PENDAHULUAN
Sumber ajaran islam ialah segala sesuatu yang dijadikan dasar, acuan, atau
pedoman syariat islam. Agama Islam bersumber dari Al-Quran yang memuat wahyu
Allah dan al-Hadits yang memuat Sunnah Rasulullah. Komponen utama agama islam
atau unsure ajaran agama islam (akidah, syari’ah dan akhlak) dikembangkan dengan
rakyu atau akal pikiranmanusia yang memenuhi syarat untuk mengembangkannya.
Mempelajari agama islam merupakan fardhu’ain, yakni kewajiban pribadi setiap muslim
dan muslimah, sedangkan mengkaji ajaran islam terutama yang dikembangkan oleh akal
pikiran manusia, diwajibkan kepada masyarakat atau kelompok masyarakat.
Dalam upaya memahami ajaran islam, berbagai aspek yang berkenaan dengan
islam perlu dikaji secara seksama, sehingga dapat menghasilkan pemahaman islam yang
komprehensif. Hal ini penting dilakukan, karena kualitas pemahaman keislaman
seseorang akan mempengaruhi pola pikiran, sikap, dan tindakan keislaman yang
bersangkutan. Untuk itu dibawah ini diarahkan untuk mendapatkan pemahaman tentang
islam.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.1. Al-Qur’an
3.) Pada umunya ayat – ayat makkiyah berisi tentang tauhid yakni
keyakinan pada Maha Esa, hari kiamat, akhlak dan kisah – kisah
umat manusia di masa lalu, sedang ayat – ayat Madaniya memuat
soal – soal hukum, keadilan, masyarakat, dan sebagainya.
Segala sesuatu yang diciptakan Allah SWT pasti ada manfaatnya. Al Quran
mengandung banyak pokok ajaran sehingga seluruh hidup dan kehidupan ini menjadi
teratur. Oleh karena itu di dalam Al Quran terdapat ayat-ayat yang menjelaskan tentang
fungsi Al Quran, seperti dikutip dari buku Al Quran dan Hadist karya Muhaemin:
Al Quran adalah kitab suci yang diwahyukan Allah SWT kepada Nabi
Muhammad Saw sebagai rahmat dan petunjuk bagi manusia yang beriman dan bertakwa
daam hidup dan kehidupannya.
Hal ini sesuai firman Allah dalam Surat Al A'raf ayat 52:
٥٢ - َب فَص َّْل ٰنهُ ع َٰلى ِع ْل ٍم هُدًى َّو َرحْ َمةً لِّقَوْ ٍم ي ُّْؤ ِمنُوْ ن
ٍ َولَقَ ْد ِج ْئ ٰنهُ ْم بِ ِك ٰت
"Sungguh, Kami telah mendatangkan Kitab (Al-Qur'an) kepada mereka, yang Kami
jelaskan atas dasar pengetahuan, sebagai petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang
beriman."
Hal ini dapat terlihat bagi siapa saja (manusia) yang mengikuti petunjuk Al Quran akan
mendapatkan kemuliaan, kejayaan, keselamatan, dan kebahagiaan baik di dunia maupun
di akhirat.
Sebab dari Al Quranlah diambil segala pokok syariat dan dalil-dalil syar'i yang mencakup
seluruh aspek hukum bagi manusia dalam menjalani hidup di dunia atau di akhirat.
Hal ini sesuai dengan firman Allah Surat An Nisa ayat 105:
Al Quran adalah pengajaran bagi manusia. Karena itu manusia mengetahui jalan
yang hak dan batil, antara yang benar dan yang sesat dan lainnya.
٥٧ - َٰيٓاَيُّهَا النَّاسُ قَ ْد َج ۤا َء ْت ُك ْم َّموْ ِعظَةٌ ِّم ْن َّربِّ ُك ْم َو ِشفَ ۤا ٌء لِّ َما فِى الصُّ ُدوْ ۙ ِر َوهُدًى و ََّرحْ َمةٌ لِّ ْل ُم ْؤ ِمنِ ْين
Wahai manusia! Sungguh, telah datang kepadamu pelajaran (Al-Qur'an) dari Tuhanmu,
penyembuh bagi penyakit yang ada dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang
yang beriman.
