Anda di halaman 1dari 43

BAB I

SEJARAH AL QURAN

A. Pendahuluan
Al-Quran adalah mukjizat Islam yang kekal dan mukjizatnya diperkuat oleh kemajuan ilmu
pengetahuan. Ia diturunkan Allah kepada Rasulullah saw untuk mengeluarkan manusia dari
suasana yang gelap menuju yang teran, serta membimbing mereka ke jalan yang lurus.
Rasulullah s.a.w. menyampaikan Al-Quran itu kepada para sahabatnya orang-orang Arab asli
sehingga mereka dapat memahaminya berdasarkan naluri mereka. Apabila mereka mengalami
ketidakjelasan dalam memahami suatu ayat, mereka menanyakan kepada Rasulullah s.a.w.
Terkait dengan mukjizat yang relevansinya menunjukkan kehebatan mukjizatal-Quran.
Sebab mengemukakan sesuatu makna dalam berbagai bentuk susunan kalimat di mana salah satu
bentuk pun tidak dapat ditandingi oleh sastrawan Arab. Merupakan tantangan dahsyat dan bukti
bahwa Al-Quran itu datang dari Allah SWT. Kesadaran akan historisitas dan kontekstualitas
pemahaman manusia pada gilirannya akan bersinggungan dengan ranah Al-Quran dan
pemaknaannya. Sebenarnya secara umum disepakati oleh umat Islam bahwa Al-Quran adalah
sakral, karena ia adalah Kalamullah yang diturunkan melalui Rasulullah. Namun ketika melihat
fakta bahwa al-Quran memakai bahasa Arab, berbagai informasi yang disajikan di dalamnya
banyak yang memakai logika budaya Arab, kemudian berbagai istilah yang dipakai di dalamnya
juga menggunakan terminologi yang akrab di kalangan orang Arab saat itu, maka muncullah
berbagai kajian dan pembahasan tentang status original al-Quran, sejauh manakah al-Quran
itu berdimensi ilahiah dan sejauh mana ia berdimensi manusiawi.
Telah banyak kajian bahkan perdebatan terhadap persoalan ini, bukan hanya para
orientalis Barat yang berpihak yang menyatakan bahwa al-Quran itu tidak memiliki
sisi ilahiah sama sekali, karena ia ciptaan Muhammad. Tetapi juga dari kalangan Islamolog
kontemporer yang berasal dari kalangan umat Islam sendiri. Salah seorang Islamolog
kontemporer yang sangat dikenal dengan isu kontroversial bahwa Al-Quran adalah produk
budaya adalah tokoh intelektual dari Mesir, Nasr Hamid Abu Zayd. Dia adalah professor bahasa
Arab dan Studi al-Quran di Universitas Kairo Mesir. Selain itu ia juga menjadi dosen
tamu diUniversitas Leiden, Belanda, mulai tahun 1995 sampai sekarang. Proyek utama Nashr
Hamid Abu Zayd sebenarnya adalah proyek pendobrakan manipulasi pemahaman teks yang
banyak terjadi dalam peradaban Islam. Proyek besar ini tampak antara lain dalam
tulisannya yang berjudul Mafhum al-Nash. Menurutnya, peradaban Islam dapat dikatakan
sebagai peradaban teks karena dengan berporos pada teks (al-Quran)-lah dinamika peradaban
Islam bergulir.

B. Pengertian Al-Quran
Dalam pembahasan tentang arti al-Quran akan ditinjau dari dua segi, yaitu arti al-Qur an
menurut bahasa (etimologi) dan arti al-Quran menurut istilah (terminologi).
a. Al-Quran menurut bahasa (etimologi)
Dikemukakan oleh Subhi As Shalih, Al-Quran berarti bacaan, asal kata qaraa. kata
Al-Quran itu berbentuk masdar dengan arti isim maful yaitu maqru (dibaca). Sedangkan di
dalam Al-Quran sendiri ada pemakaian kata Quran dalam arti demikian sebagaimana
tersebut dalam surah Al-Qiyaamah ayat 17-18 adalah:

Artinya :
17. Sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu
pandai) membacanya.
18. Apabila Kami telah selesai membacakannya Maka ikutilah bacaannya itu.
b. Al-Quran menurut istilah (terminologi)
Adapun definisi Al-Quran ialah kalam Allah SWT yang merupakan mujizat yang
diturunkan (diwahyukan) kepada Nabi Muhammad saw dan yang ditulis di mushaf dan
diriwayatkan dengan mutawatir serta membacanya adalah ibadah.
Al-Quran diturunkan secara berangsur-angsur dalam masa 22 tahun 2 bulan 22 hari atau
13 tahun di Mekkah dan 10 tahun di Madinah. Oleh para ulama membagi masa turun ini dibagi
menjadi 2 periode, yaitu periode Mekkah dan periode Madinah. Periode Mekkah berlangsung
selama 12 tahun masa kenabian RasulullahSAW dan surat-surat yang turun pada waktu ini
tergolong surat Makkiyyah.
Sedangkan periode Madinah yang dimulai sejak peristiwa hijrah berlangsung selama 10
tahun dan surat yang turun pada kurun waktu ini disebut surat Madaniyah.Kitab suci Al-Quran
diawali surah Al-Fatihah dan diakhiri dengan surah An-Nas yang berjumlah 30 juz, 114 surah
dan 6666 ayat yang diturunkan kepada Muhammad saw dan disampaikan kepada umatnya
hingga sekarang ini dengan jalan mutawatir lagi berbahasa Arab, sebagai pedoman hidup dalam
kehidupan manusia, khususnya bagi umat Islam.
Banyak Pendapat para Ulama mengenai definisi dari Al-Quran, diantaranya sebagai berikut :
a. As Sayuthy dalam kitab Al Itqan : Watas arti kata Al Quran ialah, Kalamullah yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad saw, yang tidak dapat ditandingi oleh yang
menentangnya, walaupun sekedar sesurat saja dari padanya. Sebagian Mutaakhirin
menambahkan : Yang kita beribadat dengan mentilawatkannya.
b. Asy Syaukani dalam kitab Al Irsyad : Yang lebih utama dikatakan, Al Quran itu
Kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad yang ditilawatkan dengan lisan, lagi
mutawatir penukilannya.

c.

Ahli Agama (Uruf Syara) : Al Quran itu wahyu Illahi yang diturunkan kepada
Muhammad yang telah disampaikan kepada kita, umatnya, dengan jalan mutawatir, yang
dihukumi kafir orang yang meriwayatkannya. Jadi, dari beberapa pendapat para Ulama
tentang definisi Al Quran, dapat disimpulkan bahwa Al Quran adalah Kalamullah yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. secara munajjaman oleh Malaikat Jibril agar
disampaikan kepada umatnya, yang ditilawatkan dengan lisan.

C.

Nama-Nama Lain Dari Al Quran Beserta Dalilnya

Allah SWT. telah memberikan nama-nama yang berbeda bagi Kalam yang bernilai
mujizat ini sesuai kebiasaan-kebiasaan bangsa Arab dalam memberikan nama-nama bagi ucapan
mereka, baik secara global maupun terperinci. Menciptakan istilah-istilah bagi nama Al-Quran
merupakan hal yang sesuai denga ruh Al Quran itu sendiri secara umum, dalam rangka
mengimbangi kalimat-kalimat yang tersebar pada tradisi kehidupan bangsa Jahiliyah.
Dalam Al Quran sendiri terdapat beberapa ayat yang menyertakan nama lain yang
digunakan untuk merujuk kepada Al Quran itu sendiri. Berikut adalah nama-nama tersebut dan
ayat yang mencantumkannya :
1. Al Kitab (tulisan)

Artinya :
Kitab (Al Quran) Ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang
bertaqwa. (QS Al-Baqarah : 2)


Artinya :
Demi Kitab (Al Quran) yang menjelaskan,(QS Ad-Dukhaan : 2)
2. Al Furqan (pembeda antara yang benar dan yang salah)




Artinya :
Maha Suci Allah yang telah menurunkan Al Furqaan (Al Quran) kepada hamba-Nya,
agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam. (QS Al-Furqan : 1)

3. Adz Dzikr (pemberi peringatan)

Artinya :
Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan Sesungguhnya kami benarbenar memeliharanya. (QS Al-Hijr : 9)
4. Al Hukm (peraturan/hukum)

Artinya :
Dan Demikianlah, kami telah menurunkan Al Quran itu sebagai peraturan (yang benar) dalam
bahasa Arab dan seandainya kamu mengikuti hawa nafsu mereka setelah datang pengetahuan
kepadamu, Maka sekali-kali tidak ada pelindung dan pemelihara bagimu terhadap (siksa) Allah.
(QS Ar-Rad : 37)
5. At Tanzil (yang diturunkan)

Artinya :
Dan Sesungguhnya Al Quran Ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta Alam, (QS
Asy-Syuara : 192)
6. Ar Ruh (ruh)

Artinya :
Dan Demikianlah kami wahyukan kepadamu wahyu (Al Quran) dengan perintah kami.
sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al Kitab (Al Quran) dan tidak pula mengetahui
apakah iman itu, tetapi kami menjadikan Al Quran itu cahaya, yang kami tunjuki dengan dia
siapa yang kami kehendaki di antara hamba-hamba kami. dan Sesungguhnya kamu benarbenar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus. (QS Asy-Syuura : 52)
4

7. Al Kalam (ucapan)

Artinya :
Dan jika seorang diantara orang-orang musyrikin itu meminta perlindungan kepadamu, Maka
lindungilah ia supaya ia sempat mendengar firman Allah, Kemudian antarkanlah ia ketempat
yang aman baginya. demikian itu disebabkan mereka kaum yang tidak Mengetahui. (QS AtTaubah : 6)
8. Al Bashair (pedoman)

Artinya :
Al Quran Ini adalah pedoman bagi manusia, petunjuk dan rahmat bagi kaum yang meyakini.
(QS Al-Jaatsiyah : 20)
9. Al Balagh (penyampaian/kabar)

Artinya :
(Al Quran) Ini adalah penjelasan yang Sempurna bagi manusia, dan supaya mereka diberi
peringatan dengan-Nya, dan supaya mereka mengetahui bahwasanya dia adalah Tuhan yang
Maha Esa dan agar orang-orang yang berakal mengambil pelajaran. (QS Ibrahim : 52)
10. Al Qaul (perkataan/ucapan)

Artinya :
Dan Sesungguhnya Telah kami turunkan berturut-turut perkataan Ini (Al Quran) kepada
mereka agar mereka mendapat pelajaran. (QS Al-Qashash : 51)

11. An Nur (cahaya)


Panduan yang Allah gariskan dalam Al-Quran menjadi cahaya dalam kehidupan dengan
mengeluarkan manusia daripada taghut kepada cahaya kebenaran, daripada kesesatan dan
kejahilan kepada kebenaran ilmu, daripada perhambaan sesame manusia kepada mengabdikan
diri semata-mata kepada Yang Maha Mencipta dan daripada kesempitan dunia kepada keluasan
dunia dan akhirat.


