Anda di halaman 1dari 11

SUMBER SUMBER AJARAN AGAMA ISLAM

Disusun guna memenuhi tugas Agama Islam


Dosen Pengampu : Arip Febrianto, M.Pd.I

Disusun oleh Kelompok 1

1. FERI HARTANTO (22122100039)


2. NUNGKY HARUMTYASJATI (22122100009)
3. HAFIS WAHYU WICAKSONO(22103300015)
4. VIVI RISNAWATI (22103300002)
UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA 2022

TAHUN AJARAN 2022/2023


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Dalam upaya memahami ajaran Islam, berbagai aspek yang berkenaan dengan Islam
perlu dikaji secara seksama, sehingga dapat menghasilkan pemahaman Islam yang
komprehensif. Hal ini penting dilakukan, karena kualitas pemahaman ke Islaman seseorang
akan mempengaruhi pola pikir, sikap, dan tindakan ke Islaman yang bersangkutan.

Sebagai umat Islam kamu harus tahu apa saja yang menjadi sumber ajaran islam. Dan 
Sumber ajaran Islam pertama adalah Al-Qur’an yang merupakan mukjizat Rosul berupa
wahyu yang datangnya langsung dari Allah SWT melalui malaikat Jibril dan yang kedua
adalah hadits/ As-Sunnah dari Nabi Besar Muhammad.

Sedangkan yang ketiga adalah  Ijtihad yang merupakan hasil pemikiran umat Islam, yaitu
para ulama mujtahid (yang berijtihad), dengan tetap mengacu kepada Al-Quran dan As-
Sunnah sebagai dasarnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja sumber – sumber ajaran Agama Islam?
2. Apa Pengertian dari Al – Qur’an?
3. Apa fungsi Al – Qur’an?
4. Apa saja isi kandungan yang terdalam Al – Qur’an?
5. Apa Pengertian Al – Sunnah?
6. Apa fungsi Al – Sunnah?
7. Apa saja macam macam dari Al – Sunnah?
8. Apa itu ijhihad?
9. Apa saja macam macam ijhihad?

C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam.
2. Sebagai penambah pengetahuan dan wawasan akan sumber – sumber ajaran Agama
Islam.

BAB II
PEMBAHASAN

1. Al – Qur’an

Sumber ajaran islam yang pertama adalah Al-Qur’an. Al-Quran ialah kumpulan firman Allah
atau wahyu Allah yang disampaikan untuk Nabi Muhammad SAW dengan melalui
malaikat Jibril. Al-Qur’an berisi tentang  ajaran keimanan seperti tentang akidah, tauhid, dan
iman, peribadahan atau yang sering disebut dengan syariat, dan juga budi pekerti atau akhlak.

Al-Qur’an yang merupakan kitab suci umat Islam yang berisikan tentang aqidah, ibadah,
hukum, peringatan, kisah-kisah dan isyarat pengembangan iptek yang dijadikan sebagai
acuan dan pedoman hidup bagi umat Nabi Muhamad SAW.

“Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Quran dengan berbahasa Arab, agar kamu
memahaminya“. (QS. Yusuf: 2)

Al-Qur’an terdiri dari 30 Juz, 114 surat dan 6666 ayat. Selain Al-Qur’an, wahyu Allah ini
diberi nama-nama lain oleh Allah, sebagaimana tercantum dalam ayat-Nya, yaitu:

