Anda di halaman 1dari 23

STUDI AL-QURAN

Makalah Diajukan Untuk Memenuhi Tugas


Dalam Mata Kuliah
Studi Pendekatan dalam Pengkajian Islam
Dosen:
Dr. H. M. Nur, M.Ag

Disusun Oleh:

M. Azmi
1520311043
Kelas: KPS-NONREG/B
KEUANGAN DAN PERBANKAN SYARIAH
MAGISTER SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2015

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Al-quran merupakan kitab suci yang berisi petunjuk untuk kehidupan
umat manusia di dunia ini. Oleh karena itu menjadi amat penting bagi kita
sebagai umat Islam untuk memahami Al-quran dengan sebaik-baiknya
sehingga Al-quran bisa kita pahami dengan benar lalu kita gunakan sebagai
pedoman hidup di dunia ini dengan sebenar-benarnya. Al-quran adalah
risalah Allah kepada manusia semuanya. Maka tidaklah aneh apabila Alquran dapat memenuhi semua tuntutan kemanusiaan.
Al-quran terdiri dari 30 juz, 114 surah, 6666 ayat ( menurut Ibnu
Abbas : 6616 ayat ), 77.439 kosa kata, dan 325.345 huruf. Sekaligus sebagai
mukjizat yang terbesar diantara mukjizat-mukjizat yang lain.1 Turunnya Alquran dalam kurun waktu 23 tahun, dibagi menjadi dua fase. Pertama
diturunkan di Mekkah yang biasa disebut dengan ayat-ayat Makiyah. Dan
yang kedua diturunkan di Madinah disebut dengan ayat-ayat Madaniyah.
Al-quran sebagai kitab terakhir dimaksudkan untuk menjadi
petunjuk bagi seluruh umat manusia (hudan linnas) sampai akhir zaman. Alquran tidak mengkhususkan pembicaraannya kepada bangsa tertentu, seperti
kepada bangsa Arab saja, misalnya. Begitu juga ia tidak mengkhususkan
pembicaraannya kepada satu kelompok tertentu saja, seperti kepada kaum
Muslim saja. Melainkan, ia juga mengarahkan pembicaraannya kepada orangorang non-Muslim. Di dalamnya terkandung nilai-nilai yang luhur yang
mencakup seluruh aspek kehidupan manusia dalam berhubungan dengan
Tuhan maupun hubungan manusia dengan sesama manusia lainnya dan
hubungan manusia dengan alam sekitarnya. Fazlur Rahman mengemukakan
tentang tema-tema pokok yang terkandung dalam Al-quran yang meliputi :

1 H. Munawar Chalil, Al-quran dari Masa ke Masa (Semarang : CV. Ramadhani :


1952) hlm.31

tentang Ketuhanan, kemanusiaan (individu/masyarakat), alam semesta,


kenabian, eskatologi, setan / kejahatan dan masyarakat muslim.2
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu Al-quran, Wahyu , ilham dan kalam ?
2. Apa saja Fungsi Al-quran ?
3. Bagaimana metode penafsiran Alquran, jenis tafsir Al-quran beserta

mufasir dan karya karyanya ?


4. Bagaimana perkembangan studi Al-quran.?
C. MANFAAT YANG DIPEROLEH
1. Mengetahui defenisi Al-quran , wahyu , ilham dan kalam.
2. Mengetahui Fungsi Al-quran.
3. Mengetahui metode penafsiran Al-quran, jenis tafsir Al-quran beserta
4.

mufasir dan karya karyanya.


Mengetahui bagaimana perkembangan studi Al-quran.

BAB II
PEMBAHASAN
2 M. Yusran Asmuni, Dirasah Islamiyah I Pengantar Studi Alquran Hadits Fiqh dan Pranata
Sosial ( Jakarta : PT. Raja Grafindo. 1997) , hlm.43

A. ILMU AL-QURAN
Yang dimaksud dengan illmu Al-Quran adalah seluruh pembahasan
yang berhubungan dengan Al-Quranul Majid yang abadi, baik dari segi
penyusunannya, pengumpulannya, sistematikanya, perbedaan antara surat
makiyah dan madaniyah, pengetahuan tentang nasikh dan mansukh,
pembahasan tentang ayat-ayat yang muhkamat dan mutasyabihat, serta
pembahasan-pembahasan lain yang berhubungan dengan Al-Quran.
Adapun tujuan dari studi ilmu Al-Quran adalah:
1. Memahami kalam Allah Azza Wajalla, sejalan dengan keterangan dan
penjelasan dari Rasulullah SAW. serta sejalan pula dengan keterangan
yang dikutip oleh para sahabat dan tabiin tentang interpretasi mereka
mengenai Al Quran.
2. Mengetahui cara dan gaya yang dipergunakan oleh para Mufassir dalam
menafsirkan Al-Quran dengan disertai penjelasan tentang tokoh-tokoh
ahli tafsir yang ternama serta kelebihan-kelebihannya.
3. Mengetahui persyaratan-persyaratan dalam menafsirkan Al-quran.
4. Mengetahui ilmu-ilmu lain yang dibutuhkan untuk itu.
1. Definisi Al-Quran