Artinya :
Dengan kitab itulah Allah memberi petunjuk kepada orang yang mengikuti keredhaanNya ke
jalan keselamatan, dan (dengan Kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang itu dari kegelapaan
kepada cahaya dengan izinNya dan menunjukkan ke jalan yang lurus. (QS Baqarah: 17)
12. Asy-Syifaa (Penawar)
Allah SWT telah mensifatkan bahawa Al-Quran yang diturunkan kepada umat manusia
melalui perantara nabi Muhammad SAW sebagai penawar dan penyembuh. Bila disebut penawar
tentu ada kaitannya dengan penyakit. Dalam tafsir Ibnu Kathir dinyatakan bahawa Al-Quran
adalah penyembuh dari penyakit-pnyakit yang ada dalam hati manusia seperti syirik, sombong,
bongkak, ragu dan sebagainya.

Artinya :
Wahai manusia! Sungguh, telah Kami datangkan kepadamu pelajaran (Al-Quran) dari
Tuhanmu, penawar bagi penyakit yang ada di dalam dada, dan petunjuk serta rahmat bagi
orang yang beriman. (QS Yunus: 57)
13. Al-Haq (Kebenaran)
Al-Quran dinamakan dengan Al-Haq kerana dari awal hingga akhirnya, kandungan AlQuran adalah semuanya benar. Kebenaran ini adalah datang daripada Allah yang mencipta
6

manusia dan mangatur system hidup manusia dan Dia Maha Mengetahui segala-galanya. Oleh
itu, ukuran dan pandangan dari Al-Quran adalah sesuatu yang sebenarnya mesti diikuti dan
dijadikan priority yang paling utama dalam mempertimbangkan sesuatu.

Artinya :
Kebenaran itu dari Tuhanmu, maka janganlah sekali-kali engkau (Muhammad) termasuk orangorang yang ragu. (QS Al-Baqarah: 147)
14. Al-Bayaan (Keterangan)
Al-Quran adalah kitab yang menyatakan keterangan dan penjelasan kepada manusia tentang apa
yang baik dan buruk untuk mereka. Menjelaskan antara yang haq dan yang batil, yang benar dan
yang palsu, jalan yang lurus dan jalan yang sesat. Selain itu Al-Quran juga menerangkan kisahkisah uma terdahulu yang pernah mengingkari perintah Allah lalu ditimpakan dengan berbagai
azab yang tidak terduga.



Artinya :
Inilah (Al-Quran) suatu keterangan yang jelas untuk semua manusia, dan menjadi
petunjuk kepada seta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa. (QS Ali-Imran: 138 )

15. Al-Mauizhah (Pengajaran)


Al-Quran yang diturunkan oleh Allah adalah untuk kegunaan dan keperluan manusia, kerana
manusia sentiasa memerlukan peringatan dan pelajaran yang akan membawa mereka kembali
kepada tujuan penciptaan yang sebenarnya. Tanpa bahan-bahan pengajaran dan peringatan itu,
manusia akan terlalai dan alpha dari tugasnya kerana manusia sering didorong oleh nafsu dan
dihasut oleh syaitan dari mengingati dan mentaati suruhan Allah.



Artinya :
Dan sungguh Kami telah mudahkan Al-Quran untuk peringatan, maka adakah orang
yang mahu mengambil pelajaran? (daripada Al-Quran ini).(QS Al-Qamar: 22)

16. Adz-Dzikr (Pemberi Peringatan)


Allah SWT menyifatkan Al-Quran sebagai adz-dzikra (peringatan) kerana sebetulnya Al-Quran
itu sentiasa memberikan peringatan kepada manusia kerana sifat lupa yang tidak pernah lekang
daripada manusia. Manusia mudah lupa dalam berbagai hal, baik dalam hubungan dengan Allah,
hubungan sesame manusia mahupun lupa terhadap tuntutan-tututan yang sepatutnya ditunaikan

oleh manusia. Oleh itu golongan yang beriman dituntut agar sentiasa mendampingi Al-Quran.
Selain sebagai ibadah, Al-Quran itu sentiasa memperingatkan kita kepada tanggungjawab kita.

Artinya :
Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan adz-zikra (Al-Quran) dan Kamilah yang akan
menjaganya (Al-Quran). (QS Al-Hijr: 9)

17. Al-Busyraa (Berita Gembira)


Al-Quran sering menceritakan khabar gembira bagi mereka yang beriman kepada Allah dan
menjalani hidup menurut kehendak dan jalan yang telah diatur oleh Al-Quran. Khabar-khabar ini
menyampaikan pengakhiran yang baik dan balasan yang menggembirakan bagi orang-orang
yang patuh dengan intipati Al-Quran. Telalu banyak janji-janji gembiran yang pasti dari Allah
untuk mereka yang beriman dengan ayat-ayatNya.


Artinya :
Dan (ingatlah) pada hari (ketika) Kami bangkitkan setiap umat seorang saksi atas mereka dari
mereka sendiri, dan Kami datangkan engkau (Muhammad) menjadi saksi atas mereka. Dan
Kami turunkan Kitab (Al-Quran) kepadamu untuk menjelaskan segala sesuatu, sebagai petunjuk
serta rahmat dan khabar gembira bagi orang yang berserah diri (muslim). (QS An-Nahl: 89)

D.

Kandungan Isi Al Quran

Al Quran adalah kitab suci agama Islam untuk seluruh umat muslim seluruh dunia,dari
awal di turunkan h ingga waktu penghabisan spesies manusia di dunia, baik di bumi maupun di
luar angkasa sebab kiamat kubra. Di dalam surat-surat dan ayat-ayat Al-quran terdapat
kandungan isi yang secara garis besar dapat kita bagi menjadi beberapa hal pokok atau lebih
terkhusus pada beberapa hal yang paling utama beserta definisi dari masing-masing kandungan
intisarinya sebagai mana berikut :
1. Aqidah/ akidah (ketauhidan/keimanan terhadap allah)
Aqidah adalah: ilmu yang mengajarkan manusia mengenai kepercayaan yang pasti wajib
dimiliki oleh setiap orang di dunia. Al-Quran mengajarkan aqidah tauhid kepada kita yaitu
8

menanamkan keyakinan terhadap Allah SWT yang satu, yang tidak pernah tidur dan tidak
beranak pinak. Percaya kepada Allah SWT adalah salah satu butir rukun iman yang pertama .
orang yang tidak percaya terhadap rukun iman disebut sebagai orang-orang kafir
2. Hukum-hukum (mengatur manusia)
Hukum yang ada di Al-Quran adalah memberi suruhan atau perintah kepada orang yang
beriman untuk mengadili dan memberikan penjatuhan hukuman pada sesama manusia yang
terbukti bersalah. Hukum dalam islam berdasarkan Al Quran ada beberapa jenis, seperti jinayat,
muamalat, munakhat, faraidh, dan jihad.

3. Peringatan atau tadzkir (Reward / punishment)


Tadzkir atau peringatan adalah sesuatu yang memberi peringatan kepada manusia akan
ancaman Allah SWT berupa siksa neraka atau waaid. Tadzkir juga bisa berupa kabar kembira
bagi orang-orang yang beriman kepadanya dengan balasan berupa nikmat syurga jannah atau
waaad. Disamping itu adapula gambaran yang menyenangkan didalam Al Quran atau disebut
juga targhib dan kebalikannya adalah gambaran yang menakutkan dengan istilah lainnya tarhib.
4. Sejarah-sejarah atau kisah-kisah(mengambil teladan dari kejadian dimasa lampau)
Sejarah atau kisah adalah cerita mengenai orang-orang yang terdahulu baik yang
mendapatkan kejayaan akibat taat kepada Allah SWT serta ada juga yang mengalami kebinasaan
akibat tidak taat atau ingkar terhadap Allah SWT. Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari
sebaliknya kita mengambil pelajaran yang baik-baik dari sejarah masa lalu atau dengan istilah
lain ikhtibar.
5. Isyarat pengemban ilmu pengetahuan dan teknologi
Al-Quran banyak mengimbau manusia untuk mengali dan mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi.Seperti dalam surat ar-rad ayat 19 dan al zumar ayat 9.Selain kedua
surat tersebut masih banyak lagi dasar-dasar ilmu pengetahuan dan teknologi seperti dalam
kedokteran,farmasi,pertanian,dan astronomi yang bermanfaat bagi kemjuan dan kesejahteraan
umat manusia.
Keistimewaan Dan Keutamaan Al-Quran :
a. Memberi pedoman dan petunjuk hidup lengkap beserta hukum-hukum untuk
kesejahteraan dan kebahagiaan manusia seluruh bangsa di mana pun berada serta
segala zaman / periode waktu.
b. Memiliki ayat-ayat yang mengagumkan sehingga pendengar ayat suci al-quran dapat
dipengaruhi jiwanya.
9

c. Memberi gambaran umum ilmu alam untuk merangsang perkembangan berbagai


ilmu.
d. Memiliki ayat-ayat yang menghormati akal pikiran sebagai dasar utama untuk
memahami hukum dunia manusia.
e. Menyamakan manusia tanpa pembagian strata, kelas, golongan, dan lain sebagainya.
Yang menentukan perbedaan manusia di mata Allah SWT adalah taqwa.
f. Melepas kehinaan pada jiwa manusia agar terhindar dari penyembahan terhadap
makhluk serta menanamkan tauhid dalam jiwa.