1. Al-Kitab, berarti sesuatu yang ditulis (QS. Ad-Dukhan: 2). Di dalam nama ini
terkandung isyarat perintah agar firman Allah itu ditulis nabi serta mengandung
prediksi bahwa Al-Qur’an akan menjadi kitab abadi yang dapat dibaca manusia.
2. Al-Kalam, berarti ucapan (QS. At-Taubah: 6). Nama ini menunjukkan bahwa
Al-Qur’an seluruhnya ucapan Allah. Dalam kaitan ini terkandung jaminan
bahwa Al-Qur’an itu suci dan seluruh ayatnya datang dari Allah yang Maha Suci
dan Maha Benar.
3. Az-Zikra, berarti peringatan (QS. Al-Hijr: 9). Nama ini menunjukkan fungsi Al-
Qur’an selaku motivator amal, yaitu agar manusia beramal baik dan konsisten
dengan kebajikan lantaran amal perbuatan manusia akan diminta
pertanggungjawaban kelak di hari pembalasan.
4. Al-Qasas, berarti cerita-cerita (QS. Ali Imran, 62). Al-Qur’an membawa cerita
nyata tentang masyarakat masa silam bahkan sejak kejadian pertama kali.
Kenyataan ini membenarkan pernyataan bahwa Al-Qur’an adalah kitab suci
tertua.
5. Al-Huda, berarti petunjuk (QS. At-Taubah: 33). Nama ini menunjukkan fungsi
Al-Qur’an sebagai petunjuk yang hanya dengannya manusia dapat mencapai
keridaan Allah.
6. Al-Furqan, berarti pemisah/pembeda (QS. Al-Furqan: 1). Sebagai pedoman
hidup dan kehidupan manusia, Al-Qur’an menyajikan norma dan etika secara
jelas, tegas, dan tuntas terutama soal kebaikan dan keburukan.
7. Al-Mau’izah, berarti nasihat (QS. Yunus: 57). Meskipun di sana sini terdapat
peringatan dan ancaman, namun secara umum gaya penyampaian Al-Qur’an
amat halus. Semakin didekati Al-Qur’an semakin menjadi teman dialog dengan
nasihat-nasihatnya yang menyejukkan.
8. As-Syifa, berarti obat atau penawar jiwa (QS. Al-Isra: 82). Sesungguhnya akar
problematika manusia terletak di dalam dadanya. Dan Al-Qur’an memberi solusi
atas problematika manusia itu melalui akarnya. Ia menembus dada manusia dan
menghujam hatinya.
9. An-Nur, berarti cahaya (QS. An-Nisa: 174). Nama ini mengisyaratkan Al-
Qur’an sebagai cermin yang mewadahi sinar yang terpancar dari Sang Sumber
Cahaya, Allah SWT. Al-Qur’an memantulkan cahaya-Nya dan karenanya ia
mampu menembus hati manusia.
10. Ar-Rahman, berarti karunia (QS. An-Naml: 77). Segala pemberian Allah akan
menjadi rahmat di dunia dan akhirat, ketika pemberian itu diterima, dijalani, dan
dikembangkan dengan landasan Al-Qur’an.
11. Al Muthahharah, kita yang disucikan. Isi Al-Qur’an mencakup dan
menyempurnakan pokok- pokok ajaran dari kitab-kitab Allah SWT yang
terdahulu (Taurot, Injil, dan Zabur).

Al-qur’an mempunyai fungsi, diantaranya adalah :

 Al-Huda (petunjuk), bahwa al-qur’an adalah petunjuk bagi kehidupan manusia


disamping sunnah Rasul yang merupakan yang kedua yang menjadi petunjuk
bagi kehidupan manusia.
 Al-Furqan (pembeda). Sebagaimana firman Allah “Bulan Ramadhan adalah
bulan yang diturunkannya al-qur’an yang berfungsi sebagai petunjuk bagi
manusia dan penjelas mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan
yan batil)..(QS. Al-Baqarah : 185).
 Al-Syifa (obat). Sebagaimana firman Allah “Hai manusia, sesungguhnya telah
datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-
penyakit (yang berada) dalam dada….(QS. Yunus : 57).
 Al-Mau’izhah (nasihat). Sebagaiman firman Allah “Al-Qur’an ini adalah
penerangan bagi seluruh manusia, dan petunjuk serta pelajaran bagi yang
bertaqwa”. (QS. Ali Imran : 38).

