Anda di halaman 1dari 12

BAB VI

AL-QUR’AN DAN AS-SUNNAH

1. Al-Qur’an

Al-Qur'an secara bahasa (etimologi) merupakan mashdar (kata benda) dari kata kerja

qara’a (‫ )قرأ‬yang bermakna talaa (‫ )تلا‬keduanya berarti: membaca, atau bermakna jama’a (‫)مجع‬

berarti mengumpulkan, mengoleksi. Tegasnya, Al-Qur`an berasal dari bahasa Arab yang artinya
bacaan atau himpunan. Al-Qur`an berarti bacaan karena Al-Qur`an merupakan kitab yang wajib
dibaca dan dipelajari, dan berarti himpunan karena Al-Qur`an merupakan himpunan firman –
firman Allah SWT (wahyu). Adapun istilah (terminologi) Al-Quran diungkapkan pakar Al-
Qur’an Manna Khallil AL-Qattan adalah kalam atau firman Allah SWT yang diturunkan yang
membacanya merupakan ibadah. Tegasnya Al-Qur’an adalah firman atau wahyu yang berasal
dari Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW dengan perantara melalui malaikat jibril sebagai
pedoman serta petunjuk seluruh umat manusia semua masa, bangsa dan lokasi.

Selanjutnya, Al-Qur`an memiliki beberapa nama seperti:

a. Al-Kitab atau kitab Allah SWT, (Q.S. Al-Baqarah 2: 2);

“Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa.”

b. Al-Furqan yang artinya pembeda antara benar dan salah (Q.S. Al-Furqan 25: 1);

“Maha suci Allah yang telah menurunkan Al Furqaan (Al Qur'an) kepada hamba-Nya, agar
dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam”

c. Az-Zikr yang berarti peringatan (Q.S Al-Hijr 15: 9);

“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Qur'an, dan sesungguhnya Kami benar-benar


memeliharanya”

d. At-Tanzil yang artinya diturunkan (Q.S Asy-Syu`ara 26: 192);

“Dan sesungguhnya Al Qur'an ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam”

e. Al-Mau’idhah (pelajaran/nasihat): QS (10:57)


f. Al-Hukm (peraturan/hukum): QS (13:37)
g. Al-Hikmah (kebijaksanaan): QS (17:39)
h. Asy-Syifa’ (obat/penyembuh): QS (10:57), QS(17:82)
i. Al-Huda (petunjuk): QS (72:13), QS(9:33)
j. Ar-Rahmat (karunia): QS (27:77)
k. Ar-Ruh (ruh): QS (42:52)
l. Al-Bayan (penerang): QS (3:138)
m. Al-Kalam (ucapan/firman): QS (9:6)
n. Al-Busyra (kabar gembira): QS (16:102)
o. An-Nur (cahaya): QS (4:174)
p. Al-Basha’ir (pedoman): QS (45:20)
q. Al-Balagh (penyampaian/kabar) QS (14:52)
r. Al-Qaul (perkataan/ucapan) QS (28:51)

Lebih dari itu berikut merupakan fungsi Al-Qur’an diantaranya:

1) Petunjuk bagi Manusia.


Allah SWT menurunkan Al-Qur’an sebagai petujuk umar manusia,seperti yang
dijelaskan dalam surat (Q.S AL-Baqarah 2:185 (QS AL-Baqarah 2:2) dan (Q.S AL-Fusilat
41:44)

2) Sumber pokok ajaran Islam.


Fungsi Al-Qur’an sebagai sumber ajaran Islam sudah diyakini dan diakui
kebenarannya oleh segenap hukum islam.Adapun ajarannya meliputi persoalan kemanusiaan
secara umum seperti hukum, ibadah, ekonomi, politik, sosial, budaya, pendidikan, ilmu
pengethuan dan seni.

3) Peringatan dan pelajaran bagi manusia.


Al-Qur’an banyak menerangkan tentang kisah para nabi dan umat terdahulu,baik
umat yang taat melaksanakan perintah Allah maupun yang mereka yang menentang dan
mengingkari ajaran Nya.Bagi kita,umat uyang akan datang kemudian rentu harus pandai
mengambil hikmah dan pelajaran dari kisah-kisah yang diterangkan dalam Al-Qur’an.

4) Sebagai mukjizat Nabi Muhammad SAW


Turunnya Al-Qur’an merupakan salah satu mukjizat yang dimilki oleh nabi
Muhammad SAW. Al-Qur'an adalah wahyu Allah yang berfungsi sebagai mu'jizat bagi
Rasulullah Muhammad saw sebagai pedoman hidup bagi setiap Muslim dan sebagai korektor
dan penyempurna terhadap kitab-kitab Allah yang sebelumnya, dan bernilai abadi.
Sebagai mu'jizat, Al-Qur'an telah menjadi salah satu sebab penting bagi masuknya
orang-orang Arab di zaman Rasulullah ke dalam agama Islam, dan menjadi sebab penting
pula bagi masuknya orang-orang sekarang, dan (insya Allah) pada masa-masa yang akan
datang. Ayat-ayat yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan dapat meyakinkan kita bahwa
Al-Qur'an adalah firman-firman Allah, tidak mungkin ciptaan manusia apalagi ciptaan Nabi
Muhammad saw yang ummi.