Langkah-langkah untuk dapat memahami kandungan ayat-ayat Al-Quran adalah sebagai


berikut:
1. Memahami Ayat dengan Ayat. Menafsirkan satu ayat Al-Quran dengan ayat Al-Quran
yang lain, adalah jenis penafsiran yang paling tinggi. Ungkapan yang sering
dikemukakan adalah Al-Quran yufassiru badhuhu badha. Karena ada sebagian ayat
Quran itu yang menafsirkan (yakni menerangkan) makna ayat-ayat yang lain.
2. Memahami Ayat Al-Quran dengan Hadits Shahih. Menafsirkan ayat Al-Quran dengan
hadits shahih sangatlah penting. Allah menurunkan Al-Quran kepada Nabi SAW tidak
lain supaya diterangkan maksudnya kepada semua manusia.
3. Memahami Ayat dengan Pemahaman Sahabat. Merujuk kepada penafsiran para sahabat
terhadap ayat-ayat Quran seperti Ibnu Abbas dan Ibnu Masud sangatlah penting sekali
untuk mengetahui maksud suatu ayat. Karena, di samping senantiasa menyertai
Rasulullah, mereka juga belajar langsung dari beliau.
4. Mengetahui Gramatika Bahasa Arab. Tidak diragukan lagi, untuk bisa memahami dan
menafsiri ayat-ayat Quran, mengetahui gramatika bahasa Arab sangatlah urgen. Karena
Al-Quran diturunkan dalam bahasa Arab.
5. Memahami Nash Al-Quran dengan Asbabun Nuzul. Mengetahui sababun nuzul
(peristiwa yang melatari turunnya ayat) sangat membantu sekali dalam memahami AlQuran dengan benar.
6. Memahami
Nash Al-Quran
dengan
Makkiyyah-Madaniyyah.
Mengetahui
pengelompokan ayat menjadi Makkiyyah atau Madaniyyah, sangat membantu sekali
dalam memahami Al-Quran dengan benar.
7. Merujuk kepada kitab-kitab Tafsir Al-Quran. Dengan merujuk kepada kitab-kitab tafsir
Al-Quran yang sangat banyak, baik yang berbahasa Arab ataupun Indonesia, sangat
membantu untuk lebih memahami kandungan ayat-ayat Al-Quran.

10

Dengan demikian memahami Al-Quran dengan benar tidak akan lepas dari telaah kaidahkaidah yang di dalamnya, atau sering disebut dengan Ulumul Quran, sehingga diketahui
bagaimana cara menafsirkan Al Quran yang baik. Di antara kaedah-kaedah tersebut adalah
sebab-sebab (asbabun nuzul) diturunkannya, nasikh mansukh, perbedaan tempat turunnya ayat,
serta pengetahuan tentang ayat-ayat muhkam dan mutasyabihat dan masih banyak lagi lainnya.
Dalam kitab-kitab tafsir Al-Quran, mufassir dalam menafsirkan ayat-ayat Al-Quran selalu
mempergunakan kaedah-kaedah tersebut.

E. Fungsi Dan Kedudukan Al-Quran


1. Fungsi Al-Quran
a. Menguatkan serta membenarkan kitab-kitab terdahulu yang telah diturunkan Allah SWT.
Dalam hal ini meriwayatkan dari Ubay bin Kaab bahwa Sesuatu yang diturunkan di Injil
dan Taurat itu seperti apa yang berada dalam Ummul Quran. Jadi dapat diambil benang
merah bahwa apa yang ada dalam Al-Quran itu sudah mencakup apa saja yang ada dalam
kitab Injil dan Taurat.
b. Petunjuk serta sebagai sumber informasi untuk menempuh kehidupan. Petunjuk yang
dimaksudkan dalam Al-Quran meliputi petunjuk agama yang juga biasa disebut sebagai
syariat. Disini juga Al-Quran selain merujuk pada syariat ia juga menerangkan akidah,
dan akhlak. Sedangkan dalam sumber informasi Al-Quran mengajarkan banyak hal mulai
dari persoalan moral, keyakinan, prinsip ibadah, dan juga muamalah sampai pada asas-asas
ilmu-ilmu pengetahuan. Dalam petunjuk aqidah dan juga kepercayaan manusia harus
bahkan wajib dalam mempercayainya yang dimana kepercayaan tersebut meliputi iman
pada Allah, para malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya, kitab-kitab yang diturunkan-Nya serta
pada hari akhir yang pasti dalam kejadiannya. Sedangkan dalam aspek hukum dan syariat,
manusia dituntut untuk mengikuti apa saja yang baik dalam hubungannya pada Sang
Kholik serta pada sesama makhluk. Adapun untuk akhlak dan moral menerangkan aspekaspek norma keagamaan serta susila yang berhubungan dengan individu ataupun
masyarakat.
c. Menjelaskan isi kandungan dan masalah-masalah yang pernah diperselisihkan oleh umat
terdahulu.
d. Sebagai obat dan pembeda antara haq dan yang batil





Artinya :
Dan Kami turunkan dari Al-Quran suatu yang menjadi obat dan rahmat bagi orang-orang
yang beriman, dan (Al-Quran itu) tidaklah menambah kepada orang-orang yang dzalim selain
kerugian. (QS Al-Isra(17): 82)
e.
11

Sebagai bukti kebenaran Nabi Muhammad

Bukti kebenaran tersebut dikemukakan dalam tantangan yang sifatnya bertahap, yaitu:
pertama, menentang siapapun yang meragukannya untuk menyusun semacam Al-Quran baik itu
seluruh Al-Quran maupun cuma satu surah dalam Al-Quran. Diantara maksud-maksud yang
paling nyata ialah mengkokohkan Al-Quran bahwa Muhammad SAW yang menjadi utusan-Nya
adalah benar-benar seorang ummy. Jadi Al-Quran dengan segala keistemewaannya benar-benar
sebuah mukjizat yang mengandung berbagai manfaat, terutama dalam hal ilmu pengetahuan.
Di dalam menerangkan garis-garis besar ini, Al-Quran memberi berbagai contoh teladan
yakni dengan menerangkan secara ringkas sejarah umat dan para nabi terdahulu.
Al-Quran tidak menetapkan hukum dengan melihat kepada tiap kejadian satu persatu,
baik yang sudah terjadi di setiap turunnya ataupun yang akan terjadi. Al-Quran menetapkan
pokok-pokok dan dasar-dasar hukum agar dapat dipergunakan di setiap masa.

2. Kedudukan Al-Quran
a.

Kedudukan Al-Quran di dalam dasar-dasar islam


Tidak ada khilaf sedikitpun di antara umat islam, bahwa Al-Quran itu merupakan pokok
asas bagi syariat dan cabang-cabangnya. Dari Al-Quran-lah diambil segala pokok-pokok
syariat dan furunya, juga darinyalah dalil-dalil syari diambil. Dengan demilkian dipandanglah
bahwa Al-Quran itu dasar bagi syariat dan pengumpul segala hukum dalam syariat Islam.
Allah SWT. berfiman dalam Al-Quran surat Al-Anam : 38






Artinya:
Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan
kedua sayapnya, melainkan umat (juga) seperti kamu. Tiadalah Kami alpakan sesuatupun dalam
Al-Quran. Kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan.
b. Kedudukan Al-Quran sebagai mukjizat

12

Mukjizat ialah perkara yang menyalahi kebiasaan (adat) yang digunakan untuk
mengalahkan para penentangnya. Peng-Ijaz-an Al-Quran sendiri itu meliputi bahasa yang
digunakannya yang menyangkut pada sastra, kata kata yang digunakan serta susunan-susunan
kalimatnya yang begitu indah dan tersusun rapi. Begitu pula dalam pemberian keterangan yang
menyangkut pada sejarah zaman terdahulu ataupun zaman yang akan datang yang dimana setiap
akal manusia tidak mampu untuk menggapainya. Al-Quran juga menerangkan tentang ilmu
pengetahuan yang dimana saat itu manusia belum tahu akan hal tersebut dan pada masa kekinian
ilmu pengetahuan menjadi suatu tolak ukur yang harus di perhitungkan.
Secara ringkasnya maziyyah atau keistimewaan Al-Quran adalah:
Memuliakan akal dan menjadikannya dasar untuk memahamkan hukum dan mengedalikan
urusan.
Menyama-ratakan manusia dengan meniadakan kelas yang dapat menimbulkan sebagian
manusia menganggap dirinya lebih tinggi derajatnya dari pada lainnya.
Menerangkan sesuatu yang berfaidah dan menjadi ibrah dari berbagai kisah dan kejadian
terdahulu.
Memberi petunjuk yang lengkap dan hokum-hukumnya sesuai dengan mashlahat segala
bangsa, dalam segala zaman dan berbagai tempat.

Kedudukan Al-Quran dalam islam secara lebih ringkasnya adalah sebagai berikut:
1) Kitabul Naba wal Akhbar ( berita dan kabar)



Artinya:
Tentang apakah mereka saling bertanya-tanya? Tentang berita yang besar.
( QS. An-Naba(78):1-2)
2) Kitabul Hukmi wa Syariat (hukum dan syariat)










13



Artinya:
Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang
diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka, dan berhatihatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian
apa yang telah diturunkan Allah kepadamu ,jika mereka berpaling ( dari hukum yang
telah diturunkan Allah ), Maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menghendaki akan
menimpakan musibah kepada mereka disebabkan sebahagian dosa- dosa mereka dan
sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik. Apakah hukm
jahiliyyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada
(hukum) Allah bagi orang-orang yakin ? (QS. Al-Maidah ( 5 ) : 49 50)
3) Kitabul jihad (perjuangan di jalan Allah)




Artinya:
Dan orang-orang yang berijtihad untuk ( mencari keridhoan ) kami, benar-benar akan
kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami, dan sesungguhnya Allah benar-benar
beserta orang-orang yang berbuat baik. (QS. Al-Ankabut (29) : 69)
4) Kitbul Tarbiyah (pendidikan)

Artinya:
Tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al-Kitab, hikmah
dan kenabian, lalu dia berkata: Hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku
bukan penyembah Allah. Akan tetapi ( dia berkata ): Hendaklah kamu menjadi orangorang rabbani, karena kamu selalu mengajarkan Al-Kitab dan disebabkan kamu tetap
mempelajirinya.(QS Ali-Imran : 79)
5) Minhajul Hayah ( pedoman hidup )
6) Kitabul Ilmi (ilmu pengetahuan)



14





Artinya :
Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu Yang Menciptakan, Dia telah menciptakan
manusia dari segumpal darah, Bacalah, dan Tuhanmu Yang Maha Pemurah, Yang
mengajar manusia dengan perantaraan kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang
tidak diketahuinya.(QS Al-Alaq : 1-5)

F. Proses Turunnya Al-Quran


Nabi Muhammad s.a.w. dalam hal menerima wahyu mengalami bermacammacam cara dan
keadaan. di antaranya:
1. Malaikat memasukkan wahyu itu ke dalam hatinya. Dalam hal ini Nabi s.a.w. tidak melihat
sesuatu apapun, hanya beliau merasa bahwa itu sudah berada saja dalam kalbunya. Mengenai hal
ini Nabi mengatakan: "Ruhul qudus mewahyukan ke dalam kalbuku", QS Asy Syuura ayat (51).