Isi Kandungan Al – Qur’an

Pokok-pokok isi Al-Quran dapat dikelompokan atas lima macam, sebagaimana


dikemukakan oleh Muhammad Rasyid Ridha: “Al-Quran diturunkan hanya membawa
lima perkara saja” (Abdul Aziz, 1988:17).
Isi Al-Quran yang lima maccam itu adalah:

a. Tentang Aqidah Tauhid; Tauhid sebagai satu hak Allah SWT. Dari sejumlah hak-
Nya telah diajarkan kepada manusia sejak Nabi Adam as hingga Nabi-nabi
sesudahnya.
b. Tentang Wa’du dan Wa’id (janji dan ancaman).
c. Tentang ibadat; ibadah bagi manusia disamping menjadi tujuan hidupnya, juga
berfungsi sebagai bukti nyata syukurnya kepada Allah SWT. Atas segala nikmat dan
karunia-Nya yang telah diberikan.
d. Tentang cara dan jalan mencapai kebahagiaan; Al-Qur’an mengandung hukum-
hukum yang mengatur tata cara pergaulan hidup bermasyarakat untuk mencapai
kebahagiaan dunia dan akhirat.

Tentang sejara umat masa lalu; dalam Al-Quran terdapat kisah-kisah para Nabi dan Rasul
dan orang-orang shalih lainnya agar kita dapat mengambil hikmah dan pelajaran
2. Hadits (Sunnah)

As-Sunnah merupakan sumber ajaran Islam yang kedua sesudah Al-Qur’an. Sunnah
merupakan  segala perkataan, perbuatan, dan penetapan/persetujuan serta kebiasaan Nabi
besar Muhammad Saw. Penetapan atau taqrir merupakan  persetujuan atau diamnya Nabi
Muhammd SAW terhadap perkataan dan perilaku sahabat. Sunah sebagai sumber ajaran
islam yang kedua telah dijelaskan di Al-Qur’an surat 57 ayat 7 yang menyatakan bahwa kita
harus menerima atau mengikuti apa yang diperbolehkan atau dilarang oleh Nabi besar
Muhammad SAW.

As-Sunnah berfungsi untuk memperjelas, menafsirkan isi atau kandungan dari ayat-ayat Al-
Qur’an dan memperkuat pernyataan ayat-ayat Al-Qur’an serta mengembangkan segala
sesuatu yang samar-samar atau bahkan tidak ada ketentuannya di dalam Al-Qur’an.

Allah SWTberfirman:

‫ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذي َْن ٰا َمنُ ْٓوا اَ ِط ْيعُوا هّٰللا َ َواَ ِط ْيعُوا ال َّرس ُْو َل َواُولِى ااْل َ ْم ِر ِم ْن ُك ۚ ْم فَاِ ْن‬
‫ ْول ا ْن ُك ْنتُم تُْؤ منُ ْ هّٰلل‬nn‫َّس‬ ‫هّٰللا‬
ِ ‫و َن بِا‬nn ِ ْ ِ ِ ُ ‫ ُر ُّد ْوهُ اِلَى ِ َوالر‬nnَ‫ ْي ٍء ف‬nn‫ا َز ْعتُ ْم فِ ْي َش‬nnَ‫تَن‬
‫ك َخ ْي ٌر َّواَحْ َس ُن تَْأ ِو ْياًل‬َ ِ‫ࣖ َو ْاليَ ْو ِم ااْل ٰ ِخ ۗ ِر ٰذل‬
“Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan
Ulil Amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat
tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika
kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu)
dan lebih baik akibatnya. (Q.S An-Nisa:59) “

Fungsi Al – Sunnah

Sebagai sumber ajaran Islam kedua, setelah Alquran, Al-Sunnah memiliki


fungsi yang diantaranya adalah :

- Untuk memperkuat Al-qur’an.