Dalam kajian etimologi Al-Quran adalah kata mashdar (kata


benda), bersinonim dengan kata , sebagaimana di kemukakan pada
ayat 17-18 surat Al-Qiyamah, yang artinya:
Sesungguhnya atas tanggapan kamilah mengumpulkannya didalam
dadamu dan membuatmu pandai membacanya. Apabila kami telah
selesai membacakannya maka ikutilah bacaan itu.
Jadi makna adalah bacaan. Ketika kata ini dipakai sebagai
nama bagi kalamullah yang diturunkan kepada Rasul Muhammad saw,
maka makna mashdar tersebut dijadikan makna maful. Tegasnya makna
bacaan bertukar menjadi yang dibaca.
Menurut terminology pengertian al-Quran adalah:

Kalam yang bersifat mujizat, yang diturunkan atas Rasul saw., ditulis
pada beberapa mushaf, diriwayatkan secara nutawatir, dan menjadi
ibadah membacanya.3
Al- Quran adalah kalam Allah yang tiada tandingannya
(mukjizat), diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, penutup para
Nabi dan Rasul dengan perantaraan Malaikat Jibril Alaihis salam,
dimulai dengan surat Al-fatihah dan diakhiri dengan surat An-Nas, dan
ditulis dalam mushaf-mushaf yang disampaikan kepada kita secara
mutawatir, serta mempelajarinya merupakan suatu ibadah.
Nama-nama Al-quran dan Alasan penamaannya:
a. Alasan dinamainya dengan Al-Quran ialah karena banyak kata-kata

Al-Quran terdapat dalam ayat, antara lain firman Allah SWT : surat
qaaf :
b. Alasan Al dinamai dengan Al-furqan sebagaimana tertera dalam

firman Allah, surat Al-furqan:1


c. Alasan Al dinamai dengan Az-Zikr, sebagaimana tertera dalam Al,
surat Al-hijr : 9
d. Alasan diberi nama dengan Al-kitab sebagaimana tertera dalam firman
Allah SWT, surat Ad- Dukhan ; 1-3.4

2.

Wahyu
Al-Quran adalah kitab Allah yang diturunkan kepada hamba-Nya
Muhammad SAW. Beliau mengetahui ayat-ayat Allah di mana sebelumnya

3 Nasrun Jami Daulay, Ulum Al-Quran (Bandung :CitaPustaka, 2010 )


4 Prof. Dr. Muhammad Ali Ash-Shaabuniy, Studi Ilmu Alquran, (Bandung : CV Pustaka
Setia : 1999), hlm. 14-25

ia sendiri tidak mengetahuinya sama sekali. Allah berfirman: surat Al kahfi


ayat 1-2
Yang artinya:
Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan kepada hamba-Nya AlKitab (Al Quran) dan Dia tidak mengadakan kebengkokan di dalamnya,
sebagai bimbingan yang lurus, untuk memperingatkan akan siksaan yang
sangat pedih dari sisi Allah dan memberi berita gembira kepada orangorang yang beriman, yang mengerjakan amal saleh, bahwa mereka akan
mendapat pembalasan yang baik.
Selanjutnya Allah berfirman:
Dan tidak ada bagi seseorang manusiapun bahwa Allah berkata-kata
dengan dia kecuali dengan perantaraan wahyu atau dibelakang tabir atau
dengan mengutus seorang utusan lalu diwahyukan kepadanya dengan
seizin-Nya apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi
Maha Bijaksana. (As-Syura:51)
Kata wahyu dalam ayat ini adalah wahyu Allah dan kata ruh
merupakan ruh Al-amin, Jibril as. Wahyu yang diturunkan ke dalam
sanubari Rasulullah saw.diterimanya dengan cara berbeda, terkadang
datang seperti bunyi dengan lonceng, menyerupai malaikat, suara seperti
gemuruh lebah, atau dengan cara ilham dan mimpi yang benar. Sementara
itu, wahyu yang diterimanya pada malam isra adalah pembicaraan yang
tanpa perantara. Inilah sunnatullah yang terdapat di seputar proses
turunnya wahyu.5

3. Ilham

5 Dr. H. Ahmad Zuhri, Lc, MA, Studi AlQuran dan tafsir, (Jakarta Selatan : Hijri
Pustaka Utama, 2006) hlm.153

Kata ilham berasal dari kata yang berarti menelan. Ketika berubah ke
wazan ifal, yakni alhma yulhimu ilhaman, maka kata ilham bermakna
menelan dalam arti menghujamkan ke dalam jiwa, Allah berfirman;

Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan


ketakwaannya.(QS. Asy-Syams : 8)
B. METODE PENAFSIRAN ALQURAN
1. Pengertian tafsir

Tafsir menurut lughat (bahasa)

ialah menerangkan dan

menyatakan, sedangkan menurut istilah adalah sebagai mensyarahkan


alquran,

menerangkan

maknanya

dan

menjelaskan

apa

yang

dikehendakinya dengan nashnya atau dengan isyaratnya. Tafsir pada


asalnya adalah membuka dan melahirkan, dan istilah syara sebagai
penjelasan makna ayat urusannya, kisahnya dan sebab diturunkannya
ayat, dengan lafadz yang menunjukkan kepadanya secara terang.
Kata tafsir diambil dari kata tafsirah, yaitu perkakas yang
dipergunakan tabib untuk mengetahui penyakit orang sakit. Tafsir
diambil dari riwayat dan dirayat, yakni: ilmu lughat, nahwu tashrif, ilmu
balagah, ushul fiqih dan dari ilmu asbabul nuzul, serta nasikh dan
mansukh. Tujuan (ghayah) mempelajari tafsir ialah memahamkan
makna-makna alquran, hukum, hikmah, akhlaq dan petunjuknya yang
lain untuk memperoleh kebahagian dunia dan akhirat. Maka dengan
demikian nyatalah bahwa faedah yang kita peroleh dari mempelajari
tafsir tersebut adlah terpelihara dari salah memahami alquran), sedang
maksud yang diharap dari mempelajarinya ialah mengetahui petunjuk
alquran, hukumnya dengan cara yang tepat. Kata al-Baghawi: Tafsir itu
adalah memperkatakan sebab-sebab turun ayat, keadaa-keadaanya, dan
kisah-kisahnya.6
6 Teungku Muhamad Hasbi Ash Shiddieqy. Ilmu Alquran dan Tafsir. (Semarang: PT Pustaka
Rizki Putra,1997), hlm. 171-174