Adapun isi Al-Qur’an maka di dalam surat-surat dan ayat-ayatnya terkandung kandungan
yang secara garis besar dapat kita bagi menjadi beberapa hal pokok atau hal utama beserta
pengertian atau arti definisi dari masing-masing kandungan inti sarinya, yaitu sebagaimana
berikut ini:

a) Akidah (Aqidah)
Akidah adalah ilmu yang mengajarkan manusia mengenai kepercayaan yang pasti wajib
dimiliki oleh setiap orang di dunia. Akidah adalah keyakinan, yaitu keyakinan seseorang
terhadap Allah, rasul, para malaikat, kitab-kitab Allah, hari kiamat dan takdir. Di dalam Al-
Qur’an semua dijelaskan bagaimana cara kita beriman kepada Allah SWT, beriman kepada
rasul, malaikat, kitab-kitab, hari kiamat dan takdir. Oleh karena itu sudah sepantasnya bagi
kita ummat Islam untuk mengetahui isi kandungan Al-Qur’an. Supaya dapat kita jadikan
pedoman hidup kita.

b) Ibadah
Ibadah adalah taat, tunduk, ikut atau nurut dari segi bahasa. Dari pengertian “fuqaha” ibadah
adalah segala bentuk ketaatan yang dijalankan atau dkerjakan untuk mendapatkan ridho dari
Allah SWT. Bentuk ibadah dasar dalam ajaran agama islam yakni seperti yang tercantum
dalam lima butir rukum islam. Mengucapkan dua kalimah syahadat, sholat lima waktu,
membayar zakat, puasa di bulan suci ramadhan dan beribadah pergi haji bagi yang telah
mampu menjalankannya.

c) Akhlak (Akhlaq)
Akhlak adalah perilaku yang dimiliki oleh manusia, baik akhlak yang terpuji atau akhlakul
karimah maupun yang tercela atau akhlakul madzmumah. Allah SWT mengutus Nabi
Muhammd SAW tidak lain dan tidak bukan adalah untuk memperbaiki akhlak. Setiap
manusia harus mengikuti apa yang diperintahkan-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

d) Hukum-Hukum
Hukum yang ada di Al-Qur’an adalah memberi suruhan atau perintah kepada orang yang
beriman untuk mengadili dan memberikan penjatuhan hukuman hukum pada sesama manusia
yang terbukti bersalah. Hukum dalam Islam berdasarkan Al-Qur’an ada beberapa jenis atau
macam seperti jinayat, mu’amalat, munakahat, faraidh dan jihad.
e) Peringatan (Tadzkir)
Tadzkir atau peringatan adalah sesuatu yang memberi peringatan kepada manusia akan
ancaman Allah SWT berupa siksa neraka atau waa’id. Tadzkir juga bisa berupa kabar
gembira bagi orang-orang yang beriman kepada-Nya dengan balasan berupa nikmat surga
jannah atau waa’ad. Di samping itu ada pula gambaran yang menyenangkan di dalam Al-
Qur’an atau disebut juga targhib dan kebalikannya gambaran yang menakutkan dengan
istilah lainnya tarhib.

f) Kisah-Kisah Al-Qur’an (Qasas Al-Qur’an)


Kisah-kisah Al-Qur’an adalah pemberitaan Al-Qur’an tentang hal ihwal umat yang telah lalu,
kenabian (nubuwat) yang terdahulu dan peristiwa-peristiwa yang telah terjadi. Al-qur’an
menceritakan kisah-kisah terdahulu yang terbukti adanya agar umat sekarang dalam
menjalankan kehidupan sehari-hari sebaiknya bisa mengambil pelajaran yang baik-baik dari
sejarah masa lalu atau dengan istilah lain iktibar.

g) Dasar ilmu pengetahuan sains dan teknologi


Di dalam Al-Qur’an juga berisi tentang ilmu pengetahuan sains dan teknologi yang bersifat
potensial agar dapat dikembangkan guna untuk kemaslahatan dan kesejahteraan hidup
manusia. Allah maha memberi ilmu kepada manusia, sehingga begitu banyaknya alat-alat
teknologi yang berkembang sekarang ini, yang dapat kita pergunakan untuk kehidupan kita.
Itu semua tidak luput dari kekuasaan Allah.

Terakhir terkait sistematika Al-Qur’an, maka maksudnya adalah pengetahuan mengenai


klasifikasi penempatan dan penamaan baik surat maupun ayat dalam Al-Qur’an.Sistematika al-
Qur’an disini adalah pengetahuan mengenai pengelompokan al-Qur’an kepada surah, ayat, juz,
hizb, nifsu, rubu’, dan sejarah-sejarah penemuannya.