Artinya :
dan tidak mungkin bagi seorang manusiapun bahwa Allah berkata-kata dengan Dia kecuali
dengan perantaraan wahyu atau dibelakang tabir atau dengan mengutus seorang utusan
(malaikat) lalu diwahyukan kepadanya dengan seizin-Nya apa yang Dia kehendaki.
Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana.
2. Malaikat menampakkan dirinya kepada Nabi berupa seorang laki-laki yang mengucapkan
kata-kata kepadanya sehingga beliau mengetahui dan hafal benar akan kata-kata itu.

3. Wahyu datang kepadanya seperti gemerincingnya loceng. Cara inilah yang amat berat
dirasakan oleh Nabi. Kadang-kadang pada keningnya berpancaran keringat, meskipun
turunnya wahyu itu di musim dingin yang sangat. Kadang-kadang unta beliau terpaksa
berhenti dan duduk karena merasa amat berat, bila wahyu itu turun ketika beliau sedang
mengendarai unta. Diriwayatkan oleh Zaid bin Tsabit: "Aku adalah penulis wahyu yang
diturunkan kepada Rasulullah. Aku lihat Rasulullah ketika turunnya wahyu itu seakan-akan
diserang oleh demam yang keras dan keringatnya bercucuran seperti permata. Kemudian
setelah selesai turunnya wahyu, barulah beliau kembali seperti biasa".

15

4. Malaikat menampakkan dirinya kepada Nabi, tidak berupa seorang laki-laki seperti keadaan
no. 2, tetapi benar-benar seperti rupanya yang asli. Hal ini tersebut dalam Al Qur'an surah
(53) An Najm ayat 13 dan 14.

Artinya:
Sesungguhnya Muhammad telah melihatnya pada kali yang lain (kedua). Ketika ia berada di
Sidratul muntaha.(QS An Najm: 13-14)

G. Sejarah Pembukuan Al Quran


Kita telah mengetahui Al-Quran itu diturunkan secara berangsur-angsur. Rasulullah
menerima A1-Quran melalui malaikat Jibril kemudian beliau, membacakan serta
mendiktekannya kepada para sahabat yang mendengarkannya.
Pada periode pertama sejarah pembukuan Al-Quran, dapat dikatakan bahwa setiap ayat
yang diturunkan kepada Rasulullah selain beliau hafal sendiri juga dihafal dan dicatat oleh para
sahabat. Dengan cara tersebut Al-Quran terpelihara di dalam dada dan ingatan Rasulullah SAW
beserta para sahabatnya. Hal ini dijelaskan dalam Al-Quran surat Al-Qiyamah 17 :

Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan


(membuatmu pandai,) membacanya.

Ayat di atas memberikan petunjuk kepada kita bahwa al-quran itu dijamin kemurniannya
dan terpelihara serta terkumpul dengan baik sejak saat turunnya sampai sekarang ini.
Pengumpulan ayat Al-Quran ini dibantu oleh para sahabat, setiap ayat turun langsung dicatat
pada plepah kurma, kulit binatang, bahkan pada tulang-belulang hewan. Kelompok pencatat AlQuran ini cukup banyak, sebagaimana diriwayatkan sebuah hadis yang berbunyi :
Ambillah (pelajarilah) Al-Quran itu dari tempat orang (sahabatku): Abdullah ibnu Masud ,
Salim, Muadz ibnu Jabal dan Ubay bin Kaab, (H.R Bukhari).
Tugas mencatat wahyu itu telah selesai semuanya menjelang wafatnya Rasulullah SAW.
Semua naskah yang berserakan itu telah terkumpul dan terpelihara dengan baik, akan tetapi
belum disusun dalam satu mushaf.

16

1. AlQuranpadazamanRasulullahSAW.
Pengumpulan Al Quran pada zaman Rasulullah SAW ditempuh dengan dua cara:
Pertama:alJamufisSudur
Para sahabat langsung menghafalnya diluar kepala setiap kali Rasulullah SAW menerima
wahyu.Halinibisadilakukanolehmerekadenganmudahterkaitdengankultur(budaya)orang
arabyangmenjagaTurast(peninggalannenekmoyangmerekadiantaranyaberupasyairatau
cerita)denganmediahafalandanmerekasangatmasyhurdengankekuatandayahafalannya.
Kedua:alJamufisSuthur
YaituwahyuturunkepadaRasulullahSAWketikabeliauberumur40tahunyaitu12
tahunsebelumhijrahkemadinah.Kemudianwahyuterusmenerusturunselamakurunwaktu23
tahun berikutnya dimana Rasulullah. SAW setiap kali turun wahyu kepadanya selalu
membacakannya kepada para sahabat secara langsung dan menyuruh mereka untuk
menuliskannyasembarimelarangparasahabatuntukmenulishadishadisbeliaukarenakhawatir
akan bercampur dengan Al Quran. Rasul SAW bersabda Janganlah kalian menulis sesuatu
dariku kecuali Al Quran, barangsiapa yang menulis sesuatu dariku selain Al Quran maka
hendaklah ia menghapusnya (Hadist dikeluarkan oleh Muslim (pada Bab Zuhud hal dan
Ahmad(hal1).
BiasanyasahabatmenuliskanAlQuranpadamediayangterdapatpadawaktuituberupa
arRiqa (kulit binatang), alLikhaf (lempengan batu), alAktaf (tulang binatang), al`Usbu
(pelepahkurma).SedangkanjumlahsahabatyangmenulisAlQuranwaktuitumencapai40
orang. Adapun hadis yang menguatkan bahwa penulisan Al Quran telah terjadi pada masa
Rasulullahs.a.w.adalahhadisyangdiTakhrij(dikeluarkan)olehalHakimdengansanadnya
yangbersambungpadaAnasr.a.,iaberkata:SuatusaatkitabersamaRasulullahs.a.w.dankita
menulisAlQuran(mengumpulkan)padakulitbinatang.
Dari kebiasaan menulis Al Quran ini menyebabkan banyaknya naskahnaskah
(manuskrip)yangdimilikiolehmasingmasingpenuliswahyu,diantaranyayangterkenaladalah:
UbaybinKaab,AbdullahbinMasud,MuadzbinJabal,ZaidbinTsabitdanSalinbinMaqal.
AdapunhalhalyanglainyangbisamenguatkanbahwatelahterjadipenulisanAlQuran
padawaktuituadalahRasulullahSAWmelarangmembawatulisanAlQurankewilayahmusuh.
Rasulullahs.a.w.bersabda:JanganlahkalianmembawacatatanAlQurankewilayahmusuh,
karenaakumerasatidakaman(khawatir)apabilacatatanAlQurantersebutjatuhketangan
mereka.
Kisah masuk islamnya sahabat `Umar bin Khattab r.a. yang disebutkan dalam buku
bukussejarahbahwawaktuitu`UmarmendengarsaudaraperempuannyayangbernamaFatimah
sedangmembacaawalsurahThahadarisebuahcatatan(manuskrip)AlQurankemudian`Umar
17

mendengar,meraihnyakemudianmembacanya,inilahyangmenjadisebabiamendapathidayah
dariAllahsehinggaiamasukislam.
Sepanjang hidup Rasulullah s.a.w Al Quran selalu ditulis bilamana beliau mendapat
wahyu karena Al Quran diturunkan tidak secara sekaligus tetapi secara bertahap.

2. Pembukuan Al-Quran masa Khulafaur Rasyidin


Pada waktu Abu Bakar diangkat menjadi khalifah beliau segera memerintahkan agar
naskah yang tersimpan di rumah Rasulullah disalin dan disusun kembali. Pekerjaan ini dilakukan
setelah terjadi perang Yamamah yang mengakibatkan meninggalnya 70 orang penghafal AlQuran, dan setelah musailamah Al-Kazzab sebagai Nabi palsu dihancurkan. Gagasan
mengumpulkan Al-Quran pada masa itu adalah dari sahabat Umar ibnu Khattab. Umar merasa
khawatir akan hilangnya sebagian Al-Quran dari penghafalnya yang telah gugur dalam
pertempuran.
Demikianlah khalifah Abu Bakar memerintahkan Zaid bin Tsabit, penulis suhuf-suhuf di
zaman Rasulullah untuk mengumpulkan suhuf-suhuf Al-Quran baik yang terdapat pada pelepah
kurma, tulang hewan maupun dari para penghafal Al-Quran yang masih hidup. Dengan
demikian kaum muslimin pada saat itu sepakat meyakini, bahwa mushaf Abu Bakar adalah
mushaf Al-Quran yang sahih yang diakui oleh semua sahabat tanpa ada yang membantah.
Pada masa Urnar bin Khattab tidak ada lagi kegiatan dalam rangka mengumpulkan AlQuran oleh karena itu pada masa ini Khalifah Umar menitikberatkan kegiatannya pada
penyiaran agama Islam.
Pada masa Khalifah Usman bin Affan wilayah kekuasaan Islam sudah semakin luas, oleh
sebab itu semakin beraneka ragam pula bangsa-bangsa bukan Arab yang memeluk Agama Islam.
Maka timbul lagi persoalan yang berhubungan dengan kitab suci Al-Quran Salah seorang
sahabat yang bernama Hudzaifah ibnu Yaman yang baru pulang dari pertempuran. melaporkan
kepada Khalifah Usman bahwa timbul perbedaan pendapat tentang qiraat (bacaan) Al-Quran di
kalangan kaum muslimin, bahwa setiap kabilah mengaku bacaannya adalah Yang paling baik
dibanding bacaan kabilah yang lain.
Hudzaifah mengusulkan kepada khalifah agar segera diambil kebijaksanaan untuk
mengatasi perbedaan-perbedaan tersebut, sebelum terjadi pertengkaran tentang kitab suci Al
Quran di antara mereka seperti yang terjadi pada orana Yahudi dan Nasrani tentang Taurat dan
18