2. Pengertian ilmu tafsir

Ilmu tafsir adalah suatu ilmu yang dibahaskan didalamnya


cara menuturkan lafadz-lafadz alquran, baik mengenai kata tunggal
maupun mengenai kata-kata tarkib dan makan-maknanya dan
dipertanggungkan

oleh

keadaan

susunan

dan

beberapa

kesempurnaan bagi yang demikian seperti mengetahui naskh, sebab


nuzul, kisah yang menyatakan apa yang tidak terang(mubham)
didalam alquran dan lain-lainya yang mempunyai hubungan raapat
dengannya.
Pokok pembicaraan ilmu tafsir adalah alquran dari segi
penjelasan dan maknanya. Ilmu tafsir bukanlah sarahan atau
terjemahaan yang terdapat dalam kitab tafsir.sedangkan perbedaan
ilmu tafsir dengan ulumul quran ialah bahwa ilmu tafsir adalah
merupakan cabang dari ulumul quran; ilmu tafsir membahas
alquran dari segi penjelasan dan makna sedangkan uluml quran
membahas alquran itu dari segi seperti qiraat, adab membaca
alquran, pengumpulan ayat-ayat dan surah-surahnya dan lain serta
ditambah dengan ilmu tafsir itu sendiri. Ilmu tafsir merupakan ilmu
untu menafsirkan dan memahami alquran dengan baik dan jelas
benar.7
3. Ilmu Yang Diperlukan Oleh Seseorang Penafsir

Ilmu yang dihajati oleh orang yang ingin memperoleh keahlian


dalam menafsirkan Alquran ialah:
a. Lughat Arabiyah: dengan dialah diketahui syarah kata-kata tuggal.

Kata mujtahid orang yang tidak mengetahui seluruh bahasa arab


tidak boleh menafsirkan alquran.
bahasa arab, yaitu undang-undang

b. Gramatika

atau aturan

baikmengenai kata-kata tunggalnya, maupun mengenai tarkibtarkibnya. Tegasnya mengeetahui ilmu tashrif dan ilmu nahwu.
7 Mashuri sirojuddin Iqbal dan A. pudlali. Pengantar Ilmu Tafsi (Bandung: Angkasa
Bandung. 1989), hlm.100.

c. Ilmu maani, bayan dan badi. Dengan ilmu maani diketahui

khasiat susunan pembicaraan dari segi memberi pengertian.


Dengan ilmu bayan, diketahui khasiat susunan perkataan yang
berlain-lainan. Dengan ilmu badi diketahui jalan-jalan keindahan
pembicaraan.
d. Dapat menentukan yang mubham. Dapat menjalaskan yang mujmal
dan dapat mengetahui sebab nuzul dan naskh. Penjelasan ini
diambil dari hadist.
e. Mengetahui ijmal, kalam
f. Ilmu qiraat. Dengan ilmu qiraat dapat diketahui bagaimana kita
menyebutkan kalimat alquran dan dengan dialah kita dapat
tarjihkan.
g. Ilmu ushuluddin (Ilmu Tauhid). Dengan ilmu tauhid kita dapat
mengetahui ayat-ayat yang menunjukkan kepada sifat-sifat Allah
yang jaiz, yang mustahil atas sebahagiannya.
h. Ilmu ushul fiqih. Dengan ilmu ushul fiqih dapat diketahui nentuk
istidlal (menjadikan dalil) bagi hukum dan cara mengistimbathkan
i.

hukum.
Ilmu asbabul nuzul dan qisah-qisah. Dengan ilmu asbabul nuzul

j.

dapat diketahui maksud ayat yang diturunkan.


Mengetahui hadits-hadist. Dengan hadits ini dapat diketahui bahwa
mana hadist dhoif dan mana hadits yang kuat untuk dijadikan

sebagai dalil hukum.8


4. Pengertian Metode Tafsir
Pengertian metode yang umum itu dapat digunakan pada
berbagai objek, baik berhubungan dengan pemikiran dan penalran
akal, atau menyangkut pekerjaan fisik. Jadi dapat dikatakan metode
adalah salah satu sarana yang amat penting untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.
Adapun metodologi tafsir ialah ilmu tentang metode
menafsiran alquran. Dengan demikian dapat kita membedakan dua
8 Mashuri sirojuddin Iqbal dan A. pudlali. Pengantar Ilmu Tafsi (Bandung: Angkasa
Bandung. 1989), hlm.102-103.