Al-Qur’an diturunkan dengan berbagai macam cara serta waktu yang tidak terangkum
dalam satu kitab yang utuh. Oleh karena itu sistematika surat-surat dalam mushaf sekarang
berbeda dengan sistematika turunnya. Pembentukan susunan Al-Qur’an seperti sekarang inipun
merupakan proses kondisi atas fisik Al-Qur’an yang berserakan menjadi satu korpus tunggal pun
tidak hanya melibatkan dimensi waktu, sejarah, tetapi juga tokoh-tokoh yang berperan di
dalamnya. Berikut adalah daftar Sistematika al-Qur’an:

1. Al-Alaq......................Surah (QS) 96..............total 19 ayat


2. Al-Qalam ................. Surah (QS) 68..............total 52 ayat
3. Al-Muzzammil ...........Surah (QS) 73..............total 20 ayat
4. Al-Muddatstsir........... Surah (QS) 74..............total 56 ayat
5. Al-Faatihah............... Surah (QS) 1................total 7 ayat
6. Al-Lahab................... Surah (QS) 111............total 5 ayat
7. At-Takwir.................. Surah (QS) 81..............total 29 ayat
8. Al-A'laa..................... Surah (QS) 87..............total 19 ayat
9. Al-Lail....................... Surah (QS) 92..............total 21 ayat
10. Al-Fajr...................... Surah (QS) 89..............total 30 ayat
11. Adh-Dhuhaa.............. Surah (QS) 93..............total 11 ayat
12. Asy-Syu'araa'........... Surah (QS) 94..............total 8 ayat
13. Al-'Ashr................... Surah (QS) 103..............total 3 ayat
14. Al-'Aadiyaat............. Surah (QS) 100..............total 11 ayat
15. Al-Kautsar............... Surah (QS) 108..............total 3 ayat
16. Al-Takaatsur............ Surah (QS) 102..............total 8 ayat
17. Al-Maa'uun............... Surah (QS) 107..............total 7 ayat
18. Al-Kaafiruun............. Surah (QS) 109..............total 6 ayat
19. Al-Fiil........................ Surah (QS) 105..............total 5 ayat
20. Al-Falaq.....................Surah (QS) 113..............total 5 ayat
21. An-Naas................... Surah (QS) 114..............total 6 ayat
22. Al-Ikhlas................... Surah (QS) 112..............total 4 ayat
23. An-Najm................... Surah (QS) 53..............total 62 ayat
24. Abasa....................... Surah (QS) 80..............total 42 ayat
25. Al-Qadr..................... Surah (QS) 97..............total 5 ayat
26. Asy Syams............... Surah (QS) 91..............total 15 ayat
27. Al-Buruuj................. Surah (QS) 85..............total 22 ayat
28. At-Tiin..................... Surah (QS) 95..............total 8 ayat
29. Quraisy................... Surah (QS) 106..............total 4 ayat
30. Al-Qaari'ah.............. Surah (QS) 101..............total 11 ayat
31. Al-Qiyaamah.............Surah (QS) 75..............total 40 ayat
32. Al-Humazah............. Surah (QS) 104..............total 9 ayat
33. Al-Mursalaat............ Surah (QS) 77..............total 50 ayat
34. Qaaf....................... Surah (QS) 50..............total 45 ayat
35. Al-Balad...................Surah (QS) 90..............total 20 ayat
36. Ath-Thaariq..............Surah (QS) 86..............total 17 ayat
37. Al-Qamar.................Surah (QS) 54..............total 55 ayat
38. Shaad.....................Surah (QS) 38..............total 88 ayat
39. Al-A'raaf..................Surah (QS) 7..............total 75 ayat
40. Al-Jin.......................Surah (QS) 72..............total 28 ayat
41. Yaa siin....................Surah (QS) 36..............total 83 ayat
42. Al-Furqaan...............Surah (QS) 25..............total 77 ayat
43. Faathir.....................Surah (QS) 35..............total 45 ayat
44. Maryam...................Surah (QS) 19..............total 98 ayat
45. Thaahaa..................Surah (QS) 20..............total 135 ayat
46. Al-Waaqi'ah..............Surah (QS) 56..............total 96 ayat
47. Asir Syu'araa'..........Surah (QS) 26..............total 227 ayat
48. An-Nam!..................Surah (QS) 27..............total 93 ayat
49. Al-Qashash..............Surah (QS) 28..............total 88 ayat
50. Al-lsraa'...................Surah (QS) 17..............total 111 ayat
51. Yunus......................Surah (QS) 10..............total 109 ayat
52. Huud.......................Surah (QS) 11..............total 123 ayat
53. Yusuf......................Surah (QS) 12..............total 111 ayat
