjahan Al-Qur’an adalah, al-Qur’an diturunkan dari Allah swt.,
disampaikan kepada manusia dengan jalan yang pasti dan tidak
terdapat keraguan tentang kebenarannya tanpa ada campur tangan
manusia dalam penyusunannya. Hal ini mengandung arti bahwa al-
Qur’an merupakan mukjizat yang membuat manusia tidak mampu
untuk mendatangkan yang semisalnya. Hukum-hukum dalam al-Qur’an
di antaranya;
11
Qur’an. Allah SWT menetapkan hukum dalam Al-Qur’an adalah untuk
diamalkan, karena dalam pengalaman itulah terletak tujuan yang
digariskan. Pengalaman hukum Allah diberi penjelasan oleh Nabi.
B. SARAN
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu, diharapkan saran dan kritikan yang membangun untuk kesempurnaan
makalah ini
12
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Wahab Khallaf, Ilmu Ushul Fiqh (Mesir, Maktabah al-Da’wah al-
Islamiyah),20.
Abdul Wahab Khallaf, Ilmu Ushul Fiqh (Mesir, Maktabah al-Da’wah al-
Islamiyah),22.
Abdul wahhab Khallaf, terj., Ilmu Ushul Fiqh, (Semarang, Dina Utama Semarang,
1994) 18.
Drs. Abd. Rochim, M.Ag, Fiqih 3 (Semarang, Aneka Ilmu:2006), 55
M. Rizal Qosim, Pengamalan Fikih 3 (Solo, AQILA:2013), 33
https://www.liputan6.com/hot/read/4404644/fungsi-hadits-sebagai-sumber-
hukum-islam-pahami-penjelasan-dan-contohnya . Diakses 15 April 2023
Pukul 20.32
13