istilah

yaitu, metode

tafsir

sebagai

cara

menafsirkan

alquran sedangkan metodologi tafsir sebagai lmu tentang cara


tersebut.Jadi metode tafsir merupakan kerangka atau kaedah yang
digunakan dalam menafsirkan ayat alqurandan seni atau teknik ialah
cara yang dipakai dalam menerapakn kaedah yang telah tertuang
dalam metode. Dengan demikian satu metode yang sama dapat dapat
diterapkan dalam berbagai teknik penyampaian yang berbeda sessuai
dengan gaya dan latar belakang pengetahuan dan pengalaman masingmasing mufassir. Sedangkan metodologi tafsir adalah pembahasan
ilmiah dan konseptual tentang metode-metode penafsiran alquran.9
Muhammad Husein adz-dzahabi menanggapi perkataan ibnu
khaldun pada muqaddimahnya yang menempatkan shahabat rasul
saw. Sebagai orang yang memahami alquran

karena alquran

diturunkan dalam bahasa mereka. Paling tidak ada dua alasan yang
dikemukakan Muhammad husein adz-dzahabi:
Pertama meskipun sahabat rasul orang arab dan berbahasa
dengan bahasa arab, mereka hanya mengetahui secara umun ayat
alquran yaitu zahirnya dan hukum-hukumnya. Pada hal alquran
mempunyai makna batin dan makna-makna yang memerlukan
pembahasan dan pemikiran bahkan dalam hal-hal tertentu para sahabat
itu mempertanyakan kepada rasul.
Alasan kedua adalah kenyataan pada kitab-kitab yang kita
temukan sekarang banyak perbedaan pendapat mereka dari segi
bahasa. Dalam kedua pandangan tentang kemampuan sahabat rasul
saw. Memahami alquran, kedua ulama sepakat bahwa secara lembaga
shahabat rasul saw, ditinggalkan rasuk saw dalam keadaan mampu
memehami alquran al-karim. Sebab itulah tafsir alquran yang
disampaikan sahabat rasul hukumnya marfu, artinya dihukumkan
9 Nashruddin Baidan, Metode Penafsiran Alquran, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002), hlm. 5556.

sebagai tafsir yang disampaikan rasul saw.10 Ulama membagi tafsir


alquran berdasarkan metode penafsiran menjadi tiga macam, yaitu:
a. Tafsir Al-riwayah/ Tafsir Bi Al-matsur

Tafsir bi al-matsur, kalau dilihat dari makna etimologinya tafsir


tersebut bersumber dari atsar. Matsur adalah isim fail dari atsara,
artinya yang diriwatatkan, secara terminology adalah sesuatu
tafsir yang terdapat dalam alquran atau sunnah atau pendapat
shahabat sebagai penjelasan untuk kehendak allah taala dari
kitabnya.

Tafsir alquran dengan alquran


Adanya tafsir ayat dengan ayat dimungkinkan karena
sebagian ayat alquran merupakan ungkapan yang ringkass
sebagian ayat dan ada ungkapannya panjang dan rinci,
unkapannya yang umum pada sebagian ayat dan unkapan yang
khusus pada ayat yang lain juga, sebbagian ayat di sampaikan
dengan unkapan yang muthlak sedang dibagian yang lain
diunkapakan dengan muqayyad dan seterusnya.

Tafsir alquran dengan as-sunnah


Rasul Saw. Banyak menerangkan sesuatu ungkapan yang ada
didalam al-quran yang belum diketahui shahabatnya apa yang

dimaksud dengan ungkapan itu sendiri.


Tafsir alquran dengan tafsian shahabat rasul saw
Penafsiran seperti ini terjadi setelah rasul saw wafat. Ada
tabiin bertanya kepada shahabat Rasul saw tentang maksud
suatu ayat, atau yang bertanya itu shahabat kapada shahabat
yang lain, maka bila tidak ada tafsir yang pernah disampaian
easul saw, tentang ayat itu maka shahabat mengemukakan
pedapatnya.

b. Tafsir Bi Ad-Dirawayah/ Tafsir Bi Al-rayi


10 http://bahrululummunir.blogspot.com/2011/03/normal-0-false-false-false-in-x-nonear.html (Diakses 20 Oktober 2015 pukul 15:36 WIB)

Menurut etimologi etimologi tafsir bi-alrayi addalah tafsir


yang ditetapkan dengan ijtihad. Memperhatikan fakta pada
perkembangan

tafsir

bi-alrayi,

abdul

azhim

az-zarqani

memeebagi tafsir bi al-rayi kepada tafsir al-mahmud dan rafsir almuzdmum. Tafsir al-mahmud adalah tafsir shahabat, tabiin tafsir
yang dikemukakan orang yang menafsirkan alquran yang
berpegang kepada tafsir alquran dengan alquran, tafsir alqurqan
yang disampaikan rasul saw.
c. Tafsir Bi Al- Isyari

Tafsir bi al-isyari adalah yaitu takwil alquran tanpa


dzohirnya untuk mendapatkan isyarat yang tersembunyi yang dapat
diketahui orang yang ahli suluk dan tashuf dan dimungkinkan
dikompromikan antaranya dengan makna zhahir yang dimaksud.
Zhahir alquran adalah yang diturunkan dengan bahasa arab, yaitu
pemahaman yang bersifat bahasa arab semata. Sedangkan bathinya
adalah kehendak allah taala dan tujuan nya yang dimaksudkan
dibalik lafal dan susunannya. Makna bathin tidak diperoleh
semata-mata berpegang kepada kaidah-kaidah bahasa arab.,
tetapi tidak dapat tidak memerlukan adanya nur yang dimasukkan
allah kedalam hati manusia yang dengan nur itu nnafizhu albashirah ( wawsan yang cemerlang dan berpikiran yang selamat
dari kesesatan). Ini artinya bahwa tafsiran yang bersifat bathin tidak
keluar dari kehendak lafadz qurani.
C. BEBERAPA MUFASIR DAN KARYANYA11
1. Abu Ja'far Muhammad bin Jarir at-Tabari dengan karyanya Jami' al-