54. Al-Hijr.....................Surah (QS) 15..............total 99 ayat
55. Al-An'aam...............Surah (QS) 6..............total 165 ayat
56. Ash-Shaaffaat..........Surah (QS) 37..............total 182 ayat
57. Luqman...................Surah (QS) 31..............total 34 ayat
58. Saba'......................Surah (QS) 34..............total 54 ayat
59. Az-Zumar................Surah (QS) 39..............total 75 ayat
60. Al-Mu'min................Surah (QS) 40..............total 85 ayat
61. Fush shilat...............Surah (QS) 41..............total 54 ayat
62. Asy-Syuura.............Surah (QS) 42..............total 53 ayat
63. Az-Zukhruf..............Surah (QS) 43..............total 89 ayat
64. Ad-Dukhaan............Surah (QS) 44..............total 59 ayat
65. Al-Jaatsiyah.............Surah (QS) 45..............total 37 ayat
66. Al-Ahqaof ..............Surah (QS) 46..............total 35 ayat
67. Adz-Dzaariyaat .......Surah (QS) 51..............total 60 ayat
68. Al-Ghaasyiyah.........Surah (QS) 88..............total 26 ayat
69. Al-Kahfi...................Surah (QS) 18..............total 110 ayat
70. An-Nahl...................Surah (QS) 16..............total 128 ayat
71. Nuh.........................Surah (QS) 71..............total 28 ayat
72. Ibrahim...................Surah (QS) 14..............total 52 ayat
73. Al-Anbiyaa'..............Surah (QS) 21..............total 112 ayat
74. Al-Mu'minuun...........Surah (QS) 23..............total 118 ayat
75. As-Sajdah................Surah (QS) 32..............total 30 ayat
76. Ath-Thuur................Surah (QS) 52..............total 49 ayat
77. Al-Mulk...................Surah (QS) 67..............total 30 ayat
78. Al-Haaqqah.............Surah (QS) 69..............total 52 ayat
79. Al-Ma'aarij..............Surah (QS) 70..............total 44 ayat
80. An-Naba'.................Surah (QS) 78..............total 40 ayat
81. An-Naazi'aat...........Surah (QS) 79..............total 46 ayat
82. Al-Infithaar.............Surah (QS) 82..............total 19 ayat
83. Al-Insyiqaaq...........Surah (QS) 84..............total 25 ayat
84. Ar-Ruum.................Surah (QS) 30..............total 60 ayat
85. Al-'Ankabuut...........Surah (QS) 29..............total 69 ayat
86. Al-Muthaffifiin...........Surah (QS) 83..............total 36 ayat
87. Al-Bagarah.............Surah (QS) 2..............total 286 ayat
88. Al-Anfaal................Surah (QS) 8..............total 75 ayat
89. Ali 'Imran................Surah (QS) 3..............total 200 ayat
90. Al-Ahzab................Surah (QS) 33..............total 73 ayat
91. Al-Mumtahanah.......Surah (QS) 60..............total 13 ayat
92. An-Nisaa'................Surah (QS) 4..............total 176 ayat
93. Az-Zalzalah.............Surah (QS) 99..............total 8 ayat
94. Al-Hadiid................Surah (QS) 57..............total 29 ayat
95. Muhammad............Surah (QS) 47..............total 38 ayat
96. Ar-Raid..................Surah (QS) 13..............total 43 ayat
97. Ar-Rahmaan...........Surah (QS) 55..............total 78 ayat
98. Al-Insaan..............Surah (QS) 76..............total 31 ayat
99. Ath-Thalaaq...........Surah (QS) 65..............total 12 ayat
100. Al-Bayyinah...........Surah (QS) 98..............total 8 ayat
101. Al-Hasyr................Surah (QS) 59..............total 24 ayat
102. An-Nuur.................Surah (QS) 24..............total 64 ayat
103. Al-Hajj...................Surah (QS) 22..............total 78 ayat
104. Al-Munaatiquun.......Surah (QS) 63..............total 11 ayat
105. Al-Mujaadilah.........Surah (QS) 58..............total 22 ayat
106. Al-Hujuraat............Surah (QS) 49..............total 18 ayat
107. At-Tahriim...............Surah (QS) 66..............total 12 ayat
108. At-Taghaabun.........Surah (QS) 64..............total 18 ayat
109. Ash-Shaft...............Surah (QS) 61..............total 14 ayat
110. Al-Jumu'ah..............Surah (QS) 62..............total 11 ayat
111. Al-Fath...................Surah (QS) 48..............total 29 ayat
112. Al-Maidah...............Surah (QS) 5................total 120 ayat
113. At-Taubah..............Surah (QS) 9...............total 129 ayat
114. An-Nashr................Surah (QS) 110...........total 3 ayat

