Dosen Pengajar :
Dona Hariati, S.Ag,M,Pd
Oleh :
NIM 2006030052
Dan
NIM 2006030045
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ajaran Islam adalah pengembangan agama Islam. Agama Islam bersumber dari Al-
Qur’an yang memuat wahyu Allah dan al-Hadis yang memuat Sunnah Rasulullah.
Komponen utama agama Islam atau unsur utama ajaran agama Islam (akidah, syari’ah
dan akhlak) dikembangkan dengan akal pikiran manusia yang memenuhi syarat runtuk
mengembangkannya.
Mempelajari agama Islam merupakan fardhu ’ain , yakni kewajiban pribadi setiap
muslim dan muslimah, sedang mengkaji ajaran Islam terutama yang dikembangkan oleh
akal pikiran manusia, diwajibkan kepada masyarakat atau kelompok masyarakat.
Allah telah menetapkan sumber ajaran Islam yang wajib diikuti oleh setiap muslim.
Ketetapan Allah itu terdapat dalam Surat An-Nisa (4) ayat 59:
ِ =ر ِمن ُك ْم ۖ فَ=ِإن تَ ٰنَ= َز ْعتُ ْم فِى َش= ْى ٍء فَ= ُر ُّدوهُ ِإلَى ٱهَّلل ُأ ۟ ۟ ۟ ٓ
ِ =ٰيََأيُّهَا ٱلَّ ِذينَ َءا َمنُ ٓوا َأ ِطيعُوا ٱهَّلل َ َوَأ ِطيعُوا ٱل َّرسُو َل َو ۟ولِى ٱَأْل ْم
ك َخ ْي ٌر َوَأحْ َسنُ تَْأ ِوي ًل َ ِاخ ِر ۚ ٰ َذل
ِ ُول ِإن ُكنتُ ْم تُْؤ ِمنُونَ بِٱهَّلل ِ َو ْٱليَوْ ِم ٱلْ َء
ِ َوٱل َّرس
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan
ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka
kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-
benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu)
dan lebih baik akibatnya.”
Menurut ayat tersebut setiap mukmin wajib mengikuti kehendak Allah, kehendak
Rasul dan kehendak ’penguasa’ atau ulil amri (kalangan) mereka sendiri. Kehendak
Allah kini terekam dalam Al-Qur’an, kehendak Rasul terhimpun sekarang dalam al-
Hadis, kehendak ’penguasa’ (ulil amri) termaktum dalam kitab-kitab hasil karya orang
yang memenuhi syarat karena mempunyai ”kekuasaan” berupa ilmu pengetahuan.
Pada umumnya para ulama fikih sependapat bahwa sumber utama hukum islam
adalah Alquran dan hadist.
Dalam sabdanya Rasulullah SAW bersabda, “ Aku tinggalkan bagi kalian dua hal
yang karenanya kalian tidak akan tersesat selamanya, selama kalian berpegang pada
keduanya, yaitu Kitab Allah dan sunnahku.”
Dan disamping itu pula para ulama fikih menjadikan ijtihad sebagai salah satu dasar
hukum islam, setelah Alquran dan hadist.
Berijtihad adalah berusaha sungguh-sungguh dengan memperguna kan seluruh
kemampuan akal pikiran, pengetahuan dan pengalaman manusia yang memenuhi syarat
untuk mengkaji dan memahami wahyu dan sunnah serta mengalirkan ajaran, termasuka
ajaran mengenai hukum (fikih) Islam dari keduanya.
B. Rumusan Masalah
Memaparkan sumber ajaran Islam berupa Al-Qur’an, Hadist, dan Ijtiha.
C. Tujuan Penulisan
Agar pembaca maupun penulis mampu memahami pokok pembahasan tentang sumber
ajaran islam yaitu Al-Qur’an, Hadist, dan Ijtihad.
BAB II
PEMBAHASAN
Sumber ajaran Islam adalah segala sesuatu yang melahirkan atau menimbulkan
aturan yang mempunyai kekuatan yang bersifat mengikat yang apabila dilanggar akan
menimbulkan sanksi yang tegas dan nyata. Dengan demikian sumber ajaran islam ialah
segala sesuatu yang dijadikan dasar, acuan, atau pedoman syariat islam.
Sumber ajaran islam ada tiga, yakni Al-Qur’an, Hadist (As-sunnah), dan Ijtihad.
Ajaran yang tidak bersumber dari ketiganya bukan ajaran Islam. Al-Qur’an dan Hadist
merupakan ajaran Islam yang langsung dari Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW,
sedang Ijtihad merupakan hasil pemikiran umat Islam, yakni para ulama
mujtahid dengan tetap mengacu pada Al-Qur’an dan Hadist.
A. Al-Qur’an
1. Pengertian Al-Qur’an
Ditinjau dari segi kebahasaan, Al-Qur’an berasal dari bahasa Arab yang berarti
“bacaan” atau “sesuatu yang dibaca berulang-ulang”. Kata Al-Qur’an adalah bentuk
kata benda (masdar) dari kata kerja qara’a yang artinya membaca. Konsep pemakaian
kata ini dapat juga dijumpai pada salah satu surat Al-Qur’an sendiri yakni pada ayat
17 dan 18 Surah Al-Qiyamah :
Al-Qur’an terdiri atas 30 juz,114 surah dan 6236 ayat. Setiap surah akan terdiri
atas beberapa ayat, di mana surah terpanjang dengan 286 ayat adalah surah Al
Baqarah dan yang terpendek hanya memiliki 3 ayat yakni surat Al Kautsar, An-Nasr
dan Al-‘Așr.