Bayan fi Tafsir Alquran .Kitab beliau terdiri atas 30 jilid. Tafsir atTabari sangat terkenal di kalangan mufasir yang datang sesudahnya
karena kitab tersebut menjadi rujukan pertama, terutama dengan adanya
11 Manna Khalil al-Qattan, Mabahits Fi Ulumil Quran terj. Mudzakir AS, ( Jakarta ,
PT. Litera Antar Nusa : 2009 ) hlm.7

penafsiran naqli (berdasarkan Alquran dan hadis Rasulullah SAW).


Nama lengkapnya adalah Abu Ja'far Muhammad bin Jari At-Tabari,
beliau lebih dikenal dengan nama at-Tabari atau Ibnu Jarir at-Tabari,
beliau seorang sejarahwan dan ahli tafsir terkemuka kelahiran kota
Amul, Tabaristan (di Iran) pada tahun 225 Hijriyah atau 839 sesudah
Masehi. Kota Amul tersebut merupakan tempat berkembangnya
kebudayaan Islam, namun ia lebih banyak menghabiskan waktunya di
kota Baghdad.
2. Muhammad bin Ahmad bin Ibrahim as-Samarqandi dengan karyanya

Kitab tafsir Bahr al-Ulum. Ahli fikih Mazhab Hanafi yang terkenal
dengan panggilan Imam al-Huda. Ada tiga naskah Bahr al-Ulum. Satu
naskah terdiri atas tiga jilid dan terdapat di Dar al-Kutub al-Misriyyah
(Mesir). Dua naskah lainnya masing-masing terdiri atas dua dan tiga
jilid serta terdapat di perpustakaan Universitas Al-Azhar.
3. As-Suyuti dengan karyanya ad-Durr al-Mansur fi at-Tafsir al-Ma'tsur
yang terdiri atas enam jilid. Ia menyebutkan, kitab tafsir ini berisi
penafsiran Rasulullah SAW. Di dalamnya, terdapat sepuluh ribu hadis,
baik yang marfu' maupun yang mauquf (yang disandarkan kepada
sahabat). Uraian dalam tafsir dikaitkannya pula dengan masalah
kebahasaan, seperti i'rab, balagah, dan badi' (keindahan susunan kata
Alquran).
4. Fakhruddin ar-Razi dengan karyanya Mafatih al-Gaib. Kitab ini terdiri

atas delapan jilid. Kedelapan jilid tersebut pada hakikatnya tidak


disusun seluruhnya oleh ar-Razi. Menurut Ibnu Qadi (ahli tafsir), arRazi tidak pernah menyusun tafsirnya itu secara lengkap dari awal
hingga akhir, melainkan dilakukan oleh beberapa mufasir lain.
5. Ibnu Kasir dengan karyanya Tafsir Alquran al-Azim. Kitab ini

merupakan kitab tafsir riwayat yang sangat populer dan dipandang


sebagai kitab tafsir terbaik kedua setelah kitab tafsir at-Tabari. Ibnu
Kasir menafsirkan ayat Alquran berdasarkan hadis Nabi SAW yang
dilengkapi dengan sanad dan sedikit penilaian terhadap rangkaian sanad
hadis.

D. PERKEMBANGAN STUDI AL QURAN


1. PERKEMBANGAN STUDI ALQURAN DI KALANGAN UMAT

ISLAM
a) Fase Sebelum Kodifikasi

Pada fase sebelum kodifikasi, ulumul quran telah dianggap


sebagai benih yang kemunculannya sangat dirasakan sejak masa
Nabi. Hal itu ditandai dengan kegairahan para sahabat untuk
mempelajari al-quran dengan sungguh-sungguh terlebih lagi
diantara mereka sebagaimana diceritakan oleh Abu Abdurrahman
As-Sulami, memiliki kebiasaan untuk tidak berpindah kepad ayat
lain, sebelum memahami dan mengamalkan ayat yang sedang
dipelajarinya.
b) Fase Kodifikasi

Sebagaimana diketahui pada fase sebelum kodifikasi, ulumul


quran dan ilmu-ilmu lainnya sebelum dikodifikasikan dalam bentuk
kitab atau mushaf, satu-satunya yang sudah dikodofikasikan pada
saat itu hanyalah Al-Quran. Hal it uterus berlangsung sampai ketika
Ali Bin Abi Thalib memerintahkan Abu Al-Aswad untuk menulis
nahwu.12 Perintah Ali inilah yang membuka gerbang pengodifikasian
ilmu-ilmu agama dan bahasa arab, pengodifikasisan itu semakin
marak dan meluas ketika Islam berada di bawah pemerintahan Bani
Umayyah

dan

Abbasyah

pada

periode-periode

awal

pemerintahannya.
1) Perkembangan Ulumul Quran Abad II H.