Sebagai Furqon (pembeda antara haqdan yang bathil, baik dan buruk)
Sebagai obat penyakit (jiwa) (Q.S. 10:57; 17:82; 41:44)
Sebagai pemberi kabar gembira
Sebagai hidayah atau petunjuk (Q.S. 2:1, 97, 18; 3:138; 7:52, 203, dll)
Sebagai Peringatan
Sebagai cahaya petujuk (Q.S. 42: 52)
Sebagai pedoman hidup (Q.S. 45: 20)
2.2.1. Hadits
2.3.1. Ijtihad
Ijtihad berasal dari kata ijtihada yang berarti mencurahkan tenaga dan
pikiran atau bekerja semaksimal mungkin. Sedangkan ijtihad sendiri berarti
mencurahkan segala kemampuan berfikir untuk mengeluarkan hokum syar’I dari dalil –
dalil syara, yaitu Al-Quran dan Hadits. Hasil dari ijtihad merupakan sumber hukumnya
tidak terdapat di dalam AL-Quran maupun hadits, maka dapat dilakukan ijtihad dengan
menggunakan akal pikiran dengan tetap mengacu pada Al-Quran dan Hadits. Orang
yang melakukan ijtihad disebut mujtahid.
2.3.2. Macam – macam ijtihad yang dikenal dalam syariat islam, yaitu
1. Ijma
Pengertian Ijma adalah Suatu Kesepakatan para Ulama dalam
menetapkan hukum agama islam berdasarkan Al quran dan hadits
dalam suatu perkara.
2. Qiyas
Pengertian Qiyas adalah suatu penetapan hukum terhadap maslah
baru yang belum pernah ada sebelumnya, namun mempunyai
kesamaan (manfaat, sebab, bahaya) dengan masalah lain sehingga
ditetapkan hukum yang sama
3. Istihsan
Adalah suatu tindakan meninggalkan satu hukum kepada hukum
lainnya karena adanya dalil syara’ yang mengharuskannya.
4. Mushalat Murshalah
Adalah suatu cara penetapan hukum berdasarkan pada
pertimbangan manfaat dan kegunaanya’
5. Sududz Dzariah
adalah menetapkan larangan atas suatu perbuatan tertentu yang
pada dasarnya diperbolehkan untuk mencegah terjadinya perbuatan
lain yang dilarang.
6. Istishab
Adalah suatu penetepan suatu hukum atau aturan sehingga ada
alasan tepat untuk mengubah ketetapan tersebut.
7. Urf
Adalah penepatan bolehnya suatu ada istiadat dan kebebasan suatu
masyarakat selama tidak bertentangan dengan Al-quran dan hadits.
Klasifikasi Al Sunnah / Al Hadis
Berdasarkan aspek bentuk : Sunnah qauliyah : ucapan Nabi yang didengar oleh
para sahabat dan disampaikan kepada orang lain. Sunnah fi‟liyah : perbuatan Nabi yang
dilihat para sahabat dan disampaikan kepada orang lain dengan ucapan mereka. Sunnah
taqririyah : perbuatan sahabat atau ucapannya yang dilakukan di depan Nabi yang
dibiarkan begitu saja oleh Nabi tanpa dilarang atau disuruh.
Sanadnya bersambung
Diriwayatkan oleh perawi yang adil
Perawinya kuat hafalannya
Hadisnya tidak janggal
Hadisnya terhindar dari cacat.
Sunnah hasan Yaitu sunnah yang memiliki semua persyaratan sunnah shahih kecuali
para perawinya, seluruhnya atau sebagiannya kurang hafalannya.
Sunnah dla‟if Yaitu sunnah yang tidak memiliki sifat-sifat untuk dapat diterima atau
sunnah yang tidak memiliki sifat sunnah shahih dan hasan
BAB III
UNSUR-UNSUR POKOK
Berkomunikasi dengan manusia, termasuk para nabi dan rasul dengan tiga cara,
yaitu bisikan ke dalam hati (wahyu), dari balik tabir, dan utusan yang diberi wewenang
oleh Allah untuk penyampaikan pesan ketuhanan kepada orang yang dikehendaki-Nya.
Isi Al Qur’an
Prinsip-prinsip aqidah, syariah, dan akhlak. Janji-janji dan ancaman Allah. Kisah-
kisah para nabi dan umat-umat terdahulu. Hal-hal yang akan terjadi di masa
datang. Prinsip-prinsip ilmu pengetahuan. Sunatullah atau hukum Allah yang
mengikat pada keseluruhan ciptaan-Nya
Fungsi Al Qur’an
1. Pengertian Al-Qur'an Mengenai pengertian Al-Qur'an ini cukup banyak dan berbedabeda
dalam pengungkapannya. Ada yang menambahnya dengan keterangan membacanya
menjadi ibadah, dan ada pula yang menambahnya dengan keterangan yang diriwayatkan
dari Nabi Saw secara mutawatir. Sebagian ulama ada yang menambahnya dengan kata-
kata yang mengandung mu 'jizat. Tetapi, pada prinsipnya terdapat persamaan mengenai
pengertian AJ-Qur'an, yaitu KalamuJlah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw.