- Menjelaskan isi Al-qur’an (bayan tafsir). Dalam kaitan ini, hadist berfungsi
memerinci petunjuk dan isyarat Al-qur’an yang bersifat global, sebagai pengecuali
terhadap isyarat Al-qur’an yang bersifat umum, sebagai pembatas terhadap ayat
Alquran yang bersifat mutlak dan sebagai pemberi informasi terhadap suatu kasus
yang tidak di jumpai dalam Al-qur’an.

Macam-macam Hadits atau Sunnah

Hadits atau sunnah dilihat dari segi bentuknya, diantaranya:

 Qauliyah yakni semua perkataan Rasulullah


 Fi’liyah yakni semua perbuatan Rasulullah
 Taqririyah yakni penetapan, persetujuan dan pengakuan Rasulullah
 Hammiyah yakni sesuatu yang telah direncanakan oleh Rasulullah dan telah
disampaikan kepada para sahabatnya untuk dikerjakan namun belum sempat
dikerjakan dikarenakan telah datang ajalnya.

Hadits atau sunnah dilihat dari segi jumlah orang yang menyampaikannya, diantaranya:

 Mutawatir yaitu hadits yang diriwayatkan oleh orang banyak


 Masyhur yaitu diriwayatkan oleh banyak orang, namun tidak sampai (jumlahnya)
kepada derajat mutawatir
 Ahad yaitu diriwayatkan hanya oleh satu orang saja.

Hadits atau sunnah dilihat dari segi kualitasnya, diantaranya:

 Shahih yakni hadits yang benar dan sehat tanpa ada keraguan atau kecacatan.
 Hasan yakni hadits yang baik, memenuhi syarat seperti hadits shahih, letak
perbedaannya hanya dari segi kedhobitannya (kuat hafalan). Hadits shahih
kedhobitannya lebih sempurna daripada hadits hasan.
 Dhaif yakni hadits yang lemah.
 Maudhu yakni hadits yang palsu atau dibuat-buat.
3.Ijtihad

Ijtihad merupakan pendapat hukum atas suatu masalah yang terjadi dengan tetap berdasar
pada Al-Qur’an dan As-Sunnah. Dilakukan ketika ada suatu masalah namun tidak secara
tegas dijelaskan dalam Al-Qur’an ataupun As-Sunah.

Ijtihad yaitu mengerahkan segala kemampuan berpikir secara maksimal untuk mengeluarkan
hukum syar’i dari dalil-dalil syara’ yaitu Qur’an dan hadits. Ijtihad dapat dilakukan jika ada
suatu masalah yang hukumnya tidak terdapat di dalam Al-Qur’an maupun  hadits, maka dapat
dilakukan ijtihad dengan menggunakan akal pikiran dengan tetap mengacu dan berdasarkan
pada Al-Qur’an dan  hadits.

Q.S An-Nisa' Ayat 105

• ‫ك هّٰللا ُ ۗ َواَل‬
َ nn‫اس بِ َمٓا اَ ٰرى‬ ِّ ‫ب بِ ْال َح‬
ِ َّ‫ق لِتَحْ ُك َم بَي َْن الن‬ َ ‫ك ْال ِك ٰت‬
َ ‫اِنَّٓا اَ ْن َز ْلنَٓا اِلَ ْي‬
ِ ‫ۙ تَ ُك ْن لِّ ْل َخ ۤا ِٕىنِي َْن َخ‬
‫ص ْي ًما‬
“ Sungguh, kami telmuhammad) membawa kebenaran, agar engkau mengadili
antara manusia dengan apa yang telah diajarkan allah kepadaah menurunkan kitab
(al-qur'an) Kepadamu (mu,dan janganlah engkau menjadi penentang (orang yang
tidak bersalah), karena (membela) orang yang berkhianat” (Q.S An-Nisa 105 )