Injil. Usul itu segera diterima Khalifah Usman segera mengirim utusan untuk meminta mushaf
kepada Hafsah yang disimpan di rumahnya untuk disalin (diperbanyak). Untuk memperbanyak
mushaf ini kembli khalifah Usman menunjuk Zaid sebagai ketuanya dengan anggota-anggotanya
Abdullah bin Zubair. Said ibnu Ash dan Abdurahman bin Harits.
Setelah selesai memperbanyak mushaf, maka Usman menyerahkan kembali mushaf yang
asli kepada Hafsah. Kemudian lima mushaf lainnya dikirim kepada penguasa di Mekah, Kuffah,
Basrah dan Suriah, dan salah satunya dipegang oleh Khalifah Usman bin Affan sendiri.
Demikianlah sejak saat itu mushaf Al Quran tersebut dinamai mushaf al Imam atau lebih
dikenal dengan mushhaf Usmany, karena disalin pada masa khalifah Usman bin Affan.
[dinulislami]
MushafAlQuranyangadaditangankitasekarangternyatatelahmelaluiperjalanan
panjangyangberlikulikuselamakurunwaktulebihdari1400tahunyangsilamdanmempunyai
latarbelakangsejarahyangmenarikuntukdiketahui.Selainitujaminanatas keotentikanAl
QuranlangsungdiberikanolehAllahSWTyangtermaktubdalamfirmanNyaQS.ALHijr
(15):9:

Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan adzDzikr (Al Quran), dan kamilah yang akan
menjaganya..
PadapermulaanIslam,kebanyakanorangbangsaArabIslamadalahbangsayangbuta
huruf,sangatsedikitdiantaramerekayangtahumenulisdanmembaca.Merekabelummengenal
kertassepertikertasyangadasekarang.Perkataanalwaraq(daun)yangdigunakandalam
mengatakankertaspadamasaituhanyalahpadadaunkayusaja.Kataalqirthasdigunakan
olehmerekahanyamerujukkepadabendabenda(bahanbahan)yangmerekapergunakanuntuk
ditulissepertikulitbinatang,batuyangtipisdanlicin,pelepahtamar/kurma,tulangbinatangdan
sebagainya.
SetelahmerekamenaklukkannegeriPersia,yaitusesudahwafatnyaNabiMuhammad
SAWbarulahmerekamengenalkertas.OrangPersiamenamakankertasitusebagaikaqhid.
Maka digunakan kata itu untuk kertas oleh bangsaArab Islam semenjak itu. Sebelum Nabi
Muhammad atau semasa zaman Nabi Muhammad kata kaqhid itu tidak ada digunakan di
dalambahasaArab,ataupundalamhadishadisNabi.Kemudiankataalqirthasdigunakan
pulaolehbangsaArabIslaminikepadaapayangdinamakankaqhiddalambahasaPersiaitu.
Kitabataubukutentangapapunjugabelumadapadamereka.Katakatakitabdimasaitu
hanyalahbermaksuddalambentuksepertisepotongkulit,batuatautulangdansebagainya.
Begitujugadalamartikatasuratsepertipadaayat28darisurahAnNamldibawah.


Pergilahdengansuratsayaini,makajatuhkanlahdiakepadamereka...
19

Begitujugakutub(jamakitab)yangdikirimkanolehNabiMuhammad
kepada raja raja di masanya untuk menyeru mereka kepada Islam.Walaupun kebanyakkan
bangsaArabIslampadamasaitumasihbutahuruf,namunmerekamempunyaiingatanyang
sangatkuat.Peganganmerekadalammemeliharadanmeriwayatkansyairsyairdaripujangga
pujangga dan penyairpenyair mereka, ansab (silsilah keturunan) mereka, peperangan
peperanganyangterjadidiantaramereka,peristiwaperistiwayangterjadidalammasyarakatdan
kehidupanmerekatiapharidanlainlainsebagainya,adalahkepadahafalansematamata.
DemikianlahkeadaanbangsaArabdiwaktukedatanganIslamitu.Makadijalankanoleh
NabiMuhammadSAWsuatucarayangamali(praktis)yangselarasdengankeadaanitudalam
menyiarkanAlQurandanmemeliharanya.Tiaptiapditurunkanayatayatitu,NabiMuhammad
SAWmenyuruhmenghafalnyadanmenuliskannyadibatu,kulitbinatang,pelepahtamardanapa
sajayangbisadisusundalamsesuatusurat.NabiMuhammadmenerangkantertiburutayatayat
itu. Nabi Muhammad mengadakan peraturan, yaitu Al Quran sajalah yang boleh dituliskan.
SelaindaripadaAlQuran,Hadishadisataupelajaranpelajaranyangmerekadengardarimulut
Nabi Muhammad dilarang menuliskannya. Larangan ini bermaksud supaya Al Quran itu
terpelihara, jangan campur aduk dengan yang lainlain yang juga didengar dari Nabi
Muhammad.
Nabi menganjurkan supaya Al Quran itu dihafal, selalu dibaca dan diwajibkannya
membacanyadalamsolat.MakadenganitubanyaklahorangyanghafalAlQuran.Surahyang
satudihafalolehribuanmanusiadanbanyakyanghafalseluruhAlQuran.Dalampadaitutidak
adasatuayatpunyangtidakdituliskan.Kepandaianmenulisdanmembacaituamatdihargaidan
dianjurkanolehNabiMuhammadsehinggabagindabersabda,Diakhiratnantitintaulama
ulama itu akan ditimbang dengan darah syuhada (orangorang yang mati syahid) Hal ini
menunjukkanbahwabeliauridhoakanpenulisanselainAlQuransetelahbeliauwafat.Maka
tidaklahmengapapenulisanHadits,ilmufiqih,danpenulisanilmuilmulainnyasetelahbeliau
SAWwafat.

DalampeperanganBadar,orangorangmusyrikinyangditawanolehorangorangIslam,
yangtidakmampumenebusdirinyadenganuang,tetapimempunyaipengetahuandalammenulis
danmembaca,masingmasingdiharuskanmengajarsepuluhorangMuslimagardapatmenulis
dan membaca sebagai ganti tebusan. Di dalam Al Quran pun banyak ayatayat yang
mengutarakanpenghargaanyangtinggiterhadaphuruf,penadantulisan.Contohnyasepertiayat
dibawah,

Nun,demipenadanapayangmerekatuliskan.(QS.AlQalam:1)

Bacalah,danTuhanmuamatmulia.Yangtelahmengajardenganpena.Diatelahmengajarkan
kepadamanusiaapayangtidakdiketahuinya.(QS.AlAlaq:3,4dan5)

20

Karenaitubertambahlahkeinginanuntukbelajarmenulisdanmembacadikalanganorang
orangmuslim,dansemakinbertambahbanyaklahdiantaramerekayangpandaimenulisdan
membacadansemakinbanyaklahorangyangmenuliskanayatayatyangtelahditurunkanitu.
NabiMuhammadsendirimempunyaibeberapaorangpenulisyangbertugasmenuliskanAl
Quranuntukbaginda.PenulispenulisbeliauyangterkenalialahAlibinAbiThalib,Utsmanbin
Affan,UbaybinKaab,ZaidbinTsabitdanMuawiyah.Shahabatyangterbanyak
.menuliskannyaialahZaidbinTsabit
Dengandemikian,dizamanNabiMuhammad,terdapat3unsuryangtolongmenolong
:memeliharaAlQuranyangtelahditurunkanitu
.HafalandarimerekayanghafalAlQuran.1
.NaskahnaskahAlQuranyangditulisatasperintahNabiMuhammad.2
Naskahnaskahyangditulisolehmerekayangpandaimenulisdanmembacauntukmereka.3
.masingmasing
Dalampadaitu,olehJibrildiadakanulanganbacaansekalisetahun.Didalamulanganbacaan
itu,NabiMuhammaddisuruhmengulangmemperdengarkanAlQuranyangtelahditurunkanitu.
Ditahunbagindawafat,ulanganbacaanitudiadakanolehJibrilduakali.NabiMuhammad
sendiripunseringpulamengadakanulanganbacaanituterhadapsahabatsahabatnya.Maka
sahabatsahabatitudisuruholehNabiMuhammadmembacakanataumemperdengarkanAl
Quranitudihadapannya.Iniuntukmenetapkanataumemperbetulkanhafalanataubacaan
.mereka
KetikaNabiMuhammadwafat,AlQuranitutelahsempurnaditurunkandantelahdihafaloleh
ribuanmanusia,dantelahdituliskansemuaayatayatnya.Ayatayatdansurahsurahnyatelah
disusunmenuruttertiburutyangdipertunjukkansendiriolehNabiMuhammadSAW.Mereka
telahmendengarAlQuranitudarimulutNabiMuhammadberkalikali,dalamsolat,dalam
pidatopidatobaginda,dalampelajaranpelajarandanlainlain,sebagaimanaNabiMuhammad
SAWsendiritelahmendengarpuladarimereka.Dalammaknalain,AlQuranadalahdijagadan
terpeliharadenganbaik,danNabiMuhammadtelahmengadakansatukaidahyangamatpraktis
untukmemeliharadanmenyiarkanAlQuranitu,sesuaidengankeadaanbangsaArabIslam
.ketikaitu

a.AlQuranpadazamanKhalifahAbuBakarasSidiq
SetelahwafatRasulullahSAW,istrinya`Aisyahmenyimpanbeberapanaskahcatatan
(manuskrip)AlQuran,danpadamasapemerintahanAbuBakarr.aterjadilahJamulQuranyaitu
pengumpulannaskahnaskahataumanuskripAlQuranyangsusunansurahsurahnyamenurut
riwayatmasihberdasarkanpadaturunnyawahyu(hasbitartibinnuzul).
Imam Bukhari meriwayatkan dalam shahihnya sebabsebab yang melatarbelakangi
pengumpulan naskahnaskah AlQuran yangterjadi pada masaAbu Bakar yaitu Atsaryang
diriwatkandariZaidbinTsabitr.a.yangberbunyi:SuatuketikaAbubakarmenemuikuuntuk
menceritakan perihal korban pada perang Yamamah , ternyata Umar juga bersamanya. Abu
21