Sedangkan menurut tempat diturunkannya, setiap surat dapat dibagi atas surat-
surat Makkiyah (surat Mekkah) dan Madaniyah (surat Madinah). Pembagian ini
berdasarkan tempat dan waktu penurunan surat dan ayat tertentu di mana surat-surat
yang turun sebelum Rasulullah hijrah ke Madinah digolongkan surat Makkiyah
sedangkan setelahnya tergolong surat Madaniyah.
1. Penurunan Al-Qur’an
Penulisan (pencatatan dalam bentuk teks) ayat-ayat al-Qur’an sudah dimulai sejak
zaman Nabi Muhammad. Kemudian transformasinya menjadi teks yang sudah dibundel
menjadi satu seperti yang dijumpai saat ini, telah dilakukan pada
zamankhalifah Utsman bin Affan.
B. Hadist
1. Pengertian Hadist
Artinya : Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga
mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan,
kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan
yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.
2. Struktur Hadist
a. Sanad
b. Rawi
Matan ialah redaksi dari hadits, dari contoh sebelumnya maka matan hadits
bersangkutan ialah:
3. Klasifikasi Hadist
Jumlah penutur yang dimaksud adalah jumlah penutur dalam tiap tingkatan
dari sanad, atau ketersediaan beberapa jalur berbeda yang menjadi sanad hadits
tersebut. Berdasarkan klasifikasi ini hadits dibagi atas hadits mutawatir dan hadits
ahad.
d. Berdasarkan tingkat keaslian hadits
Kategorisasi tingkat keaslian hadits adalah klasifikasi yang paling penting dan
merupakan kesimpulan terhadap tingkat penerimaan atau penolakan terhadap
hadits tersebut. Tingkatan hadits pada klasifikasi ini terbagi menjadi 4 tingkat
yakni shahih, hasan, dla’if dan maudlu’.
2. Hadits Hasan, bila hadits yang tersebut sanadnya bersambung, namun ada
sedikit kelemahan pada rawi(-rawi)nya;
4. Hadits Maudlu’, bila hadits dicurigai palsu atau buatan karena dalam rantai
sanadnya dijumpai penutur yang dikenal sebagai pendusta.
C. Ijtihad
1. Pengertian Ijtihad
Tujuan ijtihad adalah untuk memenuhi keperluan umat manusia akan pegangan
hidup dalam beribadah kepada Allah di suatu tempat tertentu atau pada suatu waktu
tertentu.
2. Fungsi Ijtihad
Meski Al Quran sudah diturunkan secara sempurna dan lengkap, tidak berarti semua
hal dalam kehidupan manusia diatur secara detail oleh Al Quran maupun Al Hadist.
Selain itu ada perbedaan keadaan pada saat turunnya Al Quran dengan kehidupan
modern.
Jika terjadi persoalan baru bagi kalangan umat Islam di suatu tempat tertentu atau di
suatu masa waktu tertentu maka persoalan tersebut dikaji apakah perkara yang
dipersoalkan itu sudah ada dan jelas ketentuannya dalam Al Quran atau Al Hadist.
Sekiranya sudah ada maka persoalan tersebut harus mengikuti ketentuan yang ada
sebagaimana disebutkan dalam Al Quran atau Al Hadits itu. Namun jika persoalan
tersebut merupakan perkara yang tidak jelas atau tidak ada ketentuannya dalam Al
Quran dan Al Hadist, pada saat itulah maka umat Islam memerlukan ketetapan Ijtihad.
Tapi yang berhak membuat Ijtihad adalah mereka yang mengerti dan paham Al Quran
dan Al Hadist.
3. Jenis-Jenis Ijtihad
a. Ijma’
Ijma’ artinya kesepakatan yakni kesepakatan para ulama dalam menetapkan suatu
hukum hukum dalam agama berdasarkan Al-Qur’an dan Hadits dalam suatu perkara
yang terjadi. Adalah keputusan bersama yang dilakukan oleh para ulama dengan
cara ijtihad untuk kemudian dirundingkan dan disepakati. Hasil dari ijma adalah
fatwa, yaitu keputusan bersama para ulama dan ahli agama yang berwenang untuk
diikuti seluruh umat.
b. Qiyâs
c. Istihsân
3) Mengganti argumen dengan fakta yang dapat diterima, untuk maslahat orang
banyak.
d. Maslahah murshalah
e. Sududz Dzariah
Adalah tindakan memutuskan suatu yang mubah menjadi makruh atau haram
demi kepentingan umat.
f. Istishab
g. Urf
4. Tingkatan-Tingkatan Ijtihad
1. Ijtihad Muthlaq
Adalah kegiatan seorang mujtahid yang bersifat mandiri dalam berijtihad dan
menemukan ‘illah-‘illah hukum dan ketentuan hukumnya dari nash Al-Qur’an dan
sunnah, dengan menggunakan rumusan kaidah-kaidah dan tujuan-tujuan syara’.
2. Ijtihad fi al-Madzhab
3. Ijtihad at-Takhrij
4. Ijtihad at-Tarjih
Yaitu kegiatan ijtihad yang dilakukan untuk memilah pendapat yang dipandang lebih
kuat di antara pendapat-pendapat imam mazhabnya, atau antara pendapat imam dan
pendapat murid-murid imam mazhab, atau antara pendapat imam mazhabnya dan
pendapat imam mazhab lainnya.
Kesimpulan
Mempelajari agama Islam merupakan fardhu ’ain , yakni kewajiban pribadi setiap muslim
dan muslimah, sedang mengkaji ajaran Islam terutama yang dikembangkan oleh akal pikiran
manusia, diwajibkan kepada masyarakat atau kelompok masyarakat.Sumber ajaran agama
islam terdiri dari sumber ajaran islam primer dan sekunder. Sumber ajaran agama islam
primer terdiri dari al-qur’an dan as-sunnah (hadist), sedangkan sumber ajaran agama islam
sekunder adalah ijtihad.