2. As-Sunnah

a. Defenisi As-Sunnah

Secara Bahasa (lughawi), As-Sunnah berarti ‫ اَلطَّ ِريْ َق اة‬dan ‫ْيةا‬ ِ


َ ْ ‫ اَلس‬yang masing-masing berarti
cara/jalan dan ajaran. Selain dua arti itu, setidaknya secara bahasa ada empat arti dari As-
Sunnah, yaitu a) jalan yang ditempuh (‫)اَلطَّ ِريْ َقةا الْم ْستَ ْخ َد َمةا‬, b) perbuatan yang senantiasa dilakukan

(‫َّواما‬
َ ‫)اَلد‬, c) adat kebiasaan (‫ادةا‬
َ ‫)اَل َْع‬, dan d) sebagai lawan kata dari “bid’ah”. Adapun di dalam Al-
Qur’an kata “Sunnah” terdapat dalam 16 tempat yang tersebar dalam beberapa surat dengan arti
“kebiasaan yang berlaku” dan “jalan yang diikuti”. Di hadis-hadis Nabi SAW kata Sunnah
disimpulkan oleh Muhammad Mustafa Azami menunjuk arti yaitu “tata cara dan tingkah laku
hidup yang menjadi panutan”.

Sementara itu, defenisi As-Sunnah secara terminologis diartikan beragam oleh para
ulama, sesuai dengan spesialisasi dan tujuan masing-masing.

a) As-Sunnah menurut ahli Hadis adalah:


ِ
‫اصلىاهللااواسلمام ْناقَ ْو ٍلا اَ ْو افِ ْع ٍلا اَ ْواتَ ْق ِريْ ٍرا اَ ْوا‬ ِ ‫االر‬
‫سول‬ َ ‫اماااثَِر‬
َّ ‫اع ِن‬ َ ‫ك ُّل‬
‫اماابَ ْع َد َهاا ا‬ ‫و‬ ‫ا‬
َ ‫ا‬ ٍ ‫احر‬
‫اء‬ ِ ‫ث ِاِفاغَا ِر‬ ِ ‫اس ْْيةٍاسواءا َكا َناذَلكاقَ ْبلاالْب‬ ِ ‫ص َف ٍة‬
ِ ‫اخل ِْقي ٍةااَو‬ ِ
َ ْ َ َ َ ٌ َ َ ْ َ
“As-Sunnah adalah segala sesuatu yang diambil dari Rasul SAW baik berupa sabda,
perbuatan, taqrir, sifat-sifat fisik dan non-fisik ataupun sepak terjang beliau sebelum diutus
menjadi Rasul, seperti tahannuts beliau di Gua Hira atau sesudahnya.
Berdasarkan defenisi di atas, maka ungkapan lain As-Sunnah adalah sabda, pekerjaan,
ketetapan, sifat (watak budi atau jasmani); atau tingkah laku Nabi Muhammad SAW, baik
sebelum menjadi Nabi maupun sesudahnya. Defenisi ini menurut mayoritas ulama, sunnah
sinonim dengan hadis.” Kata “sunnah” sering diidentikkan dengan kata “hadis”. Kata “hadis”
kerap digunakan oleh ulama hadis dengan maksud yang sama dengan dengan kata “sunnah”
menurut pengertian yang digunakan oleh ulama ushul fikih.
b) As-Sunnah menurut ahli Ushul Fiqh adalah:

‫أنااالْ َك ِرِْْي ِام ْناقَ ْو ٍلااَ ْوا‬


ِ ‫َِّباصلىاهللااواسلماغَ ْْياالقر‬
ْ ٍ ِ‫اع ِناالن‬َ ‫ااص َد َر‬ َ ‫ام‬ َ ‫ك ُّل‬
ِ ‫صدرااَ ْنايكو َن‬ ِ
‫اِلكما َشرع ٍيا ا‬ ْ َ‫فِ ْع ٍلااَ ْواتَ ْق ِريْ ٍراِمَّااي‬
“As-Sunnah adalah segala sesuatu yang bersumber dari Nabi Muhammad SAW selain Al-
Qur’an, baik berupa sabda, perbuatan ataupun taqrir (pengakuan), yang layak menjadi dalil
hukum Syara’.

Dengan ungkapan lain sunnah adalah segala yang dinukilkan dari Nabi Muhammad SAW
baik berupa perkataan, perbuatan maupun taqrir (pengakuan) yang mempunyai hubungan
dengan hukum.”
c) As-Sunnah menurut ahli fikih (fukaha) adalah:

ِ ‫اَب‬
ِ ‫باالْ َف ْر‬
‫ضا‬ ِ ٍ ِ‫ااثبتاع ِناالن‬ ِ
َ ‫اصلىاهللااواسلماوا ََلايَك ْنام ْن‬
َ ‫َِّب‬ َ ‫ام‬
َ ‫َوه َاياك ُّل‬
‫با‬‫اج ِا‬ِ ‫والَاالْو‬
َ َ
“As-Sunnah adalah segala sesuatu yang berasal dari Nabi SAW yang tidak termasuk bab
fardhu dan wajib.

Dengan ungkapan lain adalah hal-hal yang berasal dari Nabi Muhammad SAW baik ucapan,
maupun pekerjaan, tetapi hal itu tidak wajib dikerjakan. Amir Syarifuddin secara tegas
menyatakan bahwa defenisi sunnah dalam pandangan ulama fikih ini merupakan “hukum”,
bukan “sumber hukum”. Hal ini karena ulama fikih menempatkan sunnah itu sebagai salah
satu dari hukum syara’ yang lima yang mungkin berlaku terhadap suatu perbuatan.”

b. Kedudukan As-Sunnah
Secara historis, sunnah Nabi SAW di era Rasulullah berfungsi menerangkan Al-Qur’an.
Dan sunnah bukanlah merupakan sumber otoritatif setingkat Al-Qur’an. Karena itu kehadiran
sunnah juga mengikuti perkembangan masyarakat. Selanjutnya, ulama ushul fiqh menempatkan
kedudukan sunnah sebagai sumber kedua yang berada sesudah Al-Qur’an. Artinya bahwa jika
tidak ditemukan jawaban suatu masalah dalam zahir Al-Qur’an, maka harus mencarinya dari
sunnah Nabi SAW dan tidak boleh langsung ke dalil yang berada di bawahnya seperti ijma’ atau
qiyas. Kedudukan sunnah sebagai sumber atau dalil kedua ini memiliki kekuatan untuk ditaati
serta mengikat untuk semua umat Islam.