Pengertian tersebut, sejalan. dengan apa yang dikemukakan oleh Fazlur Rahman.
Kumunis Interpretatif
CJ = Corpus lnterpretatif
Melalui gambar di atas, Arkoun memotret gerakan yang oleh Tuhan dijadikan
sarana untuk mewahyukan sebagian dari Kitab Langit kepada umat manusia pada
simbolik dan jalur vertikal "turunnya" wahyu dan kembali naik menuju transendensi.
Pada jalur horizontal, jalur sejarah duniawi, operasi-operasi manusiawi berangkat dari
wacana Al-Qur'an (pengucapan-pengucapannya lisan oleh Nabi pada saat-saat wahyu
diturunkan, asbab al-nu:::ul, yang tidak semuanya diriwayatkan secara benar) menuju
corpus resmi yang tertutup, kemudian menuju corpus penafsiran, yaitu sejumlah ulasan
yang ditulis oleh berbagai komentator. Para komentator ini berusaha untuk mencerahi
perilaku umat manusia melalui jalur sejarah duniawi di dunia ini (al-dunya). Jadi, sejarah
duniawi sepenuhnya dihidupi sebagai suatu jalur menuju dunia lain (al-akhirat), setelah
mengalami kebangkitan dari kematian dan hari pengadilan. Umat manusia kembali
kepada Tuhan dalam bentuk ini sejalan dengan rencana yang diwahyukan dalam Al-
Qur'an.
Tujuan Al-Qur'an diturunkan adalah untuk menegakkan tata masyarakat yang adil
berdasarkan etika. Tujuan ini sejalan dengan semangat dasar Al-Qur'an itu sendiri,
sebagaimana dikemukakan Fazlur Rahman (1994:34), yaitu semangat moral, yang
menekankan monotheisme serta keadilan sosial.
Kandungan Al-Qur'an
AI-Qur'an memperkenalkan dirinya dengan berbagai ciri dan sifat. Salah satu
diantaranya adalah bahwa AI-Qur'an merupakan kitab yang otentisitasnya dijamin dan
dipelihara oleh Allah. AI-Qur'an menjelaskan dalam salah satu ayatnya, "Kami yang
menurunkan AlQur'an dan Kamilah yang memeliharanya" (QS J 5:] 9).
AI-Qur'an sebagai kitab suci umat Islam mempunyai yaitu sendi utama yang
esensial. Ia berfungsi memberi petunjuk ke jalan sebaik - baiknya. Allah berfirman,
"Sesungguhnya AI-Qur'an ini memberi petunjuk menuju ja/an yang sebaiknya" (QS 17;
19). Selanjutnya, sebelum Iebih rinci lagi menguraikan isi kandungan Al-Qur'an, di sini
dikemukakan mengenai pengaruh dan pembaharuan yang diciptakan oleh AI-Qur'an
dalam sejarah kehidupan umat manusia, yang dikemukakan oleh Mohammad Abdul
Adhim Zarqoni. Beliau merinci perubahan-perubahan itu dalam sepuluh macam bi dang,
yaitu sebagai berikut:
Kemudian, mengenai isi kandungan Al-Qur'an, pada garis besamya memuat antara
Iain: aqidah; syariah ('ibadah dan muamalah); akhlak; kisah-kisah masa lampau; berita-
berita yang akan datang; dan pengetahuan-pengetahuan illahi penting lainnya. Sisi
kandungan tersebut, juga dipertegas oleh pendapat Taufiqullah (1991:42), yang
menurutnya di antara bahwa isi dan kandungan AIQur'an itu ialah menangani soal-soal
aqidah; ibadah; hukum; akhlak; kisah-kisah; janji-janji; dan rasio.
Kemudian dalam hal penulisan perlu dikemukakan di sini, bila kita temukan
petikan ayat dari surah AlQur'an dengan tanda (umpamanya sebagai berikut) "44:3", itu
artinya: petikan itu dari Al-Qur'an surah 44 (yakni surah ad-Dukhan) ayat ke 3.
