Ajaran Islam
Kelompok 3
2EB09
Anggota Kelompok :
Alda Syahsiah Shafa (20221131)
Devina Yulia Paramita (20221539)
Nila Savitri (21221488)
Shifa Alviana Putri (21221922)
b) Menurut Istilah Al-Quran bisa diartikan sebagai kitab suci bagi umat islam yang berisi firman-firman Allah
SWT dan diturunkan kepada Rasullullah SAW sebagai mukjizatnya. Alquran disampaikan dengan jalan
mutawatir dari sang pencipta melalui malaikat Jibril kepada nabi Muhammad SAW dan bernilai ibadah jika
seseorang membacanya. Di dalam Alquran terdapat isi yang memuat berbagai jenis aturan mengenai
تسويق
kehidupan manusia.
Al-Quran
Isi dan Kandungan Al-Quran
1. Akidah 2. Ibadah
Isi kandungan Al Quran pertama yakni tentang Isi Kandungan Al Quran berikutnya yakni masalah ibadah.
akidah. Akidah juga disebut dengan istilah Ibadah berasal dari kata 'abada-ya'budu-'abadan artinya
keimanan. Orang yang berakidah berarti orang mengabdi atau menyembah. Yang dimaksud ibadah adalah
yang beriman (Mukmin). Akidah Islam adalah menyembah atau mengabdi sepenuhnya kepada Allah SWT
keyakinan berdasarkan ajaran Islam yang dengan tunduk, taat dan patuh kepada-Nya.
bersumber dari Al Quran dan hadits. Dalam Al Quran dijelaskan bahwa tujuan penciptaan jin dan
Al Quran banyak menjelaskan tentang pokok- manusia tidak lain adalah untuk beribadah kepada Allah Swt.
pokok ajaran akidah yang terkandung di ِت ْل ِج َّن َوا ِاْل ْن َ ا
Firman Allah SWT:س اَّل لِ يَ ْعبُ ُدوْ ِن َو َما خَ لَ ْق ُ ا
dalamnya, di antaranya adalah Surat Al Ikhlas "Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan
1-4 supaya mereka menyembah-Ku.” (QS. Adz Dzariyaat [51] : 56).
Al-Quran
Isi dan Kandungan Al-Quran
3. Akhlak 4. Hukum
Isi kandungan Al Quran berikutnya memuat Isi kandungan Al Quran lainnya yakni tentang Hukum.
tentang akhlak. Ditinjau dari segi etimologi, Tujuannya adalah untuk memberikan pedoman kepada
Akhlak merupakan bentuk jamak dari kata khuluq umat manusia agar kehidupannya menjadi adil, aman,
(yang berarti perangai, tingkah laku, tabiat, atau tenteram, teratur, sejahtera, bahagia, dan selamat di
budi pekerti). dunia maupun di akhirat kelak.
Akhlak merupakan satu fundamen penting dalam Sebagai sumber hukum ajaran Islam, Al Quran banyak
ajaran Islam, sehingga Rasulullah SAW memberikan ketentuan-ketentuan hukum yang harus
menegaskan dalam sebuah hadis bahwa tujuan dijadikan pedoman dalam menetapkan hukum baik
diutusnya Nabi SAW adalah untuk memperbaiki secara global (mujmal) maupun terperinci (tafsil).
dan menyempurnakan akhlak mulia.
Al-Quran
Isi dan Kandungan Al-Quran
2. Pemberi Syafa’at
Keistimewaan Al-Qur’an berikutnya adalah kitab suci yang akan menjadi penolong diakhirat kelak. Al-qur’an akan
memintakan syafa’at kepada Allah SWT bagi orang yang selalu membacanya. Tidak ada satupun kitab yang mendatangkan
syafa’at di hari akhir kepada pembacanya, kecuali Al-Qur’an.
Kelebihan dan keistimewaan
Al-Quran dibanding kitab suci
lainnya
3. Al-Qur’an membawa kebenaran
Keistimewaan Al-Qur’an lainnya yakni memuat ringkasan dari ajaran-ajaran ketuhanan yang pernah dimuat kitab-kitab suci
sebelumnya seperti Taurat, Zabur, Injil dan lain-lain. Juga ajaran-ajaran dari tuhan yang berupa wasiat. Al-Qur’an juga
mengokohkan perihal kebenaran yang pernah terkandung dalam kitab-kitab suci terdahulu yang berhubungan dengan
peribadatan kepada Allah Yang Maha Esa, beriman kepada rasul, membenarkan adanya balasan pada hari akhir, keharusan
menegakkan hak dan keadilan, berakhlak luhur serta berbudi mulia.