Macam-macam Ijtihad

 Ijma’
Yaitu kesepakatan para ulama (mujathid) dalam menetapkan suatu hukum-hukum
berdasarkan Al-Qur’an dan Hadits dalam suatu perkara yang terjadi. Keputusan
bersama yang dilakukan oleh para ulama dengan cara ijtihad untuk kemudian
dirundingkan dan disepakati. Adapun hasil dari ijma’ adalah fatwa, yakni keputusan
bersama para mujtahid yang berwenang untuk diikuti seluruh umat.
 Qiyas
Yaitu menggabungkan atau menyamakan. Artinya menetapkan suatu hukum atau
suatu perkara yang baru muncul, yang belum ada pada masa sebelumnya namun
memiliki kesamaan dalam sebab, manfaat, bahaya dan berbagai aspek dengan perkara
terdahulu sehingga dihukumi sama. Dalam Islam, Ijma dan Qiyas sifatnya darurat,
bila memang terdapat hal-hal yang ternyata belum ditetapkan pada masa-masa
sebelumnya.
 Istihsan
Yaitu tindakan meninggalkan satu hukum kepada hukum lainnya disebabkan karena
adanya suatu dalil syara’ yang mengharuskan untuk meninggalkannya. Berbeda
dengan Al-Quran, Hadits, Ijma’ dan Qiyas yang kedudukannya sudah disepakati oleh
para jumhur ulama sebagai sumber hukum Islam. Istihsan ini adalah salah satu
cara yang digunakan hanya oleh sebagian ulama saja.

 MaslahahMursalah
Yakni kemaslahatan yang tidak disyari’atkan oleh syar’i dalam wujud hukum, dalam
rangka menciptakan kemaslahatan, disamping tidak terdapat dalil yang membenarkan
atau menyalahkan.
 SududzDzariah
Yakni tindakan dalam memutuskan sesuatu yang mubah menjadi makruh atau haram
demi kepentingan dan kemaslahatan umat.
 Istishab
Yakni menetapkan ssuatu keadaan yang berlaku sebelumnya hingga adanya dalil yang
menunjukkan adanya perubahan keadaan itu. Atau menetapkan berdasarkan hukum
yang ditetapkan pada masa lalu secara abadi berdasarkan keadaan, hingga terdapat
dalil yang menunjukkan adanya perubahan.
 Urf
Yaitu segala sesuatu yang sudah dikenal oleh manusia karena telah menjadi
kebiasaan, adat atau tradisi baik bersifat perkataan, perbuatan atau dalam kaitannya
dengan meninggalkan perbuatan tertentu.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Setelah kita menjabarkan mulai dari pengertian dari agama sampai dengan
sumber-sumber hukum agama Islam maka dapatlah kita simpulkan bahwa agama Islam
yang merupakan nama “Islam” itu sendiri ialah Allah lah yang membuat nama agama
tersebut sesuai dengan firmannya yang terdapat dalam Surah Ali Imron : 19 dan Allah
hanya meridhoi agama Islam. Kemudian, mengenai sumber-sumber hukum Islam dapat
kita simpulkan bahwa segala sesuatu yang berkenaan dengan ibadah, muamalah, dan lain
sebagainya itu berlandaskan Al-qur’an yang merupakan Firman Allah yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad secara mutawatir dan diturunkan melalui malaikat Jibril dan
membacanya di nilai sebagai Ibadah, dan Al-Sunnah sebagai sumber hukum yang kedua
yang mempunyai fungsi untuk memperjelas isi kandungan Al-qur’an dan lain
sebagainya.

A. Saran

Saran dari penulis adalah marilah kita mengamalkan dan menjadikan Al-qur’an
dan Al-sunnah sebagai pedoman dalam kehidupan kita sehari-hari yang merupakan
sumber dari hukum agama Islam dan sekaligus dapat membuat kita bahagia baik itu di
dunia maupun diakhirat nanti.
Daftar Pustaka :

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Al-Qur%27an

https://www.academia.edu/34766691/Sumber_Ajaran_Agama_Islam

Anda mungkin juga menyukai