Selanjutnya dapat dilihat ayat-ayat tentang Al-Qur'an secara lebih rinci 91:l; 2:23-24;
10:37-40; 11:13; 17:88; 2:185; 25:33; 16:64; 4:82; 29:56; 10:57; 17:82; 41:44; 2:41;
89:101; 6:93; 35:31; 17:105; 28:52; 46:12; 5:48; 10:37; 15:9; 56:77-78; 85:21-22;
17:106; 25:32; dan 75: 17.
Selain teknik penulisan di atas, ada pula yang menggunakan angka Romawi.
Model penulisan di atas , yaitu menggunakan tanda "titik dua" di antara angka-angka arab
di atas sudah biasa digunakan. Mengenai penulisan dengan angka Romawi, seperti
dicontohkan Taufiq Adnan Amal dan S.R Panggabean, dalam bukunya Ta/sir
Kontekstual AI-Qur'an. Berikut ini contoh penggunaannya dalam kalimat, ketika
menjelaskan tentang Al-Qur'an, menurutnya AI-Qur'an adalah dokumen untuk manusia.
Ia juga (Al-Qur'an) menyebut dirinya sebagai petunjuk bagi manusia--hudan Ii al-nas (II:
l 85)1I:3-4, 138)- serta berbagai julukan lainnya yang senada dalam ayat-ayat lain
( 1992:34)
Berdasarkan doktrin Islam, syariah bersumber dari Allah SWT yang disampaikan
Allah SWT kepada manusia dengan perantaraan Rasul-Nya (Taufiqullah, J 991 :47).
Mengenai arti syariah dapat ditemukan Iangsung dalam firman Allah SWT, yang artinya
sebagai berikut: "Kemudian Kami jadikan engkau (Muhammad) menjalani .\yariah
(hukum) dalam seliap urusan, maka turutilah ketentuan itu, dan 1angankah engkau turuti
keinginan orang-orang yang tidak tahu "(QS AI-Jatsiyah: 18).
Oleh karena hukum Allah dan perundang-undangan yang datang dari Allah SWT,
Tuhan Yang Maha sempuma, maka pasti pula hukum dan perundang-undangan-Nya
sempuma pula. Pencipta perundang-undangan itu berkehendak agar manusia teratur dan
tertib dalam kehidupannya. Jni dimaksudkan semata-mata untuk kebahagiaan lahir batin
manusia. Tanpa meremehkan rasio manusia, tetapi pada kenyataannya karya-karya
manusia terlalu nisbi.
a. Tidak memberatkan. Dasamya ialah finnan Allah SWT sebagai berikut: Allah
tidak membebani seseorang, melainkan sesuai dengan kemampuannya (QS AI-
Baqarah:286). Kami tidak menurunkan Al-Qur'an ini agar kamu menjadikan susah (QS
Thoha:2). Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tiada menghendaki kesukaran (QS
AI-Baqarah: 185).
a. Hukum ibadah, seperti shalat, zakat, puasa, haji, dan lain sebagainya. Hukum-
hukum ini diadakan dengan tujuan untuk mengatur hubungan manusia dengan Tuhan.
a. Qath 'iy al-dalalah, yakni nash yang menunjukkan kepada arti yang jelas sekali,
hingga nash itu tidak dapat dita'wilkan dan dipahami dengan arti yang lain.
b. Dzhanniy al-dalalah, yakni nash yang menunjukkan kepada arti yang masih
dapat dita'wilkan atau dialihkan kepada arti yang lain.
Fungsi AI-Qur'an
1) http://staffnew.uny.ac.id/upload/131862252/pendidikan/PAI+Sunber+Ajaran+Islam+-
+Diskusi+Mahasiswa.pdf
2) http://eprints.walisongo.ac.id/6992/2/BAB%20I.pdf
3) http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/355/1/SUMBER%20AJARAN%20ISLAM.pdf
4) file:///C:/Users/Acer/Downloads/633-313-1561-1-10-20180419.pdf.
5) https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/11617/5085/1_AL-QURAN%20DAN
%20AL-SUNNAH%20SEBAGAI%20SUMBER%20AJARAN%20ISLAM.pdf?
sequence=1&isAllowed=y
6) http://digilib.uinsgd.ac.id/19439/4/4_bab%201.pdf
7) http://digilib.uin-suka.ac.id/35024/1/15550045_BAB-I_V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf
8) file:///C:/Users/Acer/Downloads/1500-4947-1-SM.pdf
9) https://ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/tsaqafah/article/viewFile/113/102
10) http://etheses.uin-malang.ac.id/2733/1/09110091.pdf