5. Al-Qur’an bisa memberi ketentraman jiwa, kebahagiaan, dan pengobat hati atau menenangkan hati.
6. Apa yang terdapat di dalam Al-Qur’an tak dapat ditandingi oleh ide manusia yang hendak menyimpangkannya.
Kelebihan dan keistimewaan
Al-Quran dibanding kitab suci
lainnya
7. Al-Qur’an adalah petunjuk dan rahmat bagi orang yang beriman lagi bertaqwa.
9. Memuliakan akal dan menjadikan sendi atau dasar untuk memahami hukum, mengendalikan
urusan, dan mengembangkan ilmu.
10. Memberikan keleluasaan dan hak untuk memilih, menuntut balas dengan adil terhadap orang
yang berbuat tercela, dan memaafkannya dengan atau tanpa kompromi.
Al-Hadits dan
Sunnah Rasul
Definisi Al-Hadits
Karena itu, sunnah dimaknai dengan: Segala ketetapan Nabi Muhammad SAW yang didasarkan pada prilaku
dan kepribadian beliau yang perlu dicontoh oleh umat Islam dalam kehidupan sehari-hari
Al-Hadits dan
Sunnah Rasul
Perbedaan Hadits dan Sunnah
Hadits biasanya disandarkan kepada Nabi setelah beliau diangkat menjadi Rasul. Sedangkan Sunnah
mencakup seluruh perjalanan hidup beliau, sebelum dan setelah menjadi Rasul.
Hadits juga digunakan untuk menyatakan berita yang bersuamber dari sahabat dan tabi'in. Sedangkan
Sunnah khusus berlaku untuk Nabi.
Hadits biasanya digunakan untuk segala yang bersumber dari Nabi yang sudah diberitakan. Sedangkan
Sunnah bersifat umum, baik sebelum diberitakan maupun sesudah.
Ijma’ dan Ijtihad
Ijma’ ( )إجماعberasal dari Bahasa arab merupakan pemahaman yang artinya kesepakatan antara para
ulama dalam menetapkan suatu hukum dalam agama berdasrakan Al-Qur’an dan Hadis dalam suatu
perkara yang terjadi. Secara etimelogi ijma menganduang arti kesepakatan atau konsensus. Ijma juga
dapat diartikan sebagai al Azmu ‘alassyai’ atau ketetapan hati untuk melakukan sesuatu.
Ijtihad Menurut bahasa, ijtihad berarti "pengerahan segala kemampuan untuk mengerjakan sesuatu
yang sulit." Atas dasar ini maka tidak tepat apabila kata "ijtihad" dipergunakan untuk melakukan
sesuatu yang mudah/ringan. Pengertian ijtihad menurut istilah hukum Islam ialah mencurahkan tenaga
(memeras pikiran) untuk menemukan hukum agama (syara’) melalui salah satu dalil syara’, dan tanpa
cara-cara tertentu.
Ijma’ dan Ijtihad
Fungsi dan Kedudukan
Ijma’ :
ijma dapat menetapkan hukum yang mengikat dan wajib dipatuhi umat Islam bila tidak
ada ketetapan hukumnya dalam Al Quran dan Sunnah. Untuk menguatkan pendapat ini,
Jumhur Ulama mengemukakan beberapa ayat dan hadits Nabi diantaranya QS. An Nisa (4)
ayat 115 : “ Dan barang siapa yang menetang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya dan
mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, maka biarkan ia leluasa terhadap
kesesatan yang telah dikuasainya itu dan kami masukkan ia ke neraka jahannam ”. Zamak
Ijtihad :
Untuk memahami ketentuan-ketentuan hukum syara’, itu ijtihad merupakan kebutuhan
utama. Kita mengetahui akal manusia berbeda denganmakhluk lain dan perbedaan yang
paling menonjol antara manusia dengan makhluk lain adalah akal. Faqih dan fuqaha
melakukan ijtihad apabila dalam suatu peristiwa yang terjadi tidak ada dasar hukum
atau petunjuk Al-Qur’an.
Daftar Pustaka
https://www.gemarisalah.com/definisi-dan-pengertian-alquran/
https://www.inews.id/lifestyle/muslim/isi-kandungan-al-quran/all
https://
repository.ung.ac.id/get/simlit_res/1/316/kedudukan-ijma-sebagai-dalil-hukum-terhad
ap-fatwa-ekonomi-islam-kontempoter-di-indonesia.pdf
https://id.wikipedia.org/wiki/Ijmak
https://ejournal.iai-tribakti.ac.id/index.php/tribakti/article/download/173/140/
https://
www.liputan6.com/lifestyle/read/4542548/keistimewaan-keistimewaan-alquran-yang-
تسويق
wajib-diketahui
https://penerbitalquran.com/10-keistimewaan-al-quran-dibanding-kitab-lainnya.html
https://www.inews.id/lifestyle/muslim/4-keistimewaan-al-quran
تسويق
https://slideplayer.info/amp/12923672/
Thank
You