Pada masa penyusunan ilmu-ilmu agama yang dimulai


sejak permulaan abad II H. pada ulama memberikan prioritas atas
penyusunan tafsir sebab sebab tafsir merupakan induk ulumul
quran. Diantara ulama abad II. Adalah : Syubah Bin Hijjaj,

12 Qurais Shihab dkk, Sejarah dan Ulumul Quran ( Jakarta, Pustaka Firdaus : 1994 ) hlm. 4

Sufyan Bin Umayah, Sufyan Ats-Tsauri, Waqi Bin Al-Jarrh,


Muqotil Bin Sulaiman, Ibn Jarir Ath-Thobari
2) Perkembangan Ulumul Quran Abad III H.

Pada abad III selain tafsir dan ilmu tafsir para ulama mulai
menyusun beberapa ilmu Al-Quran (ulumul quran), diantaranya:

Ali Bin Al-Madani karyanya Ilmu Asbab An-Nuzul


Abu Ubaid Al-Qosimi Bin Salam karyanya Ilmu Nasikh Wa

Al-Mansukh, Ilmu Qiraat, Dan Fadhail Al-Quran.


Muhammad Bin Khalaf Al-Marzuban karyanya Kitab Al-

Hawei Fi Ulum Al-Quran


3) Perkembangan Ulumul Quran Abad IV H.
Pada abad IV H. Mulai disusun ilmu gharib al-quran dan
beberapa diantaranya memakai istilah ulumul quran, diantara
kitabnya adalah:
Gharib Al-Quran
Ajaib Ulum Al-Quran
Al-Mukhtazan Fi Ulum Al-Quran
Al-Astigna Fi Ulum Al-Quran.
4) Perkembangan Ulumul Quran Abad V H.

Pada abad ini mulai disusun ilmu-ilmu Irab al-quran dalam


satu kitab. Namun demikian penulisan kitab-kitab ulumul quran
masih terus dilakukan . ulama masa ini diantaranya:
Ali Bin Ibrahim Bin Said Al-Hufi.
Abu Amr-Dani
5) Perkembangan Ulumul Quran Abad VI H.

Pada abad ini disamping ada ulama yang meneruskan


pengembangan ulumul quran, juga terdapat ulama yang mulai
menyusun ilmu mubhamat al-quan diantaranya:

Abu Al-Qosim Bin Abdurrahamn As-Suhali karyanya Kitab

Mubhamat Al-Quran.
Ibn Al-Jauzi karyanya Funun Al-Afnan Fi Ajaib Al-Quran

Dan Kitab Al-Mujtab Fi Ulum Tataallaq Bi Al-Quran


6) Perkembangan Ulumul Quran Abad VII H.

Pada abad VII H ilmu-ilmu Al-quran terus berkembang


dengan mulai tersusunnya ilmu majaz al-quran dan ilmu qiraat.
Diantara ulamanya:

Alamuddin As-Sakhawi karyanya Hidayat Al-Murtab Fi

Mutasyabih.
Ibn Abd As-Salam / Al Izz karyanya Ilmu Majaz Al-Quran.
Abu Syamah karyanya Al-Mursyid Al-Wajiz Fi Ulum AlQuran Tataallaq Bi Al-Quran Al-Aziz

7) Perkembangan Ulumul Quran Abad VIII H.

Pada abad ini muncullah ulama yang menyusun ilmu-ilmu baru


tentang al-quran, namun demikian penulisan kitab-kitab tentang
ulumul quran tetapo berjalan, diantaranya:

Ibn Abi Al-Isba karyanya Ilmu Badui Al-Quran.


Najmuddin Ath-thufi karyanya Ilmu Hujjaj Al-Quran.
Perkembangan Ulumul Quran Abad IX dan X H.

8) Pada abad IX dan permulaan abad X.

Makin banyak karya para ulama tentang ulumul quran pada


masa ini ulumul quran mencapai kesempurnaan. Diantara
ulamanya antara lain:

Jalaludin Al-Bulqini karyanya Mawaqi An-Nujum.


Muhammad Bin Sulaiman Al-Kafiyaji karyanya At-Tafsir Fi

Qowaid At-Tafsir.
Jalaludin Abdurrahman Bin Kamaluddin As-Suyuti karyanya

At-Tahbir Fi Ulum At-Tafsir


9) Pengembangan Ulumul Quran Abad Abad Modern.
Sebagaimana penjelasan diatas, bahwa setelah wafatnya
imam as-suyuti tahun 911 H, maka terhentilah gerakan penulisan
al-quran dan pertumbuhannya sampai abad ke-XIV H. sebab
pada abad ke-XIV H atau pada abad modern ini bangkit kembali
kegiatan penulisan ulumul quran dan perkembangan kitabkitabnya. Hal itu ditengarai dengan banyaknya ulama yang

mengarang ulumul quran dan menuls kitab-kitabnya, baik tafsir


maupun macam-macamnya kitab ulumul quran.
Diantara para ulama yang menulis tafsir/ ulumul quran pada
abad modern ini adalah sebagai berikut.

Ad-Dahlawi karyanya Al-Fauzul Kabir Fi Ushulil Tafsir.