Kedudukan sunnah sebagai sumber hukum Islam tersebut mempunyai argumentasi dari
beberapa dalil, sebagai berikut:

a) Banyaknya ayat Al-Qur’an yang menyuruh umat untuk menaati Rasul. Bahkan
ketaatan kepada Rasul kerap diiringkan bersamaan dengan keharusan menaati Allah.
Hal ini ditegaskan Al-Qur’an dalam surat Al-Anfal (8): 20; Al-Nisa’ (4): 59, 60, 69,
dan 80.
b) Ayat-ayat Al-Qur’an sering menyuruh umat beriman kepada Rasul dan menetapkan
keimanan kepada Rasulullah bersamaan dengan kewajiban beriman kepada Allah
SWT. Hal ini secara ekplisit dijelaskan dalam surah Al-A’raf (7): 158.
c) Ayat-ayat Al-Qur’an menetapkan bahwa apa yang dikatakan Nabi seluruhnya
merupakan wahyu sebagaimana yang diutarakan dalam surat An-Najm (53): 3-4.

c. Bentuk-Bentuk As-Sunnah
Amir Syarifuddin berdasarkan defenisi sunnah menurut ulama ushul fiqh sebagaimana
telah dipaparkan di atas, membagi tiga macam bentuk As-Sunnah sebagai berikut:

a) Sunnah Qauliyah, yaitu ucapan Nabi SAW yang didengar oleh sahabatnya dan
diberitakannya kepada orang lain dengan ucapannya sendiri. Disinilah perbedaan antara
wahyu Allah dalam bentuk Al-Qur’an dengan wahyu Allah dalam bentuk Sunnah Qauliyah.
Untuk itulah Al-Qur’an disebut sebagai wahyu al-matlu (yang dilantunkan dengan suara
yang keras/recite) dan Sunnah Nabi disebut wahyu al-maqru’ (yang dibaca dengan suara
yang tidak keras/read). Sebagai contoh sabda Rasulullah SAW,

َِّ ‫ول‬
‫ااَّللا‬ َ ‫ارس‬
َ ‫َن‬ ‫اع ْناأَبِ ِا‬
َّ ‫يه أ‬ َ ‫اَي ََياال َْم ِازِِن‬
َْ ‫اع ْم ِروابْ ِن‬ َ ِ‫امال‬
َ ‫كاع ْن‬ َ ‫اع ْن‬ َْ ‫َح َّدثَِِن‬
َ ‫اَي ََي‬
‫ار‬ ِ ‫ضرراوَال‬
‫اض َر َا‬ َ َ‫او َسلَّ َماق‬ ِ َ ‫ىااَّلل‬
َّ َّ‫صل‬
َ َ َ َ ‫ال َاالا‬ َ ‫اعلَْيه‬ َ
“Telah menceritakan kepadaku Yahya dari Malik dari 'Amru bin Yahya Al Muzani dari
Bapaknya bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Tidak boleh membuat kemudharatan pada diri
sendiri dan membuat kemudharatan pada orang lain."

b) Sunnah Fi’liyah, yaitu sesuatu perbuatan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW yang
dilihat atau diketahui sahabatnya, kemudian disampaikannya kepada orang lain melalui
ucapan sahabat tersebut. Sebagai contoh adalah,

‫اع ِيا َع ْنا‬ ِ ‫ح َّدثَنَاا إِسحاقا بنا إِب ر ِاهيما أَ ْخَبََنا الْولِيدا بنا مسالِ ٍما َعنا ْاْلَوَز‬
ْ ْ ْ ْ َ ََ َ َ ْ ْ َ ْ َ
‫ينا يَ ْش ََتو َنا‬ ‫ذ‬ِ َّ‫اَّللا َع ْنها قَالَا رأَيتا ال‬
َّ ‫ا‬ ‫ي‬ ِ
‫ض‬ ‫ر‬ ‫ا‬ ِ ِ‫الز ْه ِر ِيا َعنا س ٍِاَلا َعنا أَب‬
‫يه‬ ُّ
َ َْ َ َ ْ َ ْ
‫اعلَْي ِها َو َسلَّ َما أَ ْنا‬ َّ ‫صلَّىا‬ َِّ ‫ولا‬ ِ ‫ىاع ْه ِدا رس‬
َ ‫اَّلل‬ َ ‫اَّللا‬ َ َ َ‫اعل‬ َ ‫ض َربو َن‬ َ ‫الطَّ َع‬
ْ ‫اماُمَ َازفَةًا ي‬
‫اح ََّّتاي ْؤواوهاإِ ََلا ِر َحاِلِِ ْام‬
َ ‫يَبِيعوه‬
“Telah menceritakan kepada kami Ishaq bin Ibrahim telah mengabarkan kepada kami Al
Walid bin Muslim dari Al Awza'iy dari Az Zuhriy dari Salim dari bapaknya radliallahu
'anhu berkata; "Aku melihat orang-orang yang membeli makanan yang tanpa ditimbang di
zaman Rasulullah SAW akan dipukul bila menjualnya kembali, hingga mereka
mengangkutnya kepada kendaraan angkut mereka".