Bakarberkata:Umarmenghadapkepadakudanmengatakanbahwakorbanyanggugurpada
perang Yamamah sangat banyak khususnya dari kalangan para penghafal Al Quran, aku
khawatirkejadianserupaakanmenimpaparapenghafalAlQurandibeberapatempatsehingga
suatusaattidakakanadalagisahabatyanghafalAlQuran,menurutkusudahsaatnyaengkau
wahaikhalifahmemerintahkanuntukmengumpulkanAlQuran,laluakuberkatakepadaUmar:
Bagaimana mungkin kita melakukan sesuatu yang tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah
SAW.?Umarmenjawab:DemiAllah,iniadalahsebuahkebaikan.SelanjutnyaUmarselalu
sajamendesakkuuntukmelakukannyasehinggaAllahmelapangkanhatiku,makaakusetuju
denganusulumaruntukmengumpulkanAlQuran.
Zaidberkata:Abubakarberkatakepadaku:engkauadalahseorangpemudayangcerdas
dan pintar, kami tidak meragukan hal itu, dulu engkau menulis wahyu (Al Quran) untuk
Rasulullahs.a.w.,makasekarangperiksadantelitilahAlQuranlalukumpulkanlahmenjadi
sebuahmushaf
Zaidberkata:DemiAllah,andaikatamerekamemerintahkanakuuntukmemindahsalah
satugunungtidakakanlebihberatdarikudanpadamemerintahkanakuuntukmengumpulkanAl
Quran.KemudianakutelitiAlQurandanmengumpulkannyadaripelepahkurma,lempengan
batu,danhafalanparasahabatyanglain).
KemudianMushafhasilpengumpulanZaidtersebutdisimpanolehAbuBakar,peristiwa
tersebut terjadi pada tahun 12 H. Setelah ia wafat disimpan oleh khalifah sesudahnya yaitu
Umar,setelahiapunwafatmushaftersebutdisimpanolehputrinyadansekaligusistriRasulullah
s.a.w.yangbernamaHafsahbintiUmarr.a.
Semuasahabatsepakatuntukmemberikandukunganmerekasecarapenuhterhadapapa
yangtelahdilakukanolehAbubakarberupamengumpulkanAlQuranmenjadisebuahMushaf.
KemudianparasahabatmembantumenelitinaskahnaskahAlQurandanmenulisnyakembali.
SahabatAlibinAbithalibberkomentaratasperistiwayangbersejarahinidenganmengatakan:
Orang yangpaling berjasa terhadap Mushaf adalah Abu bakar, semoga ia mendapat rahmat
AllahkarenaialahyangpertamakalimengumpulkanAlQuran,selainitujugaAbubakarlah
yangpertamakalimenyebutAlQuransebagaiMushaf).
MenurutriwayatyanglainorangyangpertamakalimenyebutAlQuransebagaiMushaf
adalahsahabatSalimbinMaqilpadatahun12Hlewatperkataannyayaitu:Kamimenyebutdi
negarakamiuntuknaskahnaskahataumanuskripAlQuranyangdikumpulkandandibundel
sebagaiMUSHAFdariperkataansaliminilahAbubakarmendapatinspirasiuntukmenamakan
naskahnaskahAlQuranyangtelahdikumpulkannyasebagaialMushafasSyarif(kumpulan
naskahyangmulya).DalamAlQuransendirikataSuhuf(naskah;jamanyaSahaif)tersebut8
kali,salahsatunyaadalahfirmanAllahQS.AlBayyinah(98):2YaituseorangRasulutusan
Allah yang membacakan beberapa lembaran suci. (Al Quran)

b.AlQuranpadazamankhalifahUmarbinKhatab
Tidak ada perkembangan yang signifikan terkait dengan kodifikasi Al Quran yang
dilakukan oleh khalifah kedua ini selain melanjutkan apa yang telah dicapai oleh khalifah
pertamayaitumengembanmisiuntukmenyebarkanislamdanmensosialisasikansumberutama
ajarannyayaituAlQuranpadawilayahwilayahdaulahislamiyahbaruyangberhasildikuasai
dengan mengirim para sahabat yang kredibilitas serta kapasitas keAlQuranannya bisa
dipertanggungjawabkanDiantaranyaadalahMuadzbinJabal,`UbadahbinShamithdanAbu
Darda.
22

c.AlQuranpadajamankhalifahUsmanbin`Affan
Pada masa pemerintahan Usman bin Affan terjadi perluasan wilayah islam di luar
Jazirah arab sehingga menyebabkan umat islam bukan hanya terdiri dari bangsa arab saja
(Ajamy).Kondisiinitentunyamemilikidampakpositifdannegatif.
Salah satu dampaknya adalah ketika mereka membaca Al Quran, karena bahasa asli
merekabukanbahasaarab.Fenomenainiditangkapdanditanggapisecaracerdasolehsalah
seorangsahabatyangjugasebagaipanglimaperangpasukanmuslimyangbernamaHudzaifah
binalyaman.
ImamBukharimeriwayatkandariAnasr.a.bahwasuatusaatHudzaifahyangpadawaktu
itu memimpin pasukan muslim untuk wilayah Syam (sekarang syiria) mendapat misi untuk
menaklukkan Armenia, Azerbaijan (dulu termasuk soviet) dan Iraq menghadap Usman dan
menyampaikankepadanyaatasrealitasyangterjadidimanaterdapatperbedaanbacaanAlQuran
yangmengarahkepadaperselisihan.
Iaberkata:wahaiusman,cobalahlihatrakyatmu,merekaberselisihgaragarabacaanAl
Quran,jangansampaimerekaterusmenerusberselisihsehinggamenyerupaikaumyahudidan
nasrani.
LaluUsmanmemintaHafsahmeminjamkanMushafyangdipegangnyauntukdisalin
oleh panitia yang telah dibentuk oleh Usman yang anggotanya terdiri dari para sahabat
diantaranyaZaidbinTsabit,AbdullahbinZubair,SaidbinalAsh,AbdurrahmanbinalHaris
danlainlain.
KodifikasidanpenyalinankembaliMushafAlQuraniniterjadipadatahun25H,Usman
berpesan apabila terjadi perbedaan dalam pelafalan agar mengacu pada Logat bahasa suku
QuraisykarenaAlQuranditurunkandengangayabahasamereka.
Setelahpanitiaselesaimenyalinmushaf,mushafAbubakardikembalikanlagikepada
Hafsah. Selanjutnya Usman memerintahkan untuk membakar setiap naskahnaskah dan
manuskripAlQuranselainMushafhasilsalinannyayangberjumlah6Mushaf.
MushafhasilsalinantersebutdikirimkankekotakotabesaryaituKufah,Basrah,Mesir,
SyamdanYaman.UsmanmenyimpansatumushafuntukiasimpandiMadinahyangbelakangan
dikenalsebagaiMushafalImam.
TindakanUsmanuntukmenyalindanmenyatukanMushafberhasilmeredamperselisihan
dikalanganumatislamsehinggaiamanualpujiandariumatislambaikdaridulusampaisekarang
sebagaimanakhalifahpendahulunyaAbubakaryangtelahberjasamengumpulkanAlQuran.
AdapunTulisanyangdipakaiolehpanitiayangdibentukUsmanuntukmenyalinMushafadalah
berpegangpadaRasmalAnbathtanpaharakatatauSyakl(tandabaca)danNuqath(titiksebagai
pembedahuruf)
3. TandaYangMempermudahMembacaAlQuran
Sampai sekarang, setidaknya masih ada empat mushaf yangdisinyalir adalah salinan
mushafhasilpanitiayangdiketuaiolehZaidbinTsabitpadamasakhalifahUsmanbinAffan.
Mushafpertamaditemukan dikota Tasyqandyangtertulis denganKhatKufy.Dulusempat
dirampas oleh kekaisaran Rusia pada tahun 1917 M dan disimpan di perpustakaan Pitsgard
(sekarangSt.PitersBurg)danumatislamdilaranguntukmelihatnya.
Pada tahun yang sama setelah kemenangan komunis di Rusia, Lenin memerintahkan
untukmemindahkanMushaftersebutkekotaOpasampaitahun1923M.Tapisetelahterbentuk
OrganisasiIslamdiTasyqandparaanggotanyamemintakepadaparlemenRusiaagarMushaf
23