Thahir Al-Jaziri karyanya At-Tibyan Fi Ulumil Quran.
Abu Daqiqah karyanya Ulumul Quran.
M. Ali Salamah karyanya Minhajul Furqon Fi Ulumil Quran

2) ALQURAN DAN KESARJANAAN BARAT ( ORIENTALIS )


Orientalis

berasal

dari

pengertiantimur, kata-kata

kata Orient
tersebut

berarti

yang

mengandung

ilmu-ilmu

yang

berhubungan dengan dunia timur.13 Orang-orang yang mempelajari


budaya timur dari segala aspeknya disebut orientalis atau ahli
ketimuran. Orientalis adalah suatu gaya berfikir yang berdasarkan pada
perbedaan ontologis dan epistimologis yang dibuat antara timur dan
barat. Secara defenisitif orientalis ialah segolongan sarjana barat yang
mendalami bahasa-bahasa, budaya, politik, etnis dunia timur, sejarah,
adat istiadat dan ilmu-ilmunya.14
Perhatian ilmiah orang orang Barat terhadap Al-quran dapat
dikatakan bermula dengan berkunjungnya Peter yang Agung ( Veter the
venerable ) --kepala Biara Clunyke Toledo pada perempatan kedua
abad ke XII .Ia mulai memperhatikan seluruh masalah Islam,
membentuk suatu tim dan menugaskan membuat serangkaian karya
yang secara keseluruhan akan merupakan basis ilmiah bagi para
intektual yang akan berurusan dengan Islam. Sebagian rangkaian dari
karya ini adalah penerjemahan alquran ke dalam Bahasa Latin yang
13 A. Hanafi, Orientalisme ditinjau dari kacamata Agama, (Alquran dan Hadits), Pustaka
Al-Husna, hlm. 9.
14 Zulfran Rahman, Kajian n Sunnah nabi SAW Sebagai Sumber Hukum Islam,
( Kerinci, CV Pedoman Ilmu Jaya: 2004 ) hlm. 135.

digarap oleh seorang Inggris , Robert of Ketton . Sayangnya terjemahan


ini dan karya karya lainnya yang digarap tim tidak membuahkan
perkembangan penting apapun terhadap kajian kajian Islam. Sejumlah
besar buku di tulis dalam dua atau tiga abad berikutnya, Tetapi Islam
tetap merupakan musuh bebuyutan yang ditakuti dan terkadang
dikagumi., serta hal hal yang dituliskan itu hampir semuanya bersifat
apologetik dan polemik, terkadang bahkan hampir hal hal yang tidak
senonoh atau cabul.15

Tabel 1
Perkembangan Al-quran16
Tahun
1143

peristiwa
Al-quran berbahasa latin, Liber legis Saracenorum quem alcoran vocant oleh

1530

Robert of Ketton
Al-quran pertama kali di cetak di kota Bunduqiyah ( Venisia ) Italia yang

1547

kemudian gereja mengeluarkan perintah untuk membasminya


Al-quran diterjemahkan kedalam Bahasa Italia oleh Andrea Arrivabene

1616

dengan nama Alcorano di Macometto


Al-quran di terjemahkan dalam Bahasa Jerman, De Arabische Alqoran oleh

1647

Solomon Schieger ( Seorang Pendeta )


Al-quran berbahasa Prancis, L Alqoran de Mahomet translate darabe en

1649
1694
1698

Francois oleh Andrew Du Ryer


Al-quran berbahas Inggris oleh Alexander Ross
Hinkelman mencetak Al-quran di Hamburg , Jerman
Al-quran dengan terjemahan bahasa latin, Alcorani textus Universus oleh

1772
1787

Ludovico Marraci
Al-quran berbahasa Jerman, Die turkische Bibel oleh DF Mergellin
Percetakan umat Islam yang pertama didirikan oleh Malay Usman ( Sultan
Ottoman Turki ) di St. Petersburgh, Rusia

15 W. Montgomery Watt , Pengantar Studi Al-quran ( Jakarta : Rajawali pers :1991 ) hlm.
273
16 Abah Salma Alif Sampayya , Keseimbangan Matematika dalam Alquran , ( Jakarta:
Republika , 2007 ) hlm. 11

1828
1834

Percetakan Alquran muncul di Qazan, Rusia


Al-quran berbehasa Jerman oleh Gustav Leberecht fluguel, Coranio textus

1838
1842

Arabicus
Al-quran dicetak di Persia ( Iran )
Al-quran dan terjemahan berbahasa Jerman oleh Gustav Lebercht Fluguel ,

1877
1923

Concordinate coranie Arabic


Al-quran di cetak di Istanbul Turki
Al-quran edisi mungil muncul di Kairo di bawah pengawasan Syaikhul Azhar,

1953
1955

( Rektor Al Azhar ) yang di sahkan oleh Raja Fuad


Al-quran berbahasa Inggris oleh Arthur J. Arrebery the Holy Quran
Al-quran berbahasa Inggris Oleh Arthur. J Arrebery The Holly Qoran

1966
1967

Interperted
Jerman der Qoran oleh Rudi Paret
Terjemahan Al-quran berbahasa Indonesia Al-quran dan terjemahnya
yang disusun oleh pemerintah Indonesia dengan anggotanya Hasbie Assidiqie ,
Bustami, A.Gani. Muchtar Yahya, Mukti Ali, dan yang lainnya yang bekerja
selama 8 tahun
3) KRITIK ANALISIS TERHADAP KAJIAN ORIENTALIS
Ternyata tidak semua orientalis, mempunyai pemikiran sama,
dimana mereka mempelajari Islam untuk menyerang Islam itu, tetapi
justru banyak diantara mereka juga yang membela Islam, seperti
William Montogomery Watt, yang diklaim sebagai orientalis objektif
dan paling simpatik terhadap Islam, berpendapat bahwa kebenaran
kenabian Muhammad didasarkan pada fakta sejarah umat Islam sendiri.
Bagi Watt, pesan-pesan (massage) wahyu Nabi Muhammad telah
mengantarkan komunitas umat Islam berkembang sejak masa kerasulan
Muhammad hingga sekarang, umat Islam menaati ajaran, merasakan
kepuasan dan kebahagiaan, serta menjadi saleh dan taat dalam
keislamannya, meskipun hidup dalam lingkungan yang sulit. Ia
menyatakan,

Hal-hal

tersebut

menghasilkan

konklusi

bahwa

pandangan tentang realitas yang terkandung dalan Alquran adalah benar


dan bersumber dari Tuhan. Dengan demikian, Muhammad adalah nabi
yang sesungguhnya.