c) Sunnah Taqririyah, adalah segala sesuatu yang muncul dari sahabat Nabi SAW yang diakui
keberadaanya oleh Nabi SAW, baik berupa ucapan maupun perbuatan dengan cara diam
tanpa pengingkaran atau persetujuan dan keterusterangan Rasulullah SAW menganggapnya
baik bahkan menguatkannya. Dengan ungkapan lain, sunnah taqririyah yaitu sesuatu yang
timbul dari sahabat Rasulullah SAW yang diakui (tidak ditanggapi dan tidak dilarang) oleh
Nabi Muhammad SAW, baik berupa ucapan maupun perbuatan. Sebagai contoh adalah,
ٍ ‫اش َه‬ ِ ‫اعنااب ِن‬ ٍ ‫او ْه‬ ِ َّ‫واح َّدثَِِناأَبواالط‬
‫اع ْنا‬َ ‫اب‬ ْ ْ َ ‫َبِنايونس‬ ََ ‫باأَ ْخ‬ َ ‫ن‬ ْ‫ااب‬ ‫َن‬
َ ‫َب‬
َ َ ‫خ‬ْ َ‫أ‬ ‫ا‬ ِ
‫ر‬ ‫اه‬ َ
َّ َّ‫اصل‬
‫ىااَّللا‬ َِّ ‫ول‬ َِّ ‫شةا و‬ ِ‫اعائ‬ َ َ‫االزبَ ِْْيا ق‬
ُّ ‫ع ْرَوةَابْ ِن‬
َ ‫ااَّلل‬ َ ‫ارس‬ َ َ‫ت‬ ‫َي‬
ْ ‫أ‬
‫ار‬ ‫د‬ْ ‫ق‬َ ‫ل‬
َ ‫ا‬ ‫اَّلل‬ َ َ َ ‫ت‬ ْ َ‫الا قَال‬
‫ام ْس ِج ِدا‬ ‫اِف‬
َ ْ َ ِ ‫م‬ ِِ‫اِبراِب‬
ِِ ‫شةاي لْعباو َن‬ َ
َ َ ََ َ َ ْ ‫ب‬ ‫ِل‬
ْ ‫ا‬‫او‬ ‫ِت‬ِ
‫ر‬ ‫ج‬ ‫اح‬ ‫ب‬ ِ ‫ىاَب‬
َ ‫ل‬
َ ‫اع‬
َ ‫وم‬ ‫ق‬ ‫اي‬ ‫م‬َّ
‫ل‬
َ َ ََ ْ‫س‬‫او‬ ِ ‫َعلَي‬
‫ه‬
‫او َسلَّ َمايَ ْسَتِنا بِ ِر َدائِِهالِ َك ْيا أَنْظ َرا إِ ََلا لَ ِعبِ ِه ْماُثَّا‬ ِ َ ‫ىااَّلل‬ َّ َّ‫اصل‬ َِّ ‫ول‬ ِ ‫رس‬
َ ‫اعلَْيه‬ َ ‫ااَّلل‬ َ
‫ص ِرفا فَاقْ ِدرواا قَ ْد َراا ْْلَا ِريَِةاا ِْلَ ِديثَ ِةا‬ ِ ‫امنا أ‬ ِ
َ ْ‫ياح ََّّتا أَكو َنا أ َََناالَِِّتا أَن‬ َ ‫َجل‬ ْ ْ ‫يَقوم‬
‫اعلَىااللَّ ْه ِاو‬ ِ
َ ً‫يصة‬ َ ‫اح ِر‬
َ ‫الس ِان‬
“Dan telah menceritakan kepadaku Abu Thahir telah mengabarkan kepada kami Ibnu Wahb
telah mengabarkan kepadaku Yunus dari Ibnu Syihab dari Urwah bin Zubair ia berkata,
Aisyah berkata; "Saya melihat Rasulullah SAW berdiri di pintu kamarku, sementara orang-
orang Habasyah sedang bermain tombak di masjid Rasulullah SAW, maka beliau
menutupiku dengan kainnya agar aku dapat melihat permainan mereka. Kemudian beliau
berdiri (agar aku lebih leluasa melihat), sampai saya sendiri yang berhenti (setelah bosan)
melihatnya. Karena itu, berilah keleluasaan kepada anak-anak wanita untuk bermain."

d. Fungsi As-Sunnah
Lebih jauh dari itu, berdasarkan hubungan antara antara sunnah dengan Al-Qur’an maka
dapat dijelaskan fungsi As-Sunnah terhadap Al-Qur’an sebagai berikut:

1) Pertama, yang sejalan dengan Al-Qur’an, menegaskan (taqrir) dan mengukuhkan (ta’kid)
apa yang ada di dalamnya. Jadi, hukum tersebut mempunyai dua sumber dan dua dalil, yaitu
(1) dalil yang menetapkan dari ayat-ayat Al-Qur’an, dan (2) dalil yang mengukuhkan berupa
sunnah Rasul. Dalam bentuk ini, fungsi sunnah hanya seperti mengulangi apa-apa yang
tersebut dalam Al-Qur’an. Contohnya adalah sunnah-sunnah yang berisi perintah shalat,
zakat, keharaman riba dan lainnya.
2) Kedua, menjelaskan (bayan) apa yang tidak terang (mujmal) dalam Al-Qur’an. As-Sunnah
akan menjelaskan apa yang menjadi maksudnya, seperti penjelasan tentang tata cara shalat,
jumlah raka’at shalat, penjelasan tentang anak yang dapat mewarisi, dan lain-lain. Disini
fungsi sunnah tidak dapat dilepaskan begitu saja. Menolak penjelasan Sunnah terhadap Al-
Qur’an juga tidak mungkin, karena Al-Qur’an sendiri telah menegaskan posisi Rasulullah
(Sunnah) demikian. Oleh karena itu, menolak penjelasan Rasulullah (Sunnah) terhadap Al-
Qur’an sama saja artinya dengan menolak Al-Qur’an demikian seperti penjelasan
Muhammad Mustafa Azami.
3) Ketiga, yang merupakan ketentuan mandiri, yang tidak mempunyai penjelasan eksplisit
dalam Al-Qur’an. Disini hukum ditetapkan berdasarkan Sunnah karena nash Al-Qur’an
tidak menunjukinya. Dengan ungkapan lain, sunnah berfungsi menetapkan sendiri hukum di
luar yang ditetapkan Allah SWT dalam Al-Qur’an yang dikenal dengan istilah musqatil bi
insya’ al-ahkam. Untuk itulah fungsi sunnah dalam bentuk ini disebut “insya” atau “itsbat”.
Adapun contohnya adalah larangan sunnah yang di dalam Al-Qur’an tidak terdapat larangan
untuk memakan daging hewan yang bertaring buas dan burung yang kukunya mencekam.
Sebagaimana hadis berikut ini:

ٍ ‫ااَّللابنامع‬ِ
‫اع ْنا‬َ ‫اع ْناا ِْلَ َك ِم‬ َ ‫اح َّدثَنَااأَِِب‬
َ ‫اح َّدثَنَااش ْعبَة‬ َ ‫ي‬ ُّ ‫اذااالْ َع ْن ََِب‬ َ ْ َّ ‫َح َّدثَنَااعبَ ْيد‬
‫اَّللا َعلَْي ِها‬
َّ ‫صلَّىا‬ َِّ ‫الا ََنَىا رسولا‬ ٍ ِ ِ ‫ونا ب ِنا‬ ِ ‫م ْيم‬
َ ‫اَّللا‬ َ َ َ‫ق‬ ‫ا‬ ‫اس‬ َّ‫ب‬ ‫ع‬
َ ‫ا‬ ‫ن‬ ‫اب‬
ْ ‫ا‬ ‫ن‬
ْ ‫ع‬
َ ‫ا‬ ‫ن‬
َ ‫ا‬
‫ر‬َ ‫ه‬
ْ ‫م‬ ْ َ
ِ‫ب‬ ِ ‫اذ‬ ِ ‫االسب ِاعا و َعناك ِل‬ ِ ‫امن‬ ِ‫ب‬ ِ ‫اعناك ِل‬
‫ام ْناالطَّ ِْْيا اوا‬ ٍ َ‫ياِمْل‬ ْ َ َ ْ ٍ ‫ياَن‬
َ ‫اذ‬ ْ َ ‫َو َسلَّ َم‬
ٍ ‫اع ِرا ح َّدثَنَاا س ْهلا بنا ََح‬
‫َّادا َح َّدثَنَاا ش ْعبَةا ِِبَ َذاا‬ ِ ‫الش‬
َّ ‫َح َّدثَِِنا َح َّجاجا بْنا‬
ْ َ َ
‫اد ِامثْ لَها‬
ِ َ‫اْلسن‬
ْ ِْ
“Telah menceritakan kepada kami 'Ubaidullah bin Mu'adz Al 'Anbari telah menceritakan
kepada kami ayahku telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari Al Hakam dari Maimun
bin Mihran dari Ibnu Abbas dia berkata, "Rasulullah SAW melarang memakan setiap
binatang buas yang bertaring, dan setiap jenis burung yang mempunyai kuku untuk
mencengkeram." Dan telah menceritakan kepadaku Hajjaj bin As Sya'ir telah menceritakan
kepada kami Sahl bin Hammad telah menceritakan kepada kami Syu'bah dengan sanad
seperti ini."

Anda mungkin juga menyukai