dikembalikan lagi ketempat asalnya yaitu di Tasyqand (Uzbekistan, negara di bagian asia
tengah).
MushafkeduaterdapatdiMuseumalHusainydikotaKairomesirdanMushafketigadan
keempatterdapatdikotaIstambulTurki.Umatislamtetapmempertahankankeberadaanmushaf
yangasliapaadanya.
Sampaisuatusaatketikaumatislamsudahterdapathampirdisemuabelahanduniayang
terdiridariberbagaibangsa,suku,bahasayangberbedabedasehinggamemberikaninspirasi
kepadasalahseorangsahabatAlibinAbiThalibyangmenjadikhalifahpadawaktuituyang
bernamaAbulAswadasDualyuntukmembuattandabaca(NuqathuIrab)yangberupatanda
titik.
Atas persetujuan dari khalifah, akhirnya ia membuat tanda baca tersebut dan
membubuhkannya pada mushaf. Adapun yang mendorong AbulAswad adDualy membuat
tanda titik adalah riwayat dari Ali r.a bahwa suatu ketika AbulAswad adDualy menjumpai
seseorang yang bukan orang arab dan baru masuk islam membaca kasrah pada kata
WarasuulihiyangseharusnyadibacaWarasuuluhuyangterdapatpadaQS.AtTaubah(9):3
sehinggabisamerusakmakna.
AbulAswad adDualy menggunakan titik bundar penuh yang berwarna merah untuk
menandaifathah,kasrah,Dhammah,Tanwindanmenggunakanwarnahijauuntukmenandai
Hamzah.Jikasuatukatayangditanwinbersambungdengankataberikutnyayangberawalan
hurufHalq(idzhar)makaiamembubuhkantandatitikduahorizontalsepertiadzabunalimdan
membubuhkantandatitikduaVertikaluntukmenandaiIdghamsepertighafurrurrahim.
AdapunyangpertamakalimembuatTandaTitikuntukmembedakanhurufhurufyang
samakarakternya(nuqathuhart)adalahNasrbinAshim(W.89H)ataspermintaanHajjajbin
Yusuf asTsaqafy, salah seorang gubernur pada masa Dinasti Daulah Umayyah (4095 H).
Sedangkan yang pertama kali menggunakan tanda Fathah, Kasrah, Dhammah, Sukun, dan
TasydidsepertiyangkitakenalsekarangadalahalKhalilbinAhmadalFarahidy(W.170H)
padaabadkeIIH.
Kemudian pada masa Khalifah AlMakmun, para ulama selanjutnya berijtihad untuk
semakinmempermudahoranguntukmembacadanmenghafalAlQurankhususnyabagiorang
selainarabdenganmenciptakantandatandabacatajwidyangberupaIsymam,Rum,danMad.
SebagaimanamerekajugamembuattandaLingkaranBulatsebagaipemisahayatdan
mencamtumkannomorayat,tandatandawaqaf(berhentimembaca),ibtida(memulaimembaca),
menerangkanidentitassurahdiawalsetiapsurahyangterdiridarinama,tempatturun,jumlah
ayat,danjumlahain.
Tandatanda lain yang dibubuhkan pada tulisan Al Quran adalah Tajzi yaitu tanda
pemisahantarasatuJuzdenganyanglainnyaberupakataJuzdandiikutidenganpenomorannya
(misalnya, alJuzutsalisu: untuk juz 3) dan tanda untuk menunjukkan isi yang berupa
seperempat,seperlima,sepersepuluh,setengahJuzdanJuzitusendiri.

Sebelumditemukanmesincetak,AlQurandisalindandiperbanyakdarimushafutsmani
dengan cara tulisan tangan. Keadaan ini berlangsung sampai abad ke16 M. Ketika Eropa
menemukanmesincetakyangdapatdigerakkan(dipisahpisahkan)dicetaklahAlQuranuntuk
pertamakalidiHamburg,Jermanpadatahun1694M.
24

Naskah tersebut sepenuhnya dilengkapi dengan tanda baca. Adanya mesin cetak ini
semakinmempermudahumatislammemperbanyakmushafAlQuran.MushafAlQuranyang
pertamakalidicetakolehkalanganumatislamsendiriadalahmushafedisiMalayUsmanyang
dicetakpadatahun1787danditerbitkandiSt.PitersburgRusia.
Kemudiandiikutiolehpercetakanlainnya,sepertidiKazanpadatahun1828,PersiaIran
tahun1838danIstambultahun1877.Padatahun1858,seorangOrientalisJerman,Fluegel,
menerbitkanAlQuranyangdilengkapidenganpedomanyangamatbermanfaat.
Sayangnya, terbitan Al Quran yang dikenal dengan edisi Fluegel ini ternyata
mengandungcacatyangfatalkarenasistempenomoranayattidaksesuaidengansistemyang
digunakandalammushafstandar.MulaiAbadke20,pencetakanAlQurandilakukanumatislam
sendiri. Pencetakannya mendapat pengawasan ketat dari para Ulama untuk menghindari
timbulnyakesalahancetak.
CetakanAlQuranyangbanyakdipergunakandiduniaislamdewasainiadalahcetakan
MesiryangjugadikenaldenganedisiRajaFuadkarenadialahyangmemprakarsainya.Edisiini
ditulisberdasarkanQiraatAshimriwayatHafsdanpertamakaliditerbitkandiKairopadatahun
1344H/1925M.Selanjutnya,padatahun1947MuntukpertamakalinyaAlQurandicetak
dengan tekhnik cetak offset yang canggih dan dengan memakai huruf-huruf yang indah.
Pencetakan ini dilakukan di Turki atas prakarsa seorang ahli kaligrafi turki yang terkemuka Said
Nursi.
Surat-surat Qur-an yang berjumlah 114 surat, 6236 ayat, dan 325345 huruf,
diklasifikasi menurut panjang pendeknya, dengan beberapa kekecualian. Oleh karena itu urutan
waktu (kronologi) wahyu tidak dipersoalkan; tetapi orang dapat mengerti hal tersebut dalam
kebanyakan persoalan. Banyak riwayat-riwayat yang disebutkan dalam beberapa tempat
dalam teks, dan hal ini memberi kesan seakan-akan ada ulangan. Sering sekali suatu
paragraf menambahkan perincian kepada suatu riwayat yang dimuat di lain tempat secara
kurang terperinci. Dan semua yang mungkin ada hubungannya dengan Sains modern, seperti
kebanyakan hal-hal yang dibicarakan oleh Qur-an, dibagi-bagi dalam Qur-an dengan tidak
ada suatu tanda adanya klasifikasi.
Turunnya wahyu kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam berkaitan dengan perintah
membaca dan belajar sebagaimana firman Allah Taala,





Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang telah menciptakan. Dia telah menciptakan
manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmu-lah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar
manusia dengan perantaraan kalian. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya. (QS. Al-Alaq: 1-5)

Sebelum datangnya agama Islam, bangsa Arab tidaklah dikenal dengan kemampuan membaca
dan menulis, sehingga mereka lebih dikenal sebagai bangsa yang ummi (tidak bisa membaca dan
menulis). Namun demikian, tidak berarti bahwa diantara mereka tidak ada seorang pun yang bisa
menulis dan membaca. Keadaan ini hanyalah sebagai ciri kebanyakan dari mereka. Sejarah telah
mencatat bahwa sejumlah orang diantara mereka ada yang mampu membaca dan menulis, Adiy
bin Zaid Al-Abbady (wafat 35 sebelum Hijriah) misalnya, sudah belajar menulis hingga
25

menguasainya, dan merupakan orang pertama yang menulis dengan bahasa Arab dalam surat
yang ditujukan kepada Kisra.
Kemudian pada masa Nabi shallallahu alaihi wasallam tulis-menulis sudah tersebar luas,
dimana Al-Quran sendiri menganjurkan untuk belajar dan membaca, dan Rasulullah sendiri
mengangkat para penulis wahyu jumlahnya mencapai 40 orang. Nama-nama mereka disebut
dalam kitab At-Taratib Al-Idariyah. Bahkan Baladzuri dalam kitab Futuhul Buldan
menyebutkan adanya sejumlah penulis wanita, diantara mereka: ummul mukminin Hafshah,
Ummu Kultsum binti Uqbah, Asy-Syifa binti Abdullah Al-Qurasyiyah, Aisyah binti Saad,
Karimah binti Al-Miqdad.
Para penulis semakin banyak di Madinah setelah hijrah, setelah perang Badar. Nabi shallallahu
alaihi wasallam menyuruh Abdullah bin Said bin Ash agar mengajar menulis di Madinah. Ibnu
Hajar menyebutkan bahwa nama asli Abdullah bin Said bin Al-Ash adalah Al-Hakam, lalu
Rasulullah memberinya nama dengan Abdullah, lalu menyuruhnya agar mengajar menulis di
Madinah.

BAB II
BACAAN GHARIB
26

A. Pengertian Bacaan Gharib


Ghorib artinya asing/aneh. Banyak lafal dalam ayat-ayat Al-Quran yang aneh bacaannya.
Maksudnya aneh adalah ada beberapa bacaan dalam Al-Quran yang tidak sesuai dengan
kaidah aturan membaca yang umum atau yang biasa berlaku dalam kaidah bacaan bahasa Arab.
Hal ini menunjukkan adanya keistimewaan Al-Quran yang mengandung kemukjizatan yang
sangat tinggi.
Macam macam bacaan Gharib diantaranya :
1.

Isymaam
Yaitu memoyongkan bibir. Posisinya berada di tengah-tengah gunnah tetapi tidak
merubah bunyi gunnahnya. Dalam Al-Quran Isymaam hanya ada 1, yaitu di Surah Yusuf
ayat 11:

2. Imaalah
Yaitu memiringkan antara harakat fathah dan kasrah. Jadi, bacaannya condong miring
dari harakat fathah ke kasrah. Atau seolah-olah dibaca re . Imaalah hanya terdapat satu
kata dalam Al-Quran, yaitu dalam Surah Huud ayat 41:

3. Tashiil (ringan)
Yaitu meringankan Hamzah yang kedua. Atau meringankan bacaan antara Hamzah dan
Alif. Di dalam Al-Quran hanya terdapat satu kali, yaitu di Surah Fushshilat ayat 44:


27

4. Naql
Yaitu memindahkan harakat Hamzah ke harakat Lam. Dalam Al-Quran hanya terdapat di
Surah Al-Hujuraat ayat 11, yaitu:

Basmalah dalam Surat At Taubah


Dalam Mushaf Utsmani semua surat al-Quran diawali dengan basmalah kecuali surat alBaraah atau surat al-taubat. Terkait dengan hal itu Ubay bin Kaab berkata bahwa
Rasulullah pernah menyuruh kami menulis basmalah di setiap awal surat, dan tidak
memerintahkan kami menulisnya di awal surat al-Baraah, oleh karenanya surat tersebut
digabungkan dengan surat al-Anfal dan itu lebih utama karena adanya keserupaan
keduanya. Imam Ashim berkata: Basmalah tidak ditulis di awal surat al-Baraah, karena
basmalah itu berarti rahmat atau kasih sayang, sedangkan al-Baraah merupakan surat
adzab atau siksaan. (al-Qaisy, 1987:I/20)
Para ulama fiqh berbeda pendapat mengenai hukum membaca basmalah di awal surat alBaraah ini, Imam Ibnu Hajar dan al-Khatib mengharamkan membaca basmalah di awal
surat ini dan memakruhkan membacanya di tengah surat. Sedangkan Imam Ramli dan
para pengikutnya memakruhkan membaca basmalah di awal surat dan mensunnahkan
membacanya di tengah surat sebagaimana surat-surat yang lain. (Abdul Fattah, 1981:13)

28

BAB III
HUKUM BACAAN MAD

A. Pengertian mad

Kata mad berasal dari bahasa arab


yang berarti memanjangkan.
Sedangkan menurut istilah, mad berarti memanjangkan bacaan huruf hijaiyah sesuai dengan
sifat dan syaratnya masing-masing.