Hal serupa juga diungkapkan E Renan Setelah melakukan


pengkajian tentang Al-masih as. Dia menetapkan bahwa al-Masih
bukanlah tuhan dan bukan pula anak tuhan . Beliau hanya seorang
manusia biasa yang mempunyai keistimewaan dibanding dengan
manusia lain serta memilki jiwa ( ruh ) yang mulia. Ia juga menjelaskan
bahwabuku berbahasa Arab yang membahas sejarah nabi Muhammad
seperti Sirah Ibnu Hisyam adalah tarikh yang sangat bagus yang
melebihi Injil yang beredar dikalangan umat Kristen sekarang.17

17 Ibid., hlm. 28

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Al-Quran adalah: Kalam yang bersifat mujizat, yang diturunkan atas
Rasul saw., ditulis pada beberapa mushaf,diriwayatkan secara nutawatir, dan
menjadi ibadah membacanya.
Dari sudut isi atau substansinya, fungsi Al-Quran sebagai tersurat dalam namanamanya adalah sebagai Al-Huda (petunjuk), Al-Furqon (pemisah), As-Syifa
(Obat), Al Mauidzoh (nasehat). Ulama membagi tafsir alquran berdasarkan
metode penafsiran menjadi tiga macam, yaitu: Tafsir Al-riwayah/ Tafsir Bi Almatsur, Tafsir Bi Ad-Dirawayah/ Tafsir Bi Al-rayi, Tafsir Bi Al- Isyari,
Perkembangan studi Alquran dikalngan umat Islam terdiri dari beberapa
fase, mulai dari fase sebelum kodifikasi hingga ke fase modern . Perkembangan
Studi Alquran juga dilakukan oleh kesarjanaan Barat ( Orientalis ), yang Boleh
jadi motivasi awal orang orang barat mempelajari Islam, tidaklah untuk
menyerang Islam. Mungkin saja pada awalnya mereka benar-benar mempelajri
Islam sebagai suatu ilmu. Namun akhirnya orientalis tetap saja membawa bau
sentiment barat (baca: Kristen) terhadap Islam.
Tidak semua orientalis, mempunyai pemikiran sama, dimana mereka
mempelajari Islam untuk menyerang Islam itu, tetapi justru banyak diantara
mereka juga yang membela Islam, seperti William Montogomery Watt, E
Renan,dan lain sebagainya. Bahkan Kejujuran para orientalis dalam mengkaji
Islam ternyata membawa dampak yang baik , Tidak sedikit dari mereka yang
masuk Islam seperti Lord Hedley, Aten kaeeeDinech, penyair Jerman gothe, dan
Dr. Gerinech sebagai seoarang anggota parlemen Prancis.

DAFTAR PUSTAKA
Ali Ash-Shaabuniy , Muhammad, Studi Ilmu Al-quran. Bandung : CV Pustaka
Setia :1999
Asmuni, M. Yusran. Dirasah Islamiyah I Pengantar Studi Alquran Hadits Fiqh
dan Pranata Sosial. Jakarta : PT. Raja Grafindo. 1997
Alif

Sampayya,

Abah

Salma, Keseimbangan

Matematika

dalam

Al-

quran .Jakarta : Republika , 2007.


Buchari, H. A. Mannan, Menyingkap Tabir Orientalisme. Jakarta : Amzah , 2002.
Baidan, Nashruddin, Metode Penafsiran Alquran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
2002
Haque , Ziaul. Wahyu dan Revolusi,LKiS Yogyakarta, 2000
Hasbi Ash Shiddieqy , Teungku Muhamad. Ilmu Alquran dan Tafsir. Semarang:
PT Pustaka Rizki Putra. 1997.
Hanafi A., Orientalisme ditinjau dari kacamata Agama, (Alquran dan Hadits),
Pustaka Al-Husna,2004.
Jami,Nasrun Daulay, Ulum Al-Quran . Bandung : CitaPustaka. 2010 .
Sirojuddin Iqbal , Mashuri dan A. pudlali. Pengantar Ilmu Tafsir. Bandung:
Angkasa Bandung. 1989.
Shihab , Qurais dkk, Sejarah dan Ulumul Quran .Jakarta, Pustaka Firdaus : 1994
CV Pedoman Ilmu Jaya: 2004 .
Zuhri, Ahmad . Studi AlQuran dan tafsir. Jakarta Selatan : Hijri Pustaka Utama, ,
2000
http://annas-ribab.blogspot.com/2009/11/al-quran-wahyu-ilham.html, diakses hari
Rabu, 19 Oktober 2015 pukul 22.32 WIB.
http://wahyuditembilahan.blogspot.com/2012/03/makalah-fungsi-al-quran-danhadist.html diakses 22 Oktober 2015 pukul 22:00 WIB.

http://bahrululummunir.blogspot.com/2011/03/normal-0-false-false-false-in-xnone-ar.html diakses 20 Oktober 2015 pukul 15

Anda mungkin juga menyukai