B. Macam-macam Mad
1.

Mad Thabii

Mad thabii adalah bacaan huruf hijaiyah yang dipanjangkan secara biasa, atau sering
disebut mad pokok (mad asli). Cara membacanya yaitu dipanjangkan satu alif (2 harakat).
Disebut mad Thabii apabila terdapat hal-hal berikut :
1.
2.
3.

2.

jatuh sesudah harakat fathah. Contoh : , , , ,


Jika ada jatuh sesudah harakat dommah. Contoh : , , , ,
Jika ada jatuh sesudah harakat kasrah. Contoh : , , , ,
Jika ada

Mad Fari

Mad fari adalah semua mad selain mad thabii, karena bersumber dari mad thabii maka
disebut mad fari yang mempunyai arti mad cabang.
Adapun mad fari ini ada 13 macam :
1)

Mad Wajib Muttashil


Mad wajib muttashil adalah bacaan mad thabii yang bertemu dengan huruf hamzah
dalam satu kata. Panjang bacaaanya yaitu 3 alif (6 harakat).

Contoh :
2)

29

, , ,

Mad Jaiz Munfashil


Mad jaiz munfashil adalah bacaan mad thabii yang bertemu dengan huruf hamzah
tetapi tidak dalam satu kata. Adapun panjang bacaanya yaitu 2 alif (5 harakat).

Contoh :

3). Mad Layyin


Mad layyin adalah apabila ada salah satu huruf hijaiyyah yang berharakat fathah sebelum
wawu sukun atau ya sukun.
Contoh :

4). Mad Aridl Lis Sukun


Mad Aridl Lis Sukun adalah jika ada bacaan mad thabii bertemu dengan huruf hijaiyah
hidup yang dibaca mati/tanda waqaf. Panjang bacaanya yaitu : 1 alif (2 harakat) atau 2 alif (4
harakat) atau 3 alif (6 harakat).
Contoh :

6)

Mad Iwadl

Mad iwadl adalah apabila ada huruf hijaiyah yang berharakat fathah tanwin yang dibaca
waqaf diakhir kalimat. Panjang bacaanya 1 alif (2 harakat).

dibaca


dibaca

Contoh :

7)

Mad Badal

Mad badal adalah apabila ada 2 buah huruf hamzah dan huruf hamzah yang pertama
berharakat sedangakan huruf hamzah yang ke-2 disukun (mati), maka hamzah yang ke-2
diganti dengan :
-

jika hamzah yang pertama berharakat fathah


jika hamzah yang pertama berharakat kasrah
jika hamzah yang pertama berharakat dlommah

Adapun panjang bacaanya yaitu 1 alif (2 harakat)


Contoh :
30

menjadi

8)

menjadi
menjadi

Mad Lazim Mutsaqqal Kilmi

Mad Lazim Mutsaqqal Kilmi adalah apabila ada mad thabii bertemu dengan huruf hijaiyah
yang bertasydid dalam satu kata. Panjang bacaanya yaitu 3 alif (6 harakat).

Contoh :
9)

Mad Lazim Mukhaffaf Kilmi

Mad Lazim Mukhaffaf Kilmi adalah apabila ada mad thabii bertemu dengan huruf hijaiyah
yang bersukun. Panjang bacaanya yaitu 3 alif (6 harakat).
Contoh :
10)

Mad Lazim Mutsaqqal Harfi

Mad Lazim Mutsaqqal Harfi adalah permulaan surat dalam Al-Quran yang terdapat salah
satu/lebih dari huruf :

, , , , , , , yang bisa disingkat dengan lafal . Adapun


panjang bacaanya yaitu 3 alif (6 harakat). Mad ini juga bisa disebut dengan

( ) .
Contoh :

11) Mad Lazim Mukhaffaf Harfi


Mad Lazim Mukhaffaf Harfi adalah permulaan surat dalam Al-Quran yang terdapat

yaitu , , , , . Adapun panjang bacaanya

satu/lebih dari huruf :


yaitu 1 alif (2 harakat).
Contoh :

12) Mad shilah


.
Mad Shilah Qashirah
Mad Shilah Qashirah adalah apabila ada kata ganti (ha dlomir) yang didahului dengan huruf
yang berharakat ( )/ ( ). Adapun panjang bacaanya yaitu 1 alif (2 harakat).
Contoh :

31

Mad Shilah Thawilah


Mad Shilah Thawilah adalah apabila ada mad shilah qashirah yang bertemu dengan hamzah.
Adapun panjang bacaanya yaitu 2 alif (5 harakat).

Contoh :

13) Mad Thamkin


Mad thamkin adalah apabila ada huruf yang bertasydid dan berharakat kasrah bertemu
dengan sukun. Panjang bacaanya yaitu 1 alif (2 harakat) dan penempatan bacaanya pada
tasydid serta mad thabiinya.
Contoh :

14) Mad Farqi


Mad farqi adalah bacaan panjang yang membedakan antara pertanyaan atau bukan.
Contoh :

32

BAB IV
MEMBACA AL QURAN
A. Membaca surat-surat pendek
Membaca Al Quran surat Ad Duhaa, Al Lail, Asy Syams dan Al Balad

B. Menulis

Al Quran surat Ad Duhaa, Al Lail, Asy Syams dan Al Balad

1. Ad Dhuha


2. Al Lail


33

3. Asy Syams


34

4. Al Balad

BAB V
KAIDAH MENULIS AL QURAN

35

A.

Khat Tsuluts
Dinamakan khat Tsuluts karena ditulis dengan kalam yang ujung pelatuknya
dipotong dengan ukuran sepertiga (tsuluts) goresan kalam.Thuluth skrip pertama kali
dirumuskan dalam abad ke-7 selama khalifah Umayyah, tapi tidak berkembang
sepenuhnya sampai akhir abad ke-9.
Nama itu berarti sepertiga mungkin karena proporsi garis lurus dengan kurva,
atau mungkin karena naskah itu ukuran yang ketiga lain script populer kontemporer.
Meskipun jarang digunakan untuk menulis Al Quran, Thuluth telah menikmati
popularitas besar sebagai skrip hias untuk prasasti kaligrafi, judul, judul, dan kolofon.
Hal ini masih yang paling penting dari semua skrip hias.
Thuluts script ditandai dengan surat tertulis melengkung dengan kepala berduri.
Surat-surat terkait dan kadang-kadang berpotongan, sehingga melahirkan aliran kursif
proporsi yang cukup dan sering kompleks. Thuluts dikenal dengan grafis yang rumit dan
plastisitas yang luar biasa.

36

BAB VI
HURUF AL MUQODDAROH

A. Membaca Huruf Al Muqoddaroh


37

Istilah muqoddaroh berarti yang diperkirakan atau yang tersembunyi. Hal ini
karena huruf huruf tersebut berupa inisial huruf huruf yang menyimpan misteriyang belum terungkap
maknanya secara optimal karena huruf huruf tersebut termasuk ayat mutasyaabihaat yang tak
seorang pun dapat mengetahui takmilnya, kecuali Allah SWT.
Masing masing muqoddaroh menunjuk pada sebuah nama yang dibuka dengan huruf
tersebut. Nama surah ini tidak dalam pengertian nama secara haqiqi.Hanya sebatas nama pembuka.
Huruf muqoddaroh dibaca sesuai dengan huruf yang merangkai secara terputus-putus
sehingga disebut huruf muqoothoah
Secara garis besar huruf muqoothoah dibaca dengan 3 pola yaitu :
1. Tidak ada Mad yaitu huruf alif
2. Mad sepanjang 2 ketukan
3. Mad sepanjang 6 ketukan.
Macam macam Mad Harfi :
a. Mad Lazim Mukhaffaf Harfi
Mad Lazim Mukhaffaf Harfi adalah permulaan surat dalam Al-Quran yang terdapat

yaitu , , , , . Adapun panjang bacaanya

satu/lebih dari huruf :


yaitu 1 alif (2 harakat).

Contoh :

b. Mad Lazim Mutsaqqal Harfi adalah permulaan surat dalam Al-Quran yang terdapat
salah satu/lebih dari huruf :

, , , , , , , yang bisa disingkat dengan lafal . Adapun


panjang bacaanya yaitu 3 alif (6 harakat). Mad ini juga bisa disebut dengan

( ) .
Contoh :

BAB VII
MEMBACA AL QURAN
A. Membaca surat-surat pendek
Membaca Al Quran surat Al Fajr, Al Ghoosyiyah, dan Al Alaa

38

B. Menulis
1. Al Fajr

Al Quran surat Al Fajr, Al Ghoosyiyah, dan Al Alaa





39

2. Surat Al Ghosiyah


40



3. Surat Al Alaa

BAB VIII
KAIDAH MENULIS AL QURAN

A. Menulis Khat Diwani


Diwani adalah salah satu gaya khat yang diciptakan oleh masyaraat Turki Usmani.
Peletak dasar-dasar kaedah dan ukuran huruf-hurufnya adalah Ibrahim Munif.
41

Tulisan ini mulai populer setelah penaklukan kota Konstantinopel oleh Sultan
Muhammad al-Fatih tahun 875 H. Penamaan Diwani karena dinisbahkan kepada kantorkantor pemerintah di mana tulisan tersebut digunakan dan dari dewan-dewan
pemerintahan itulah khat ini menyebar ke seluruh kalangan masyarakat.
Karakter Diwani dikenal dengan putarannya sehingga tidak satu pun huruf yang tak
mempunyai lengkungan. Goresannya yang lentur dan lembut memudahkan Diwani
beradaptasi dengan tulisan apapun. Hal ini pula yang memudahkan para kaligrafer
menulis dengan Diwani.

42

43

Anda mungkin juga menyukai